tag:blogger.com,1999:blog-55696583621655348652023-11-15T06:52:19.242-08:00MEMBANTAH SECONDPRINCEUnknownnoreply@blogger.comBlogger43125tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-50952907883166052212017-03-16T18:50:00.000-07:002017-03-16T18:50:30.671-07:00WASIYAT NABI KEPADA ALI R.A....ADAKAH ITU ?1. Al-Bukhaariy telah meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya :<br />
<br />
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا أَزْهَرُ أَخْبَرَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ ذُكِرَ عِنْدَ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصَى إِلَى عَلِيٍّ فَقَالَتْ مَنْ قَالَهُ لَقَدْ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنِّي لَمُسْنِدَتُهُ إِلَى صَدْرِي فَدَعَا بِالطَّسْتِ فَانْخَنَثَ فَمَاتَ فَمَا شَعَرْتُ فَكَيْفَ أَوْصَى إِلَى عَلِيٍّ<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad : Telah mengkhabarkan kepada kami Azhar : Telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu ‘Aun, dari Ibraahiim, dari Al-Aswad, ia berkata :Disebutkan di sisi ‘Aaisyah : ‘Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan sesuatu (secara khusus) kepada ‘Aliy’.<br />
<br />
Maka 'Aaisyah berkata : “Sungguh aku melihat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan menyandarkannya di dadaku. Maka beliau meminta sebuah bejana. Badan beliau pun melemas, beliau melemas dan aku tidak sadar bahwa beliau sudah wafat, lalu kapan beliau memberinya wasiat kepada ‘Aliy ?” [Shahih Al-Bukhaariy, no. 4459].<br />
<br />
2. Imam Bukhari meriwayatkan :<br />
<br />
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا بِشْرُ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ أَبِي حَمْزَةَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ الْأَنْصَارِيُّ وَكَانَ كَعْبُ بْنُ مَالِكٍ أَحَدَ الثَّلَاثَةِ الَّذِينَ تِيبَ عَلَيْهِمْ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَرَجَ مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَجَعِهِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ فَقَالَ النَّاسُ يَا أَبَا حَسَنٍ كَيْفَ أَصْبَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَصْبَحَ بِحَمْدِ اللَّهِ بَارِئًا فَأَخَذَ بِيَدِهِ عَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ لَهُ أَنْتَ وَاللَّهِ بَعْدَ ثَلَاثٍ عَبْدُ الْعَصَا وَإِنِّي وَاللَّهِ لَأَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوْفَ يُتَوَفَّى مِنْ وَجَعِهِ هَذَا إِنِّي لَأَعْرِفُ وُجُوهَ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ عِنْدَ الْمَوْتِ اذْهَبْ بِنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلْنَسْأَلْهُ فِيمَنْ هَذَا الْأَمْرُ إِنْ كَانَ فِينَا عَلِمْنَا ذَلِكَ وَإِنْ كَانَ فِي غَيْرِنَا عَلِمْنَاهُ فَأَوْصَى بِنَا فَقَالَ عَلِيٌّ إِنَّا وَاللَّهِ لَئِنْ سَأَلْنَاهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنَعَنَاهَا لَا يُعْطِينَاهَا النَّاسُ بَعْدَهُ وَإِنِّي وَاللَّهِ لَا أَسْأَلُهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ<br />
<br />
Telah menceritakan kepadaku Ishaaq : telah mengkhabarkan kepada kami Bisyr bin Syu’aib bin Abi Hamzah, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Al-Azhariy, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku ‘Abdullah bin Ka’b bin Maalik Al-Anshaariy – dan Ka’b bin Maalik adalah salah satu dari tiga orang yang diberikan ampunan (oleh Allah karena tidak ikut serta dalam perang Tabuk) : Bahwasannya Abdullah bin ‘Abbaas telah menceritakan kepadanya :<br />
<br />
‘Aliy bin Abi Thaalib keluar dari menemui Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam saat beliau sakit yang menyebabkan kematian beliau, orang-orang bertanya : "Wahai Abu Hasan, bagaimana keadaan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam?" Ia menjawab; "Alhamdulillah, beliau sudah sembuh". Ibnu Abbas berkata : “’Abbaas bin Abdul Muththalib memegang tangannya dan berkata : ‘Demi Allah, tidakkah kamu lihat bahwa beliau akan wafat tiga hari lagi, dan engkau akan diperintahkan dengannya ?. Sesungguhnya aku mengetahui wajah bani ‘Abdul-Muththallib ketika menghadapi kematiannya. Mari kita menemui Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, lalu kita tanyakan kepada siapa perkara (kepemimpinan) ini akan diserahkan? Jika kepada (orang) kita, maka kita mengetahuinya dan jika pada selain kita maka kita akan berbicara dengannya, sehingga ia bisa mewasiatkannya pada kita." Lalu ‘Aliy radliyallaahu 'anhu berkata; "Demi Allah, bila kita memintanya kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam lalu beliau menolak, maka selamanya orang-orang tidak akan memberikannya kepada kita. Karena itu, demi Allah, aku tidak akan pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4447].<br />
<br />
Al-Baihaqiy berkata tentang hadits tersebut :<br />
<br />
وفي هذا وفيما قبله دلالة على أن النبي صلى الله عليه وسلم لم يستخلف أحدا بالنص عليه<br />
<br />
“Dalam hadits ini dan yang sebelumnya terdapat petunjuk bahwasannya Nabi shallallaau ‘alaihi wa sallam tidak menunjuk/mengangkat seorang pun (sebagai pengganti beliau dalam masalah kepemimpinan) dengan nash terhadapnya”.<br />
<br />
3. Imam Bukhari dan selainnya meriwayatkan :<br />
<br />
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ حَضَرْتُ أَبِي حِينَ أُصِيبَ فَأَثْنَوْا عَلَيْهِ وَقَالُوا جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَالَ رَاغِبٌ وَرَاهِبٌ قَالُوا اسْتَخْلِفْ فَقَالَ أَتَحَمَّلُ أَمْرَكُمْ حَيًّا وَمَيِّتًا لَوَدِدْتُ أَنَّ حَظِّي مِنْهَا الْكَفَافُ لَا عَلَيَّ وَلَا لِي فَإِنْ أَسْتَخْلِفْ فَقَدْ اسْتَخْلَفَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي يَعْنِي أَبَا بَكْرٍ وَإِنْ أَتْرُكْكُمْ فَقَدْ تَرَكَكُمْ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ حِينَ ذَكَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ مُسْتَخْلِفٍ<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin Al-‘Alaa’ : Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Hisyaam bin ‘Urwah, dari ayahya, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : "Aku ikut hadir ketika ayahku kena musibah (ditikam oleh seseorang). Para sahabat beliau yang hadir ketika itu turut menghiburnya. Mereka berkata : ‘Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan’. Umar menjawab : ‘Aku penuh harap dan juga merasa cemas’. Mereka berkata : ‘Tunjukkanlah pengganti anda (sebagai Khalifah)!" Umar menjawab : ‘Apakah aku juga harus memikul urusan pemerintahanmu waktu hidup dan matiku? Aku ingin tugasku sudah selesai, tidak kurang dan tidak lebih. Jika aku menunjuk penggantiku, maka itu pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik daripadaku, yaitu Abu Bakr Ash-Shiddiq. Dan jika pengangkatan itu aku serahkan kepada kalian, maka itu pun pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik dari aku, yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Abdullah berkata, "Dari perkataannya itu, tahulah aku bahwa dia tidak akan menunjuk penggantinya untuk menjadi Khalifah" [Diriwayatkan Muslim no. 1823. Diriwayatkan pula oleh Al-Bukhaariy no. 7218, Ahmad 1/43, ‘Abd bin Humaid no. 32, Abu Ya’laa no. 206, Ibnu Hibbaan no. 4478, dan yang lainnya].<br />
<br />
4. Perhatikan pula riwayat berikut :<br />
<br />
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَشْرَجُ بْنُ نُبَاتَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُمْهَانَ قَالَ حَدَّثَنِي سَفِينَةُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْخِلَافَةُ فِي أُمَّتِي ثَلَاثُونَ سَنَةً ثُمَّ مُلْكٌ بَعْدَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ لِي سَفِينَةُ أَمْسِكْ خِلَافَةَ أَبِي بَكْرٍ ثُمَّ قَالَ وَخِلَافَةَ عُمَرَ وَخِلَافَةَ عُثْمَانَ ثُمَّ قَالَ لِي أَمْسِكْ خِلَافَةَ عَلِيٍّ قَالَ فَوَجَدْنَاهَا ثَلَاثِينَ سَنَةً<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Manii’ : Telah menceritakan kepada kami Suraij bin An-Nu’maan, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Hasyraj bin Nubaatah, dari Sa’iid bin Jumhaan, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Safiinah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Kekhilafahan pada umatku selama tigapuluh tahun kemudian setelah itu kerajaan." Setelah itu Safinah berkata kepadaku : “Berpeganglah pada khilafah Abu Bakr, ‘Umar, 'Utsman”; kemudian Safinah berkata padaku : “Peganglah khilafah 'Aliy”. Berkata Sa'iid : “Ternyata kami menemukan (lamanya waktu khilafah) selama tigapuluh tahun…..” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 2226].<br />
<br />
Sisi pendalilannya adalah : Bahwasannya Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wa sallam telah mengetahui bahwa masa kekhilafahan umatnya selama 30 tahun.<br />
<br />
Safiinah dan Sa’iid bin Jumhaan menjadi saksi bahwa masa tersebut adalah masa kekhilafahan Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsmaan, dan ‘Aliy radliyallaahu ‘anhum.<br />
<br />
Seandainya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah berwasiat tentang kekhilafahan kepada ‘Aliy bin Abi Thaalib (dan anak turunnya), niscaya beliau tidak akan menyebutkan masa 30 tahun.<br />
<br />
Sebab, kenyataan yang ada masa kekhilafahan ‘Aliy bin Abi Thaalib dan Al-Hasan bin ‘Aliy radliyallaahu ‘anhumaa – dua orang shahabat yang dianggap imam oleh kaum Syi’ah – tidaklah selama itu.<br />
<br />
Justru itu mencocoki masa kekhilafahan Abu Bakr hingga ‘Aliy radliyallaahu ‘anhumaa.<br />
<br />
Oleh karena itu, anggapan orang-orang Syi’ah yang mengartikan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam saat haji wada’ :<br />
<br />
مَنْ كُنْتُ مَوْلَاهُ فَعَلِيٌّ مَوْلَاهُ<br />
<br />
“Barangsiapa yang menjadikan aku sebagai maulanya, maka ‘Aliy adalah maulanya juga"<br />
<br />
Bahwa hal itu sebagai isyarat atau penunjukan kepemimpinan sepeninggal beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah keliru.<br />
<br />
Silakan saja mereka (Syi’ah) berandai-andai akan hal itu, karena kenyataan yang ada bertentangan dengan keyakinan mereka.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-85704417625983273512017-03-13T20:37:00.000-07:002017-03-13T20:37:58.873-07:00Ketawadhuan Sekaligus Pengakuan Ali ra Ketika Memuji Abu Bakar Dan UmarPengakuan Diiringi Tawadlu’ Imam Ali Dalam Mengutamakan Abu Bakar dan Umar : Bantahan Terhadap Seconprince.<br />
<br />
<br />
Keutamaan Abu Bakr dan ‘Umar adalah satu hal yang tidak perlu disangsikan lagi. Tidak ada yang mengingkarinya kecuali ia adalah seorang yang buta riwayat dan sejarah. Banyak riwayat, baik berasal dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam atau para shahabat lain yang memuat pujian bagi mereka berdua. Begitu juga sejarah telah menggoreskan tinta emasnya bagaimana Islam menjadi jaya dan tersebar melalui perantaraan keduanya.<br />
<br />
Artikel kali ini akan sedikit membahas tentang keutamaan Abu Bakr dan ‘Umar, khususnya yang diucapkan oleh saudaranya seiman yang mulia : ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhum.<br />
<br />
1. Al-Imam Ibnu Abi ‘Aashim dalam As-Sunnah (no. 993) berkata :<br />
<br />
حدثنا أبو علي الحسن بن البزار حدثنا الهيثم بن خارجة ثنا شهاب بن خراش عن حجاج بن دينار عن أبي معشر عن إبراهيم عن علقمة قال سمعت عليا على المنبر فضرب بيده على منبر الكوفة يقول بلغني أن قوما يفضلوني على أبي بكر وعمر ولو كنت تقدمت في ذلك لعاقبت فيه ولكني أكره العقوبة قبل التقدمة من قال شيئا من هذا فهو مفتر عليه ما على المفتري أن خير الناس رسول الله صلى الله عليه وسلم وبعد رسول الله صلى الله عليه وسلم أبو بكر ثم عمر<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Aliy Al-Hasan bin Al-Bazzaar : Telah menceritakan kepada kami Al-Haitsam bin Khaarijah : Telah menceritakan kepada kami Syihaab bin Khiraasy, dari Hajjaaj bin Diinaar, dari Abu Mi’syar, dari Ibraahiim, dari ‘Alqamah, ia berkata : Aku mendengar ‘Aliy di atas mimbar, lalu ia memukul mimbar Kuufah dengan tangannya seraya berkata : Telah sampai kepadaku ada satu kaum yang mengutamakan diriku di atas Abu Bakr dan ‘Umar. Seandainya saja aku dapati hal itu sebelumnya, niscaya aku berikan/tetapkan hukuman padanya. Akan tetapi aku tidak suka ada satu hukuman sebelum permasalahan ada. Barangsiapa yang mengatakan sesuatu dari hal tersebut, maka ia telah dusta. Baginya diberikan hukuman sebagai seorang pendusta. Bahwasannya sebaik-baik manusia adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dan (sebaik-baik manusia) setelah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah Abu Bakr, kemudian ‘Umar…..”.<br />
Sanad riwayat ini adalah hasan.<br />
<br />
‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu mengakui keutamaan Abu Bakr dan ‘Umar atas dirinya, yang ia sampaikan di atas mimbar. Ia menampakkan kemarahannya (dengan menggebrak mimbar) saat mendengar ada kaum yang mengutamakan dirinya di atas Abu Bakr dan ‘Umar radliyallaahu ‘anhum. Bahkan mengecap dan akan menghukumnya dengan hukuman seorang pendusta.<br />
<br />
Jika orang-orang Syi’ah mengklaim ‘Aliy bin Abi Thaalib lebih utama daripada Abu Bakr dan ‘Umar, maka berdasarkan perkataan ‘Aliy radliyallaahu ‘anhum di atas, sangat boleh kita menyebut mereka sebagai pendusta.<br />
<br />
2. Dalam kitab Fadlaailush-Shahaabah (no. 399) disebutkan :<br />
<br />
حدثنا عبد الله قال حدثني عبيد الله بن عمر القواريري ومحمد بن سليمان لوين قالا نا حماد بن زيد وهذا لفظ القواريري قثنا عاصم عن زر عن أبي جحيفة قال خطبنا علي يوما فقال ألا أخبركم بخير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر ثم قال ألا أخبركم بخير هذه الأمة بعد نبيها وبعد أبي بكر عمر<br />
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ‘Ubaidullah bin ‘Umar Al-Qawaariiriy dan Muhammad bin Sulaimaan Luwain, mereka berdua berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Hammaad bin Zaid – dan ini adalah lafadh Al-Qawaariiriy - , ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Aashim, dari Zirr, dari Abu Juhaifah, ia berkata : Pada suatu hari ‘Aliy berkhutbah kepada kami, lalu ia berkata : “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya shallallaahu ‘alaihi wa sallam ? (yaitu) Abu Bakr”. Kemudian ia berkata lagi : “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan setelah Abu Bakr ? (yaitu) ‘Umar”.<br />
Sanad riwayat ini hasan.<br />
<br />
Perkataan ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu ini diucapkan di atas mimbar (sebagaimana riwayat pertama) agar kaum muslimin mendengarkannya sekaligus tunduk terhadap penjelasannya.<br />
<br />
Perkataan ‘Aliy ini tidak bisa dipahami sebagai uslub taqiyyah atau tawadldlu’ – sebagaimana berulang-ulang disebutkan orang-orang Syi’ah.<br />
<br />
Untuk apa ia harus ber-taqiyyah di hadapan pendukungnya di Kuffah, sementara itu ia telah memegang tampuk kekuasaan. Apa yang perlu ia takutkan untuk mengatakan yang sebenarnya seandainya saja ia memang punya kedudukan lebih utama daripada Abu Bakr dan ‘Umar ? ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu telah dikenal sebagai pemberani. Menganggap perkataan yang diucapkannya di atas mimbar itu sebagai satu taqiyyah merupakan bentuk penghinaan atas dirinya. Ahlus-Sunnah mempunyai keyakinan bahwa ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu bukanlah seorang pengecut.<br />
<br />
Jika dikatakan bahwa perkataan tersebut sebagai sikap ke-tawadlu’-an (dan kita tidak ragu akan ke-tawadlu’-annya sebagaimana ke-tawadlu’-an para shahabat besar lainnya), maka ini sangat tidak bisa diterima. Kalimat ألا أخبركم (Maukah aku beritahukan kepada kalian) merupakan jenis kalimat yang menuntut penjelasan yang hakiki. Uslub ini banyak digunakan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak haditsnya, antara lain :<br />
<br />
1. [أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ دُورِ الْأَنْصَارِ] :<br />
“Maukah kalian aku beritahukan tentang rumah orang Anshar yang paling baik?".<br />
<br />
2. [أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ] : “Maukah kalian aku beritahukan mengenai penghuni surga?”.<br />
<br />
3. [أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ] : “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar?".<br />
<br />
4. [أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ الشُّهَدَاءِ] : “Maukah aku beritahukan kepada kalian mengenai saksi yang paling baik?”.<br />
<br />
5. [أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَشَدَّ حَرًّا مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ] : “'Maukah kamu aku tunjukkan orang yang lebih panas daripada orang yang sakit panas ini pada hari kiamat kelak?”.<br />
<br />
Memaksakan diri untuk mengatakan bahwa kalimat tersebut merupakan jenis uslub tawadlu’ merupakan satu kejahilan akan uslub bahasa ‘Arab dalam hadits-hadits nabawiy.<br />
<br />
3. Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 4629) berkata :<br />
<br />
حدثنا محمد بن كثير ثنا سفيان ثنا جامع بن أبي راشد ثنا أبو يعلى عن محمد بن الحنفية قال : قلت لأبي أي الناس خير بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم قال أبو بكر قال قلت ثم من قال ثم عمر قال ثم خشيت أن أقول ثم من فيقول عثمان فقلت ثم أنت يا أبة قال ما أنا إلا رجل من المسلمين<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsiir : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan : Telah menceritakan kepada kami Jaami’ bin Abi Raasyid : Telah menceritakan kepada kami Abu Ya’laa, dari Muhammad bin Al-Hanafiyyah, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada ayahku (‘Aliy bin Abi Thaalib) : "Siapakah manusia yang paling baik setelah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam?. Ia menjawab : "Abu Bakr". Aku kembali bertanya : "Kemudian siapa ?". Ia menjawab : "Umar". Muhammad bin Al-Hanafiyah berkata : "Lalu aku khawatir jika aku kembali bertanya 'kemudian siapa ?’, lalu ia menjawab 'Utsmaan". Aku lalu bertanya : "Apakah setelah itu engkau wahai ayahku ?". Ia menjawab : "Aku hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin”.<br />
Sanad riwayat ini shahih.<br />
<br />
Sebagaimana alasan sebelumnya, orang-orang Syi’ah menganggap jawaban ‘Aliy bin Abi Thaalib saat ditanya anaknya ini pun dianggap sebagai jawaban taqiyyah atau minimal menggambarkan ke-tawadlu’-an.<br />
<br />
Sangat sulit rasanya menerima hujjah mereka. Apa yang ditakutkan ‘Aliy terhadap anaknya sendiri sehingga ia merasa harus melakukan taqiyyah ?<br />
<br />
Jika ia melakukannya hanya sebagai ungkapan tawadlu’ - ; apa maslahatnya ia melakukannya karena waktu itu Muhammad bin Al-Hanafiyyah benar-benar ingin bertanya tentang keutamaan para shahabat-shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Kita tentu berkeyakinan bahwa pertanyaan itu bukanlah pertanyaan ‘iseng’, namun pertanyaan yang dilontarkan karena keingintahuan yang hakiki akan permasalahan tersebut.<br />
<br />
Dapat kita lihat bahwa sebenarnya ia ingin jawaban bahwa ‘Aliy akan menyebut dirinya. Lalu, perhatikan riwayat berikut :<br />
<br />
حدثنا أبو بكر ثنا عبدالله بن ادريس عن أبي مالك الأشجعي قال قلت لابن الحنفية أبو بكر كان أول القوم إسلاما قال لا قلت فيما علا وسبق حتى لا يذكر أحد غير أبي بكر قال كان أفضلهم إسلاما حتى لحق بالله عز وجل<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Idriis, dari Abu Maalik Al-Asyja’iy, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Ibnul-Hanafiyyah : “Apakah Abu Bakr orang yang pertama kali masuk Islam ?”. Ia menjawab : Tidak”. Aku kembali bertanya : “Dalam hal apa ia punya ketinggian dan lebih dahulu (dari yang lainnya) sehingga tidak disebut seorang pun melainkan Abu Bakr ?”. Ia menjawab : “Ia adalah orang yang paling utama (afdlal) ke-Islamannya di antara mereka (para shahabat) hingga ia berjumpa (wafat) Allah ‘azza wa jalla” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Aashim no. 1220; shahih].<br />
<br />
Dapat kita lihat bahwa Muhammad bin Al-Hanafiyyah mengakui dan menegaskan bahwa Abu Bakr adalah orang yang paling utama di antara para shahabat dengan keislamannya.<br />
<br />
Ia tidak menyebutkan ayahnya (‘Aliy bin Abi Thaalib) saat ditanya, padahal tidak ada halangan apapun untuk mengatakannya. Tidak ada maslahat untuk menutupinya jika saja ia beranggapan bahwa shahabat yang paling utama adalah ayahnya. Bahkan ia harus menjelaskan duduk permasalahannya. Apalagi jika hal ini dikaitkan dengan permasalahan keimamahan sebagaimana yang diklaim orang-orang Syi’ah. Menetapkan keutamaan ‘Aliy adalah satu kewajiban. Terlebih, posisinya sebagai anak kandung ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu. Ternyata hal itu tidak ia lakukan, karena ia lebih cinta akan kebenaran dibandingkan rasa fanatisme golongan dan sentimen madzhab.<br />
<br />
Inilah pemahaman Muhammad bin Al-Hanafiyyah rahimahullaahu ta’ala.<br />
Jika kita dihadapkan dua pilihan antara pemahaman orang yang bertanya (Muhammad bin Al-Hanafiyyah) di satu sisi, dan pemahaman orang Syi’ah (yang memerankan diri sebagai juru tafsir kontemporer perkataan ‘Aliy bin Abi Thaalib) di sisi lain; kira-kira kita akan memilih yang mana ? Orang yang cerdas tidak perlu untuk menjawabnya - karena jawabannya telah jelas (dikecualikan bagi mereka yang mengaku tidak cerdas).<br />
<br />
4. Al-Bukhaari berkata dalam Shahih-nya :<br />
<br />
حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ الْمُخْتَارِ قَالَ خَالِدٌ الْحَذَّاءُ حَدَّثَنَا عَنْ أَبِي عُثْمَانَ قَالَ حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَهُ عَلَى جَيْشِ ذَاتِ السُّلَاسِلِ فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ عَائِشَةُ فَقُلْتُ مِنْ الرِّجَالِ فَقَالَ أَبُوهَا قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَعَدَّ رِجَالًا<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami Ma’laa bin Asad : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-‘Aziiz bin Al-Mukhtaar, ia berkata : Telah berkata Khaalid Al-Hadzdzaa’ dari Abu ‘Utsmaan, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ‘Amru bin Al-‘Aash radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam mengutusnya beserta rombongan pasukan Dzatus-Sulaasil. Lalu aku ('Amru) bertanya kepada beliau : "Siapakah manusia yang paling engkau cintai?”. Beliau menjawab : "'Aisyah". Aku kembali bertanya : "Kalau dari kalangan laki-laki?". Beliau menjawab : "Bapaknya (yaitu Abu Bakr)". Aku kembali bertanya : "Kemudian siapa lagi?". Beliau menjawab : "'Umar bin Al-Khaththab". Selanjutnya beliau menyebutkan beberapa orang laki-laki".<br />
<br />
Hadits ini merupakan penjelas siapa di antara shahabat yang paling beliau cintai. Tidak perlu aneka ragam ta’wil, karena jawaban beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengalir dari mulut beliau sendiri yang mulia. Demikian jelas. Dapat dipahami semua strata kaum muslimin yang berakal dan paham bahasa manusia.<br />
<br />
Inilah penjelasan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.<br />
<br />
Tidaklah mengherankan jika ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu mengatakan sebagaimana yang beliau katakan tentang Abu Bakr dan ‘Umar, karena ‘Aliy adalah orang yang sangat cinta kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.<br />
<br />
Kalaulah misal kita benarkan pendapat orang-orang Syi’ah – padahal kita tahu bahwa itu sangat salah – bahwa ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu memuji Abu Bakr dan ‘Umar sebagai satu sikap ke-tawadlu’-an; lantas mengapa mereka tidak mencontoh ‘Aliy dalam ketawadlu’an tersebut ?<br />
<br />
Berulang-kali ‘Aliy memuji keutamaan Abu Bakr dan ‘Umar, namun kenyataannya yang ada, tidaklah orang Syi’ah menyebut Abu Bakr dan ‘Umar melainkan kobaran kebencian, perendahan, dan yang semisal dengan itu.<br />
Oleh karena itu, mengambil alasan ini dan itu pun, orang-orang Syi’ah ternyata tidak meneladani ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu.<br />
<br />
Lantas, siapa yang mereka teladani ? Entahlah,…. saya sendiri juga tidak kunjung paham……….<br />
<br />
Semoga tulisan ini ada manfaatnya.<br />
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.<br />
[abul-jauzaa’ – 1431 H...artikel tentang Syiah no 32].<br />
<br />
Kemudian terdapat tulisan seconprince ar rafidhi tentang Ali memuji Abu Bakar dikarenakan tawadhu.<br />
<br />
<br />
Seconprince menulis :<br />
Keutamaan Abu Bakr dan ‘Umar adalah satu hal yang tidak perlu disangsikan lagi. Banyak riwayat, baik berasal dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam atau para shahabat lain yang memuat pujian bagi mereka berdua. Tetapi keutamaan yang dimiliki mereka berdua tidaklah melebihi keutamaan yang dimiliki Imam Ali bahkan telah shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berbagai keutamaan Imam Ali di atas mereka berdua. Siapapun yang dengan sabar dan objektif mengumpulkan semua keutamaan Imam Ali dan keutamaan Abu Bakar dan Umar kemudian membandingkannya maka ia akan mendapatkan kebenaran bahwa kedudukan Imam Ali lebih utama dari Abu Bakar dan Umar.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Benarkah demikian wahai secondprince?<br />
Mari kita lanjutkan dialognya...<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Sebagian orang yang menyebut dirinya salafy berhujjah dengan berbagai riwayat Imam Ali yang mengutamakan Abu Bakar dan Umar dibanding dirinya. Riwayat-riwayat tersebut sebenarnya telah kami bahas dan kami tunjukkan bahwa perkataan Imam Ali adalah bagian dari sikap tawadlu’ beliau. Tetapi salafy tidak bisa menerima alasan tawadlu’ tersebut. Oleh karena itu kami katakan kepada agar mereka juga menerima berbagai konsekuensi yang justru menentang keyakinan mereka sendiri. Dengan kata lain jangan berhujjah dengan cara-cara yang tidak konsisten.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Lanjut terus dialognya...<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Aku mendengar ‘Aliy di atas mimbar, lalu ia memukul mimbar Kuufah dengan tangannya seraya berkata : Telah sampai kepadaku ada satu kaum yang mengutamakan diriku di atas Abu Bakr dan ‘Umar. Seandainya saja aku dapati hal itu sebelumnya, niscaya aku berikan/tetapkan hukuman padanya. Akan tetapi aku tidak suka ada satu hukuman sebelum permasalahan ada. Barangsiapa yang mengatakan sesuatu dari hal tersebut, maka ia telah dusta. Baginya diberikan hukuman sebagai seorang pendusta. Bahwasannya sebaik-baik manusia adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dan setelah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah Abu Bakr, kemudian ‘Umar. [As Sunnah Ibnu Abi Ashim no 993]<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Kalau tawadhu tidak perlu sekeras itu sikap Ali ra, bahkan sampai dicap pendusta, bahkan diancam hendak dihukum (secara fisik).<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
1. Alqamah bin Qais memukul mimbar ini dan berkata “Ali RA pernah berkhutbah kepada kami di atas mimbar ini. Dia memuji Allah dan menyanjung-Nya. Dia menyebutkan apa yang dikehendaki oleh Allah untuk disebutkannya. Lalu dia berkata “Sesungguhnya manusia terbaik setelah Rasulullah SAW adalah Abu Bakar kemudian Umar. Sepeninggal mereka berdua, kitapun membuat hal-hal baru dimana Allah akan memberikan hukuman atas hal-hal baru itu” [Musnad Ahmad 1/127 no 1051 Syaikh Al Arnauth menyatakan sanadnya kuat].<br />
<br />
2. Pada suatu hari ‘Aliy berkhutbah kepada kami, lalu ia berkata : “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya shallallaahu ‘alaihi wa sallam? (yaitu) Abu Bakr”. Kemudian ia berkata lagi : “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan setelah Abu Bakr ? (yaitu) ‘Umar”. [Fadhail Ash Shahabah no 399]<br />
<br />
3. “Ali berdiri dan berkata “Orang yang terbaik diantara umat ini setelah Nabi mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Sesungguhnya kita telah membuat hal-hal baru sepeninggal mereka dimana Allah akan memberikan hukuman atas hal-hal baru itu sesuai dengan kehendak-Nya” [Musnad Ahmad 1/15 no 926 dishahihkan oleh Syaikh Al Arnauth].<br />
<br />
4. Aku pernah bertanya kepada ayahku (‘Aliy bin Abi Thaalib) : “Siapakah manusia yang paling baik setelah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam?. Ia menjawab : “Abu Bakr”. Aku kembali bertanya : “Kemudian siapa ?”. Ia menjawab : “Umar”. Muhammad bin Al-Hanafiyah berkata : “Lalu aku khawatir jika aku kembali bertanya ‘kemudian siapa ?’, lalu ia menjawab ‘Utsmaan”. Aku lalu bertanya : “Apakah setelah itu engkau wahai ayahku ?”. Ia menjawab : “Aku hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin”. [Sunan Abu Dawud no 4629]<br />
<br />
Semua atsar Imam Ali di atas adalah bagian dari sikap tawadlu’ Beliau. Hal ini nampak jelas dalam perkataan Imam Ali tersebut bagi mereka yang memahaminya dengan baik.<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Lihatlah gaya bahasa yang dipakai Ali ra...terutama riwayat no 2.<br />
<br />
Ali menggunakan kalimat "maukah kamu" dua kali. Ini merupakan penegasan, bukan ketawadhuan.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Mengenai khutbah Imam Ali kepada orang-orang maka di dalamnya terdapat perkataan yang menunjukkan sikap tawadlu’ beliau yaitu perkataan “Sepeninggal mereka berdua, kitapun membuat hal-hal baru dimana Allah akan memberikan hukuman atas hal-hal baru itu”. Perkataan ini jelas tawadlu’ karena Imam Ali tidak pernah membuat hal-hal yang baru dimana Allah SWT akan memberikan hukuman untuk itu. Justru cukup banyak hal-hal baru yang muncul pada masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar. Maka tidak bisa tidak perkataan Imam Ali di atas menunjukkan sikap tawadlu’ beliau.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Memang beliau seorang tawadhu yang beriringan dengan penegasan dan kemarahan beliau kepada orang yang lebih mengutamakan beliau diatas Abu Bakar dan Umar.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Mengenai perkataan Imam Ali kepada anaknya Muhammad bin Al Hanafiyah maka di dalamnya terdapat perkataan yang menunjukkan sikap tawadlu’ beliau yaitu “Aku hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin”. Sangat jelas ini merupakan sikap tawadlu’ Imam Ali karena telah shahih berbagai hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam keutamaan Beliau diantara semua sahabat yang lain. Sehingga sangat tidak mungkin kalau kedudukan Imam Ali hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Ketawadhuan beliau tdk diragukan lagi.<br />
<br />
Adapun hadits tentang keutamaan Ali, kami pun mengakuinya.<br />
Akan tetapi bila pengakuan keutamaan Ali ini menyebabkan Abu Bakar atau Umar dicap telah merampas hak Ali, maka kami bangkit untuk membantahmu wahai seconprince ar rafidhi...<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Jadi kami memiliki alasan yang cukup untuk menyatakan kalau perkataan Imam Ali dalam atsar-atsar di atas adalah bagian dari sikap tawadlu’ Beliau. Sangat mungkin kalau perkataan Imam Ali ini disampaikan untuk meredakan perselisihan atau pertentangan yang terjadi di antara orang-orang soal kekhalifahan Abu Bakar dan Umar. Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa Imam Ali pernah berkhutbah dihadapan orang-orang kalau Beliau lebih berhak dalam urusan khilafah daripada Abu Bakar dan Umar dan disebutkan pula bahwa Beliau telah berhujjah dengan hadis Ghadir-khum untuk membuktikan kekhalifahan Beliau.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Khutbah tsb disampaikan pada masa kekhalifahan beliau, adakah yang menggugat kepemimpinan beliau dari kalangan pendukung Abu Bakar atau Umar, shg harus diredakan dg khutbah beliau...terlalu mengada-ada saja rafidhah ini.<br />
<br />
Tentang keberhakan beliau diatas Abu Bakar akan kita bahas setelah ini.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Dari Abu Thufail yang berkata “Ali mengumpulkan orang-orang di tanah lapang dan berkata “Aku meminta dengan nama Allah agar setiap muslim yang mendengar Rasulullah SAW bersabda di Ghadir khum terhadap apa yang telah didengarnya. Ketika ia berdiri maka berdirilah tigapuluh orang dari mereka. Abu Nu’aim berkata “kemudian berdirilah banyak orang dan memberi kesaksian yaitu ketika Rasulullah SAW memegang tangannya (Ali) dan bersabda kepada manusia “Bukankah kalian mengetahui bahwa saya lebih berhak atas kaum mu’min lebih dari diri mereka sendiri”. Para sahabat menjawab “benar ya Rasulullah”. Beliau bersabda “barang siapa yang menjadikan Aku sebagai pemimpinnya maka Ali pun adalah pemimpinnya dukunglah orang yang mendukungnya dan musuhilah orang yang memusuhinya. Abu Thufail berkata “ketika itu muncul sesuatu yang mengganjal dalam hatiku maka aku pun menemui Zaid bin Arqam dan berkata kepadanya “sesungguhnya aku mendengar Ali RA berkata begini begitu, Zaid berkata “Apa yang patut diingkari, aku mendengar Rasulullah SAW berkata seperti itu tentangnya” [Musnad Ahmad 4/370 no 19321 dengan sanad yang shahih seperti yang dikatakan Syaikh Syu’aib Al Arnauth]<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Abu Tufail merupakan pengikut Ali yang militan sehingga terasa janggal bila ia mempunyai ganjalan akan makna hadits ghadir khum sebagai pemimpin.<br />
<br />
Menurut saya ganjalan Abu Tufail bukan karena meragukan kepemimpinan Ali, atau kepemimpinan khalifah sebelum beliau, akan tetapi sudah menjadi kebiasaan para sahabat untuk meminta kesaksian orang lain ketika mendengar hadits.<br />
<br />
Ada riwayat penjelas atas riwayat Ali diatas :<br />
Dari Riyah bin al-Harits berkata : Sekelompok orang datang kepada 'Ali di rahbah, kemudian berkata : "Assalamu 'alaika yaa maulanaa"<br />
'Ali menjawab : "Bagaimana bisa aku menjadi maula kalian sedangkan kalian kaum arab ?"<br />
Orang-orang tsb berkata : "Kami mendengar Rasulullah Saw pada hari ghadir khum bersabda :"man kuntu maulahu fainna hadza maulahu". Berkata Riyah : Saat mereka pergi, aku mengikuti mereka lalu aku tanya siapa mereka, mereka menjawab : Mereka adalah sekelompok orang Anshar, diantara mereka ada Abu Ayyub Al Anshari.<br />
- Syaikh Syu'aib al-Arna'uth : Isnadnya shahih (hadits no. 23563, juz 38 hal. 541 s/d 542)<br />
- Syaikh Hamzah Ahmad al-Zain : Isnadnya shahih (hadits no. 23453, juz 17 hal. 36)<br />
<br />
Perhatikanlah hadits diatas. Ada sekelompok orang menyapa 'Ali ra dengan sebutan "Maulana", tetapi 'Ali ra sendiri justru heran, sehingga perlu untuk diingatkan bahwa di Ghadir Khum Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada 'Ali ra, bahwa "Barangsiapa Aku adalah maulanya, maka ini 'Ali adalah maulanya". Itu adalah peristiwa yang sangat jelas sekali menunjukkan bahwa 'Ali ra tidak pernah merasa hadits tersebut sebagai pelantikan dirinya.<br />
<br />
Maula artinya kecintaan dan pemimpin. Ali memahami maula yg diucapkan rombongan tadi dg makna pemimpin, dan beliau heran.<br />
Ini menunjukkan bahwa beliau tdk merasa ditunjuk sbg maula yang bermakna pemimpin, sekaligus beliau memahami maula dalam hadits ghadir khum bermakna kecintaan...<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah bahwa Ali mendatangi mereka dan berkata “tidak ada satupun dari umat ini yang mengalami seperti yang saya alami. Rasulullah SAW wafat dan sayalah yang paling berhak dalam urusan ini [kekhalifahan]. Kemudian orang-orang membaiat Abu Bakar terus Umar menggantikannya, maka akupun ikut membaiat, pasrah dan menerima. Kemudian orang-orangpun membaiat Utsman maka akupun ikut membaiat, pasrah dan menerima. Dan sekarang mereka bingung antara Saya dan Muawiyah [Ansab Al Asyraf Al Baladzuri 1/294 dengan sanad yang shahih sesuai syarat Bukhari]<br />
<br />
Perkataan Imam Ali bahwa ia yang paling berhak dalam masalah khilafah jelas mengundang perselisihan dan pertentangan di kalangan orang-orang. Sebagian diantara mereka mulai meragukan keabsahan kekhalifahan Abu Bakar dan Umar [bahkan mungkin ada yang mulai mencela Abu Bakar dan Umar] dan mereka ini ditentang oleh sebagian orang lain yang justru mengutamakan Abu Bakar dan Umar. Perselisihan seperti ini tentu jika dibiarkan berlarut-larut akan melemahkan kekuatan pemerintahan Imam Ali apalagi saat itu Beliau harus menghadapi penentangan dari Muawiyah dan pengikutnya. Oleh karena itu Imam Ali berkhutbah di hadapan orang-orang untuk meredakan perselisihan dengan memuji Abu Bakar dan Umar dan mengatakan “Sepeninggal mereka berdua, kitapun membuat hal-hal baru dimana Allah akan memberikan hukuman atas hal-hal baru itu”. Sikap tawadlu’ beliau ini telah meredakan perselisihan yang terjadi diantara pengikut Beliau. Tentu saja semua ini adalah penafsiran yang kami pilih dan lebih sesuai dengan berbagai riwayat lain tentang keutamaan Beliau.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Pernyataan seconprince diatas mengesankan Ali memulai membuat pernyataan yang menimbulkan perselisihan, lalu bersilat lidah beralasan agar tidak memuncak perselisihan tsb....na'udzubillah...<br />
<br />
Kalau beliau menganggap lebih berhak sebagai khalifah sepeninggal Nabi itu sah-sah saja, sebagaimana kaum Anshor pernah merasa berhak sbg pengganti Nabi.<br />
<br />
Tapi apakah lantas kita benarkan anggapan beliau ?<br />
<br />
Tapi apakah lantas Ali menyatakan bahwa khalifah sebelumnya merampas haknya dan marah kepada mereka ?... tidak....bahkan beliau menerima dan ridha.<br />
<br />
Ada terjemahan yang mengkaburkan dari seconprince tentang kalimat "ridha".<br />
Ia menterjemahkan ridha dengan pasrah, shg berkonotasi terpaksa. Padahal makna dari ridha adalah menerima dengan ikhlas.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Jika salafy tidak suka atau menentang penafsiran seperti ini ya silakan saja. Justru jika diartikan secara zhahir maka atsar-atsar Imam Ali di atas menunjukkan kalau Imam Ali hanyalah seorang laki-laki dari kalangan kaum muslimin yang telah melakukan hal-hal baru sehingga mendapat hukuman dari Allah SWT.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Sangat dangkal pemahaman anda wahai seconprince...<br />
Kalimat "kita" apa harus diartikan semuanya...termasuk Ali ra..?<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Konsekuensinya salafy harus meyakini kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi anehnya mereka sendiri mengakui bahwa Imam Ali adalah orang yang paling utama diantara para sahabat yang lain setelah Abu Bakar, Umar dan Utsman. Mengapa mereka tidak berpegang pada perkataan Imam Ali kalau Beliau hanyalah seorang laki-laki dari kalangan kaum muslimin?. Beranikah mereka mengatakan Imam Ali membuat hal-hal baru yang mendapat hukuman dari Allah SWT?.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Alhamdulillah...kami umat islam mengakui keutamaan Ali ra, tanpa mengurangi keutamaan Abu Bakar, Umar dan Utsman....tapi anda merendahkan Abu Bakar, Umar dan Utsman gara-gara berani melangkah menjadi khalifah membelakangi Ali.<br />
<br />
Kami mengakui Ali ra merupakan salah satu dari khulafaurasyidin shg beliau bersih dari kebid'ahan yang menjadi sebab kemurkaan Alloh.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Bukankah mereka salafy menolak untuk mengartikan atsar tersebut dengan sikap tawadhu’. Kalau mereka salafy ingin mengatakan bahwa mereka juga berhujjah dengan berbagai hadis keutamaan Imam Ali yang lain maka itu juga yang telah kami lakukan. Keutamaan-keutamaan Imam Ali yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan keutamaan Imam Ali yang tinggi diantara para sahabat yang lain termasuk Abu Bakar, Umar dan Utsman.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Ali ra seorang yg tawadhu, itu tdk diragukan lagi...<br />
<br />
Tapi...hadits-hadits anda diatas telah menunjukkan dengan jelas penegasan yang keluar dari lisan Ali ra sendiri bahwa Abu Bakar dan Umar lebih utama daripada beliau sendiri....piye to sampeyan iki mas....<br />
<br />
<br />
Secondprince :<br />
Sikap tawadlu’ yang ditunjukkan Imam Ali ini pernah pula dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Telah diriwayatkan berbagai hadis shahih bahwa Rasulullah SAW mengatakan jangan mengutamakan Beliau dari para Nabi yang lain atau riwayat dimana Beliau mengatakan Jangan mengutamakanku dari Musa alaihis salam dan sebagainya. Padahal umat islam mengakui kalau Beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Nabi yang paling utama Sayyidul anbiya’.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Nggak nyambung pren....<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Abu Hurairah radiallahu ‘anhu yang berkata : Suatu ketika seorang Yahudi menawarkan barang dagangannya, seseorang ingin membelinya dengan harga yang tidak disukai [oleh Yahudi tersebut]. Ia berkata “tidak demi Yang memilih Musa untuk sekalian manusia” kemudian seseorang dari kalangan Anshar mendengarnya maka dia bangkit dan menampar wajah yahudi tersebut. Ia berkata “engkau katakan tadi demi Yang memilih Musa untuk sekalian manusia padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ada diantara kami?”. Maka Yahudi tersebut mengahadap Nabi dan berkata “wahai Abul Qasim sesungguhnya aku dalam perlindungan dan perjanjian lantas mengapa fulan menampar wajahku”. Nabi berkata “mengapa engkau menampar wajahnya?”. Maka ia menyebutkannya. Kemudian marahlah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hingga kemarahan terlihat jelas di wajah Beliau. Beliau berkata “janganlah kalian mengutamakan diantara para Nabi Allah sesungguhnya akan ditiup shuur [terompet sangkakala] kemudian yang di langit dan di bumi akan mati kecuali yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian ditiup sekali lagi maka aku yang pertama kali bangkit dan aku dapati Musa telah memegang pilar Arsy. Aku tidak tahu apakah ia dibebaskan darinya karena telah merasakannya di bukit Thur atau dibangkitkan sebelumku, dan tidak pula aku mengatakan ada seseorang yang lebih utama dari Yunus bin Matta” [Shahih Bukhari no 3414]<br />
<br />
Dalam riwayat lain disebutkan kalau Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam setelah mendengar alasan lelaki anshar, Beliau berkata<br />
<br />
Janganlah mengutmakanku dari Nabi-Nabi Allah [yang lain], sesungguhnya orang-orang akan mati di hari kiamat kemudian aku adalah orang yang pertama bangkit ternyata aku dapati Musa memegang salah satu pilar dari pilar-pilar arsy, aku tidak tahu apakah ia dibangkitkan sebelumku atau telah merasakannya di bukit Thur [Shahih Bukhari no 4638]<br />
<br />
Dalam riwayat lain disebutkan kalau Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam setelah mendengar alasan lelaki anshar, Beliau berkata<br />
<br />
Janganlah kalian mengutamakanku dari Musa, sesungguhnya orang-orang akan mati pada hari kiamat, aku juga mati bersama mereka. Maka aku yang pertama bangkit dan ketika itu Musa berada di bawah Arasy. Aku tidak tahu apakah ia dibangkitkan sebelumku atau ia termasuk yang dikecualikan oleh Allah SWT. [Shahih Bukhari no 2411 dan no 3408].<br />
<br />
Dari Abu Hurairah yang berkata seorang Yahudi di pasar pernah berkata “tidak demi Yang memilih Musa dari sekalian manusia”. Abu Hurairah berkata seorang laki-laki dari kalangan Anshar mengangkat tangan memukul wajahnya sambil berkata “kamu mengatakan seperti itu sementara diantara kami ada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “dan ditiup sangkakala maka matilah yang ada di langit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah kemudian ditiuplah sekali lagi maka mereka bangkit dan menunggu” [Az Zumar ayat 68], aku adalah orang yang pertama mengangkat kepala, saat itu Musa telah memegang salah satu pilar dari pilar-pilar ‘arasy aku tidak tahu apakah ia mengangkat kepalanya sebelumku atau termasuk yang dikecualikan Allah SWT? Dan barangsiapa mengatakan aku lebih baik dari Yunus bin Matta maka ia seorang pendusta” [Sunan Tirmidzi 5/373 no 3245 dishahihkan oleh Syaikh Al Albani].<br />
<br />
Para ulama diantaranya Ibnu Katsir dan Ibnu Qutaibah menafsirkan berbagai riwayat di atas sebagai salah satu sikap tawadhu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena sudah jelas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Sayyidul Anbiya’ dan yang paling mulia diantara para Nabi.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Nggak nyambung lagi pren...<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Sekarang mari kita menafsirkan hadis-hadis di atas dengan menuruti cara berdalil versi salafy.<br />
<br />
Jika kami mengikuti cara pikir salafy maka kami katakan : sangatlah sulit untuk menerima hujjah bahwa ini adalah sikap tawadhu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena dari riwayat di atas ditunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam marah kepada lelaki anshar tersebut sehingga kemarahan tampak jelas dari raut wajah Beliau. Padahal lelaki anshar tersebut mengutamakan Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di atas Musa.<br />
Lafaz yang diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah “Jangan mengutamakanku dari Musa” atau “Jangan mengutamakanku dari para Nabi yang lain” merupakan larangan yang jelas<br />
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan jelas mengatakan siapa yang mengatakan aku [Beliau] lebih baik dari Yunus bin Matta maka ia seorang pendusta.<br />
Mari kita tanyakan kepada salafy, apakah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam lebih utama dari para Nabi yang lain termasuk lebih utama dari Nabi Yunus alaihis salam?. Jika mereka menjawab “ya” maka secara zhahir hadis di atas sangat boleh disebutkan kalau mereka salafy adalah pendusta. Jika mereka menjawab “tidak” maka kalian salafy telah menentang diri kalian sendiri dan umat islam lainnya yang berkeyakinan kalau Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Sayyidul Anbiya’. Bagi kami pribadi, kami lebih memilih menafsirkan hadis-hadis di atas sebagai sikap tawadhu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Sudah bingung to mas....<br />
Diawal pernyataan anda, anda mengatakan : sangatlah sulit untuk menerima hujjah bahwa ini adalah sikap tawadhu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.<br />
<br />
Tapi diakhir pernyataan diatas, anda menyatakan : Bagi kami pribadi, kami lebih memilih menafsirkan hadis-hadis di atas sebagai sikap tawadhu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.<br />
Piye to sampeyan iki...mbulet...<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Hadis-hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di atas adalah analogi yang baik bagi Atsar Imam Ali soal Abu Bakar dan Umar sebelumnya.<br />
<br />
Imam Ali mengatakan siapa yang mengutamakan Abu Bakar dan Umar atas dirinya adalah pendusta sama halnya dengan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa siapa yang mengatakan aku [Beliau] lebih baik dari Yunus bin Matta maka ia seorang pendusta. Kedua perkataan ini ditafsirkan dengan sikap tawadhu’<br />
Imam Ali dikatakan memukul mimbar ketika mendengar ada yang mengutamakan Abu Bakar dan Umar atas dirinya dan ditafsirkan oleh salafy bahwa ini menunjukkan kemarahan Imam Ali. Maka ini sama halnya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam marah sehingga kemarahan tampak jelas dari wajah Beliau ketika mendengar perkataan lelaki anshar padahal lelaki tersebut mengutamakan dirinya atas Nabi Musa. Keduanya ditafsirkan sebagai sikap tawadhu’.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Jadi inti mbuletnya sampeyan adalah : ketika Ali mengakui, dan marah bila dirinya lebih diutamakan dibandingkan dengan Abu Bakar dan Umar...itu adalah sikap tawadhu beliau...bukan penegasan yang serius atas keutamaan Abu Bakar dan Umar diatas beliau...<br />
<br />
Ada satu hal yang anda lalaikan dalam tulisan anda ini...yaitu perkataan Ali ra, bahwa beliau akan menghukum mereka yang mengutamakan beliau diatas Abu Bakar dan Umar.... ini bukan tawadhu, tapi ini adalah sangsi atas suatu kesalahan...<br />
<br />
Sehingga menurut Ali ra bahwa pengutamaan beliau kepada Abu Bakar dan Umar atas keutamaan beliau pribadi merupakan pernyataan yg jujur yang berangkat dari pemahaman ilmu beliau.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Bukti Keutamaan Imam Ali di Atas Abu Bakar dan Umar :<br />
<br />
Dalam perkara tafdhil kami tidak pernah mencukupkan diri hanya kepada satu riwayat semata seperti yang ditunjukkan oleh para pengikut salafy. Mengapa dalam masalah tafdhil shahabat kami menganggap Imam Ali lebih utama diantara para sahabat lainnya termasuk Abu Bakar dan Umar karena telah diriwayatkan berbagai hadis shahih keutamaan Imam Ali di atas semua sahabat termasuk Abu Bakar dan Umar. Salah satunya adalah sebagai berikut :<br />
<br />
Rasulullah SAW suatu ketika memiliki daging burung kemudian Beliau SAW bersabda “Ya Allah datangkanlah hambamu yang paling Engkau cintai agar dapat memakan daging burung ini bersamaKu. Maka datanglah Ali dan ia memakannya bersama Nabi SAW” [Sunan Tirmidzi 5/636 no 3721 hadis shahih dengan keseluruhan jalannya].<br />
<br />
Allah SWT telah mengabulkan doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa Imam Ali adalah hamba yang paling dicintai Allah SWT. Keutamaan ini menunjukkan keutamaan yang tinggi Imam Ali di atas semua sahabat lain termasuk Abu Bakar dan Umar. Tidak perlu aneka ragam ta’wil dan sangat jelas ucapan ini berasal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dikabulkan oleh Allah SWT. Demikian jelas, dapat dipahami semua strata kaum muslimin yang berakal dan paham bahasa manusia.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Mari kita cek....<br />
<br />
Jalur sanad 1 :<br />
Telah menceritakan kepada kami Abu Ghalib bin Al Bana yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Husain bin Al Banusi yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Hasan Daruquthni yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Makhlad bin Hafsh yang berkata telah menceritakan kepada kami Hatim bin Laits yang berkata telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Musa dari Isa bin Umar Al Qari dari As Suddi dari Anas bin Malik [Tarikh Ibnu Asakir 42/254].<br />
<br />
Perhatikan... ada perawi Ubaidillah bin Musa...beliau perawi tsiqat tapi syi'ah...menurut ilmu hadits perawi bid'ah yg tsiqat bila meriwayatkan hadits yang berkaitan dengan madzabnya maka ditolak, tapi bila tidak berkaitan dg madzabnya diterima.<br />
<br />
Jalur 2 :<br />
Telah berkata kepadaku Muhammad bin Yusuf yang berkata telah menceritakan kepada kami Ahmad yang berkata telah menceritakan kepada kami Zuhair yang berkata telah menceritakan kepada kami Utsman Ath Thawil dari Anas bin Malik [Tarikh Al Kabir karya imam Bukhari juz 2 no 1488].<br />
<br />
Al Bukhari setelah membawakan riwayat ini ia berkata “tidak dikenal Utsman mendengar langsung dari Anas” [Tarikh Al Kabir juz 2 no 1488]. Pernyataan ini bisa dijadikan hujjah untuk mencacatkan hadis tersebut atau menyatakannya inqitha’ atau terputus sanadnya...dhaif.<br />
<br />
Jalur 3 :<br />
Telah menceritakan kepada kami Ubaid Al Ajli yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa’id Al Jauhari yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad yang berkata telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Qarm dari Fithr bin Khalifah dari Abdurrahman bin Abi Na’m dari Safinah.<br />
<br />
Perhatikan...ada perawi Sulaiman bin Qarm...beliau syiah...dhaif.<br />
<br />
Jadi hadits diatas adalah hadits dhaif.<br />
<br />
Kalau pun kita terima hadits tsb, maka bahwa Ali ra bukan satu-satu manusia yang paling dicintai Allah.<br />
<br />
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:<br />
<br />
أحبُّ الناسِ إلى اللهِ تعالى أنفعُهم للناسِ وأحبُّ الأعمالِ إلى اللهِ عزَّ وجلَّ سرورٌ يُدخلُه على مسلمٍ أو يكشفُ عنه كُربةً أو يقضي عنه دَينًا أو يطردُ عنه جوعًا ولأن أمشيَ مع أخٍ في حاجةٍ أحبُّ إليَّ من أن أعتكفَ في هذا المسجدِ ( يعني مسجدَ المدينةِ ) شهرًا ومن كفَّ غضبَه ستر اللهُ عورتَه ومن كظم غيظَه ولو شاء أن يمضيَه أمضاه ملأ اللهُ قلبَه رجاءَ يومِ القيامةِ ومن مشى مع أخيه في حاجةٍ حتى تتهيأَ له أثبت اللهُ قدمَه يومَ تزولُ الأقدامُ<br />
<br />
“manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada ber-i’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan lamanya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah akan tutupi auratnya. Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia bisa menumpahkannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat. Dan barangsiapa berjalan bersama saudaranya sampai ia memenuhi kebutuhannya, maka Allah akan mengokohkan kedua kakinya di hari ketika banyak kaki-kaki terpeleset ke api neraka” (HR. Ath Thabrani 6/139, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2/575).<br />
<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
<br />
“Abu Bakar meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah SAW. Kemudian beliau mendengar suara tinggi Aisyah yang berkata kepada Rasulullah SAW “Demi Allah sungguh aku telah mengetahui bahwa Ali lebih Engkau cintai daripada aku dan ayahku” sebanyak dua atau tiga kali. Abu Bakar meminta izin masuk menemuinya dan berkata “Wahai anak perempuan Fulanah tidak seharusnya kau meninggikan suaramu terhadap Rasulullah SAW” [Musnad Ahmad no 18333 tahqiq Syaikh Ahmad Syakir dan Hamzah Zain dengan sanad yang shahih].<br />
<br />
Demikian lah yg dikatakan oleh Aisyah radiallahu’ anhu di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan didengar pula oleh Abu Bakar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih mencintai Ali dari Abu Bakar dan Aisyah. Sudah jelas ini adalah bukti nyata keutamaan Imam Ali di atas Abu Bakar radiallahu ‘anhu. Sangat jelas dapat dipahami semua strata kaum muslimin yang berakal dan paham bahasa manusia. Inilah penjelasan dan bukti shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidaklah mengherankan jika Abu Bakar sendiri kendati ia dibaiat sebagai khalifah, ia sendiri mengakui kalau ia bukanlah yang terbaik diantara para sahabat Nabi.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Ucapan diatas bukan sabda Nabi...itu hanya persangkaan dari 'Aisyah saja.<br />
<br />
Sedangkan menurut Rosululloh saw sendiri bahwa yg paling beliau cintai diantara kaum laki-laki adalah Abu Bakar.<br />
<br />
Bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah mengutus pasukan dalam perang dzatu tsalatsil. Maka aku (Amr bin Ash) mendatanginya, dan bertanya kepadanya: “Siapakah orang yang paling engkau cintai?” Beliau shallallahu `alaihi wa sallam menjawab: “Aisyah.” Aku berkata: “Dari kalangan laki-laki wahai Rasulllah?” Beliau menjawab: “Ayahnya”. Aku berkata: “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Umar”. Kemudian beliau menyebutkan beberapa orang. (Shahih Bukhari Fadhailil A’mal, Fath Al Bari juz ke 7, hal. 18 dan Shahih Muslim Fadhail Ash Shahabah juz ke-4 hal. 1856 no. 2384).<br />
<br />
Mengenai pidato pelantikan Abu Bakar....emangnya beliau harus mengatakan : Akulah yang terbaik...<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Hasan bin Ali berkhutbah kepada kami, Beliau berkata “Sungguh kemarin, seorang laki-laki telah meninggalkan kalian, dimana orang-orang terdahulu tidak dapat menandinginya dalam hal keilmuan dan orang-orang yang datang kemudian juga tidak dapat menyainginya. Rasulullah SAW telah mengutusnya untuk memegang bendera pasukan. Saat itu, Jibril berada di sebelah kanannya sedangkan Mika’il berada di sebelah kirinya. Dia tidak akan pulang hingga negeri (yang didatanginya) berhasil ditaklukan [Musnad Ahmad no 1719 dan no 1720 dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dan dihasankan oleh Syaikh Al Arnauth]<br />
<br />
Dapat kita lihat bahwa Imam Hasan alaihis salam mengakui keutamaan ayahnya Imam Ali yang tidak bisa dicapai oleh orang sebelum beliau dan setelah beliau. Ini merupakan pengakuan yang jelas akan keutamaan Imam Ali diatas semua sahabat lainnya termasuk Abu Bakar dan Umar.<br />
<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Ini adalah anggapan Hassan bin Ali...bukan sabda Nabi saw.<br />
<br />
Sanjungan tersebut dikatakan Al-Hasan bin ‘Aliy saat terjadi fitnah beberapa saat setelah terbunuhnya ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu secara dhalim oleh ‘Abdurrahman bin Muljam – semoga Allah memberikan balasan setimpal atas dosa-dosanya. Banyak orang terfitnah sehingga membenci ‘Aliy dan merendahkan kedudukannya. Kemudian, Al-Hasan bin ‘Aliy tampil di atas mimbar untuk mengingkari mereka dan menegaskan keutamaan ‘Aliy di sisinya dan di sisi shahabat secara umum. Dan memang, ‘Aliy bin Abi Thaalib merupakan shahabat yang paling afdlal saat itu.<br />
<br />
Apa yang dikatakan Al-Hasan bukan dimaksudkan untuk mengunggulkan ‘Aliy di atas Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Utsman radliyallaahu ‘anhum ajma’iin. Uslub yang dipakai oleh Al-Hasan bin ‘Aliy radliyallaahu ‘anhuma ini mirip dengan yang dilakukan kakeknya, yaitu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Misalnya saja saat beliau menyebutkan keutamaan Usamah bin Zaid dan ayahnya (Zaid bin Haritsah) radliyallaahu ‘anhuma saat orang-orang tidak menerima keputusan beliau yang telah mengangkat Usamah menjadi panglima perang dan cenderung merendahkan kedudukannya :<br />
<br />
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma, ia berkata : Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah memberangkatkan pasukan dengan menunjuk Usamah bin Zaid sebagai panglima. Kemudian ada sejumlah orang yang mencela/mengkritik tentang kepemimpinannya tersebut. Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika kalian mencela penunjukkan Usamah sebagai panglima berarti kalian juga mencela penunjukkan ayahnya sebagai panglima pada masa sebelumnya. Demi Allah, Zaid memang layak memimpin pasukan, dan dia tergolong orang yang paling aku cintai. Sedangkan anaknya ini (Usamah) juga termasuk orang yang paling aku cintai” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3730, Muslim no. 2426, At-Tirmidziy no. 3816, Ahmad dalam Al-Musnad 2/110 dan Fadlaailush-Shahaabah no. 1525].<br />
<br />
Tentu saja perkataan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidaklah dimaksudkan untuk mengunggulkan Zaid dan Usamah di atas Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Aliy radliyallaahu ‘anhum. Inilah keyakinan Ahlus-Sunnah.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Perkataan Imam Hasan alaihis salam ini lebih dapat dijadikan hujjah karena Beliau adalah ahlul bait yang telah disucikan dan menjadi pedoman bagi umat islam.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Bahwa Hassan bin Ali ra termasuk ahlul bait Nabi, akan tetapi menetapkan beliau sumber hujjah yang sejajar dengan Nabi, adalah merupakan kesesatan....<br />
<br />
Shahabat yang mulia bernama Jabir bin Abdillah menuturkan:<br />
“Umar ibnul Khaththab ra datang kepada Nabi saw dengan membawa sebuah kitab yang diperolehnya dari sebagian ahlul kitab. Nabi saw pun membacanya lalu beliau marah seraya bersabda: “Apakah engkau termasuk orang yang bingung, wahai Ibnul Khaththab? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku telah datang kepada kalian dengan membawa agama yang putih bersih. Janganlah kalian menanyakan sesuatu kepada mereka (ahlul kitab), sehingga mereka mengabarkan al-haq (kebenaran) kepada kalian namun kalian mendustakan al-haq tersebut. Atau mereka mengabarkan satu kebatilan lalu kalian membenarkan kebatilan tersebut. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa as masih hidup niscaya tidaklah melapangkannya kecuali dengan mengikuti aku.”<br />
<br />
Hadits ini diriwayatkan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya 3/387 dan Ad-Darimi dalam muqaddimah kitab Sunan-nya no. 436. Demikian pula Ibnu Abi ‘Ashim Asy-Syaibani dalam kitabnya As-Sunnah no. 50. Hadits ini dihasankan oleh imam ahlul hadits di jaman ini Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Zhilalul Jannah fi Takhrij As-Sunnah dan Irwa`ul Ghalil no. 1589.<br />
<br />
Jangankan mengikuti Hasan bin Ali ra, mengikuti Nabi Musa saja Rosululloh saw sudah sangat murka.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Kami pribadi walaupun mengutamakan Imam Ali di atas Abu Bakar dan Umar, tidak pernah kami mencela atau mencaci mereka berdua seperti yang dituduhkan oleh pengikut salafy.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Rupanya seconprince perlu diingatkan lagi akan perkataan orang yg dianggap imam mereka yaitu Ali bin Abu Thalib ra :<br />
<br />
Aku mendengar ‘Aliy di atas mimbar, lalu ia memukul mimbar Kuufah dengan tangannya seraya berkata : Telah sampai kepadaku ada satu kaum yang mengutamakan diriku di atas Abu Bakr dan ‘Umar. Seandainya saja aku dapati hal itu sebelumnya, niscaya aku berikan/tetapkan hukuman padanya."<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Kami tetap menghormati mereka dan tidak pernah bersikap ghuluw terhadap mereka. Kami tidak pernah membela kesalahan mereka seperti yang ditunjukkan oleh sebagian pengikut salafy. Sebagian diantara mereka naik pitam jika kami menunjukkan kesalahan Abu Bakar dan Umar, padahal sebagai seorang yang mengaku pengikut sunnah maka sudah sewajarnya kalau yang menjadi pegangan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Seandainya Abu Bakar dan Umar menyalahi ketetapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka tidak ada halangan bagi kami menyalahkan mereka dan sangat tidak perlu kami bersusah-susah membela mereka karena mereka berdua bukanlah orang yang selalu dalam kebenaran, mereka berdua bukanlah orang yang menjadi pedoman bagi umat islam. Maka kita dapat lihat sikap ghuluw salafy terhadap Abu Bakar dan Umar dan bersamaan dengan itu mereka malah meninggalkan Ahlul Bait Rasul.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Benarkah seconprince tidak bersikap guluw thd Abu Bakar...?<br />
<br />
Saya ingatkan penilaian seconprince kepada Abu Bakar :<br />
<br />
secondprince pada April 2, 2014 pukul 7:22 am<br />
<br />
@Naufal Assagaf<br />
<br />
"Wa ‘alaikum salam. Bagi saya itu sudah jelas, bahwa kesesatan yang dimaksud adalah dalam hal mereka tidak membaiat Imam Aliy. Terlepas dari perkara itu para sahabat adalah orang-orang yang mulia. Pada dasarnya manusia itu tidak benar-benar hitam dan benar-benar putih. Semua orang memiliki kebaikan dan keburukan hanya saja berbeda kadarnya, begitu pula para sahabat. Secara umum para sahabat memiliki keutamaan dan kemuliaan tetapi bukan berarti mereka tidak pernah salah atau tersesat dalam perkara tertentu. Adapun masalah hisab mereka itu nanti urusannya kembali kepada Allah SWT.<br />
Jadi dari sisi saya pribadi, saya melihat tidak ada pertentangan antara riwayat Syi’ah yang menyatakan para sahabat tersesat dalam perkara Imamah dengan riwayat Syi’ah yang menyatakan keutamaan sahabat."<br />
<br />
Spt itu penilaian seconprince, dia menganggap sesat Abu Bakar disebabkan beliau tdk membaiat Ali ra.<br />
<br />
Padahal Ali sendiri lebih mengutamakan Abu Bakar dari pada beliau sendiri.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah meninggalkan Ahlul Bait sebagai pedoman bagi umat islam. Bukannya mengikuti perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , mereka salafiyun malah mendustakannya, entahlah sebenarnya siapa yang diteladani oleh salafiyun?. Kami pribadi tidak paham dan tidak berniat memahami sikap mereka.<br />
Salam damai.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Tidak benar bahwa ahlul bait sebagai pedoman dalam berislam.<br />
<br />
Bahwa hadits ahlul bait hanya memerintahkan umat islam untuk berbuat baik kpd mereka.<br />
<br />
Bahwa pegangan umat islam hanya dua, yaitu Al Quran dan Al Hadits yang shahih.<br />
<br />
Wallohu a'lam.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-62847129678714335782015-12-05T22:52:00.000-08:002017-03-15T13:00:33.607-07:00DIALOG 3 : NABI SAW TIDAK MENUNJUK PENGGANTINYA, TERMASUK ALI R.A.Kedudukan Hadis “Imam Ali Pemimpin Bagi Setiap Mukmin Sepeninggal Nabi SAW”<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Diriwayatkan dengan berbagai jalan yang shahih dan hasan bahwa Rasulullah SAW bersabda kalau Imam Ali adalah Pemimpin bagi setiap mukmin sepeninggal Beliau SAW. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imran bin Hushain RA, Buraidah RA, Ibnu Abbas RA dan Wahab bin Hamzah RA.<br />
<br />
Rasulullah SAW bersabda :<br />
<br />
إن عليا مني وأنا منه وهو ولي كل مؤمن بعدي<br />
<br />
Ali dari Ku dan Aku darinya dan Ia adalah Pemimpin bagi setiap mukmin sepeninggalKu.<br />
<br />
Takhrij Hadis<br />
<br />
Hadis di atas adalah lafaz riwayat Imran bin Hushain RA. Disebutkan dalam Musnad Abu Dawud Ath Thayalisi 1/111 no 829, Sunan Tirmidzi 5/296, Sunan An Nasa’i 5/132 no 8474, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 7/504, Musnad Abu Ya’la 1/293 no 355, Shahih Ibnu Hibban 15/373 no 6929, Mu’jam Al Kabir Ath Thabrani 18/128, dan As Sunnah Ibnu Abi Ashim no 1187. Semuanya dengan jalan sanad yang berujung pada Ja’far bin Sulaiman dari Yazid Ar Risyk dari Mutharrif bin Abdullah bin Syikhkhir Al Harasy dari Imran bin Hushain RA.<br />
<br />
Berikut sanad Abu Dawud :<br />
<br />
حدثنا جعفر بن سليمان الضبعي ، حدثنا يزيد الرشك ، عن مطرف بن عبد الله بن الشخير ، عن عمران بن حصين<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Sulaiman Ad Dhuba’iy yang berkata telah menceritakan kepada kami Yazid Ar Risyk dari Mutharrif bin Abdullah bin Syikhkhir dari Imran bin Hushain-alhadis- [Musnad Abu Dawud Ath Thayalisi no 829].<br />
<br />
Hadis Imran bin Hushain ini sanadnya shahih karena para perawinya tsiqat.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Ada dalam sanad tersebut perawi yg bernama Ja'far bin Sulaiman.<br />
<br />
Beliau seorang yang benar, zahid tetapi mempunyai fahaman Syiah.<br />
<br />
Ahmad berkata: Dia tidak mempunyai masalah.<br />
<br />
Sulaiman bin Harb mengatakan: Hadithnya tidak boleh ditulis.<br />
<br />
Di tempat lain Imam Ahmad menyebut: Dia mempunyai fahaman Syiah dan selalu menceritakan hadith tentang kelebihan Ali dan penduduk Basrah selalu bersikap melampau di dalam memuja Ali. Kata al-Dawri: Apabila disebutkan Muawiyah beliau akan memakinya tetapi apabila disebutkan tentang Ali, dia duduk sambil menangis [al-`Asqalani, Tahzib al-Tahzib 1/382].<br />
<br />
Al-Ajli berkata: Kami berada di dalam majlis Yazid bin Zurai`, beliau berkata: Sesiapa menemui Ja`far bin Sulaiman al-Dhuba`i dan Abdul Warith al-Tanuri maka dia jangan mendekatiku. Al-Tanuri itu dinisbahkan kepada fahaman Muktazilah dan Ja`far dinisbahkan kepada Rafdh. [al-`Uqaili, al-Du`afa’ al-Kabir, 1/189].<br />
<br />
Kesimpulannya :<br />
Ja`far seorang syiah yang lemah.<br />
<br />
Dalam ilmu hadits perawi bidah tsiqat bila meriwayatkan hadits yg berkenaan dg bidahnya tidak diterima.<br />
<br />
<br />
<br />
Secondprince :<br />
Ibnu Hajar menyatakan sanad hadis ini kuat dalam kitabnya Al Ishabah 4/569.<br />
<br />
Syaikh Al Albani menyatakan hadis ini shahih [Zhilal Al Jannah Takhrij As Sunnah no 1187].<br />
<br />
Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan hadis ini sanadnya kuat [Shahih Ibnu Hibban no 6929].<br />
<br />
Syaikh Husain Salim Asad menyatakan hadis ini para perawinya perawi shahih [Musnad Abu Ya’la no 355].<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Yang beliau shahihkan adalah hadits-hadits yang tidak ada tambahan : engkau adalah pemimpin setelah aku.<br />
<br />
Hadits diatas adalah termasuk hadits ghadir khum.<br />
<br />
Adapun periwayatannya terbagi dlm lima macam makna :<br />
<br />
1. Bagian pertama : riwayat Imam Muslim yang tidak ada tambahan “barangsiapa aku menjadi walinya maka Ali adalah walinya”.<br />
<br />
2. Bagian kedua : tambahan dari riwayat selain Shohih Muslim yaitu dari riwayat Turmuzi, Ahmad, Nasai dan lain-lain yang memuat tambahan “barangsiapa aku menjadi walinya maka Ali adalah walinya”.<br />
<br />
3. Bagian ketiga : tambahan lain dalam riwayat Turmuzi yang memuat tambahan lafaz : “Ya Allah cintailah siapa saja yang mencintainya (Ali), musuhilah siapa saja yang memusuhinya (Ali),<br />
<br />
4. Bagian ke-empat : tambahan riwayat Thobroni dan lain-lain memuat tambahan lafaz : tolonglah siapa yang menjadi penolongnya (Ali), tinggalkanlah siapa saja yang meninggalkannya, bimbinglah dia agar selalu mengikuti kebenaran”.<br />
<br />
5. Bagian ke-lima : tambahan : "ia adalah pemimpin setelah ku"<br />
<br />
Bagian pertama tercantum dalam kitab Shohih Muslim. Kita menerima semua hadits yang tercantum dalam kitab Shohih Muslim.<br />
<br />
Bagian kedua yaitu tambahan “barangsiapa menjadikanku sebagai penolongnya dan teman dekatnya maka Ali adalah penolong dan teman dekatnya” tambahan ini Shohih diriwayatkan oleh Tirmizi dan Imam Ahmad karena hadits Shohih tidak hanya terdapat dalam sohih Bukhori dan Muslim saja. Tapi ada beberapa ulama yang mendho’ifkan tambahan ini seperti Ishaq Al-Harbi , Ibnu Taymiyah, Ibnu Hazm dan lain-lain.<br />
<br />
Bagian ketiga : Tambahan “ Ya Allah tolonglah siapa saja yang menolong Ali dan musuhilah mereka yang memusuhinya ” para ulama berbeda pendapat, ada yang menshohihkannya dan ada yang sebaliknya, meangatakan hadits ini dho’if.<br />
<br />
Bagian keempat : Tambahan terakhir “: tolonglah siapa yang menjadi penolongnya (Ali), tinggalkanlah siapa saja yang meninggalkannya, bimbinglah dia agar selalu mengikuti kebenaran.” Tambahan ini adalah semata-mata kebohongan atas Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam alias tambahan palsu.<br />
<br />
Bagian ke-lima adalah bagian yang sedang kita bahas...<br />
<br />
Lihatlah pengkaburan seconprince atas penshahihan syaikh Albani terhadap hadits diatas, padahal yang dishahihkan beliau adalah empat bagian makna hadits, sedangkan bagian kelima beliau mengatakan :<br />
<br />
“Adapun yang disebutkan oleh Syi’ah dalam hadits ini dengan tambahan lafazh yang lain, bahwasanya Nabi bersabda, “Sesungguhnya ia adalah khalifahku sepeninggalku nanti”, maka lafazh (tambahan) ini tidak shahih dari segala penjuru/sisi, bahkan padanya memiliki kebathilan yang banyak, yang menunjukkan kejadian/peristiwa tersebut di atas kedustaan.<br />
<br />
<br />
Secondprince :<br />
Selain riwayat Imran bin Hushain, hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Buraidah RA. Hadis Buraidah disebutkan dalam Musnad Ahmad 5/356 no 22908 [tahqiq Ahmad Syakir dan Hamzah Zain], Sunan Nasa’i 5/132 no 8475, Tarikh Ibnu Asakir 42/189 dengan jalan sanad yang berujung pada Ajlah Al Kindi dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Tentang Ajlah al Kindi.<br />
<br />
Yahya bin Sa’id al-Qattan menjarahnya dengan mengatakan ada sesuatu padanya serta dia tidak dapat membezakan antara al-Husin bin Ali dan Ali bin Hussain.<br />
<br />
Ahmad bin Hanbal mengatakan dia meriwayatkan lebih dari satu hadits mungkar.<br />
<br />
Abu Hatim mengatakan dia tidak kuat dan tidak boleh dipegang.<br />
<br />
An-Nasaie mengatakan dia lemah dan mempunyai pandangan yang buruk.<br />
<br />
Abu Daud dan Ibnu Sa’d mengatakan dia lemah.<br />
<br />
Al-Aqili mengatakan dia meriwayatkan secara keliru dari al-Sha’abi.<br />
<br />
Ibnu Hibban mengatakan dia tidak tahu apa yang diperkatakan, dia mengatakan Abu Zubair sedangkan sepatutnya Abu Sufyan.<br />
<br />
Al-Saji mengatakan dia lemah tapi saduq.<br />
<br />
Abu Qasim dan al-Balkhi melemahkan dia.<br />
<br />
Kesimpulannya : Ajlah Al Kindi dijarh dengan jarh yang mufassar, shg haditsnya dhaif.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Selain Imran bin Hushain dan Buraidah, hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dengan sanad yang shahih. Riwayat Ibnu Abbas disebutkan dalam Musnad Abu Dawud Ath Thayalisi 1/360 no 2752, Tarikh Ibnu Asakir 42/199, dan Tarikh Ibnu Asakir 42/201, Musnad Ahmad 1/330 no 3062, Al Mustadrak 3/143 no 4652, As Sunnah Ibnu Abi Ashim no 1188, dan Mu’jam Al Kabir 12/77.<br />
<br />
Berikut sanad riwayat Abu Dawud :<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Abi Balj dari Amru bin Maimun dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda [Musnad Abu Dawud Ath Thayalisi no 2752].<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Terdapat perawi yg bernama Abu Balj Yahya bin Sulaim.<br />
<br />
Ibnu Hibban dalam kitabnya Al Majruhin menyatakan bahwa Abu Balj sering melakukan kesalahan yang membuatnya layak untuk ditinggalkan sehingga tidak bisa dijadikan hujjah jika ia menyendiri dalam meriwayatkan hadis [Al Majruhin juz 3 no 1197].<br />
<br />
Ibnu Adiy berkata : Aku mendengar Ibnu Hammaad mengatakan Bukhari berkata “Yahya bin Abi Sulaim Abu Balj mendengar dari Muhammad bin Haathib dan ‘Amru bin Maimun “Fiihi nazhar” [Al Kamil Ibnu Adiy 7/229].<br />
<br />
Kesimpulan : Abu Balj adalah perawi yang dhaif.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Hadis dengan jalan yang terakhir adalah riwayat Wahab bin Hamzah. Diriwayatkan dalam Mu’jam Al Kabir Ath Thabrani 22/135, Tarikh Ibnu Asakir 42/199 dan Al Bidayah Wan Nihayah 7/381.<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Amru Al Bazzar dan Ahmad bin Zuhair Al Tusturi yang keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Utsman bin Karamah yang berkata telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Musa yang berkata telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Shuhaib dari Dukain dari Wahab bin Hamzah yang berkata [Mu’jam Al Kabir 22/135]<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Dukain adalah perawi yang majhul, sehingga riwayatnya dhaif.<br />
<br />
<br />
Secondprince :<br />
Jika kita mengumpulkan semua hadis tersebut maka didapatkan<br />
Hadis Imran bin Hushain adalah hadis shahih [riwayat Ja’far bin Sulaiman]<br />
Hadis Buraidah adalah hadis hasan [riwayatAjlah Al Kindi]<br />
Hadis Ibnu Abbas adalah hadis shahih [riwayat Abu Balj]<br />
Hadis Wahab bin Hamzah adalah hadis hasan [riwayat Dukain]<br />
Tentu saja dengan mengumpulkan sanad-sanad hadis ini maka tidak diragukan lagi kalau hadis ini adalah hadis yang shahih.<br />
<br />
Dan dengan fakta ini ada baiknya kita melihat apa yang dikatakan Ibnu Taimiyyah tentang hadis ini, ia berkata<br />
<br />
” أنت ولي كل مؤمن بعدي ” فهذا موضوع باتفاق أهل المعرفة بالحديث<br />
<br />
“kamu adalah pemimpin bagi setiap mukmin sepeninggalKu” ini adalah maudhu’ (palsu) menurut kesepakatan ahli hadis [Minhaj As Sunnah 5/35].<br />
<br />
قوله : هو ولي كل مؤمن بعدي كذب على رسول الله صلى الله عليه وسلم<br />
<br />
Perkataannya ; “Ia pemimpin setiap mukmin sepeninggalku” adalah dusta atas Rasulullah SAW [Minhaj As Sunnah 7/278]<br />
<br />
Cukuplah kiranya pembaca melihat dengan jelas siapa yang sebenarnya sedang berdusta atau sedang mendustakan hadis shahih hanya karena hadis tersebut dijadikan hujjah oleh orang syiah. Penyakit seperti ini yang dari dulu kami sebut sebagai “Syiahpobhia”.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Seperti kita lihat bersama, bahwa hadits tsb shahih tanpa lafaz tambahan.<br />
<br />
Adapun hadits yang ada tambahan lafaz terdapat perselisihan.<br />
<br />
Adapun keadaan hadits yang kita bahas kedudukannya sbb :<br />
<br />
Hadits ghadir khum yg disepakati shahihnya hanya pada lafaz : man kuntu maulahu fa 'ali maulahu, tanpa ada tambahan.<br />
<br />
Setiap ada tambahan yang menyelisihi riwayat yang disepakati, maka riwayat tersebut termasuk riwayat yang mungkar.<br />
<br />
Penambahan lafaz min ba'di, tidak terdapat pada jumhur perawi maupun matan hadits.<br />
<br />
Bahkan ia menyelisi pemahaman mayoritas shahabat yang mendengar hadits ghadir khum tsb.<br />
<br />
Telah ijmak para shahabat untuk memilih Abu Bakar sebagai pemimpin setelah meninggalnya Nabi saw, bukannya Ali bin Abi Thalib, hal ini merupakan sebesar-besar qarinah mungkarnya lafaz tambahan min ba'di tsb.<br />
<br />
<br />
Seconprince :<br />
Setelah membicarakan hadis ini ada baiknya kami membicarakan secara singkat mengenai matan hadis tersebut. Salafy nashibi biasanya akan berkelit dan berdalih kalau hadis tersebut tidak menggunakan lafaz khalifah tetapi lafaz waliy dan ini bermakna bukan sebagai pemimpin atau khalifah. Kami tidak perlu berkomentar banyak mengenai dalih ini, cukuplah kiranya kami bawakan dalil shahih kalau kata Waliy sering digunakan untuk menunjukkan kepemimpinan atau khalifah.<br />
<br />
Diriwayatkan oleh Ibnu Katsir [dan beliau menshahihkannya] dalam Al Bidayah wan Nihayah bahwa ketika Abu Bakar dipilih sebagai khalifah, ia berkhutbah :<br />
<br />
قال أما بعد أيها الناس فأني قد وليت عليكم ولست بخيركم<br />
<br />
Ia berkata “Amma ba’du, wahai manusia sekalian sesungguhnya aku telah dipilih menjadi pimpinan atas kalian dan bukanlah aku yang terbaik diantara kalian. [Al Bidayah wan Nihayah 5/269].<br />
<br />
Diriwayatkan pula oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad bin Hanbal bahwa Jabir bin Abdullah RA menyebutkan kepemimpinan Umar dengan kata Waliy.<br />
<br />
ثنا بهز قال وثنا عفان قالا ثنا همام ثنا قتادة عن عن أبي نضرة قال قلت لجابر بن عبد الله ان بن الزبير رضي الله عنه ينهى عن المتعة وان بن عباس يأمر بها قال فقال لي على يدي جرى الحديث تمتعنا مع رسول الله صلى الله عليه و سلم قال عفان ومع أبي بكر فلما ولي عمر رضي الله عنه خطب الناس فقال ان القرآن هو القرآن وان رسول الله صلى الله عليه و سلم هو الرسول وأنهما كانتا متعتان على عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم إحداهما متعة الحج والأخرى متعة النساء<br />
<br />
Telah menceritakan kepada kami Bahz dan telah menceritakan kepada kami Affan , keduanya [Bahz dan Affan] berkata telah menceritakan kepada kami Hamam yang berkata telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Abi Nadhrah yang berkata “aku berkata kepada Jabir bin Abdullah RA ‘sesungguhnya Ibnu Zubair telah melarang mut’ah dan Ibnu Abbas memerintahkannya’. Abu Nadhrah berkata ‘Jabir kemudian berkata kepadaku ‘kami pernah bermut’ah bersama Rasulullah’. [Affan berkata] “ dan bersama Abu Bakar. Ketika Umar menjadi pemimpin orang-orang, dia berkata ‘sesungguhnya Al Qur’an adalah Al Qur’an dan Rasulullah SAW adalah Rasul dan sesungguhnya ada dua mut’ah pada masa Rasulullah SAW, salah satunya adalah mut’ah haji dan yang satunya adalah mut’ah wanita’. [Musnad Ahmad 1/52 no 369 dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dan Syaikh Ahmad Syakir].<br />
<br />
Kedua riwayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa kata Waliy digunakan untuk menyatakan kepemimpinan para Khalifah seperti Abu Bakar dan Umar. Oleh karena itu tidak diragukan lagi bahwa hadis di atas bermakna Imam Ali adalah Pemimpin bagi setiap mukmin sepeninggal Nabi SAW.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Memang benar pengertian wali bisa bermakna pemimpin maupun yang dicintai, tinggal melihat qarinah mana yang lebih mendekati makna sebenarnya.<br />
<br />
Mari kita lihat....<br />
<br />
Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah menuliskan :<br />
<br />
"Diantara seperlima harta rampasan yang disebutkan, terdapat banyak kain yang cukup dipakai oleh seluruh pasukan, tetapi Ali ra telah memutuskan bahwa itu harus diserahkan kepada Rasulullah dulu dengan tanpa disentuh.<br />
<br />
Setelah kemenangan di Yaman, Ali ra menempatkan wakil komandan pasukannya untuk bertanggung jawab atas pasukan yang ditempatkan di Yaman, sementara dia sendiri pergi menuju Mekah untuk menjumpai Rasulullah shalallahu alaihi wassalam untuk melaksanakan ibadah Haji.<br />
<br />
Saat Ali tidak ada, akan tetapi, orang yang dia tinggalkan untuk bertanggung jawab atas pasukannya di bujuk untuk meminjamkan kepada masing-masing orang sebuah pakaian ganti dari kain tersebut. Penrgantian pakaian sangat diperlukan bagi mereka yang telah meninggalkan rumah hampir selama tiga bulan.<br />
<br />
Pasukan yang ditempatkan di Yaman kemudian berangkat menuju Mekah untuk melaksanakan haji bersama Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.<br />
<br />
Ketika mereka berada tidak jauh dari kota (Mekah), Ali ra keluar menemui mereka dan terkejut melihat perubahan yang terjadi (sehubungan dengan pakaian yang mereka kenakan).<br />
<br />
“Saya memberi mereka pakaian” berkata wakil komandan pasukan, “yang penampilan mereka mungkin lebih layak ketika mereka berbaur dengan orang-orang. Mereka semua tahu bahwa setiap orang di Mekah saat itu sedang mengenakan baju terbaik mereka untuk menghormati hari besar (ibadah haji), dan mereka ingin sekali memperlihatkan penampilan mereka yang terbaik, tetapi Ali ra merasa tidak dapat tenang dengan membebaskannya dan dia memerintahkan mereka untuk memakai kembali pakaian lama mereka dan mengembalikan yang baru ke tempat barang rampasan. Kekecewaan/kekesalan yang besar dirasakan oleh seluruh pasukan atas keputusan itu, dan ketika Nabi shalallahu alaihi wassalam mendengar hal itu, beliau bersabda : “wahai manusia, jangan mencela/menyalahkan Ali, dia terlalu cermat di jalan Allah untuk disalahkan.” Tetapi kata-kata ini tidak cukup, atau mungkin mereka mendengarnya hanya sedikit, dan kekesalan diantara mereka tetap masih berlanjut.<br />
<br />
Pada saat kembali ke Madinah salah seorang dari pasukan komplain dengan keras mengenai Ali ra kepada Nabi shalallahu alaihi wassalam yang langsung berubah wajahnya. “Apakah saya tidak lebih dekat dengan kaum mukminin dibandingkan diri mereka sendiri?” beliau berkata; dan ketika orang tersebut membenarkannya, beliau menambahkan : “Barangsiapa yang menganggap saya mawla-nya, maka Ali adalah mawla-nya.” Berikutnya dalam perjalanan ketika mereka berhenti di Ghadir Khum, beliau mengumpulkan semua orang bersama-sama, dan mengambil tangan Ali, beliau mengulang kata-kata ini (“Barangsiapa yang menganggap saya mawla-nya, maka Ali adalah mawla-nya.”), dimana beliau menambahkan dengan do’a : “Ya Allah, jadikan teman, orang-orang yang menjadi temannya, dan jadikan musuh orang-orang yang memusuhinya”. Dan keluhan-keluhan terhadap Ali ra pun berhenti."<br />
<br />
Lihatlah......<br />
<br />
Ternyata hadits ghadir khum merupakan pembelaan Nabi saw kepada Ali ra, atas kebencian pasukan dibawah kepemimpinan Ali ra ketika di yaman.<br />
<br />
Ini menunjukkan bahwa makna maula atau wali dalam hadits ghadir khum adalah kecintaan, bukan kepemimpinan.<br />
<br />
Wallohu a'lam...<br />
<div>
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-91960726651310909992015-12-04T18:00:00.001-08:002017-03-16T08:31:25.078-07:00ISTERI RASULULLOH SAW TERMASUK AHLUL BAIT YANG TERDAPAT DALAM SURAT AL AHZAB AYAT 33Hadis Yang Menjelaskan Siapa Ahlul Bait Yang Disucikan Dalam Al Ahzab 33.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Dalam Al Qur’anul Karim terdapat ayat yang cukup fenomenal dan menjadi kontroversi diantara pengikut salafy dan pengikut syiah.<br />
<br />
Syiah meyakini kalau Ahlul Bait dalam Al Ahzab 33 [ayat tathir] bukanlah istri-istri Nabi sedangkan salafy dan para nashibi justru mengkhususkan bahwa ayat tersebut turun untuk istri-istri Nabi.<br />
<br />
Selain itu terdapat penafsiran baru dari kalangan “mereka yang terinfeksi virus nashibi” yaitu mereka mengatakan kalau Al Ahzab 33 turun memang untuk istri-istri Nabi hanya saja Nabi SAW memperluas makna Ahlul Bait itu kepada Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Mari kita lihat pendapat para mufassirin tentang ayat tsb :<br />
<br />
Pendapat pertama mengatakan, yang dimaksud Ahlul Bait adalah istri Nabi secara khusus. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, ‘Atha`, Sa’id bin Jubair, dan yang lainnya.<br />
<br />
Pendapat kedua mengatakan, yang dimaksud adalah ‘Ali bin Abi Thalib, Fathimah dan Hasan serta Husain secara khusus. Pendapat ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri, Mujahid, Qatadah, dan yang lainnya.<br />
<br />
Pendapat ketiga adalah pendapat yang menggabungkan kedua pendapat tersebut, bahwa ayat ini mencakup mereka semua. Adapun para istri beliau tercakup dalam ayat ini karena mereka yang dimaksud dalam konteks ayat-ayat ini sebelum dan sesudahnya dan mereka adalah orang-orang yang tinggal di rumah-rumah Rasulullah.<br />
<br />
Adapun masuknya ‘Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hasan dan Husain ke dalam Ahlul Bait, disebabkan hadits-hadits shahih yang datang dari Rasulullah .<br />
<br />
Maka barangsiapa yang mengkhususkan ayat ini untuk salah satunya dan mengeluarkan yang lain, maka sungguh dia telah mengamalkan sebagian nash dan menelantarkan yang lain.<br />
<br />
Pendapat terakhir inilah yang paling kuat dan dibenarkan kebanyakan ahli tahqiq, seperti Al-Qurthubi, Ibnu Katsir, dan yang lainnya. (Tuhfatul Ahwadzi, 9/48-49)<br />
<br />
Oleh karena itu, Ibnu Katsir berkata dalam tafsir-nya:<br />
<br />
“(Ayat ini) merupakan nash yang menunjukkan bahwa para istri Nabi termasuk Ahlul Bait (keluarga Nabi), karena merekalah yang menjadi sebab turunnya ayat ini. Penyebab turunnya suatu ayat termasuk dalam ayat itu, (hal ini) merupakan pendapat yang disepakati. Boleh jadi ayat ini hanya berkenaan tentang mereka menurut satu pendapat atau ada yang lain yang masuk bersama mereka, berdasarkan pendapat yang shahih.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 3/484)<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Dalam pembahasan ini kami akan membuktikan bahwa penafsiran ini keliru, yang benar adalah Al Ahzab 33 turun untuk Ahlul Kisa’ yaitu Nabi SAW, Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain. Tentu saja kami akan membawakan riwayat-riwayat shahih yang menjadi bukti kejahilan mereka.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Mari kita buktikan....<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Dari Umar bin Abi Salamah, anak tiri Nabi SAW yang berkata “Ayat ini turun kepada Nabi SAW di rumah Ummu Salamah, kemudian Nabi SAW memanggil Fatimah, Hasan dan Husain dan menutup mereka dengan kain dan Ali berada di belakang Nabi SAW, beliau juga menutupinya dengan kain. Kemudian beliau SAW berkata “ Ya Allah merekalah Ahlul BaitKu maka hilangkanlah dosa dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya. Ummu Salamah berkata “Apakah Aku bersama mereka ya Nabi Allah?”. Beliau berkata “Kamu tetap pada kedudukanmu sendiri dan kamu dalam kebaikan”. [Shahih Sunan Tirmidzi no 3205].<br />
<br />
Salafy nashibi berusaha berdalih dengan mengatakan bahwa hadis di atas bukan berarti mengkhususkan Ahlul Bait untuk Ahlul Kisa’ justru hadis di atas merupakan perluasan dari makna Ahlul Bait oleh Nabi SAW.<br />
<br />
Salafy mengatakan bahwa ayat tersebut memang turun untuk istri-istri Nabi tetapi Nabi SAW karena kecintaannya juga menginginkan ayat tersebut untuk Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain.<br />
<br />
Hujjah mereka ini batal dengan alasan berikut :<br />
<br />
1. Hadis Sunan Tirmidzi di atas menyebutkan bahwa ketika ayat tersebut turun Rasulullah SAW langsung memanggil Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain bukannya memanggil istri-istri Beliau.<br />
<br />
Ini bukti kalau ayat tersebut ditujukan untuk Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain dan bukan untuk istri-istri Nabi SAW.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Kalau menurut syiah seperti itu pemahamannya, seharusnya ayat itu turun dirumah Ali ra, jangan di rumah Ummu Salamah, karena jelas ayat tadi sudah turun di rumah Ummu Salamah (rumah Nabi juga), otomatis yang dimaksud ahlul bait, ya ahlul bait pemilik rumah tadi, yaitu nabi dan Ummu Salamah serta isteri beliau yang lain.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
2. Ummu Salamah tidak merasa kalau dirinya adalah Ahlul Bait yang dimaksud, padahal jika memang seperti yang diklaim para nashibi kalau Ahlul Bait dalam Al Ahzab 33 turun untuk istri-istri Nabi SAW maka Ummu Salamah pasti tahu kalau dirinyalah Ahlul Bait yang dimaksud dan Beliau tidak perlu mengajukan pertanyaan kepada Nabi [“Apakah Aku bersama Mereka, Ya Nabi Allah?”] bahkan dalam riwayat lain Ummu Salamah bertanya [“Apakah Aku termasuk Ahlul Bait?”].<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Pertanyaan Ummu Salamah ini bisa dimaklumi, karena tindakan Nabi yang tiba-tiba memanggil keluarga Ali dan kemudian menyelimutinya merupakan sesuatu yang mengherankan baginya, makanya dia bertanya akan tindakan Nabi tsb.<br />
<br />
Hal ini adalah wajar, jika kita menjadi Ummu Salamah, pasti kita akan menanyakan tindakan Nabi yang di luar kebiasaan tersebut, apalagi ketika dirinya tidak diperkenankan (untuk sementara) untuk ikut masuk ke dalam kain kisa’ bersama keluarga Fathimah yang sedang dido’akan oleh Nabi shalallahu ‘alihi wa sallam.<br />
<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Nashibi berusaha membela diri dengan mengatakan kalau Ummu Salamah awalnya tidak tahu kalau ayat tersebut ditujukan untuknya sehingga pada saat itu ia bertanya dalam kondisi tidak tahu, barulah setelah itu ia mengetahui kalau ayat tersebut turun untuknya.<br />
<br />
Jawaban ini batal dengan alasan berikut :<br />
<br />
Pada awalnya nashibi mengatakan kalau ayat tersebut turun untuk istri-istri Nabi SAW dan Nabi SAW berkehendak agar Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain juga masuk dalam Ahlul Bait. Kalau memang benar kejadiannya seperti itu maka ketika ayat tersebut turun Rasulullah SAW pertama-tama akan memberitahu Ummu Salamah karena sudah jelas beliau adalah istri Nabi SAW [apalagi ayat tersebut turun di rumahnya sehingga Nabi SAW bisa langsung memberitahu] kemudian Rasulullah SAW juga akan memanggil istri-istri Beliau yang lain untuk menyampaikan ayat tersebut.<br />
<br />
Setelah ayat tersebut disampaikan kepada orang-orang yang dituju maka barulah Rasulullah SAW melakukan keinginan atau kehendaknya agar Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain ikut masuk sebagai Ahlul Bait.<br />
<br />
Tetapi fakta yang ada dalam hadis shahih justru menyebutkan kalau Rasulullah SAW malah langsung memanggil Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain bukan istri-istrinya bahkan Rasulullah SAW tidak menyampaikan ayat tersebut kepada Ummu Salamah yang dari awal berada disana.<br />
<br />
Sungguh mustahil mengatakan kalau Nabi SAW lebih mendahulukan kehendak atau keinginannya dan menunda untuk menyampaikan firman Allah kepada orang yang dituju.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Apakah harus seperti itu...memanggil seluruh isterinya berkumpul dulu, lalu dibacakan ayat tsb.<br />
<br />
Cukuplah beliau sendiri mewakili berita pensucian dari Alloh tsb dan tentunya Ummu Salamah saksi langsung atas turunnya ayat tsb.<br />
<br />
Bahwa ayat itu sudah turun di rumah Ummu Salamah, kemudian...<br />
<br />
Perhatikan kalimat "kemudian", hal ini menunjukkan bahwa ayat tsb telah dibacakan Nabi saw kepada Ummu Salamah.<br />
<br />
Dengan demikian Nabi saw tidak menunda untuk menyampaikan firman Alloh kepada yg dituju.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Kalau memang seperti yang dikatakan nashibi Ummu Salamah bertanya dalam kondisi tidak tahu atau Nabi SAW belum memberitahu kalau ayat tersebut turun untuknya selaku istri Nabi maka setelah itu sudah pasti Ummu Salamah akan diberitahu oleh Nabi SAW. Tentunya ketika Ummu Salamah meriwayatkan hadis ini kepada para tabiin maka saat itu Ummu Salamah pasti sudah mengetahui kalau pertanyaan yang ia ajukan sebelumnya kepada Nabi adalah kesalahpahamannya [karena pada dasarnya ia tidak perlu bertanya, toh ayat itu untuknya]. Jadi Ummu Salamah pasti akan menjelaskan kesalahpahamannya itu kepada para tabiin tetapi faktanya dalam riwayat-riwayat Ummu Salamah pertanyaan itu tetap ada dan tidak ada penjelasan Ummu Salamah kalau sebenarnya ia sudah salah paham. Ini justru membuktikan kalau arguman nashibi itu tidak bernilai dan hanya basa basi semata.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Dalam hal ini Ummu Salamah hanya menceritakan apa adanya peristiwa yang ia alami.<br />
<br />
Orang syiah itu memastikan Ummu Salamah menyampaikannya saat Rasul sudah wafat, bagaimana dia bisa memastikan hal itu? kita tahu bahwa hadits Tirmidzi tersebut diriwayatkan oleh anak Ummu Salamah sendiri yaitu Umar bin Abi Salamah, apakah tidak mungkin beliau telah menceritakan peristiwa itu tak lama setelah kejadian itu kepada anaknya di saat Nabi masih hidup? dan itulah yang diingat oleh Umar bin Abi Salamah yang akhirnya dia ceritakan kepada perawi berikutnya.<br />
<br />
Sedangkan ada hadits Kisa’ yang lainnya yg diriwayatkan imam Ahmad, jelas Ummu Salamah sendiri menceritakan di saat selepas kematian Husein ra dan beliau telah menjelaskannya dalam hadits tersebut bahwa dia adalah termasuk ahlu (keluarga) Nabi, dalam hadits tersebut beliau hanya meminta konfirmasi kepada Nabi “Wahai Rasulullah bukankah aku juga keluargamu?”. Beliau menjawab “Ya benar. Masuklah ke balik kain ini”. Maka akupun masuk ke balik kain itu setelah selesainya doa Beliau untuk anak pamannya, kedua putra Beliau dan Fatimah putri Beliau”. ini adalah penjelasan yang sangat jelas dan cukup dari Ummu Salamah kepada para tabi’in bahwa memang dia adalah termasuk keluarga Nabi.<br />
<br />
Ingat, yang Nabi tolak adalah Ummu Salamah bersama dengan keluarga Fatimah yang sedang dido’akan oleh Rasulullah dengan alasan bahwa Ummu Salamah dalam kedudukannya sendiri dan dalam kebaikan, tetapi Nabi tidak menolak bahwa Ummu Salamah merupakan Ahlul Bait beliau.<br />
<br />
Hal ini semakin membuktikan bahwa memang QS 33:33 tersebut berkenaan dengan istri-istri Nabi, karena mereka sudah dalam kebaikan dan tidak perlu dido’akan lagi ketika ayat tersebut turun, sebaliknya jika ayat tsb memang utk ahlul kisa’, mengapa Rasul masih berdo’a (meminta kepada Allah) agar Ahlul Kisa’ dibersihkan dari kotoran dosa dan dibersihkan sebersih-bersihnya?.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Al Ahzab 33 memang turun untuk Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain.<br />
<br />
Merekalah yang dituju dalam ayat tersebut bukannya seperti yang dikatakan nashibi kalau ayat tersebut turun untuk istri-istri Nabi dan ahlul kisa’ hanyalah perluasan ahlul bait berdasarkan kehendak Nabi.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Lucu sekali pemahaman orang syiah ini....ahlul bait Nabi kok isteri Nabi tidak termasuk.<br />
<br />
Sedangkan Fatimah, Hasan dan Husein seharusnya disebut ahlul bait Ali, bukan ahlul bait Nabi.<br />
<br />
Dikarenakan ada hadits ini, dan ini merupakan keinginan dan doa Nabi saw, maka keluarga Ali termasuk dalam ahlul bait Nabi saw.<br />
<br />
Demikian pula dg adanya hadits lain, maka keluarga Ja'far, keluarga Abbas dll termasuk ahlul bait Nabi pula.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Perhatikan riwayat Ummu Salamah berikut :<br />
<br />
1. Dari Hakim bin Sa’ad yang berkata “kami menyebut-nyebut Ali bin Abi Thalib RA di hadapan Ummu Salamah. Kemudian ia [Ummu Salamah] berkata “Untuknyalah ayat [Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya] turun . Ummu Salamah berkata “Nabi SAW datang ke rumahku dan berkata “jangan izinkan seorangpun masuk”. Lalu datanglah Fathimah maka aku tidak dapat menghalanginya menemui Ayahnya, kemudian datanglah Hasan dan aku tidak dapat melarangnya menemui kakeknya dan Ibunya”. Kemudian datanglah Husain dan aku tidak dapat mencegahnya. Maka berkumpullah mereka di sekeliling Nabi SAW di atas hamparan kain. Lalu Nabi SAW menyelimuti mereka dengan kain tersebut kemuian bersabda “Merekalah Ahlul BaitKu maka hilangkanlah dosa dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya”. Lalu turunlah ayat tersebut ketika mereka berkumpul di atas kain. Ummu Salamah berkata “Wahai Rasulullah SAW dan aku?”. Demi Allah, beliau tidak mengiyakan. Beliau hanya berkata “sesungguhnya engkau dalam kebaikan”. [Tafsir At Thabari 22/12 no 21739]<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Ada kesalahan terjemahan dalam kata "untuknyalah" seharusnya diterjemahkan dg " dia (Ali) termasuk didalam ayat."<br />
<br />
Sehingga terjemahan saya diatas tidak bisa dipahamai sebagai pembatas ahlul bait hanya ahlu kisa' saja.<br />
<br />
Mengenai pertanyaan Ummu Salamah dan jawaban nabi maka ada riwayat di bawah ini :<br />
<br />
Hadits Tirmidzi; “Ummu Salamah berkata “Apakah Aku bersama mereka, ya Nabi Allah?. Beliau berkata “Kamu tetap pada kedudukanmu sendiri dan kamu dalam kebaikan”<br />
<br />
Hadits Ahmad; “Aku berkata “Wahai Rasulullah bukankah aku juga keluargamu?”. Beliau menjawab “Ya benar. Masuklah ke balik kain ini”. Maka akupun masuk ke balik kain itu setelah selesainya doa Beliau untuk anak pamannya, kedua putra Beliau dan Fatimah putri Beliau”<br />
<br />
Perhatikanlah............<br />
Dari keterangan singkat ini diketahui bahwa Ummu Salamah tdk termasuk yang didoakan Nabi supaya disucikan, karena memang Ummu Salamah termasuk orang yang telah disucikan dalam ayat tersebut, tetapi ia termasuk keluarga Nabi.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
2. Telah menceritakan kepada kami Fahd yang berkata telah menceritakan kepada kami Usman bin Abi Syaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Jarir bin Abdul Hamid dari ’Amasy dari Ja’far bin Abdurrahman Al Bajali dari Hakim bin Saad dari Ummu Salamah yang berkata : ayat ini turun ditujukan untuk Rasulullah, Ali, Fatimah, Hasan dan Husain [Musykil Al Atsar Ath Thahawi 1/227].<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Riwayat ini dhaif akibat mu'an'an A'masy.<br />
<br />
Riwayat tersebut tdk membatas hanya mereka saja yg dimaksud ayat tadi, sehingga mengeluarkan isteri-isteri Nabi saw.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Riwayat Ummu Salamah dikuatkan oleh riwayat Abu Sa’id Al Khudri sebagai berikut :<br />
<br />
3. Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ahmad bin Habib Al Kirmani yang berkata telah menceirtakan kepada kami Abu Rabi’ Az Zahrani yang berkata telah menceritakan kepada kami Umar bin Muhammad dari Sufyan Ats Tsawri dari Abi Jahhaf Daud bin Abi ‘Auf dari Athiyyah Al ‘Aufiy dari Abu Said Al Khudri RA bahwa firman Allah SWT [Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya] turun untuk lima orang yaitu Rasulullah SAW Ali Fathimah Hasan dan Husain radiallahuanhum [Mu’jam As Shaghir Thabrani 1/231 no 375].<br />
<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Riwayat ini dhaif akibat Athiyyah.<br />
<br />
Riwayat tersebut tdk membatas hanya mereka saja yg dimaksud ayat tadi, sehingga mengeluarkan isteri-isteri Nabi saw.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Ummu Salamah sendiri tidak memahami seperti pemahaman nashibi. Ummu Salamah mengakui kalau ia bukan ahlul bait yang dimaksud dan jawaban Nabi “kamu dalam kebaikan” dipahami oleh Ummu Salamah bahwa ia tidak termasuk dalam Ahlul Bait Al Ahzab 33 yang disucikan.<br />
<br />
4. Dari Ummu Salamah RA yang berkata “Turun dirumahku ayat [Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait] kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali Fathimah Hasan dan Husain radiallahuanhu ajma’in dan berkata “Ya Allah merekalah Ahlul BaitKu”. Ummu Salamah berkata “wahai Rasulullah apakah aku termasuk Ahlul Bait?”. Rasul SAW menjawab “kamu keluargaku yang baik dan Merekalah Ahlul BaitKu Ya Allah keluargaku yang haq”. [Al Mustadrak 2/451 no 3558 dishahihkan oleh Al Hakim dan Adz Dzahabi].<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Pengkaburan terjemahan lagi...."merekalah ahlul baitku", seharusnya "mereka adalah ahlul baitku".<br />
<br />
Sekali lagi hadits diatas tdk membatasi ahlul bait hanya kepada mereka shg mengeluarkan isteri-isteri Nabi dari cakupan ahlul bait Nabi.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
5. Telah menceritakan kepada kami Husain bin Hakam Al Hibari Al Kufi yang berkata telah menceritakan kepada kami Mukhawwal bin Mukhawwal bin Rasyd Al Hanath yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdul Jabar bin ‘Abbas Asy Syabami dari Ammar Ad Duhni dari Umarah binti Af’a dari Ummu Salamah yang berkata “Ayat ini turun di rumahku [Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya] dan ketika itu ada tujuh penghuni rumah yaitu Jibril Mikail, Rasulullah Ali Fathimah Hasan dan Husain. Aku berada di dekat pintu lalu aku berkata “Ya Rasulullah Apakah aku tidak termasuk Ahlul Bait?”. Rasulullah SAW berkata “kamu termasuk istri Nabi Alaihis Salam”. Beliau tidak mengatakan “sesungguhnya kamu termasuk Ahlul Bait”. [Musykil Al Atsar Ath Thahawi 1/228].<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Hadits diatas dhaif akibat Amarah...dan lagi terdapat keraguan Amarah bin Af'a atau Amarah Al Hamdaniyah.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Dari Ummu Salamah RA yang berkata “Ayat ini turun di rumahku [Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya]. Aku berkata “wahai Rasulullah apakah aku tidak termasuk Ahlul Bait?. Beliau SAW menjawab “kamu dalam kebaikan kamu termasuk istri Rasulullah SAW”. Aku berkata “Ahlul Bait adalah Rasulullah SAW, Ali, Fathimah, Hasan dan Husain radiallahuanhum ajma’in”.[Al Arba’in Fi Manaqib Ummahatul Mukminin Ibnu Asakir hal 106]<br />
<br />
Ibnu Asakir setelah meriwayatkan hadis ini, ia menyatakan kalau hadis ini shahih. Hadis ini juga menjadi bukti kalau Ummu Salamah sendiri mengakui bahwa Ahlul Bait yang dimaksud dalam Al Ahzab 33 firman Allah SWT adalah Rasulullah SAW, Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain.<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Hadits-hadits diatas tidak mengkonsekwensikan pembatasan ahlul bait kepada ahlu kisa' saja shg mengeluarkan isteri Nabi dari cakupan ahlul bait.<br />
<br />
<br />
Syiah :<br />
Nashibi mengatakan kalau Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain pada awalnya tidak termasuk Ahlul Bait dalam Al Ahzab 33, mereka bukanlah yang dituju oleh ayat tersebut tetapi karena kecintaan Rasulullah SAW kepada mereka maka Beliau menyelimuti mereka agar mereka bisa ikut masuk sebagai Ahlul Bait. Perkataan nashibi ini merupakan perkataan yang bathil karena Ahlul Kisa’ sendiri mengakui kalau merekalah yang dimaksud dalam Firman Allah SWT Al Ahzab 33. Diriwayatkan dari Abu Jamilah bahwa Imam Hasan pernah berkhutbah di hadapan orang-orang dan beliau berkata :<br />
<br />
Wahai penduduk Iraq bertakwalah kepada Allah tentang kami, karena kami adalah pemimpin kalian dan tamu kalian dan kami adalah Ahlul Bait yang difirmankan oleh Allah SWT [Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya]. Beliau terus mengingatkan mereka sehingga tidak ada satu orangpun di dalam masjid yang tidak menangis [Tafsir Ibnu Katsir 3/495].<br />
<br />
<br />
Tanggapan :<br />
Riwayat tersebut tdk membatasi ahlul bait shg mengeluarkam para isteri Nabi saw.<br />
<br />
Pada intinya, mari kita perhatikan jawaban Nabi atas pertanyaan Ummu Salamah.<br />
<br />
Jawaban 1.<br />
Apakah aku bersama mereka ?<br />
<br />
"Kamu tetap pada kedudukanmu, dan kamu dalam kebaikan"<br />
<br />
Jawaban 2.<br />
Apakah aku termasuk keluargamu ?<br />
<br />
"Ya benar insya Alloh"<br />
<br />
Jawaban 3.<br />
Ya Rosululloh dan aku (termasuk ahlul baitmu) ?<br />
<br />
Beliau tidak mengiyakan, "kamu dalam kebaikan"<br />
<br />
Jawaban 4.<br />
Ya Rosululloh dan aku termasuk ahlul baitmu ?<br />
<br />
“kamu keluargaku yang baik dan mereka adalah Ahlul Baitku"<br />
<br />
Jawaban 5.<br />
Ya Rasulullah Apakah aku tidak termasuk Ahlul Bait?”.<br />
<br />
“kamu termasuk istri Nabi Alaihis Salam”. Beliau tidak mengatakan “sesungguhnya kamu termasuk Ahlul Bait”.<br />
<br />
Jawaban 6.<br />
“wahai Rasulullah apakah aku tidak termasuk Ahlul Bait?.<br />
<br />
“kamu dalam kebaikan kamu termasuk istri Rasulullah SAW”.<br />
<br />
Dari paparan diatas diketahui bahwa Ummu Salamah akhirnya masuk ke dalam kisa' setelah beliau berdoa.<br />
<br />
Kalau kita perhatikan riwayat Zaid bin Arqam, beliau menjawab, bahwa isteri termasuk ahlul bait suami selama mereka belum bercerai.<br />
<br />
Shg dari pertanyaan dan jawaban diatas dpt disimpulkan :<br />
<br />
Bahwa isteri Nabi termasuk keluarga Nabi saw, mereka menjadi ahlul bait dengan syarat selama tidak dicerai Nabi saw.<br />
<br />
Bahwa posisi mereka ketika ayat itu turun adalah sbg ahlul bait, tapi sifat ini tdk menetap.<br />
<br />
Hadits kisa' menetapkan status keluarga Ali sebagai ahlul bait yg sifatnya permanen.<br />
<br />
Kesimpulannya : bahwa isteri Nabi termasuk ahlul bait yg dikehendaki dlm ayat tsb, termasuk pula ahlu kisa'.<br />
<br />
Wallohu a'lam.<br />
<br />
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-26981326649917707702015-12-04T05:36:00.001-08:002016-02-06T15:52:58.104-08:00DIALOG 1 : TSAQALAIN<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]-->Syiah berkata :<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Peninggalan
Rasulullah SAW adalah Al Quran dan Ahlul Bait as</span></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sebelum
Junjungan kita yang mulia Al Imam Rasulullah SAW (Shalawat dan salam kepada
Beliau SAW dan Keluarga suciNya as) berpulang ke rahmatullah, Beliau SAW telah berpesan
kepada umatnya agar tidak sesat dengan berpegang teguh kepada dua
peninggalannya atau Ats Tsaqalain yaitu Kitabullah Al Quranul Karim dan Itraty
Ahlul Bait Rasul as. Seraya Beliau SAW juga mengingatkan kepada umatnya bahwa
Al Quranul Karim dan Itraty Ahlul Bait Rasul as akan selalu bersama dan tidak
akan berpisah sampai hari kiamat dan bertemu Rasulullah SAW di Telaga Kautsar
Al Haudh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Peninggalan
Rasulullah SAW itu telah diriwayatkan dalam banyak hadis dengan sanad yang
berbeda dan shahih dalam kitab-kitab hadis. Diantara kitab-kitab hadis itu
adalah <i>Shahih Muslim, Sunan Ad Darimi, Sunan Tirmidzi, Musnad Abu Ya’la,
Musnad Al Bazzar, Mu’jam At Thabrani, Musnad Ahmad bin Hanbal, Shahih Ibnu
Khuzaimah, Mustadrak Ash Shahihain, Majma Az Zawaid Al Haitsami, Jami’As Saghir
As Suyuthi dan Al Kanz al Ummal. Dalam Tulisan ini akan dituliskan beberapa
hadis Tsaqalain yang shahih dalam Shahih Muslim, Mustadrak Ash Shahihain, Sunan
Tirmidzi dan Musnad Ahmad bin Hanbal.</i></span><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.Hadis
riwayat Imam Muslim dalam Shahih Muslim juz II hal 279 bab Fadhail Ali</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Muslim
meriwayatkan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Shuja’ bin
Makhlad dari Ulayyah yang berkata Zuhair berkata telah menceritakan kepada kami
Ismail bin Ibrahim dari Abu Hayyan dari Yazid bin Hayyan yang berkata <i>”Aku,
Husain bin Sabrah dan Umar bin Muslim pergi menemui Zaid bin Arqam. Setelah
kami duduk bersamanya berkata Husain kepada Zaid ”Wahai Zaid sungguh engkau
telah mendapat banyak kebaikan. Engkau telah melihat Rasulullah SAW,
mendengarkan hadisnya, berperang bersamanya dan shalat di belakangnya. Sungguh
engkau mendapat banyak kebaikan wahai Zaid. Coba ceritakan kepadaku apa yang
kamu dengar dari Rasulullah SAW. Berkata Zaid “Hai anak saudaraku, aku sudah
tua, ajalku hampir tiba, dan aku sudah lupa akan sebagian yang aku dapat dari
Rasulullah SAW. Apa yang kuceritakan kepadamu terimalah,dan apa yang tidak
kusampaikan janganlah kamu memaksaku untuk memberikannya.<br />
Lalu Zaid berkata ”pada suatu hari Rasulullah SAW berdiri di hadapan kami di
sebuah tempat yang bernama Ghadir Khum seraya berpidato, maka Beliau SAW
memanjatkan puja dan puji atas Allah SWT, menyampaikan nasehat dan peringatan.
Kemudian Beliau SAW bersabda “Ketahuilah wahai manusia sesungguhnya aku hanya
seorang manusia. Aku merasa bahwa utusan Tuhanku (malaikat maut) akan segera
datang dan Aku akan memenuhi panggilan itu. Dan Aku tinggalkan padamu dua
pusaka (Ats-Tsaqalain). Yang pertama Kitabullah (Al-Quran) di dalamnya terdapat
petunjuk dan cahaya,maka berpegang teguhlah dengan Kitabullah”. Kemudian Beliau
melanjutkan, “dan Ahlul Bait-Ku, kuperingatkan kalian kepada Allah akan Ahlul
Bait-Ku, kuperingatkan kalian kepada Allah akan Ahlul Bait-Ku, kuperingatkan
kalian kepada Allah akan Ahlul Bait-Ku”</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Lalu
Husain bertanya kepada Zaid ”Hai Zaid siapa gerangan Ahlul Bait itu? Tidakkah
istri-istri Nabi termasuk Ahlul Bait? Jawabnya “Istri-istri Nabi termasuk Ahlul
Bait. Tetapi yang dimaksud Ahlul Bait disini adalah orang yang tidak
diperkenankan menerima sedekah setelah wafat Nabi SAW”, Husain bertanya “Siapa
mereka?”.Jawab Zaid ”Mereka adalah Keluarga Ali, Keluarga Aqil, Keluarga Ja’far
dan Keluarga Ibnu Abbes”. Apakah mereka semua diharamkan menerima sedekah
(zakat)?” tanya Husain; “Ya”, jawabnya.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hadis
di atas terdapat dalam Shahih Muslim, perlu dinyatakan bahwa yang menjadi pesan
Rasulullah SAW itu adalah sampai perkataan <i>“kuperingatkan kalian kepada
Allah akan Ahlul Bait-Ku</i>” sedangkan yang selanjutnya adalah percakapan
Husain dan Zaid perihal Siapa Ahlul Bait. Yang menarik bahwa dalam Shahih
Muslim di bab yang sama Fadhail Ali, Muslim juga meriwayatkan hadis Tsaqalain
yang lain dari Zaid bin Arqam dengan tambahan percakapan yang menyatakan bahwa
Istri-istri Nabi tidak termasuk Ahlul Bait, berikut kutipannya</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">“Kami
berkata “Siapa Ahlul Bait? Apakah istri-istri Nabi? Kemudian Zaid menjawab
”Tidak, Demi Allah, seorang wanita (istri) hidup dengan suaminya dalam masa
tertentu jika suaminya menceraikannya dia akan kembali ke orang tua dan
kaumnya. Ahlul Bait Nabi adalah keturunannya yang diharamkan untuk menerima
sedekah”.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">2.
Hadis shahih dalam Mustadrak As Shahihain Al Hakim juz III hal 148</span></i></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Al
Hakim meriwayatkan telah menceritakan kepada kami seorang faqih dari Ray Abu
Bakar Muhammad bin Husain bin Muslim, yang mendengar dari Muhammad bin Ayub
yang mendengar dari Yahya bin Mughirah al Sa’di yang mendengar dari Jarir bin
Abdul Hamid dari Hasan bin Abdullah An Nakha’i dari Muslim bin Shubayh dari
Zaid bin Arqam yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda. <i>“Kutinggalkan
kepadamu dua peninggalan (Ats Tsaqalain), kitab Allah dan Ahlul BaitKu.
Sesungguhnya keduanya tak akan berpisah, sampai keduanya kembali kepadaKu di Al
Haudh“</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Al
Hakim menyatakan dalam Al Mustadrak As Shahihain bahwa sanad hadis ini shahih
berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">3.
Hadis shahih dalam kitab Mustadrak As Shahihain Al Hakim, Juz III hal 109.</span></i></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Al
Hakim meriwayatkan telah menceritakan kepada kami Abu Husain Muhammad bin Ahmad
bin Tamim Al Hanzali di Baghdad yang mendengar dari Abu Qallabah Abdul Malik
bin Muhammad Ar Raqqasyi yang mendengar dari Yahya bin Hammad; juga telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar Muhammad bin Balawaih dan Abu Bakar Ahmad
bin Ja’far Al Bazzaz, yang keduanya mendengar dari Abdullah bin Ahmad bin
Hanbal yang mendengar dari ayahnya yang mendengar dari Yahya bin Hammad; dan
juga telah menceritakan kepada kami Faqih dari Bukhara Abu Nasr Ahmad bin
Suhayl yang mendengar dari Hafiz Baghdad Shalih bin Muhammad yang mendengar
dari Khallaf bin Salim Al Makhrami yang mendengar dari Yahya bin Hammad yang
mendengar dari Abu Awanah dari Sulaiman Al A’masy yang berkata telah mendengar
dari Habib bin Abi Tsabit dari Abu Tufail dari Zaid bin Arqam ra yang berkata</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">“Rasulullah
SAW ketika dalam perjalanan kembali dari haji wada berhenti di Ghadir Khum dan
memerintahkan untuk membersihkan tanah di bawah pohon-pohon. Kemudian Beliau
SAW bersabda” Kurasa seakan-akan aku segera akan dipanggil (Allah), dan segera
pula memenuhi panggilan itu, Maka sesungguhnya aku meninggalkan kepadamu Ats
Tsaqalain(dua peninggalan yang berat). Yang satu lebih besar (lebih agung) dari
yang kedua : Yaitu kitab Allah dan Ittrahku. Jagalah Baik-baik dan
berhati-hatilah dalam perlakuanmu tehadap kedua peninggalanKu itu, sebab
Keduanya takkan berpisah sehingga berkumpul kembali denganKu di Al Haudh. Kemudian
Beliau SAW berkata lagi: “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla adalah maulaku, dan
aku adalah maula setiap Mu’min. Lalu Beliau SAW mengangkat tangan Ali Bin Abi
Thalib sambil bersabda : Barangsiapa yang menganggap aku sebagai maulanya, maka
dia ini (Ali bin Abni Thalib) adalah juga maula baginya. Ya Allah, cintailah
siapa yang mencintainya, dan musuhilah siapa yang memusuhinya</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">“</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Al
Hakim telah menyatakan dalam Al Mustadrak As Shahihain bahwa hadis ini shahih
sesuai dengan persyaratan Bukhari dan Muslim.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">4.
Hadis shahih dalam kitab Mustadrak As Shahihain Al Hakim, Juz III hal 110.</span></i></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Al
Hakim meriwayatkan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Ishaq dan
Da’laj bin Ahmad Al Sijzi yang keduanya mendengar dari Muhammad bin Ayub yang
mendengar dari Azraq bin Ali yang mendengar dari Hasan bin Ibrahim Al Kirmani
yang mendengar dari Muhammad bin Salamah bin Kuhail dari Ayahnya dari Abu
Tufail dari Ibnu Wathilah yang mendengar dari Zaid bin Arqam ra yang berkata <i>“Rasulullah
SAW berhenti di suatu tempat di antara Mekkah dan Madinah di dekat pohon-pohon
yang teduh dan orang-orang membersihkan tanah di bawah pohon-pohon tersebut.
Kemudian Rasulullah SAW mendirikan shalat, setelah itu Beliau SAW berbicara
kepada orang-orang. Beliau memuji dan mengagungkan Allah SWT, memberikan
nasehat dan mengingatkan kami. Kemudian Beliau SAW berkata” Wahai manusia, Aku
tinggalkan kepadamu dua hal atau perkara, yang apabila kamu mengikuti dan
berpegang teguh pada keduanya maka kamu tidak akan tersesat yaitu Kitab Allah
(Al Quranul Karim) dan Ahlul BaitKu, ItrahKu. Kemudian Beliau SAW berkata tiga
kali “Bukankah Aku ini lebih berhak terhadap kaum muslimin dibanding diri
mereka sendiri.. Orang-orang menjawab “Ya”. Kemudian Rasulullah SAW berkata”
Barangsiapa yang menganggap aku sebagai maulanya, maka Ali adalah juga
maulanya.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Al
Hakim telah menyatakan dalam Al Mustadrak As Shahihain bahwa hadis ini shahih
sesuai dengan persyaratan Bukhari dan Muslim.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">5.
Hadis dalam Musnad Ahmad jilid V hal 189</span></i></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Abdullah
meriwayatkan dari Ayahnya,dari Ahmad Zubairi dari Syarik dari Rukayn dari Qasim
bin Hishan dari Zaid bin Tsabit ra, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda <i>“Sesungguhnya
Aku meninggalkan dua khalifah bagimu, Kitabullah dan Ahlul BaitKu. Keduanya
tidak akan berpisah hingga keduanya datang ke telaga Al Haudh bersama-sama”.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hadis
di atas diriwayatkan dari Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dari ayahnya Ahmad bin
Hanbal, keduanya sudah dikenal tsiqat di kalangan ulama, Ahmad Zubairi. Beliau
adalah Muhammad bin Abdullah Abu Ahmad Al Zubairi Al Habbal telah dinyatakan
tsiqat oleh Yahya bin Muin dan Al Ajili.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Syarik
bin Abdullah bin Sinan adalah salah satu Rijal Muslim, Yahya bin Main berkata
“Syuraik itu jujur dan tsiqat”. Ahmad bin Hanbal dan Ajili menyatakan Syuraik
tsiqat. Ibnu Ya’qub bin Syaiban berkata” Syuraik jujur dan tsiqat tapi jelek
hafalannya”. Ibnu Abi Hatim berkata” hadis Syuraik dapat dijadikan hujjah”.
Ibnu Saad berkata” Syuraik tsiqat, terpercaya tapi sering salah”.An Nasai
berkata ”tak ada yang perlu dirisaukan dengannya”. Ahmad bin Adiy berkata
“kebanyakan hadis Syuraik adalah shahih”.(Mizan Al Itidal adz Dzahabi jilid 2
hal 270 dan Tahdzib At Tahdzib Ibnu Hajar jilid 4 hal 333).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rukayn
(Raqin) bin Rabi’Abul Rabi’ Al Fazari adalah perawi yang tsiqat .Beliau
dinyatakan tsiqat oleh Ahmad bin Hanbal, An Nasai, Yahya bin Main, Ibnu Hajar
dan juga dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Hibban dalam kitab Ats Tsiqat Ibnu Hibban.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Qasim
bin Hishan adalah perawi yang tsiqah. Ahmad bin Saleh menyatakan Qasim tsiqah.
Ibnu Hibban menyatakan bahwa Qasim termasuk dalam kelompok tabiin yang tsiqah.
Dalam Majma Az Zawaid ,Al Haitsami menyatakan tsiqah kepada Qasim bin Hishan.
Adz Dzahabi dan Al Munziri menukil dari Bukhari bahwa hadis Qasim itu mungkar
dan tidak shahih. Tetapi Hal ini telah dibantah oleh Ahmad Syakir dalam Musnad
Ahmad jilid V,beliau berkata”Saya tidak mengerti apa sumber penukilan Al
Munziri dari Bukhari tentang Qasim bin Hishan itu. Sebab dalam Tarikh Al Kabir
Bukhari tidak menjelaskan biografi Qasim demikian juga dalam kitab Adh Dhu’afa.
Saya khawatir bahwa Al Munziri berkhayal dengan menisbatkan hal itu kepada Al
Bukhari”. Oleh karena itu Syaikh Ahmad Syakir menguatkannya sebagai seorang
yang tsiqah dalam Syarh Musnad Ahmad.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Jadi
hadis dalam Musnad Ahmad diatas adalah hadis yang shahih karena telah
diriwayatkan oleh perawi-perawi yang dikenal tsiqah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">6.
Hadis dalam Musnad Ahmad jilid V hal 181-182</span></i></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Riwayat
dari Abdullah dari Ayahnya dari Aswad bin ‘Amir, dari Syarik dari Rukayn dari
Qasim bin Hishan, dari Zaid bin Tsabit, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda<i>”Sesungguhnya Aku meninggalkan dua khalifah bagimu Kitabullah, tali
panjang yang terentang antara langit dan bumi atau diantara langit dan bumi dan
Itrati Ahlul BaitKu. Dan Keduanya tidak akan terpisah sampai datang ke telaga
Al Haudh”</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hadis
di atas diriwayatkan dari Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dari ayahnya Ahmad bin
Hanbal, Semua perawi hadis Musnad Ahmad di atas telah dijelaskan sebelumnya
kecuali Aswad bin Amir Shadhan Al Wasithi. Beliau adalah salah satu Rijal atau
perawi Bukhari Muslim. Al Qaisarani telah menyebutkannya di antara
perawi-perawi Bukhari Muslim dalam kitabnya Al Jam’u Baina Rijalisy Syaikhain.
Selain itu Aswad bin Amir dinyatakan tsiqat oleh Ali bin Al Madini, Ibnu Hajar,
As Suyuthi dan juga disebutkan oleh Ibnu Hibban dalam Kitabnya Ats Tsiqat Ibnu
Hibban. Oleh karena itu hadis Musnad Ahmad di atas sanadnya shahih.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">7.
Hadis dalam Sunan Tirmidzi jilid 5 halaman 662 – 663 </span></i></b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">At
Tirmidzi meriwayatkan telah bercerita kepada kami Ali bin Mundzir al-Kufi,
telah bercerita kepada kami Muhammad bin Fudhail, telah bercerita kepada kami
Al-A’masy, dari ‘Athiyyah, dari Abi Sa’id dan Al-A’masy, dari Habib bin Abi
Tsabit, dari Zaid bin Arqam yang berkata, ‘Rasulullah saw telah bersabda, <i>‘Sesungguhnya
aku tinggalkan padamu sesuatu yang jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya
kamu tidak akan tersesat sepeninggalku, yang mana yang satunya lebih besar dari
yang lainnya, yaitu Kitab Allah, yang merupakan tali penghubung antara langit
dan bumi, dan ‘itrah Ahlul BaitKu. Keduanya tidak akan pernah berpisah sehingga
datang menemuiku di telaga. Maka perhatikanlah aku dengan apa yang kamu
laksanakan kepadaku dalam keduanya”</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam
Tahdzib at Tahdzib jilid 7 hal 386 dan Mizan Al I’tidal jilid 3 hal 157, Ali
bin Mundzir telah dinyatakan tsiqat oleh banyak ulama seperti Ibnu Abi
Hatim,Ibnu Namir,Imam Sha’sha’i dan lain-lain,walaupun Ali bin Mundzir dikenal
sebagai seorang syiah. Mengenai hal ini Mahmud Az Za’by dalam bukunya Sunni
yang Sunni hal 71 menyatakan tentang Ali bin Mundzir ini “para ulama telah
menyatakan ketsiqatan Ali bin Mundzir. Padahal mereka tahu bahwa Ali adalah
syiah. Ini harus dipahami bahwa syiah yang dimaksud disini adalah syiah yang
tidak merusak sifat keadilan perawi dengan catatan tidak berlebih-lebihan.
Artinya ia hanya berpihak kepada Ali bin Abu Thalib dalam pertikaiannya melawan
Muawiyah. Tidak lebih dari itu. Inilah pengertian tasyayyu menurut ulama sunni.
Karena itu Ashabus Sunan meriwayatkan dan berhujjah dengan hadis Ali bin
Mundzir”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Muhammad
bin Fudhail,dalam Hadi As Sari jilid 2 hal 210,Tahdzib at Tahdzib jilid 9 hal
405 dan Mizan al Itidal jilid 4 hal 9 didapat keterangan tentang beliau. Ahmad
berkata”Ia berpihak kepada Ali, tasyayyu. Hadisnya baik” Yahya bin Muin
menyatakan Muhammad bin Fudhail adalah tsiqat. Abu Zara’ah berkata”ia jujur dan
ahli Ilmu”.Menurut Abu Hatim,Muhammad bin Fudhail adalah seorang guru.Nasai
tidak melihat sesuatu yang membahayakan dalam hadis Muhammad bin Fudhail.
Menurut Abu Dawud ia seorang syiah yang militan. Ibnu Hibban menyebutkan dia
didalam Ats Tsiqat seraya berkata”Ibnu Fudhail pendukung Ali yang
berlebih-lebihan”Ibnu Saad berkata”Ia tsiqat,jujur dan banyak memiliki hadis.Ia
pendukung Ali”. Menurut Ajli,Ibnu Fudhail orang kufah yang tsiqat tetapi syiah.
Ali bin al Madini memandang Muhammad bin Fudhail sangat tsiqat dalam hadis.
Daruquthni juga menyatakan Muhammad bin Fudhail sangat tsiqat dalam hadis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Al
A’masy atau Sulaiman bin Muhran Al Kahili Al Kufi Al A’masy adalah perawi Kutub
As Sittah yang terkenal tsiqat dan ulama hadis sepakat tentang keadilan dan
ketsiqatan Beliau..(Mizan Al Itidal adz Dzahabi jilid 2 hal 224 dan Tahdzib At
Tahdzib Ibnu Hajar jilid 4 hal 222).Dalam hadis Sunan Tirmidzi di atas A’masy
telah meriwayatkan melalui dua jalur yaitu dari Athiyyah dari Abu Said dan dari
Habib bin Abi Tsabit dari Zaid bin Arqam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Athiyyah
bin Sa’ad al Junadah Al Awfi adalah tabiin yang dikenal dhaif. Menurut Adz
Dzahabi Athiyyah adalah seorang tabiin yang dikenal dhaif ,Abu Hatim berkata
hadisnya dhaif tapi bisa didaftar atau ditulis, An Nasai juga menyatakan
Athiyyah termasuk kelompok orang yang dhaif, Abu Zara’ah juga memandangnya
lemah. Menurut Abu Dawud Athiyyah tidak bisa dijadikan sandaran atau
pegangan.Menurut Al Saji hadisnya tidak dapat dijadikan hujjah,Ia mengutamakan
Ali ra dari semua sahabat Nabi yang lain. Salim Al Muradi menyatakan bahwa
Athiyyah adalah seorang syiah. Abu Ahmad bin Adi berkata walaupun ia dhaif
tetapi hadisnya dapat ditulis. Kebanyakan ulama memang memandang Athiyyah dhaif
tetapi Ibnu Saad memandang Athiyyah tsiqat,dan berkata insya Allah ia mempunyai
banyak hadis yang baik,sebagian orang tidak memandang hadisnya sebagai hujjah.
Yahya bin Main ditanya tentang hadis Athiyyah ,ia menjawab “Bagus”.(Mizan Al
‘Itidal jilid 3 hal 79).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Habib
bin Abi Tsabit Al Asadi Al Kahlili adalah Rijal Bukhari dan Muslim dan para
ulama hadis telah sepakat akan keadilan dan ketsiqatan beliau, walaupun beliau
juga dikenal sebagai mudallis (Tahdzib At Tahdzib jilid 2 hal 178). Jadi dari
dua jalan dalam hadis Sunan Tirmidzi di atas, sanad Athiyyah semua perawinya
tsiqat selain Athiyyah yang dikenal dhaif walaupun Beliau di ta’dilkan oleh
Ibnu Saad dan Ibnu Main. Sedangkan sanad Habib semua perawinya tsiqat tetapi
dalam hadis di atas A’masy dan Habib meriwayatkan dengan lafal ‘an (mu’an ‘an) padahal
keduanya dikenal mudallis. Walaupun begitu banyak hal yang menguatkan sanad
Habib ini sehingga hadisnya dinyatakan shahih yaitu</span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam kitab Mustadrak As
Shahihain Al Hakim, Juz III hal 109 terdapat hadis tsaqalain yang
menyatakan bahwa A’masy mendengar langsung dari Habib.(lihat hadis no 3 di
atas). Sulaiman Al A’masy yang berkata telah mendengar dari Habib bin Abi
Tsabit dari Abu Tufail dari Zaid bin Arqam ra. Dan hadis ini telah
dinyatakan shahih oleh Al Hakim.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Syaikh Ahmad Syakir telah
menshahihkan cukup banyak hadis dengan lafal’an dalam Musnad Ahmad salah
satunya adalah hadis yang diriwayatkan dengan lafal ‘an oleh A’masyi dan
Habib(A’masy dari Habib dari…salah seorang sahabat).</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hadis Sunan Tirmidzi ini telah
dinyatakan hasan gharib oleh At Tirmidzi dan telah dinyatakan shahih oleh
Syaikh Nashiruddin Al Albani dalam Shahih Sunan Turmudzi dan juga telah
dinyatakan shahih oleh Hasan As Saqqaf dalam Shahih Sifat Shalat An Nabiy.</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Semua
hadis di atas menyatakan dengan jelas bahwa apa yang merupakan peninggalan
Rasulullah SAW yang disebut Ats Tsaqalain (dua peninggalan) itu adalah Al Quran
dan Ahlul Bait as. Sebagian orang ada yang menyatakan bahwa hadis itu tidak
mengharuskan untuk berpegang teguh kepada Al Quran dan Ahlul Bait melainkan
hanya berpegang teguh kepada Al Quran sedangkan tentang Ahlul Bait hadis itu
mengingatkan bahwa kita harus menjaga hak-hak Ahlul Bait, mencintai dan
menghormati Mereka. Sebagian orang tersebut telah berdalil dengan hadis
Tsaqalain Shahih Muslim, Sunan Ad Darimi dan Musnad Ahmad yang memiliki redaksi
kuperingatkan kalian akan Ahlul BaitKu, dan menyatakan bahwa dalam hadis
tersebut tidak terdapat indikasi untuk berpegang teguh pada Ahlul Bait.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Terhadap
pernyataan ini kami tidak sependapat dan dengan jelas kami menyatakan bahwa
pendapat itu adalah tidak benar. Tentu saja sebagai seorang Muslim kita harus
mencintai dan menghormati serta menjaga hak-hak Ahlul Bait tetapi hadis
Tsaqalain jelas menyatakan keharusan berpegang teguh kepada Ahlul Bait dan hal
ini telah ditetapkan dengan hadis-hadis yang shahih. Dalam hadis Tsaqalain
Shahih Muslim, Sunan Ad Darimi dan Musnad Ahmad yang memiliki redaksi
kuperingatkan kalian akan Ahlul BaitKu, juga tidak terdapat kata-kata yang
menyatakan bahwa yang dimaksud itu adalah menjaga hak-hak Ahlul Bait, mencintai
dan menghormati Mereka. Justru semua hadis ini harus dikumpulkan dengan hadis
Tsaqalain yang lain yang memiliki redaksi berpegang teguh kepada Ahlul Bait
atau redaksi Al Quran dan Ahlul Bait selalu bersama dan tidak akan berpisah. Dengan
mengumpulkan semua hadis itu dapat diketahui bahwa peringatan Rasulullah SAW
dalam kata-kata kuperingatkan kalian akan Ahlul BaitKu, tersebut adalah
keharusan berpegang teguh kepada Ahlul Bait as.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sebagian
orang yang kami maksud (Ibnu Taimiyah dalam Minhaj As Sunnah dan Ali As Salus
dalam Imamah Wal Khilafah). telah menyatakan bahwa hadis–hadis yang memiliki
redaksi berpegang teguh kepada Ahlul Bait atau redaksi Al Quran dan Ahlul Bait
selalu bersama dan tidak akan berpisah adalah tidak shahih. Kami dengan jelas
menyatakan bahwa hal ini tidaklah benar karena hadis tersebut adalah hadis yang
shahih seperti yang telah kami nyatakan di atas dan cukup banyak ulama yang
telah menguatkan kebenarannya. Cukuplah disini dinyatakan pendapat Syaikh
Nashirudin Al Albani yang telah menyatakan shahihnya hadis Tsaqalain tersebut
dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi, Shahih Jami’ As Saghir dan Silsilah Al
Hadits Al Shahihah .</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bahwa
Rasulullah SAW bersabda <i>“Wahai manusia sesungguhnya Aku meninggalkan untuk
kalian apa yang jika kalian berpegang kepadanya niscaya kalian tidak akan sesat
,Kitab Allah dan Itrati Ahlul BaitKu”</i>.(Hadis riwayat
Tirmidzi,Ahmad,Thabrani,Thahawi dan dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al
Albany dalam kitabnya Silsilah Al Hadits Al Shahihah no 1761).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-size: x-large;">Ahlussunnah menjawab (ustadz
Abul Jauza) :</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hadits
<i>ats-tsaqalain </i>adalah salah satu hadits yang menjadi pokok perbedaan
manhaj beragama antara Ahlus-Sunnah dan Syi’ah. Dan dari hadits inilah kemudian
muncul teologi ‘beragama menurut Ahlul-Bait’ yang dikembangkan oleh Syi’ah. Mereka
beranggapan agama ini hanya akan betul dan sah jika dibawakan menurut jalur
Ahlul-Bait, bukan selain mereka. Ahlul-Bait yang dimaksudkan di sini bukanlah
sesuai dengan apa yang dipahami Ahlus-Sunnah. Penjelasan lebih lengkapnya,
silakan baca artikel sebelumnya yang berjudul : </span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/05/ahlul-bait-nabi-shallallaahu-alaihi-wa.html"><span style="color: blue; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/05/ahlul-bait-nabi-shallallaahu-alaihi-wa.html</span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">
dan </span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/11/ahlul-bait-adalah-jaminan-keselamatan.html"><span style="color: blue; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/11/ahlul-bait-adalah-jaminan-keselamatan.html</span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pada kesempatan kali ini, saya akan
coba mendiskusikan hadits <i>ats-tsaqalain </i>ini dari beberapa jalur
periwayatan, sekaligus bagaimana memahami makna yang ada di dalamnya. Sebagai
pengantar, akan disebutkan beberapa (= tidak semua) riwayat hadits <i>ats-tsaqalain
</i>sebagaimana di bawah :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Shahih
Muslim</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><u><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pertama</span></u></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">
:</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنِي
زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَشُجَاعُ بْنُ مَخْلَدٍ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُلَيَّةَ
قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنِي أَبُو
حَيَّانَ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ حَيَّانَ قَالَ انْطَلَقْتُ أَنَا وَحُصَيْنُ
بْنُ سَبْرَةَ وَعُمَرُ بْنُ مُسْلِمٍ إِلَى زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ فَلَمَّا
جَلَسْنَا إِلَيْهِ قَالَ لَهُ حُصَيْنٌ لَقَدْ لَقِيتَ يَا زَيْدُ خَيْرًا
كَثِيرًا رَأَيْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَمِعْتَ
حَدِيثَهُ وَغَزَوْتَ مَعَهُ وَصَلَّيْتَ خَلْفَهُ لَقَدْ لَقِيتَ يَا زَيْدُ
خَيْرًا كَثِيرًا حَدِّثْنَا يَا زَيْدُ مَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي وَاللَّهِ لَقَدْ كَبِرَتْ
سِنِّي وَقَدُمَ عَهْدِي وَنَسِيتُ بَعْضَ الَّذِي كُنْتُ أَعِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا حَدَّثْتُكُمْ فَاقْبَلُوا وَمَا لَا
فَلَا تُكَلِّفُونِيهِ ثُمَّ قَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَوْمًا فِينَا خَطِيبًا بِمَاءٍ يُدْعَى خُمًّا بَيْنَ مَكَّةَ
وَالْمَدِينَةِ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَوَعَظَ وَذَكَّرَ ثُمَّ
قَالَ أَمَّا بَعْدُ أَلَا أَيُّهَا النَّاسُ فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ
أَنْ يَأْتِيَ رَسُولُ رَبِّي فَأُجِيبَ وَأَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ
أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ
اللَّهِ وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ وَرَغَّبَ فِيهِ
ثُمَّ قَالَ وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي
أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ
بَيْتِي فَقَالَ لَهُ حُصَيْنٌ وَمَنْ أَهْلُ بَيْتِهِ يَا زَيْدُ أَلَيْسَ
نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ قَالَ نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ وَلَكِنْ
أَهْلُ بَيْتِهِ مَنْ حُرِمَ الصَّدَقَةَ بَعْدَهُ قَالَ وَمَنْ هُمْ قَالَ هُمْ
آلُ عَلِيٍّ وَآلُ عَقِيلٍ وَآلُ جَعْفَرٍ وَآلُ عَبَّاسٍ قَالَ كُلُّ هَؤُلَاءِ
حُرِمَ الصَّدَقَةَ قَالَ نَعَمْ </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb dan Syuja’ bin Makhlad, keduanya dari
Ibnu ‘Ulayyah : Telah berkata Zuhair : Telah menceritakan kepada kami Ismaa’iil
bin Ibraahiim : Telah menceritakan kepadaku Abu Hayyaan : Telah menceritakan
kepadaku Yaziid bin Hayyaan, ia berkata : “Aku pergi ke Zaid bin Arqam bersama
Hushain bin Sabrah dan ‘Umar bin Muslim. Setelah kami duduk. Hushain berkata
kepada Zaid bin Arqam : ‘Wahai Zaid, engkau telah memperoleh kebaikan yang
banyak. Engkau telah melihat Rasulullah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i>, engkau mendengar sabda beliau, engkau bertempur
menyertai beliau, dan engkau telah shalat di belakang beliau. Sungguh, engkau
telah memperoleh kebaikan yang banyak wahai Zaid. Oleh karena itu, sampaikanlah
kepada kami - wahai Zaid – apa yang engkau dengan dari Rasulullah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam’</i>. Zaid
bin Arqam berkata : ‘Wahai keponakanku, demi Allah, aku ini sudah tua dan
ajalku sudah semakin dekat. Aku sudah lupa sebagian dari apa yang aku dengar
dari Rasulullah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu ‘alaihi wa
sallam</i>. Apa yang bisa aku sampaikan kepadamu, maka terimalah dan apa yang
tidak bisa aku sampaikan kepadamu janganlah engkau memaksaku untuk
menyampaikannya’. Kemudian Zaid bin Arqam mengatakan : ‘Pada suatu hari
Rasulullah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam
</i>berdiri berkhutbah di suatu tempat perairan yang bernama Khumm yang
terletak antara Makkah dan Madinah. Beliau memuji Allah, kemudian menyampaikan
nasihat dan peringatan, lalu beliau bersabda : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘Amma ba’d. Ketahuilah wahai saudara-saudara sekalian bahwa aku adalah
manusia seperti kalian. Sebentar lagi utusan Rabb-ku (yaitu malaikat pencabut
nyawa) akan datang lalu dia diperkenankan. Aku akan meninggalkan kepada kalian
Ats-Tsaqalain (dua hal yang berat), yaitu : Pertama, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kitabullah yang padanya berisi petunjuk dan cahaya, karena itu ambillah
ia (yaitu melaksanakan kandungannya) dan berpegang teguhlah kalian kepadanya’</b></i>.
Beliau menghimbau/mendorong pengamalan Kitabullah. Kemudian beliau melanjutkan
: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">(Kedua),
dan ahlul-baitku. Aku ingatkan kalian akan Allah terhadap ahlu-baitku’</b></i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>– beliau mengucapkannya sebanyak tiga
kali – . Hushain bertanya kepada Zaid bin Arqam : ‘Wahai Zaid, siapakah
ahlul-bait Rasulullah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu ‘alaihi
wa sallam </i>? Bukankah istri-istri beliau adalah ahlul-baitnya ?’. Zaid bin
Arqam menjawab : ‘Istri-istri beliau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>memang ahlul-baitnya. Namun ahlul-bait beliau adalah
orang-orang yang diharamkan menerima zakat sepeninggal beliau’. Hushain berkata
: ‘Siapakah mereka itu ?’. Zaid menjawab : ‘Mereka adalah <u>keluarga ‘Ali,
keluarga ‘Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga ‘Abbas’</u>. Hushain berkata :
‘Apakah mereka semua itu diharamkan menerima zakat ?’. Zaid menjawab : ‘Ya’.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><u><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kedua
</span></u></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">:</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">و
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكَّارِ بْنِ الرَّيَّانِ حَدَّثَنَا حَسَّانُ يَعْنِي
ابْنَ إِبْرَاهِيمَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ حَيَّانَ عَنْ
زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَاقَ
الْحَدِيثَ بِنَحْوِهِ بِمَعْنَى حَدِيثِ زُهَيْرٍ </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dan
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakkar bin Ar-Rayyan : Telah
menceritakan kepada kami Hassaan - yaitu Ibnu Ibraahiim - , dari Sa'iid bin
Masruuq, dari Yazid bin Hayyaan, dari Zaid bin Arqam dari Nabi <i>shallallaahu
'alaihi wa sallam</i>, (lalu dia menyebutkan haditsnya yang semakna dengan
hadits Zuhair).</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><u><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ketiga
</span></u></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">:</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ ح و
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي
حَيَّانَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَ حَدِيثِ إِسْمَعِيلَ وَزَادَ فِي حَدِيثِ
جَرِيرٍ كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ مَنْ اسْتَمْسَكَ <b><span style="color: red;">بِهِ</span></b> وَأَخَذَ <b><span style="color: red;">بِهِ</span></b>
كَانَ عَلَى الْهُدَى وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Fudlail. Dan telah menceritakan kepada kami Ishaaq bin
Ibraahiim : Telah mengkhabarkan kepada kami Jariir; keduanya (Muhammad bin
Fudlail dan Jariir) dari Abu Hayyan melalui jalur ini sebagaimana hadits
Ismaa’iil, dan di dalam hadits Jariir ada tambahan : <i>“Yaitu <b>Kitabullah
yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Barangsiapa yang berpegang teguh
dengannya dan mengambil pelajaran dari dalamnya maka dia akan berada di atas
petunjuk. Dan barangsiapa yang menyalahinya, maka dia akan tersesat</b>”</i>.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><u><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Keempat</span></u></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">
:</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَكَّارِ بْنِ الرَّيَّانِ حَدَّثَنَا حَسَّانُ يَعْنِي ابْنَ
إِبْرَاهِيمَ عَنْ سَعِيدٍ وَهُوَ ابْنُ مَسْرُوقٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ حَيَّانَ
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ دَخَلْنَا عَلَيْهِ فَقُلْنَا لَهُ لَقَدْ
رَأَيْتَ خَيْرًا لَقَدْ صَاحَبْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَصَلَّيْتَ خَلْفَهُ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِنَحْوِ حَدِيثِ أَبِي
حَيَّانَ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ أَلَا وَإِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ
أَحَدُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ هُوَ حَبْلُ اللَّهِ مَنْ اتَّبَعَهُ
كَانَ عَلَى الْهُدَى وَمَنْ تَرَكَهُ كَانَ عَلَى ضَلَالَةٍ وَفِيهِ فَقُلْنَا
مَنْ أَهْلُ بَيْتِهِ نِسَاؤُهُ قَالَ لَا وَايْمُ اللَّهِ إِنَّ الْمَرْأَةَ
تَكُونُ مَعَ الرَّجُلِ الْعَصْرَ مِنْ الدَّهْرِ ثُمَّ يُطَلِّقُهَا فَتَرْجِعُ
إِلَى أَبِيهَا وَقَوْمِهَا أَهْلُ بَيْتِهِ أَصْلُهُ وَعَصَبَتُهُ الَّذِينَ
حُرِمُوا الصَّدَقَةَ بَعْدَهُ</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakkaar bin Ar-Rayyaan : Telah
menceritakan kepada kami Hassaan - yaitu Ibnu Ibraahiim - , dari Sa'iid - yaitu
Ibnu Masruuq - , dari Yaziid bin Hayyaan dari Zaid bin Arqam. Dia (Yaziid)
berkata : “Kami menemui Zaid bin Arqam, lalu kami katakan kepadanya : 'Sungguh
kamu telah memiliki banyak kebaikan. Kamu telah bertemu dengan Rasulullah,
shalat di belakang beliau…dan seterusnya sebagaimana hadits Abu Hayyaan. Hanya
saja dia berkata:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Rasulullah <i>shallallaahu
'alaihi wa sallam </i>bersabda : <i>'Ketahuilah sesungguhnya aku telah
meninggalkan untuk kalian dua perkara yang sangat besar. <b>Salah satunya
adalah Al Qur'an, barang siapa yang mengikuti petunjuknya maka dia akan
mendapat petunjuk. Dan barang siapa yang meninggalkannya maka dia akan tersesat</b>.'</i>
Juga di dalamnya disebutkan perkataan : Lalu kami bertanya : “Siapakah ahlu
baitnya, bukankah istri-istri beliau?”. Dia menjawab : “Bukan, demi Allah.
Sesungguhnya seorang istri bisa saja dia setiap saat bersama suaminya. Tapi
kemudian bisa saja ditalaknya hingga akhirnya dia kembali kepada bapaknya dan
kaumnya. Yang dimaksud dengan ahlul-bait beliau adalah, keturunan dan keluarga
beliau yang diharamkan bagi mereka untuk menerima zakat” [Diriwayatkan oleh
Muslim no. 2408].</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Musnad
Al-Imam Ahmad bin Hanbal</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي حَيَّانَ التَّيْمِيِّ حَدَّثَنِي
يَزِيدُ بْنُ حَيَّانَ التَّيْمِيُّ قَالَ انْطَلَقْتُ أَنَا وَحُصَيْنُ بْنُ
سَبْرَةَ وَعُمَرُ بْنُ مُسْلِمٍ إِلَى زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ فَلَمَّا جَلَسْنَا
إِلَيْهِ قَالَ لَهُ حُصَيْنٌ لَقَدْ لَقِيتَ يَا زَيْدُ خَيْرًا كَثِيرًا
رَأَيْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَمِعْتَ حَدِيثَهُ
وَغَزَوْتَ مَعَهُ وَصَلَّيْتَ مَعَهُ لَقَدْ رَأَيْتَ يَا زَيْدُ خَيْرًا
كَثِيرًا حَدِّثْنَا يَا زَيْدُ مَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا ابْنَ أَخِي وَاللَّهِ لَقَدْ كَبُرَتْ سِنِّي
وَقَدُمَ عَهْدِي وَنَسِيتُ بَعْضَ الَّذِي كُنْتُ أَعِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا حَدَّثْتُكُمْ فَاقْبَلُوهُ وَمَا لَا
فَلَا تُكَلِّفُونِيهِ ثُمَّ قَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَوْمًا خَطِيبًا فِينَا بِمَاءٍ يُدْعَى خُمًّا بَيْنَ مَكَّةَ
وَالْمَدِينَةِ فَحَمِدَ اللَّهَ تَعَالَى وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَوَعَظَ وَذَكَّرَ
ثُمَّ قَالَ أَمَّا بَعْدُ أَلَا يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ
يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَنِي رَسُولُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فَأُجِيبُ وَإِنِّي
تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ
الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ
فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ وَرَغَّبَ فِيهِ قَالَ وَأَهْلُ بَيْتِي
أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ
بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي فَقَالَ لَهُ حُصَيْنٌ وَمَنْ
أَهْلُ بَيْتِهِ يَا زَيْدُ أَلَيْسَ نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ قَالَ إِنَّ
نِسَاءَهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ وَلَكِنَّ أَهْلَ بَيْتِهِ مَنْ حُرِمَ
الصَّدَقَةَ بَعْدَهُ قَالَ وَمَنْ هُمْ قَالَ هُمْ آلُ عَلِيٍّ وَآلُ عَقِيلٍ
وَآلُ جَعْفَرٍ وَآلُ عَبَّاسٍ قَالَ أَكُلُّ هَؤُلَاءِ حُرِمَ الصَّدَقَةَ قَالَ
نَعَمْ</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Ismaa’iil bin Ibraahiim, dari Abu Hayyaan At-Taimiy :
Telah menceritakan kepadaku Yaziid bin Hayyaan At-Taimiy, ia berkata : “Aku,
Hushain bin Sabrah, dan ‘Umar bin Muslim berangkat menemui Zaid bin Arqam.
Ketika kami duduk bersamanya, Hushain berkata kepadanya : "Sesungguhnya
Anda telah menuai kebaikan yang banyak wahai Zaid. Anda telah melihat
Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi wasallam</i> dan mendengar haditsnya.
Kemudian Anda juga telah berperang bersamanya dan shalat bersamanya. Sungguh,
Anda telah melihat kebaikan yang banyak. Karena itu, ceritakanlah kepada kami
apa yang telah Anda dengar dari Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i>."
Zaid berkata : "Wahai anak saudaraku, demi Allah, usiaku telah lanjut, dan
masaku pun telah berlalu, dan aku telah lupa sebagian yang telah aku hafal dari
Rasulullah <i>shallallahu 'alaihi wasallam</i>. Maka apa yang aku ceritakan
pada kalian, terimalah. Dan apa yang tidak, maka janganlah kalian
membebankannya padaku". Zaid melanjutkan berkata : “Pada suatu hari
Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i> berdiri dan berkhutbah kepada
kami di sebuah mata air yang biasa disebut Khumm, yakni bertempat antara Ka'bah
dan Madinah. Kemudian beliau memuji Allah dan mengungkapkan puji-pujian
atas-Nya. Beliau memberi nasehat dan peringatan. Dan setelah itu beliau
bersabda : <i>‘Amma ba'du, wahai sekalian manusia, aku hanyalah seorang
manusia, yang hampir saja utusan Rabb-ku mendatangiku hingga aku pun
memenuhinya. Sesungguhnya aku telah meninggalkan dua perkara yang sangat berat
di tengah-tengah kalian. <b>Yang pertama adalah Kitabullah 'azza wajalla. Di
dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Karena itu, ambillah dan
berpegang-teguhlah kalian dengannya</b>"</i>. Beliau memberikan motivasi
terkait dengan kitabullah dan mendorongnya. Kemudian beliau bersabda lagi : <i>"<b>Dan
(yang kedua adalah) ahlul-baitku. Aku ingatkan kalian kepada Allah akan ahli
baitku, aku ingatkan kalian kepada Allah akan ahlul-baitku, aku ingatkan kalian
karena Allah terhadap akan ahlul-baitku</b>.</i>" Kemudian Hushain
bertanya kepada Zaid : "Dan siapakah ahlul-baitnya wahai Zaid?. Bukankah
isteri-isteri beliau adalah termasuk ahlul-baitnya?". Zaid menjawab :
"Isteri-isteri beliau termasuk bagian dari ahlul-baitnya. Akan tetapi,
ahlul-bait beliau adalah siapa saja yang telah diharamkan baginya untuk
menerima sedekah setelah beliau". Hushain bertanya lagi : "Siapakah
mereka itu?". Zaid menjawab : "Mereka adalah keluarga ‘Aliy, keluarga
‘Aqil, keluarga Ja'far, dan keluarga ‘Abbaas". Zaid bertanya lagi : "Apakah
mereka semua diharamkan untuk menerima sedekah?". Ia menjawab :
"Ya" [4/366-367].</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<span style="color: red;">1</span>]</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ يَعْنِي ابْنَ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ
عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ الثَّقَلَيْنِ
أَحَدُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ الْآخَرِ كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ حَبْلٌ
مَمْدُودٌ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي أَلَا
إِنَّهُمَا لَنْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Ibnu Numair : Telah menceritkan kepada kami
‘Abdul-Malik – yaitu Ibnu Abi Sulaiman, dari ‘Athiyyah, dari Abu Sa’iid
Al-Khudriy, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa
sallam </i>: <i>“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang sangat berat, <u>salah
satunya lebih besar dari yang lain</u>; <b>Kitabullah, tali yang dibentangkan
dari langit ke bumi, dan ‘itrahku ahlul-baitku</b>, keduanya tidak akan
berpisah hingga mereka tiba di telagaku”</i> [3/26].</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">2</span></b>]</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 22.5pt 130.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sunan
At-Tirmidziy<span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
نَصْرُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحَسَنِ
هُوَ الْأَنْمَاطِيُّ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَابِرِ
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي حَجَّتِهِ يَوْمَ عَرَفَةَ وَهُوَ عَلَى نَاقَتِهِ الْقَصْوَاءِ
يَخْطُبُ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ
فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ <b><span style="color: red;">بِهِ</span></b> لَنْ
تَضِلُّوا كِتَابَ اللَّهِ وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Nashr bin ‘Abdirrahmaan Al-Kuufiy : Telah menceritakan
kepada kami Zaid bin Al-Hasan – ia adalah Al-Anmaathiy - , dari Ja’far bin
Muhammad, dari ayahnya, dari Jaabir bin ‘Abdillah, ia berkata : “Aku melihat
Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i> dalam hajinya ketika di
'Arafah, sementara beliau berkhutbah di atas untanya - Al Qahwa`- dan aku
mendengar beliau bersabda : <i>‘Wahai sekalian manusia, <b>sesungguhnya aku
telah meninggalkan di tengah-tengah kalian sesuatu yang jika kalian berpegang
dengannya, maka kalian tidak akan pernah sesat, yaitu Kitabullah, dan
‘itrahku<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ahlul-baitku</b>"</i> [no.
3786].</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">3</span></b>]</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ الْمُنْذِرِ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ
حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ وَالْأَعْمَشُ عَنْ
حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
قَالَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي تَارِكٌ
فِيكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ <b><span style="color: red;">بِهِ</span></b> لَنْ
تَضِلُّوا بَعْدِي أَحَدُهُمَا أَعْظَمُ مِنْ الْآخَرِ كِتَابُ اللَّهِ حَبْلٌ
مَمْدُودٌ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي وَلَنْ
يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ فَانْظُرُوا كَيْفَ تَخْلُفُونِي
فِيهِمَا قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Al-Mundzir Al-Kuufiy : Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Fudlail : Telah menceritakan kepada kami Al-A’masy,
dari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>‘Athiyyah, dari Abu Sa’iid. Dan
Al-A’masy dari Habiib bin Abi Tsaabit, dari Zaid bin Arqam <i>radliyallaahu
‘anhumaa</i>, mereka berdua berkata : Telah bersabda Rasulullah <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i> : <i>“Sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian
sesuatu yang sekiranya kalian berpegang teguh dengannya, niscaya kalian tidak
akan tersesat sepeninggalku, salah satu<u> </u>dari keduanya itu lebih besar
dari yang lain, yaitu; <b>Kitabullah adalah tali yang Allah bentangkan dari
langit ke bumi, dan ‘itrahku ahli baitku</b>, dan keduanya tidak akan berpisah
hingga keduanya datang menemuiku di telaga, oleh karena itu perhatikanlah oleh
kalian, apa yang kalian perbuat terhadap keduanya sesudahku" </i>[no.
3788].</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">4</span></b>]</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Ma’rifah
wat-Taarikh</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا يحيى قَال حَدَّثَنَا جرير عن الحسن بن عبيد
الله عن أبي الضحى عن زيد بن أرقم قَال النبي صلى الله عليه وسلم<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>إني تارك فيكم ما إن تمسكتم <b><span style="color: red;">به</span></b> لن تضلوا كتاب </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> عز وجل
وعترتي أهل بيتي وإنهما لن يتفرقا حتى يردا علي الحوض</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Yahya, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami
Jariir, dari Al-Hasan bin ‘Ubaidillah, dari Abudl-Dluhaa, dari Zaid bin Arqam,
ia berkata : Telah bersabda Nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Aku tinggalkan
untuk kalian yang <b>apabila kalian berpegang-teguh dengannya maka kalian</b> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">tidak akan tersesat</b>, yaitu <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kitabullah ‘azza wa jalla, dan ‘itrahku
ahlul-baitku</b>. Dan keduanya tidak akan berpisah hingga kembali kepadaku di
Al-Haudl” </i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">[</span>1/536; shahih].</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">5.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mustadrak
Al-Haakim</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حدثناه أبو بكر بن إسحاق ودعلج بن أحمد السجزي قالا أنبأ
محمد بن أيوب ثنا الأزرق بن علي ثنا حسان بن إبراهيم الكرماني ثنا محمد بن سلمة بن
كهيل عن أبيه عن أبي الطفيل عن بن واثلة أنه سمع زيد بن أرقم رضى الله تعالى عنه
يقول نزل رسول الله صلى الله عليه وسلم بين مكة والمدينة عند شجرات خمس دوحات عظام
فكنس الناس ما تحت الشجرات ثم راح رسول الله صلى الله عليه وسلم عشية فصلى ثم قام
خطيبا فحمد الله وأثنى عليه وذكر ووعظ فقال ما شاء الله أن يقول ثم قال أيها الناس
إني تارك فيكم أمرين لن تضلوا إن اتبعتموهما وهما كتاب الله وأهل بيتي عترتي ثم
قال أتعلمون إني أولى بالمؤمنين من أنفسهم ثلاث مرات قالوا نعم فقال رسول الله صلى
الله عليه وسلم من كنت مولاه فعلي مولاه</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Ishaaq dan Da’laj bin Ahmad Al-Sajziy,
keduanya berkata : Telah memberitakan Muhammad bin Ayub : Telah menceritakan
kepada kami Al-Azraq bin ‘Aliy : Telah menceritakan kepada kami Hassaan bin
Ibraahiim Al-Kirmaaniy, : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah
bin Kuhail, dari ayahnya, dari Abuth-Thufail bin Waatsilah : Bahwasannya ia
mendengar Zaid bin Arqam <i>radliyallaahu ta’ala ‘anhu </i>berkata :
“Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>berhenti di suatu tempat
antara Makkah dan Madinah di dekat pohon-pohon yang teduh dan orang-orang
membersihkan tanah di bawah pohon-pohon tersebut. Kemudian Rasulullah <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>mendirikan shalat. Setelah itu beliau <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>berbicara kepada orang-orang. Beliau memuji dan
menyanjung Allah <i>ta’ala</i>, mengingatkan dan memberikan nasehat (kepada
manusia). Kemudian beliau <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda : <i>”Wahai
sekalian manusia, aku tinggalkan kepadamu dua hal atau perkara, yang apabila
kamu mengikuti keduanya maka kamu tidak akan tersesat yaitu Kitabullah dan
ahlul-baitku ‘itrahku”.</i> Kemudian beliau melanjutkan : <i>“Bukankah aku ini
lebih berhak terhadap kaum muslimin dibanding diri mereka sendiri</i>?”.
Orang-orang menjawab : “Ya”. Kemudian Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa
sallam </i>bersabda : <i>”Barangsiapa yang menganggap aku sebagai maulanya,
maka Ali adalah juga maulanya</i>”. [no. 4577].</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">5</span></b>]</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">6.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Musykiilul-Aatsaar</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا إبْرَاهِيمُ بْنُ مَرْزُوقٍ قَالَ ثنا أَبُو
عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ قَالَ ثنا كَثِيرُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عُمَرَ
بْنِ عَلِيٍّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيٍّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ حَضَرَ الشَّجَرَةَ بِخُمٍّ فَخَرَجَ آخِذًا بِيَدِ عَلِيٍّ
فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَسْتُمْ تَشْهَدُونَ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ رَبُّكُمْ ؟ قَالُوا بَلَى قَالَ أَلَسْتُمْ تَشْهَدُونَ أَنَّ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ أَوْلَى بِكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
وَرَسُولَهُ مَوْلَيَاكُمْ ؟ قَالُوا بَلَى قَالَ فَمَنْ كُنْت مَوْلَاهُ فَإِنَّ
هَذَا مَوْلَاهُ أَوْ قَالَ فَإِنَّ عَلِيًّا مَوْلَاهُ شَكَّ ابْنُ مَرْزُوقٍ
إنِّي قَدْ تَرَكْت فِيكُمْ مَا إنْ أَخَذْتُمْ <b><span style="color: red;">بِهِ </span></b>لَنْ
تَضِلُّوا كِتَابَ اللَّهِ بِأَيْدِيكُمْ وَأَهْلَ بَيْتِي</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Ibraahiim bin Marzuuq, ia berkata : Telah menceritakan
kepada kami Abu ‘Aamir Al-‘Aqadiy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami
Katsiir bin Zaid, dari Muhammad bin ‘Umar bin ‘Aliy, dari ayahnya, dari ‘Aliy :
Bahwasannya Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i> berteduh di Khum
kemudian beliau keluar sambil memegang tangan ‘Aliy. Beliau berkata : <i>“Wahai
manusia bukankah kalian bersaksi bahwa Allah ‘azza wa jalla adalah Rabb
kalian?”</i>. Orang-orang berkata : “Benar”. Beliau kembali bersabda : <i>“Bukankah
kalian bersaksi bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih berhak atas kalian lebih dari
diri kalian sendiri; serta Allah ‘azza wa jalla dan Rasul-Nya adalah maula bagi
kalian?”</i>. Orang-orang berkata “benar”. Beliau <i>shallallaahu ‘alaihi wa
sallam </i>kembali bersabda : <i>“Maka barangsiapa yang menjadikan aku sebagai
maulanya maka dia ini juga sebagai maulanya”</i> atau [Rasul <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>bersabda] : <i>“Maka ‘Aliy sebagai maulanya”</i> [keraguan
ini dari Ibnu Marzuq]. <i>Sungguh telah aku tinggalkan bagi kalian yang jika
kalian berpegang teguh dengannya maka kalian tidak akan tersesat yaitu
Kitabullah yang berada di tangan kalian, dan Ahlul-Bait-ku</i>” [3/56].</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[6]</span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">6</span></b>]</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saya kira lafadh-lafadh di atas sudah
cukup mewakili.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kita akan melihat secara keseluruhan
makna yang paling tepat akan hadits <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tsaqalain
</i>ini sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sebagaimana diketahui bahwa hadits di
atas diucapkan Nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu ‘alaihi
wa sallam </i>pada waktu yang sama dan disaksikan lebih dari seorang shahabat.
Yaitu saat haji <i style="mso-bidi-font-style: normal;">wada’</i>, tepatnya di
satu tempat yang bernama Khumm. Jika kita ketahui bahwa hadits ini keluar pada
orang yang satu (yaitu Nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i>), waktu yang satu (yaitu saat haji <i style="mso-bidi-font-style: normal;">wada’</i>), dan tempat yang satu (Khumm), maka lafadh hadits ini pun
sebenarnya satu. Hukum dan maknanya pun juga satu. </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Oleh karena itulah, kita perlu melihat
keseluruhan lafadh hadits dari riwayat yang berbeda-beda sehingga kita bisa
melihat lafadh hadits tersebut secara utuh. Karena telah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ma’lum </i>bahwa kadang satu hadits sengaja dibawakan oleh seorang
perawi dengan meringkas, dan di lain riwayat ia bawakan secara lengkap. Juga,
kadang seorang perawi menerima hadits dengan lafadh ringkas, namun perawi
selain dirinya membawakan secara lengkap. Juga, adanya faktor kekurangan dalam
sifat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">hifdh</i> dari seorang perawi
sehingga ia membawakan hadits yang semula panjang (lengkap), namun kemudian ia
bawakan secara ringkas. Dan beberapa kemungkinan yang lainnya. </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kita juga harus memperhatikan bahwa
hadits yang mempunyai latar belakang kisah itu lebih kuat penunjukkan hukumnya
daripada yang tidak.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ini semua mewajibkan kita untuk
menelaah keseluruhan lafadh hadits yang ada.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tsabt </i>riwayat dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Shahih Muslim</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Musnad Ahmad </i>(</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 8.0pt; line-height: 150%;">mohon untuk dibaca kembali dengan
seksama hadits di atas</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">) bahwa ketika Nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>berwasiat
kepada umatnya tentang dua perkara yang berat (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">ats-tsaqalain</i>), beliau berkata :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَوَّلُهُمَا
كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ وَاسْتَمْسِكُوا
بِهِ</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Pertama, Kitabullah
yang padanya berisi petunjuk dan cahaya, karena itu ambillah ia (yaitu
melaksanakan kandungannya) dan berpegang teguhlah kalian kepadanya”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kemudian
beliau menyambung perkara yang kedua :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَأَهْلُ
بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي
أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“(Kedua), dan
ahlul-baitku. Aku ingatkan kalian akan Allah terhadap ahlu-baitku”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
riwayat ini sangat jelas diketahui bahwa perintah untuk berpegang teguh
ditujukan kepada Kitabullah. Adapun kepada Ahlul-Bait, beliau mengingatkan
umatnya untuk memenuhi hak-haknya (sebagaimana diatur dalam syari’at). </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jika
Syi’ah mengatakan bahwa Kitabullah dan Ahluk-Bait adalah dua hal yang sama dan
setara, maka itu tidak dapat diterima. Sebab, dalam riwayat lain (ex :<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sunan
At-Tirmidziy </i>no. 3788) menjelaskan bahwa salah satu dari keduanya lebih
besar dari yang lain :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنِّي
قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ <b><span style="color: red;">بِهِ</span></b>
لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي الثَّقَلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ الْآخَرِ</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Aku
tinggalkan untuk kalian dua perkara yang sangat berat, salah satunya lebih
besar dari yang lain”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hadits
ini jelas menolak klaim kesetaraan. </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jika
Syi’ah mengatakan bahwa kata Ahlul-Bait setelah huruf <i style="mso-bidi-font-style: normal;">wawu </i>merupakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘athaf </i>kepada
Kitabullah </span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">– sebagaimana termaktub dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sunan At-Tirmidziy </i>no. 3786 dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Al-Ma’rifah wat-Taariikh</i></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">
(</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">sehingga
mempunyai konsekuensi hukum yang sama dengan Al-Qur’an dalam perintah berpegang
teguh dan jaminan tidak akan sesat </span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">), ini pun tidak
dapat diterima dengan alasan :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
lalu perkataan bahwa Rasulullah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>telah membedakan kedudukan keduanya. </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
salah satu riwayat Muslim telah disebutkan lafadh :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كِتَابُ
اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ مَنْ اسْتَمْسَكَ <b><span style="color: red;">بِهِ</span></b>
وَأَخَذَ <b><span style="color: red;">بِهِ</span></b> كَانَ عَلَى الْهُدَى وَمَنْ
أَخْطَأَهُ ضَلَّ</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Yaitu
Kitabullah yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Barangsiapa yang
berpegang teguh dengannya dan mengambil pelajaran dari dalamnya maka dia akan
berada di atas petunjuk. Dan barangsiapa yang menyalahinya, maka dia akan
tersesat”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Penunjukkan
perintah itu secara tegas hanya tertuju pada Al-Qur’an (Kitabullah), tanpa ada
tambahan keterangan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘itrah ahlul-bait</i>.
Lafadh ini berkesesuaian dengan riwayat Muslim sebelumnya (dalam lafadh yang
panjang) dan Ahmad (dalam lafadh yang panjang).</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sesuai
pula dengan lafadh yang dibawakan Jaabir :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">وقد
تركت فيكم ما لن تضلوا بعده إن اعتصمتم به. كتاب الله.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Sungguh
telah aku tinggalkan kepada kalian yang jika kalian berpegang teguh kepadanya,
niscaya tidak akan tersesat : Kitabullah”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> [<i>Shahih Muslim </i>no.
1218].</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[7]</span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[7]</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">yang
tanpa ada keterangan tambahan berpegang teguh pada Ahlul-Bait.</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[8]</span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">8</span></b>]</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Lafadh
hadits :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إني تارك فيكم ما إن تمسكتم <b><span style="color: red;">به</span></b>
لن تضلوا كتاب </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> عز وجل وعترتي أهل بيتي</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Aku tinggalkan untuk
kalian yang apabila kalian berpegang-teguh <b><span style="color: red;">dengannya</span></b>
maka kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitabullah ‘azza wa jalla, dan ‘itrahku
ahlul-baitku”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Perhatikan
kata yang di-<i style="mso-bidi-font-style: normal;">bold </i>merah. Nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shalallaahu ‘alaihi wa sallam </i>memakai
kata : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bihi </i>(</span><span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">به</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> – </span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“dengannya”),
dimana ini merujuk pada satu hal saja, yaitu Kitabullah. Keterangan ini sesuai
dengan hadits sebelumnya. Seandainya perintah tersebut mencakup dua hal
(Kitabullah dan Ahlul-Bait) tentu ia memakai kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bihimaa</i> (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">بهما</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>
- “dengan keduanya”), sebagaimana lafadh riwayat :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">تركت
فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم <b><span style="color: red;">بهما</span></b> : كتاب
الله وسنة نبيه</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Telah aku tinggalkan
pada kalian dua perkara yang jika kalian berpegang <b><span style="color: red;">dengan
keduanya</span></b>, tidak akan tersesat : Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hadits
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘Kitabullah wa sunnatii’ </i>ini adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dla’iif </i>dengan seluruh jalannya. Di sini
saya hanya ingin menunjukkan contoh penerapan dalam kalimat saja. Perintah
berpegang teguh dan jaminan tidak akan tersesat dalam riwayat di atas dipahami
merujuk pada Kitabullah dan Sunnah Nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i>, karena menggunakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bihimaa</i>
(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">بهما</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> - “dengan keduanya”).</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[9]</span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">9</span></b>]</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> Ini adalah konsekeunsi logis dari
kalimat itu sendiri.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, kalimat : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘dan ‘itrahku
ahlul-baitku’ </i>(</span><span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وعترتي أهل بيتي</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>) <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mansub </i>kepada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fi’il mahdzuuf </i>dan itu merujuk pada
kalimat : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">aku ingatkan kalian akan Allah”</span></i> (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>) sebagaimana terdapat dalam riwayat Zaid bin Arqam yang
dibawakan Muslim dan Ahmad.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وإني تارك فيكم الثقلين أولهما كتاب الله فيه الهدى
والنور من استمسك به وأخذ به كان على الهدى ومن تركه وأخطأه كان على الضلالة وأهل
بيتي أذكركم الله في أهل بيتي ثلاث مرات</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan sesungguhnya aku
akan meninggalkan kepada kalian Ats-Tsaqalain. Yang pertama adalah Kitabullah
yang padanya berisi petunjuk dan cahaya. Barangsiapa yang berpegang teguh
padanya dan mengambilnya (dengan melaksanakan kandungannya), maka ia berada di
atas petunjuk. Dan barangsiapa yang meninggalkannya dan menyalahinya, maka ia
berada dalam kesesatan. Dan (yang kedua adalah) Ahlul-Baitku.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Aku ingatkan kalian akan Allah terhadap
ahlul-baitku”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> – beliau mengatakannya tiga kali
[Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah no. 2357; shahih].</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">4.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ahlul-Bait
bukanlah pribadi-pribadi yang <i>ma’shum</i>. Berbeda dengan Al-Qur’an yang <i>ma’shum
</i>dan pasti benar setiap huruf, kata, dan kalimatnya. ‘Aliy bin Abi Thaalib
terbukti pernah keliru dengan meminang putri Abu Jahl sehingga mendapat teguran
dari Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>:</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">فإني
أنكحت أبا العاص ابن الربيع. فحدثني فصدقني. وإن فاطمة بنت محمد مضغة مني. وأنما أكره
أن يفتنوها. وإنها، والله! لا تجتمع بنت رسول الله وبنت عدو الله عند رجل واحد
أبدا</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Sesungguhnya aku
telah mengawinkan Abul-‘Ash bin Ar-Rabii’, lalu ia memberitahuku dan
membenarkanku. Sesungguhnya Fathimah bnti Muhammad adalah darah dagingku,
karena itu aku tidak suka jika orang-orang memfitnahnya. Demi Allah, sungguh
tidak boleh dikumpulkan selamanya antara anak perempuan Rasulullah dengan anak
perempuan musuh Allah oleh seorang suami” </span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[Diriwayatkan oleh
Muslim no. 2449].</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">‘Aliy
juga pernah salah ketika memberi hukuman terhadap para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mulhidin </i>dengan membakarnya :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">عن
عكرمة : أن عليا رضي الله عنه حرق قوما، فبلغ ابن عباس فقال: لو كنت أنا لم
أحرقهم، لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (لا تعذبوا بعذاب الله). ولقتلتهم، كما
قال النبي صلى الله عليه وسلم: (من بدل دينة فاقتلوه).</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
‘Ikrimah : Bahwasannya ‘Aliy <i style="mso-bidi-font-style: normal;">radliyallaahu
‘anhu </i>pernah membakar satu kaum. Sampailah berita itu kepada Ibnu ‘Abbas,
lalu ia berkata : “Seandainya itu terjadi padaku, niscaya aku tidak akan
membakar mereka, karena Nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>bersabda : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘Janganlah
menyiksa dengan siksaan Allah’</i>. Dan niscaya aku juga akan bunuh mereka
sebagaimana disabdakan oleh Nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i> : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘Barangsiapa yang
menukar agamanya, maka bunuhlah ia”</i> [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no.
3017].</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
riwayat At-Tirmidziy disebutkan :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">فبلغ
ذلك عليا فقال صدق بن عباس</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maka
sampailah perkataan itu pada ‘Aliy, dan ia berkata : ‘Benarlah Ibnu ‘Abbas”
[Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1458; shahih. Diriwayatkan pula oleh
Asy-Syafi’iy 2/86-87, ‘Abdurrazzaaq no. 9413 & 18706, Al-Humaidiy no. 543,
Ibnu Abi Syaibah 10/139 & 12/262 & 14/270, Ahmad 1/217 & 219 &
282, Abu Dawud no. 4351, Ibnu Maajah no. 2535, An-Nasaa’iy 7/104, Ibnul-Jaarud
no. 843, Abu Ya’laa no. 2532, Ibnu Hibbaan no. 4476, dan yang lainnya].</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">‘Aliy
juga pernah keliru saat menegur Faathimah karena ia bercelak setelah <i>tahallul</i>
: </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقدم
علي من اليمن ببدن النبي صلى الله عليه وسلم فوجد فاطمة رضى الله تعالى عنها ممن
حل ولبست ثيابا صبيغا واكتحلت فأنكر ذلك عليها فقالت إن أبي أمرني بهذا قال فكان
علي يقول بالعراق فذهبت إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم محرشا على فاطمة للذي صنعت
مستفتيا لرسول الله صلى الله عليه وسلم فيما ذكرت عنه فأخبرته أني أنكرت ذلك عليها
فقال صدقت صدقت</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“…….Sementara
itu ‘Aliy datang dari Yaman membawa hewan kurban Nabi <i>shallallaahu 'alaihi
wa sallam</i>. Didapatinya Fathimah termasuk orang yang <i>tahallul</i>; dia
mengenakan pakaian bercelup dan bercelak mata. ‘Aliy melarangnya berbuat
demikian. Fathimah menjawab : "Ayahku sendiri yang menyuruhku berbuat
begini". ‘Aliy berkata : ‘Maka aku pergi menemui Rasulullah <i>shallallahu
'alaihi wasallam</i> untuk meminta fatwa terhadap perbuatan Fathimah tersebut.
Kujelaskan kepada beliau bahwa aku mencegahnya berbuat demikian. Beliau pun
bersabda : "<i>Fathimah benar</i>……." [Diriwayatkan Muslim no. 1218].</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">dan
yang lainnya.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
bisa kemudian Ahlul-Bait hendak disamakan dengan Al-Qur’an dalam perintah untuk
selalu berpegang-teguh kepadanya dan jaminan aman dari kesesatan ? Kesesuaian
mereka terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan tolok ukur dan jaminan
petunjuk bagi manusia. Adapun kekeliruan mereka, maka sudah selayaknya tidak
kita ikuti. Barangsiapa yang mengikuti kekeliruan mereka, maka ia telah
menyimpang. Ahlul-Bait tetap dibebani kewajiban untuk berpegang pada Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Barangsiapa yang menetapinya keduanya (Al-Qur’an dan As-Sunnah)
akan selamat, dan barangsiapa menyelisihinya akan tersesat.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, petunjuk yang dapat mereka berikan (kepada umat) tetap di-<i style="mso-bidi-font-style: normal;">taqyid </i>dengan kesesuaian terhadap
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sama seperti para shahabat, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tabi’iin</i>, dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tabi’ut-tabi’iin</i>
lainnya.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jika
ada yang mengatakan :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
ditunjukkan bahwa lafaz “berpegang teguh kepada Ahlul Bait” shahih dari
Rasulullah SAW. Diantaranya kami menunjukkan bahwa riwayat Abu Dhuha dari Zaid
bin Arqam menyebutkan lafaz “berpegang teguh pada Kitab Allah dan Ahlul Bait”.
Walaupun terdapat hadis lain yaitu riwayat Yazid bin Hayyan dari Zaid bin Arqam
yang hanya menyebutkan lafaz “berpegang teguh kepada Kitab Allah” saja,
tidaklah berarti riwayat Abu Dhuha dari Zaid bin Arqam menjadi tertolak. Justru
kalau kita menggabungkan keduanya maka hadis Abu Dhuha dari Zaid bin Arqam
melengkapi hadis Yazid bin Hayyan dari Zaid bin Arqam. Menjamak keduanya jelas
lebih tepat dan hasil penggabungan keduanya adalah Rasulullah SAW menetapkan
“berpegang teguh pada Kitab Allah dan Ahlul Bait”. Hal yang sangat ma’ruf bahwa
penetapan yang satu bukan berarti menafikan yang satunya. Apalagi jika terdapat
dalil shahih penetapan keduanya maka dalil penetapan yang satu harus
dikembalikan kepada penetapan keduanya.</span></i><span style="color: #0070c0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saya
tidak tahu apakah perkataan ini lahir dari pengetahuan penjamakan lafadh-lafadh
hadits yang dikenal ulama. Dan siapa pula yang menolak hadits Abudl-Dluhaa ?
Bisa dicermati hadits-hadits di atas. Hadits Abu Dluhaa dari Zaid bin Arqam
merupakan lafadh yang lebih ringkas daripada lafadh hadits Yaziid bin Hayyaan
dari Zaid bin Arqam. Juga, lafadh hadits Abudl-Dluhaa bukan merupakan jenis
lafadh <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ziyaadatuts-tsiqah </i>karena
tidak ada lafadh yang bisa ditambahkan pada lafadh Yaziid bin Hayyaan. Tidak
lebih, ia hanya merupakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ikhtishar</i>
saja. Jenis-jenis semacam ini banyak dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">kutubus-sunnah</i>.
Justru lafadh yang lengkap ada pada hadits Yaziid bin Hayyaan. Jika demikian,
bagaimana bisa dipahami bahwa hadits Abu Dluhaa adalah pelengkap lafadh Yaziid
bin Hayyaan ?. Di bagian mana lafadh hadits Abudl-Dluhaa melengkapi lafadh
hadits Yaziid bin Hayyaan ?</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jangan
kita terpengaruh oleh syubhat : <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #0070c0;">Apalagi dalam riwayat Yazid bin Hayyan dari Zaid terdapat
lafal dimana Zaid berkata “aku ini sudah tua dan ajalku sudah semakin dekat.
Aku sudah lupa sebagian dari apa yang aku dengar dari Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam”. Bukankah ini menunjukkan kalau hadis yang mengandung lafal
seperti ini membutuhkan penjelasan dari hadis lain.</span></i><span style="color: #0070c0;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></span><span style="color: #0070c0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kalimat
di atas sepertinya punya kecenderungan untuk diarahkan bahwa saat Zaid bin
Arqam menceritakan kepada Yaziid bin Hayyaan dalam keadaan telah tua dan
sebagian hal ada yang telah terlupakan dari ingatannya, termasuk hadits ini.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mari
kita cermati apa sebenanya yang dikatakan Zaid bin Arqam : </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Wahai keponakanku,
demi Allah, aku ini sudah tua dan ajalku sudah semakin dekat. Aku telah tua dan
ajalku semakin dekat. Aku sudah lupa sebagian dari apa yang aku dengar dari
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Apa yang bisa aku sampaikan
kepadamu, maka terimalah dan apa yang tidak bisa aku sampaikan kepadamu
janganlah engkau memaksaku untuk menyampaikannya”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dapat
kita pahami bahwa hadits yang disampaikan Zaid bin Arqam kepada Yaziid bin
Hayyaan adalah hadits yang masih ia ingat betul. Saya sepakat, mungkin saja ada
beberapa lafadh yang kurang dalam hadits Yaziid bin Hayyaan, dan itu bisa
ditambahi dari riwayat-riwayat lain yang termasuk dalam katagori : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ziyaadatuts-tsiqah</i>. Memperhatikan
riwayat-riwayat yang telah disebutkan di atas, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">beberapa lafadh yang dapat ditambahkan</b> ke dalam lafadh hadits Yaziid
bin Hayyaan dari Zaid bin Arqam sebagai berikut (yang asal sanadnya hasan atau
shahih) :</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أما
بعد. ألا أيها الناس! فإنما أنا بشر يوشك أن يأتي رسول ربي فأجيب. وأنا تارك فيكم
ثقلين، [<span style="color: #0033cc;">أحدهما أعظم من الآخرِ</span>] : أولهما كتاب
الله [<span style="color: #003399;">حبل ممدود من السَّماء إلى الأرض</span>] فيه
الهدى والنور فخذوا بكتاب الله. واستمسكوا به [<span style="color: #0033cc;">ومن
تركه كان على ضلالة</span>]" فحث على كتاب الله ورغب فيه. ثم قال "وأهل
بيتي. أذكركم الله في أهل بيتي. أذكركم الله في أهل بيتي. أذكركم الله في أهل بيتي
[<span style="color: #0033cc;">فانظروا كيف تخلفوني فيهما</span>]. [<span style="color: #0033cc;">ألستم تشهدون أن اللَّه عزّ وجلّ ربّكم ؟ قالوا بلى قال
ألستم تشهدون أنّ اللَّه ورسوله أولى بكم من أنفسكم وأنّ اللَّه عزّ وجلّ ورسوله
مولياكم ؟ قالوا بلى قال فمن كنت مولاه فإنّ هذا مولاه أو قال فإنّ عليّا مولاه</span>]</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Amma ba’d.
Ketahuilah wahai saudara-saudara sekalian bahwa aku adalah manusia seperti
kalian. Sebentar lagi utusan Rabb-ku (yaitu malaikat pencabut nyawa) akan
datang lalu dia diperkenankan. Aku akan meninggalkan kepada kalian
Ats-Tsaqalain (dua hal yang berat), <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">[salah satu dari keduanya itu lebih besar dari yang lain].</span></b>
Pertama, <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Kitabullah <b><span style="color: #0070c0;">[yaitu </span></b></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">tali yang Allah bentangkan dari langit ke
bumi<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">]</span></span></b><span style="mso-bidi-font-weight: bold;"> yang padanya berisi petunjuk dan cahaya,
karena itu ambillah ia (yaitu melaksanakan kandungannya) dan berpegang teguhlah
kalian kepadanya, <b><span style="color: #0070c0;">[</span></b></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">dan barangsiapa
yang menyalahinya, maka dia akan tersesat<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">]</span></span></b><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">”</span></span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.
(Perawi berkata) : Beliau menghimbau/mendorong pengamalan Kitabullah. Kemudian
beliau melanjutkan : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ (Kedua), dan
ahlul-baitku. Aku ingatkan kalian akan Allah terhadap ahlul-baitku. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">[<span style="mso-bidi-font-style: italic;">karena itu perhatikanlah oleh kalian, apa
yang kalian perbuat terhadap keduanya sesudahku</span>]. [Bukankah kalian
bersaksi bahwa Allah ‘azza wa jalla adalah Rabb kalian?”</span></b></i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">. Orang-orang
berkata : “Benar”. Beliau kembali bersabda : <i>“Bukankah kalian bersaksi bahwa
Allah dan Rasul-Nya lebih berhak atas kalian lebih dari diri kalian sendiri;
serta Allah ‘azza wa jalla dan Rasul-Nya adalah maula bagi kalian?”</i>.
Orang-orang berkata “benar”. Beliau <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>kembali
bersabda : <i>“Maka barangsiapa yang menjadikan aku sebagai maulanya maka dia
ini juga sebagai maulanya”</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;">].</i></span></b></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adakah
ruang bagi riwayat Abudl-Dluhaa untuk menambah lafadh Yaziid bin Hayyaan ?
(Jawabnya : Tidak).</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[10]</span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">10</span></b>]</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ringkasnya,
riwayat Yaziid bin Hayyaan dari Zaid bin Arqam merupakan penjelas dari riwayat
Abudl-Dluhaa dari Zaid bin Arqam, terutama di bagian kalimat : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘dan ‘itrahku ahlul-baitku’</i>. Bukan
sebaliknya.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tidak
ada penunjukan dalam hadits <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ats-tsaqalain</i>
untuk selalu berpegang tegus pada ahlul-bait dan jaminan pasti aman dari
kesesatan. Hadits <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ats-tsaqalain</i>
memberikan penjelasan tentang kewajiban untuk mencintai, menghormati,
memuliakan, dan menunaikan hak-hak Ahlul-Bait sepeninggal beliau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>. Inilah
yang dipahami oleh para shahabat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">radliyallaahu
‘anhum</i>. </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنِي
يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ وَصَدَقَةُ قَالَا أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ
شُعْبَةَ عَنْ وَاقِدِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ ارْقُبُوا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَهْلِ بَيْتِهِ</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepadaku Yahyaa bin Ma’iin dan Shadaqah, mereka berdua berkata :
Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Waaqid
bin Muhammad, dari ayahnya, dari Ibnu ‘Umar <i style="mso-bidi-font-style: normal;">radliyallaahu
‘anhumaa</i>, ia berkata : Telah berkata Abu Bakr : “Peliharalah hubungan
dengan Muhammad <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu 'alaihi wa
sallam</i> dengan cara menjaga hubungan baik dengan ahlul-bait beliau”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3751].</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Semoga
yang dituliskan ini ada manfaatnya.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu ta’ala a’lam
bishs-shawwaab</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">1</span></b>]</span></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="color: red;">Sanad hadits ini shahih.</span></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">2</span></b>]</span></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="color: red;">Sanad hadits ini lemah dengan
kelemahan terletak pada ‘Athiyyah, ia adalah Ibnu Sa’d bin Janaadah Al-‘Aufiy.
Ia telah dilemahkan oleh <b>jumhur ahli hadiits</b>. Ahmad berkata : “<i>Dla’iiful-hadiits</i>.
Telah sampai kepadaku bahwasannya ‘Athiyyah mendatangi Al-Kalbiy dan mengambil
darinya tafsir, dan ‘Athiyyah memberikan <i>kunyah </i>kepadanya (Al-Kalbiy)
Abu Sa’iid. Kemudian (saat meriwayatkan) ia berkata : ‘Telah berkata Abu
Sa’iid’. Husyaim telah mendla’ifkan hadits ‘Athiyyah” [<i>Al-‘Ilal</i>, no.
1306 dan <i>Al-Kaamil </i>7/84 no. 1530]. Ahmad juga berkata : “Sufyan – yaitu
Ats-Tsauriy – telah mendla’ifkan hadits ‘Athiyyah” [<i>Al-‘Ilal</i>, no. 4502].
Yahyaa bin Ma’iin dalam riwayat Ad-Duuriy berkata : “<i>Shaalih</i>” [<i>Al-Jarh
wat-Ta’diil</i>, 6/383 no. 2125]. Namun dalam riwayat lain, seperti Abul-Waliid
bin Jaarud, Ibnu Ma’iin berkata : “<i>Dla’iif</i>” [<i>Adl-Dlu’afaa’ Al-Kabiir</i>,
hal. 1064 no. 1395]. <i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></i>Juga riwayat
Ibnu Abi Maryam, bahwasannya Ibnu Ma’iin berkata : “<i>Dla’iif</i>, kecuali
jika ia menuliskan haditsnya” [<i>Al-Kaamil</i>, 7/84 no. 1530]. Abu Haatim
berkata : <i>“Dla’iiful-hadiits</i>, ditulis haditsnya. Abu Nadlrah lebih aku
sukai daripadanya” [<i>Al-Jarh wat-Ta’diil</i>, 6/383 no. 2125].</span></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="color: red; font-family: "arial" , "sans-serif";"><span dir="RTL"></span> </span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Abu Zur’ah
berkata : <i>“Layyin </i>(lemah)” [<i>idem</i>]. An-Nasaa’iy berkata : “<i>Dla’iif</i>”
[<i>Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukuun </i>no. 481].<i> </i>Al-Bukhaariy berkata :
“Telah berkata Ahmad terhadap hadits ‘Abdul-Malik dari ‘Athiyyah, dari Abu
Sa’iid : Telah bersabda Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>: <i>‘Telah
aku tinggalkan pada kalian ats-tsaqalain</i>…’ : “Hadits-Hadits orang-orang
Kuffah ini <i>munkar</i>” [<i>Taariikh Ash-Shaghiir</i>, 1/267]. Abu Dawud
berkata : “Ia bukan termasuk orang yang dipercaya (dapat dijadikan sandaran)” [<i>Suaalaat
Abi ‘Ubaid Al-Aajuriiy</i>, hal. 105 no. 24]. Ad-Daaruqthniy berkata : “<i>Mudltharibul-hadiits</i>”
[<i>Al-‘Ilal</i>, 4/291]. Di tempat lain ia juga berkata : “<i>Dla’iif</i>” [<i>As-Sunan</i>,
4/39 – dari <i>Mausu’ah Aqwaal Ad-Daaruquthniy</i>, hal. 453].<i> </i>Ibnu
‘Adiy berkata : “Bersamaan dengan kedla’ifannya, ia ditulis haditsnya” [<i>Al-Kaamil</i>,
7/85]. Ibnu Sa’d berkata : “Ia <i>tsiqah</i>, <i>insya Allah</i>. Memiliki
hadits-hadits yang baik dan sebagian orang tidak menjadikannya sebagai hujjah”
[<i>Thabaqaat Ibni Sa’ad</i>, 6/304]. Al-‘Ijliy berkata : “Orang Kuffah yang <i>tsiqah</i>,
namun tidak kuat (haditsnya)” [<i>Ma’rifatuts-Tsiqaat</i>, 2/140 no. 1255].<i> </i>Ibnu
Syaahiin berkata : “Tidak mengapa dengannya, sebagaimana dikatakan Ibnu Ma’iin”
[<i>Taariikh Asmaa’ Ats-</i>Tsiqaat, hal. 247 no. 970]. Adz-Dzahabiy berkata :
“Para ulama telah mendla’ifkannya” [<i>Al-Kaasyif </i>2/27 no. 3820]. Ibnu
Hajar berkata : “<i>Shaduuq, </i>banyak salahnya, orang <i>Syi’ah mudallis</i>”
[<i>Tahriirut-Taqriib</i> 3/20 no. 4616]. </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[lihat juga : <i>Tahdziibul-Kamaal</i>, 20/145-149 no. 3956 dan <i>Al-Jaami’
fil-Jarh wat-Ta’diil</i> 2/209 no. 2937.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Di sini ‘Athiyyah juga membawakan riwayat dengan <i>‘an’anah </i>sedangkan
ia seorang <i>mudallis</i> tingkat keempat – sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar
[lihat : <i>Ta’riifu Ahlit-Taqdis</i> hal. 130 no. 122]. Jenis <i>tadliis </i>yang
ia lakukan adalah jenis <i>tadliis </i>yang buruk, sebagaimana ditunjukkan dari
perkataan Ahmad di atas.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Janganlah Anda terpedaya oleh ucapan :</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <i><span style="color: #0070c0;">“Sebagian ulama menta’dilkan Athiyah dan sebagian yang
lain mendhaifkannya. Mereka yang mendhaifkan Athiyyah tidak memiliki alasan
yang kuat kecuali kalau Athiyyah dinyatakan melakukan tadlis syuyukh”</span></i><span style="color: #0070c0;">.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana bisa dikatakan tidak kuat ? Mereka men-<i>jarh </i>tidak
semata-mata karena <i>tadlis syuyukh </i>yang <i>qabiih </i>(jelek) dari
‘Athiyyah. Silakan perhatikan benar-benar daftar perkataan para ulama terhadap
diri ‘Athiyyah di atas. <i>Jarh </i>yang mereka alamatkan adalah dari sisi
hapalannya. Bukankah Ibnu Ma’iin berkata bahwa ia seorang yang lemah kecuali
jika ia menuliskan haditsnya ? Bukankah Ad-Daaruquthniy mengatakan ia seorang
yang <i>mudltharib </i>(goncang) ?<i> </i>Juga <i>jarh layyin </i>dari Abu
Zur’ah, ini menunjukkan jeleknya hapalan (<i>suu’ul-hifdhiy</i>).
Ad-Daaruquthniy telah menjelaskan bahwa jika seseorang di-<i>jarh </i>dengan
perkataan <i>layyin</i>, maka ia di-<i>jarh</i> bukan dari sisi <i>‘adalah</i>-nya
(maksudnya di sini, ia di-<i>jarh </i>dari sisi <i>dlabth</i>-nya) [lihat : <i>Al-Khulaashah
fii ‘Ilmil-Jarh wat-Ta’diil</i>, hal. 312]. Ini semua menunjukkan cacat di sisi
ke-<i>dlabith</i>-annya. Ini bukan jenis <i>jarh </i>yang <i>mubham</i>.<i> </i>Selain
itu, darimana dapat disimpulkan <i>tajrih </i>Husyaim, Ats-Tsauriy, Abu Haatim,
An-Nasaa’iy, Abu Dawud, dan Ibnu ‘Adiy keluar semata-mata dengan sebab <i>tadlis
syuyuukh</i> dari ‘Athiyyah ?</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Pen-<i>tsiqah</i>-an Ibnu Syaahin bersandar pada perkataan Ibnu
Ma’iin, padahal ia (Ibnu Ma’iin) telah mempunyai perkataan yang lebih rinci
sebagaimana ternukil dari riwayat Ibnu Abi Maryam. Adapun pen-<i>tautsiq</i>-an
Al-‘Ijliy – bersamaan dengan <i>tasahul</i>-nya dalam pen-<i>tautsiq</i>-an
perawi – ada hujjah yang menunjukkan <i>jarh </i>yang saya tunjukkan, yaitu
tambahan keterangan : “<i>Wa laisa bil-qawiy</i> (dan ia bukan orang yang
kuat)”. Maksudnya di sini, ‘Athiyyah tidak kuat dari sisi hapalannya (<i>dlabth</i>),
namun terpercaya dari sisi <i>‘adalah</i>-nya. Adapun bersandar pada <i>tahsin </i>At-Tirmidziy
- kalaupun kita menganggap bahwa <i>tahsin </i>terhadap hadits itu dimutlakkan
pada <i>tahsin </i>perawinya - , ia termasuk ulama yang <i>tasaahul</i> dalam
pen-<i>tautsiq</i>-an perawi. Dan yang tersisa tinggallah <i>tautsiq</i> dari
Ibnu Sa’d. </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Pen-<i>tautsiq</i>-an ini sangatlah tidak memadai untuk mengalahkan <i>ta’yin
jarh </i>ulama pada diri ‘Athiyyah, karena <i>jarh </i>yang mereka pakai adalah
<i>mufassar</i> – selain juga merupakan pendapat mayoritas dalam pendla’ifan.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Jika ada yang mengatakan :</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="color: #0070c0;">“<i>Imam
Bukhari berkata “Ahmad berkata tentang hadis Abdul Malik bin Abi Sulaiman dari
Athiyyah dari Abu Sa’id bahwa Nabi SAW bersabda “aku tinggalkan untuk kalian
Ats Tsaqalain” hadis orang-orang kufah yang mungkar [Tarikh As Saghir juz 1 no
1300]. Perkataan Ahmad bin Hanbal ini sangat jelas kebathilannya. Hadis
Tsaqalain tidak hanya diriwayatkan oleh Abdul Malik dari Athiyyah dari Abu
Sa’id tetapi telah diriwayatkan dengan banyak jalan dan diantaranya terdapat
jalan yang shahih seperti halnya riwayat Zaid bin Arqam sebelumnya”.</i></span></span><span style="color: #0070c0;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Justru perkataan di atas lah yang lebih jelas kebathilannya karena
minimnya pengetahuan atas istilah-istilah ilmu hadits. Perkataan hadits <i>munkar
</i>itu menunjukkan adanya kelemahan dari perawinya. Bukankah definisi dari
hadits <i>munkar </i>adalah hadits yang diriwayatkan oleh <u>perawi <i>dla’iif </i></u>yang
menyelisihi perawi <i>tsiqah</i>. Dalam definisi lain mengatakan : Hadits yang
dalam sanadnya terdapat</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="color: red;">perawi <u>yang
banyak kelirunya, banyak lupanya, atau menampakkan kefasikannya</u> [lihat dua
definisi ini dalam <i>Taisiru Mushthalahil-Hadiits</i> oleh Mahmuud
Ath-Thahhaan, hal. 74]. Jika memang tidak ada cacat dari para perawinya, apakah
mungkin satu hadits dikatakan <i>munkar </i>? (menurut ilmu <i>mushthalah </i>yang
sudah <i>ma’ruuf</i>).<i> </i>Di sini Al-Imam Ahmad sedang membicarakan hadits
‘Athiyyah yang ia sendiri telah men-<i>jarh</i>-nya dengan : “<i>Dla’iif</i>”.
Ia pun menukil pen-<i>dla’if</i>-an itu juga dari Husyaim dan Ats-Tsauriy.
Apakah menjadi ‘sangat tidak mungkin’ <i>jarh </i>tersebut adalah <i>jarh </i>yang
dilamatkan karena ke-<i>dla’ifan</i>-an diri ‘Athiyyah ? Jadi sangat tidak <i>‘nyambung’</i>
menolak pendlaifan ‘Athiyyah dari Al-Imam Ahmad ini dan menyanggahnya dengan
alasan :</span><span style="color: #0070c0;"> ‘<i>Hadis Tsaqalain tidak hanya
diriwayatkan oleh Abdul Malik dari Athiyyah dari Abu Sa’id tetapi telah
diriwayatkan dengan banyak jalan dan diantaranya terdapat jalan yang shahih
seperti halnya riwayat Zaid bin Arqam sebelumnya’</i>.</span><span style="color: red;"> Memang benar hadits <i>ats-tsaqalain </i>ini bukan hanya
diriwayatkan dari jalur tersebut. Namun sekali lagi tidak ‘<i>nyambung’ </i>jika
alasan ini digunakan untuk menolak pen-<i>dla’if</i>-an ‘Athiyyah.</span></span><span style="color: red;"></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">3</span></b>]</span></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="color: red;">Sanad hadits ini lemah, dengan
kelemahan yang terletak pada Zaid bin Al-Hasan Al-Anmathiy. Ia seorang perawi
yang diperselisihkan. Abu Haatim berkata : “<i>Matruukul-hadiits</i>”.
Sedangkan Ibnu Hibbaan memasukkanya dalam <i>Ats-Tsiqaat</i>. Ia telah
didla’ifkan oleh Ibnu Hajar dalam <i>At-Taqriib</i> – dan ini disepakati oleh
Basyar ‘Awaad dalam <i>Tahriir Taqriibit-Tahdziib</i> (1/433 no. 2127) dan <i>tahqiq</i>-nya
terhadap <i>Sunan At-Tirmidziy </i>(6/124). Begitu pula Adz-Dzahabiy dalam <i>Al-Kaasyif</i>
(1/416 no. 1731). </span></span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dalam ilmu hadits, Abu Haatim adalah ulama yang <i>tasyaddud</i>,
dan sebaliknya Ibnu Hibbaan adalah ulama yang <i>tasaahul</i>. Kesepakatan dua
orang <i>haafidh </i>(yaitu Ibnu Hajar dan Adz-Dzahabiy) dalam pendla’ifan
mempunyai nilai tersendiri. Hal itu bisa dibuktikan dari pengambilan perkataan
mereka dalam pendla’ifan Al-Anmathiy oleh para ulama setelahnya. Apalagi,
Adz-Dzahabiy yang menjadi salah</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="color: red;">satu sumber
penilaian <i>tasyaddud</i>-nya Abu Haatim (dalam kitab <i>As-Siyaar</i>,
13/260), maka di sini ia telah memberikan penilaian dengan mengambil
pendla’ifan Abu Haatim.</span></span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Qarinah </span></i><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">yang lebih menunjukkan kelemahan
diri Al-Anmathiy adalah bahwasannya ia telah diselisihi oleh Haatim bin
Ismaa’iil Al-Madiniy dan Hafsh bin Ghiyaats, dimana mereka berdua meriwayatkan
Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jaabir, dari Nabi <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>tentang khutbah <i>wada’</i>, dimana beliau bersabda :</span><span style="color: red;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وقد تركت فيكم ما لن تضلوا بعده إن اعتصمتم به. كتاب الله.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Sungguh telah aku tinggalkan kepada kalian yang jika kalian
berpegang teguh kepadanya, niscaya tidak akan tersesat : Kitabullah”</span></i><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> [<i>Shahih Muslim </i>no. 1218].</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">yaitu tanpa tambahan lafadh : <i>‘dan ‘itrahku ahlul-baitku’ </i>(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي</span><span dir="LTR"></span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>).</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Maka dari itu, yang <i>raajih</i> – sebagaimana ini diambil oleh
para <i>muhaqqiq</i> – adalah <i>ta’yin </i>atas kelemahan diri Zaid bin
Al-Hasan Al-Anmathiy. Dan untuk tambahan (<i>ziyadah</i>) lafadh : <i>‘dan
‘itrahku ahlul-baitku’ </i>(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وَعِتْرَتِي
أَهْلَ بَيْتِي</span><span dir="LTR"></span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>)
adalah tambahan yang <i>munkar</i>, karena dibawakan oleh perawi <i>dla’if</i>
– sebagaimana kaidah ini dijelaskan Ibnu Shalah dalam <i>‘Uluumul-Hadiits</i>.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">NB : Jika ada yang mengatakan bahwa At-Tirmidziy memberikan <i>tautsiq
</i>kepada Zaid bin Al-Hasan, maka perkataannya perlu ditinjau ulang. Jika ia
mengatakan hal itu dengan melihat penghukumannya atas hadits : <i>hasan ghariib</i>;
maka para ulama telah bersilang pendapat mengenai makna perkataan ini. Beda
peristilahan antara <i>ghariib</i>, <i>hasan, hasan ghariib</i>, <i>hasan
shahih</i>, dan <i>hasan shahih ghariib</i>. Ini berawal dari persyaratan
hadits <i>hasan </i>yang diberikan sendiri oleh At-Tirmidziy dalam <i>Sunan</i>-nya,
yaitu : (1) Ketiadaan perawi yang dituduh berdusta (<i>muttaham bil-kidzb</i>),
(2) sanadnya tidak <i>syadz</i>, dan (3) mempunyai jalan periwayatan lain
selain dari sanad hadits itu. Dan seterusnya. Oleh karena itu, tidak layak
berpegang pada perkataan At-Tirmidziy : <i>‘hasan ghariib’</i> sebagai tanda
pen-<i>tautsiq</i>-an<i> </i>terhadap seluruh rawinya.<i> </i></span><span style="color: red;"></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">4</span></b>]</span></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="color: red;">Hadits ini terdiri dari dua sanad
yang poros sanadnya pada Al-A’masy. </span></span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">a.</span><span style="color: red; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Hadits Abu Sa’iid; yaitu dari ‘Aliy bin Al-Mundzir Al-Kuufiy : Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail : Telah menceritakan kepada kami
Al-A’masy, dari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>‘Athiyyah, dari Abu
Sa’iid.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sanad ini lemah karena ‘Athiyyah, ia adalah Ibnu Sa’d bin Janaadah
Al-‘Aufiy. Telah lalu penjelasannya di atas.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Di sini ia juga membawakan dengan <i>‘an’anah </i>sedangkan ia
seorang <i>mudallis</i> tingkat keempat – sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar
[lihat : <i>Ta’riifu Ahlit-Taqdis</i> hal. 130 no. 122].</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">b.</span><span style="color: red; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Hadits Zaid bin Al-Arqam; yaitu dari ‘Aliy bin Al-Mundzir Al-Kuufiy
: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail : Telah menceritakan
kepada kami Al-A’masy, dari Habiib bin Abi Tsaabit, dari Zaid bin Arqam.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sanad hadits ini lemah, karena Habiib bin Abi Tsaabit. Ia adalah
perawi yang dipakai oleh Al-Bukhaariy dan Muslim. Akan tetapi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ia adalah seorang yang banyak melakukan <i>tadliis
</i>dan <i>irsal</i>. Ibnu Hajar memasukkannya <i>mudallis </i>tingkat tiga [<i>Thabaqaatul-Mudallisiin</i>,
no. 69]. Riwayatnya tidak diterima kecuali jika ia membawakan dengan <i>tashriih
</i>penyimakannya [lihat <i>Riwaayaatul-Mudallisiin fii Shahiih Al-Bukhaariy </i>oleh
Dr. ‘Awwad Al-Khalaf, hal. 283]. Dan dalam sanad riwayat ini, ia membawakan
dengan <i>‘an’anah</i>.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Ada sebagian orang yang menolak pensifatan <i>tadlis </i>dan <i>irsal
</i>terhadap Habiib sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar (- yang kemungkinan orang
tersebut bertaqlid pada Dr. Basyar ‘Awwaad dalam <i>At-Tahriir</i>). </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Penolakan sifat banyak <i>tadliis </i>dan <i>irsaal </i>ini
sangatlah aneh. Penisbatan sifat ini telah dikatakan oleh Ibnu Hibbaan, Ibnu
Khuzaimah, dan Ad-Daaruquthniy. Apa yang mereka katakan punya sandaran, yaitu
apa yang dikatakan oleh Ibnu Ja’far An-Nuhaas dimana Habiib pernah berkata
kepadanya : “Apabila seseorang menceritakan hadits kepadaku yang berasal
darimu, kemudian aku menceritakannya langsung darimu maka itu benar bagiku”
[dari <i>ta’liq </i>Dr. ‘Abdul-Ghafaar bin Sulaimaan dan Prof. Muhammad bin
Ahmad terhadap <i>Ta’riifu Ahlit-Taqdiis</i> hal. 87]. Semisal dengan ini telah
dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam <i>At-Ta’rif </i>dari Al-A’masy saat
menyebutkan keterangan Habiib bin Abi Tsaabit. Ad-Daaruquthniy juga telah
mengisyaratkan apa yang dikatakan Ibnu Hajar ini dengan perkataannya : “Habiib
tidak mendengar hadits ini dari Abul-Hayyaaj. Ia hanyalah mendengar dari Abu
Waail Syaqiiq bin Salamah, dari Abul-Hayyaaj, sebagaimana dikatakan oleh
Ats-Tsauriy” [<i>Al-‘Ilal</i>, 4/183 – melalui perantaraan <i>Mausu’ah Aqwaal
Ad-Daaruquthniy</i> hal. 185 no. 861]. Semua ini adalah indikasi yang
menguatkan apa yang dikatakan Ibnu Hajar.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Pensifatan <i>tadlis </i>ini juga dikatakan oleh Al-‘Alaaiy,
Al-‘Iraaqiy, Adz-Dzahabiy, Al-Maqdisiy, As-Sabth bin ‘Ajamiy Asy-Syaafi’iy,
Al-Halabiy, dan As-Suyuuthiy [lihat <i>Riwaayaatul-Mudallisiin fii Shahiih
Al-Bukhaariy </i>oleh Dr. ‘Awwad Al-Khalaf, hal. 283, <i>Al-Mudallisiin</i>
oleh Al-‘Iraaqiy hal. 39-40 no. 7, <i>Asmaaul-Mudalisiin</i> oleh As-Suyuthiy
hal. 36 no. 7, dan <i>At-Tabyiin li-Asmaail-Mudallisiin</i> oleh As-Sabth bin
Al-‘Ajamiy Asy-Syaafi’iy hal. 19-20 no. 10].</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sangat keliru jika menghilangkan sifat <i>tadlis </i>dengan
pernyataan bahwa : </span><i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Habib bin Abi Tsabit lahir
pada tahun 46 H sedangkan Zaid bin Arqam wafat pada tahun 68 H. jadi ketika
Zaid wafat Habib berumur 22 tahun dan keduanya tinggal di kufah sehingga sangat
memungkinkan bagi Habib bin Abi Tsabit bertemu dengan Zaid bin Arqam dan
mendengar hadis darinya</span></i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="color: red;">Karena yang dimaksud dengan <i>tadlis </i>– sebagaimana <i>ma’ruf
</i>dalam ilmu mushthalah – adalah :</span></span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Jika si perawi meriwayatkan hadits yang tidak pernah ia dengar dari
orang yang pernah ia dengan haditsnya; tanpa menyebutkan bahwa perawi tersebut
mendengar hadits itu darinya….. Penjelasan definisi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tadlis isnad </i>ini adalah bahwa seorang perawi meriwayatkan beberapa
hadits yang ia dengar dari seorang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">syaikh
</i>(guru), namun hadits yang ia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tadlis</i>-kan
tidak pernah ia dengan dari gurunya itu. Hadits itu ia dengar melalui
(perantara) <i style="mso-bidi-font-style: normal;">syaikh </i>yang lain, dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">syaikh</i>-nya yang pertama tadi. Orang
tersebut (si <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mudallis</i>) menggugurkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">syaikh </i>yang menjadi perantara, dan
kemudian ia (si <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mudallis</i>)
meriwayatkan darinya (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">syaikh</i> yang
pertama) dengan lafadh yang mengandung kemungkinan mendengar (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">samaa’</i>) atau yang semisalnya; seperti
lafadh </span><span dir="RTL" lang="AR-AE" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">قَالَ</span><span dir="LTR"></span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> (telah berkata) atau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">عَنْ</span><span dir="LTR"></span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>
(dari) – agar orang lain menyangka bahwa ia telah mendengar dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">syaikh </i>tersebut. Padahal tidak benar
orang itu telah mendengar hadits ini. Ia tidak mengatakan </span><span dir="RTL" lang="AR-AE" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">سَمِعْتُ</span><span dir="LTR"></span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> (aku telah mendengar) atau </span><span dir="RTL" lang="AR-AE" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">حَدَّةَنِيْ</span><span dir="LTR"></span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> (telah menceritakan kepadaku), sehingga ia
tidak bisa disebut sebagai pendusta atas perbuatan itu. Orang yang ia gugurkan
tadi bisa satu orang atau lebih” [lihat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Taisiru
Mushthalahil-Hadiits</i> oleh Dr. Mahmud Ath-Thahhaan hal. 62 dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ta’riifu Ahlit-Taqdiis
bi-Maraatibil-Maushuufiina bit-Tadliis </i>oleh Ibnu Hajar hal. 10, tahqiq :
Dr. ‘Abdul-Ghaffaar Sulaiman & Muhammad bin Ahmad ‘Abdil-‘Aziiz].</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu, kemungkinan bertemu atau bahkan bertemu sekalipun
tidak dapat menghilangkan sifat <i>tadlis </i>bagi orang-orang berada pada
martabat ketiga <i>mudallisiin</i>, jika ia tidak menjelaskan <i>tashriih sima’</i>-nya.
Sebenarnya ini sudah sangat <i>ma’ruf</i>.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Jika ada yang mengatakan :</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <i><span style="color: #0070c0;">“Disebutkan dalam Al Mustadrak no 4576 kalau Habib bin
Abi Tsabit meriwayatkan hadis Tsaqalain dari Abu Thufail dari Zaid bin Arqam.
Kami katakan keduanya shahih, Habib meriwayatkan dari Zaid bin Arqam dan Habib
meriwayatkan dari Abu Thufail dari Zaid. Zaid bin Arqam dan Abu Thufail
keduanya adalah sahabat Nabi. Bisa saja dikatakan bahwa riwayat Habib dari Abu
Thufail dari Zaid menunjukkan bahwa Habib melakukan tadlis sehingga ia
menghilangkan nama Abu Thufail dan meriwayatkan langsung dari Zaid. Kami
katakan perkataan ini hanya bersifat dugaan</span><span style="color: red;"> </span><span style="color: #0070c0;">semata dan jika benar maka tadlis yang dilakukannya tidak
bersifat cacat karena nama yang Habib hilangkan adalah nama sahabat Nabi yaitu
Abu Thufail sehingga kalau mau dikatakan tadlis maka kedudukan Habib adalah
mudallis martabat pertama yaitu yang sedikit melakukan tadlis atau ia melakukan
tadlis dari perawi yang tsiqat atau adil. Tadlis yang seperti ini jelas bisa dijadikan
hujjah</span></i><span style="color: #0070c0;">”.</span></span><span style="color: #0070c0;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Pernyataan ini justru hanya duga-duga semata. Bagaimana bisa
dipastikan bahwa <i>tadlis </i>yang dilakukan Habiib terhadap Zaid bin Arqam
adalah pengguguran Abu Thufail ? Justru riwayat sebelumnya (no. 4576) juga kita
pertanyakan karena ia membawakan secara <i>‘an’anah </i>dari periwayatan Abu
Thufail, dari Zaid bin Arqam. Sependek pengetahuan saya, yang dapat
menggugurkan <i>tadlis </i>dari <i>mudallis </i>level seperti Habiib ini adalah
<i>tashrih bis-sima’</i>. Seandainya saja riwayat Habiib dari Abu Thufail ini
menggunakan <i>tashrih simaa’</i>, maka saya sepakat bahwa yang digugurkan pada
hadits no. 4577 adalah Abu Thufail. Tapi kenyataan kan tidak ? [lihat <i>At-Tatabbu’
</i>oleh Muqbil Al-Wadi’iy, 3/126 no. 4640]. </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Mari kita baca kembali <i>mushthalah hadits</i>.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Lagi pula, kepastian bertemu tidaknya antara Habiib dengan
Abuth-Thufail dan Zaid bin Arqam ini juga dipermasalahkan sebagian ulama.
Al-‘Alaa’iy berkata : “’Aliy bin Al-Madiniy berkata : ‘Habiib bin Abi Tsaabit
bertemu dengan Ibnu ‘Abbaas, mendengar (riwayat) dari ‘Aaisyah, dan tidak
mendengar dari selain keduanya dari kalangan shahabat <i>radliyallaahu ‘anhum</i>’.
Telah berkata Abu Zur’ah : ‘Ia tidak mendengar dari Ummu Salamah’. At-Tirmidziy
berkata dalam haditsnya yang berasal dari Hakiim bin Hizaam mengenai pembelian
hewan kurban : ‘Menurut (pengetahuan)ku, Habiib bin Abi Tsaabit tidak mendengar
dari Hakiim bin Hizaam. Telah berkata Sufyaan Ats-Tsauriy, Ahmad bin Hanbal,
Yahyaa bin Ma’iin, Al-Bukhaariy. Dan yang lainnya bahwasannya Habiib bin Abi
Tsaabit tidak pernah mendengar dari ‘Urwah bin Zubair sama sekali” [<i>Jaami’ut-Tahshiil
fii Ahkaamil-Maraasil</i>, hal. 158-159 no. 117].</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dari perkataan didapat satu pengetahuan bahwa hukum umum riwayat
Habiib bin Abi Tsaabit dari para shahabat adalah <i>mursal</i>, kecuali jika ditunjukkan
padanya <i>bayyinah</i> akan <i>sima’</i>-nya. Al-Bukhaariy dalam <i>At-Taariikh
Al-Kabiir</i> (2/313 no. 2592) telah menetapkan bahwa Habiib mendengar riwayat
dari Ibnu ‘Abbaas dan Ibnu ‘Umar <i>radliyallaahu ‘anhum</i>. </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sangat dimaklumi jika Syu’aib Al-Arna’uth (<i>Takhrij Musnad Al-Imam
Ahmad</i>,<i> </i>17/171) menghukumi riwayat Habiib dari Abi Thufail maupun
Zaid bin Arqam sebagai riwayat yang <i>munqathi’</i>.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sebenarnya di sini bahasan di point ini bukan untuk men-<i>dla’if</i>-kan
riwayat At-Tirmidziy (no. 3788), karena saya sepakat bahwa riwayat ini adalah <i>hasan
lighairihi </i>karena ada penguat dari jalur lain. Hanya saja, saya tidak
sepakat dengan metode ‘aneh’ sebagian orang dalam penilaian hadits.</span><span style="color: red;"></span></div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">5</span></b>]</span></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="color: red;">Sanad riwayat ini lemah
dikarenakan Muhammad bin Salamah bin Kuhail. Al-Juzjaaniy berkata : “<i>Dzaahibul-hadiits”</i>
[<i>Al-Mughniy fidl-Dlu’afaa’</i>, 2/310 no. 5577]. Ibnu Ma’iin berkata : <i>“Laisa
bi-syai’ </i>(tidak ada apa-apanya)” [<i>Lisaanul-Miizaan</i>, 7/168]. Ia juga
dinisbatkan pada <i>tasyayyu’ </i>dan mempunyai hadits-hadits <i>munkar </i>[<i>Al-Kaamil</i>,
7/444]. As-Sa’diy berkata : <i>“Waahiyul-hadiits</i> (lemah haditsnya)” [<i>Adl-Dlu’afaa
wal-Matruukuun li-Ibnil-Jauziy</i> 3/67 no. 3017]. Ibnu Syaahiin berkata : “<i>Dla’iif</i>”
[<i>Taariikh Asmaa’ Adl-Dlu’afaa’ wal-Kadzdzaabiin</i>, hal. 166 no. 566]. Ibnu
Hibbaan dengan memasukkannya dalam <i>Ats-Tsiqaat</i>. Ahmad berkata : “<i>Muqaaribul-hadiits”</i>
[<i>Mausu’ah Aqwaal Al-Imam Ahmad, </i>3/267 no. 2335]. Ad-Daaruquthniy
mengatakan : “Bisa dijadikan <i>i’tibar</i>” [<i>Suaalaat Al-Barqaaniy</i>, no.
539].</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Ada yang mengatakan :</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <i><span style="color: #0070c0;">Muhammad
bin Salamah bin Kuhail diikuti oleh Yahya bin Salamah bin Kuhail sebagaimana
disebutkan dalam Juz Abu Thahir dengan sanad dari Qasim bin Zakaria bin Yahya
dari Yusuf bin Musa dari Ubaidillah bin Musa dari Yahya bin Salamah bin Kuhail
dari ayahnya dari Abu Thufail dari Zaid bin Arqam [Juz Abu Thahir no 143]. Para
perawinya tsiqah kecuali Yahya bin Salamah bin Kuhail seorang yang matruk
sebagaimana disebutkan Ibnu Hajar [At Taqrib 2/304].</span></i></span><span style="color: #0070c0;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Perkataan tersebut adalah benar bahwa Ibnu Hajar telah mengatakannya
dalam <i>At-Taqriib</i>. Perawi <i>matruk </i>tidak bisa dijadikan sebagai
penguat.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Ada
yang mengatakan : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Muhammad bin Salamah juga memiliki mutaba’ah dari Syu’aib bin
Khalid yang juga disebutkan dalam Juz Abu Thahir dengan jalan sanad dari Abu
Bakar Qasim bin Zakaria bin Yahya dari Muhammad bin Humaid dari Harun bin
Mughirah dari Amr bin Abi Qais dari Syu’aib bin Khalid dari Salamah bin Kuhail
dari Abu Thufail dari Zaid bin Arqam [Juz Abu Thahir no 142]. Hadis ini para
perawinya tsiqat kecuali Muhammad bin Humaid, ia seorang yang dhaif. Ibnu Ma’in,
Muhammad bin Yahya Adz Dzahiliy, Ahmad, dan Ja’far bin Abi Utsman Ath Thayalisi
telah menta’dilkannya. Nasa’i berkata “tidak tsiqat”. Ia didustakan oleh Shalih
bin Muhammad, Abu Zur’ah dan Ibnu Khirasy. Yaqub bin Syaibah berkata “banyak
meriwayatkan hadis munkar” [At Tahdzib juz 9 no 181]. Ibnu Hajar berkata
“seorang hafizh yang dhaif” [At Taqrib 2/69]”.</span></i><span style="color: #0070c0;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Saya berkata : </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Tentang Muhammad bin Humaid ini; Al-Bukhaariy berkata : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Fiihi nadhar”</i> [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">At-Taariikh Al-Kabiir</i>, 1/167]. Ya’quub bin Syaibah As-Saduusiy
berkata : “Muhammad bin Humaid Ar-Raaziy padanya banyak perkara yang diingkari
(<i style="mso-bidi-font-style: normal;">katsiirul-manaakir</i>)” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tahdziibul-Kamaal</i>, 25/102]. An-Nasaa’iy
berkata : “Tidak <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tsiqah</i>” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Taariikh Baghdaad</i>, 2/263 dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukiin</i> oleh
Ibnul-Jauziy, 3/54 no. 2959]. Ishaaq bin Manshuur berkata : “Aku bersaksi di
hadapan Allah bahwa Muhammad bin</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="color: red;">Humaid dan
‘Ubaid bin Ishaaq Al-‘Aththaar adalah pendusta” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Taariikh Baghdaad</i>, 2/263]. Shaalih bin Muhammad Al-Asadiy
Al-Haafidh berkata : “Aku tidak melihat seorang pun yang yang lebih banyak
dustanya daripada dua orang, yaitu Sulaimaan Asy-Syaadzakuuniy dan Muhammad bin
Humaid Ar-Raaziy…” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Taariikh Baghdaad</i>,
2/262]. Ia telah didustakan oleh Abu Zur’ah Ar-Raaziy dan Ibnu Waarah [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Al-Majruuhiin</i>, 2/321 no. 1005 dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukiin</i> oleh
Ibnul-Jauziy, 3/54 no. 2959]. Ibnu Hibbaan berkata : “Ia termasuk orang yang
menyendiri dalam periwayatan dari orang-orang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tsiqah</i> dengan sesuatu yang terbolak-balik, khususnya jika ia
meriwayatkan dari para syaikh negerinya” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Al-Majruuhiin</i>,
2/321 no. 1005]. Ibraahiim bin Ya’quub Al-Jauzajaaniy berkata : “Ia seorang
yang bermadzhab buruk, tidak <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tsiqah</i>”
[<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ahwaalur-Rijaal</i>,<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i>hal. 207 no. 382]. ‘Abdurrahmaan bin Yuusuf bin Khiraasy dan
jama’ah ahli-hadits negeri Ray saat disebut Muhammad bin Humaid, maka mereka
sepakat bahwa ia sangat lemah dalam haditsnya [<i>Taariikh Baghdaad</i>,
2/261]. Ibnu Khiraasy sendiri mendustakannya [<i>idem</i>, 2/263]. Sudah
menjadi pengetahuan bahwa <i>jarh </i>penduduk yang satu negeri dengan perawi lebih
kuat, karena mereka lebih mengetahui keadaan negerinya sendiri dibandingkan
yang lain. Ad-Daaruquthniy berkata : “Diperselisihkan” [<i>Suaalaat As-Sulamiy</i>
no. 287]. Ibnul-Jauziy memasukkanya dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Adl-Dlu’afaa’
wal-Matruukiin </i>(3/54). Adz-Dzahabiy memasukkannya dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Al-Mughniy fidl-Dlu’afaa’ </i>(2/289 no.
5452) dan berkata : “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dla’iif</i>, bukan
dari sisi hapalannya”. Ibnu Hajar berkata : “Seorang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">haafidh</i> yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dla’iif</i>.
Ibnu Ma’iin mempunyai pandangan baik terhadapnya” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">At-Taqriib</i>, hal. 839 no. 5871]. Ahmad memujinya bahwa negeri Ray
akan tetap diliputi ilmu selama Muhammad bin Humaid hidup. Namun ia pujiannya
ini dikritik oleh Ibnu Khuzaimah bahwasannya dalam hal ini Ahmad tidak
mengetahui perihal Ibnu Humaid. Seandainya ia mengetahui sebagaimana yang
diketahui Ibnu Khuzaimah, niscaya ia tidak akan memujinya [<i>Mausu’ah Aqwaal
Al-Imam Ahmad</i>, 3/255-256 no. 2311]. Ibnu Hibbaan menyebutkan bahwa setelah
Al-Imam Ahmad mengetahui Abu Zur’ah dan Ibnu Waarah mendustakan Ibnu Humaid,
maka Shaalih bin Ahmad bin Hanbal berkata : “Sejak saat itu aku melihat ayahku
jika disebutkan Ibnu Humaid, beliau mengibaskan tangannya” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Al-Majruuhiin</i>, 2/321]. Inilah pendapat
terakhir Ahmad (yaitu menyepakati <i>jarh </i>Abu Zur’ah dan Ibnu Waraah). Ibnu
Ma’iin dan Ja’far bin Abi ‘Utsmaan Ath-Thayaalisiy men-<i>tsiqah</i>-kannya.</span></span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Perkataan yang tepat tentang diri Muhammad bin Humaid adalah ia
perawi yang sangat lemah. Ia dikritik dari ulama baik dari segi hapalannya
maupun <i>‘adalah</i>-nya.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Kedua <i>mutaba’ah </i>di atas tidak bisa dipakai sebagai <i>mutaba’ah</i>.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dikatakan :</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Secara keseluruhan riwayat Salamah bin Kuhail dari Abu Thufail
dari Zaid bin Arqam kedudukannya hasan lighairihi karena riwayat Muhammad bin
Salamah bin Kuhail dikuatkan oleh riwayat Abu Dhuha dari Zaid bin Arqam serta
riwayat Habib bin Abi Tsabit dari Zaid bin Arqam</span></i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.</span><span style="color: #0070c0;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Riwayat Abu Dluhaa adalah shahih, namun riwayat yang ia bawakan
berbeda dengan riwayat Muhammad bin Salamah bin Kuhail, bahkan lebih ringkas.
Adapun riwayat Habiib bin Abi Tsaabit, ia hasan, namun lafadhnya juga berbeda
dengan yang dibawakan Muhammad bin Salamah bin Kuhail.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu, lafadh yang dipertimbangkan di sini bukan dari sisi
lafadh yang dibawakan oleh Muhammad bin Salamah bin Kuhail.</span><span style="color: red;"></span></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[6]</span></span></span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">6</span></b>]</span></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="color: red;">Sanad riwayat ini hasan. Katsiir
bin Zaid, ia adalah Al-Aslamiy As-Sahmiy, Abu Muhammad Al-Madiniy. Para ulama
telah berselisih pendapat mengenainya. Yang <i>raajih</i>, ia adalah perawi
yang hasan haditsnya selama tidak ada penyelisihan. </span></span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Catatan :</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sangat berlebihan sebagian orang yang menyatakan ke-<i>tsiqah</i>-an
Katsiir bin Zaid ini secara mutlak sehingga menghukumi haditsnya adalah <i>shahih</i>.
Para ulama telah mengkritik sisi hapalannya (<i>dlabth</i>), diantaranya : </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Telah berkata Ibnu Abi Khaitsamah dari Yahyaa bin Ma’iin : “Tidak
kuat (<i>laisa bi-dzaakal-qawiy</i>)” [<i>Al-Jarh wat-Ta’diil</i>, 7/151; sanad
riwayat ini shahih]. Abu Haatim berkata : “<i>Shaalih</i>, tidak kuat, namun
ditulis haditsnya” [<i>idem</i>]. Abu Zur’ah berkata : “<i>Shaduuq</i>, padanya
ada kelemahan (<i>layyin</i>)” [<i>idem</i>]. Telah lewat penjelasan tentang
makna <i>layyin</i>. </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Adapun ulama yang mendla’ifkannya secara umum adalah An-Nasaa’iy dan
Ath-Thabariy.</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="color: red; font-family: "arial" , "sans-serif";"><span dir="RTL"></span> </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Jarh</span></i><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> yang diberikan adalah jenis <i>mufassar</i>.
Jenis <i>jarh </i>seperti ini bukanlah jenis <i>jarh </i>yang patut diabaikan.
Ada tambahan keterangan – selain dari ulama yang memberikan <i>tautsiq</i>
kepadanya - bahwa padanya ada kelemahan dalam masalah hapalan. </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana bisa dikatakan <i>jarh-jarh </i>tersebut tidak memberikan <i>mudlarat
</i>sama sekali sehingga ia dianggap <i>tsiqah </i>secara mutlak layaknya
perawi yang tanpa <i>jarh </i>?<i> </i>Aneh.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu Ibnu Hajar telah tepat memberikan komentar kepadanya
: ‘<i>Shaduuq yukhthi’ </i>(jujur, namun kadang keliru)”. Artinya, haditsnya <i>hasan</i>
selama tidak ada penyelisihan.</span><span style="color: red;"></span></div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[7]</span></span></span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;">7</span></b>]</span></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="color: red;">Lengkapnya sebagai berikut :</span></span><span style="color: red;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة وإسحاق بن إبراهيم جميعا عن حاتم قال أبو
بكر حدثنا حاتم بن إسماعيل المدني عن جعفر بن محمد عن أبيه قال دخلنا على جابر بن
عبد الله فسأل عن القوم حتى انتهى إلي فقلت أنا محمد بن علي بن حسين فأهوى بيده
إلى رأسي فنزع زري الأعلى ثم نزع زري الأسفل ثم وضع كفه بين ثديي وأنا يومئذ غلام
شاب فقال مرحبا بك يا بن أخي سل عما شئت فسألته وهو أعمى وحضر وقت الصلاة فقام في
نساجة ملتحفا بها كلما وضعها علي منكبه رجع طرفاها إليه من صغرها ورداؤه إلى جنبه
على المشجب فصلى بنا فقلت أخبرني عن حجة رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال بيده
فعقد تسعا فقال إن رسول الله صلى الله عليه وسلم مكث تسع سنين لم يحج ثم أذن في
الناس في العاشرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم حاج فقدم المدينة بشر كثير كلهم
يلتمس أن يأتم برسول الله صلى الله عليه وسلم ويعمل مثل عمله فخرجنا معه حتى أتينا
ذا الحليفة فولدت أسماء بنت عميس محمد بن أبي بكر فأرسلت إلى رسول الله صلى الله
عليه وسلم كيف أصنع قال اغتسلي واستثفري بثوب وأحرمي فصلى رسول الله صلى الله عليه
وسلم في المسجد ثم ركب القصواء حتى إذا استوت به ناقته على البيداء نظرت إلى مد
بصري بين يديه من راكب وماش وعن يمينه مثل ذلك وعن يساره مثل ذلك ومن خلفه مثل ذلك
ورسول الله صلى الله عليه وسلم بين أظهرنا وعليه ينزل القرآن وهو يعرف تأويله وما
عمل به من شيء عملنا به فأهل بالتوحيد لبيك اللهم لبيك لبيك لا شريك لك لبيك إن
الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك وأهل الناس بهذا الذي يهلون به فلم يرد رسول
الله صلى الله عليه وسلم عليهم شيئا منه ولزم رسول الله صلى الله عليه وسلم تلبيته
قال جابر رضى الله تعالى عنه لسنا ننوي إلا الحج لسنا نعرف العمرة حتى إذا أتينا
البيت معه استلم الركن فرمل ثلاثا ومشى أربعا ثم نفذ إلى مقام إبراهيم عليه السلام
فقرأ { واتخذوا من مقام إبراهيم مصلى }<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>فجعل المقام بينه وبين البيت فكان أبي يقول ولا أعلمه ذكره إلا عن النبي
صلى الله عليه وسلم كان يقرأ في الركعتين قل هو الله أحد وقل يا أيها الكافرون ثم
رجع إلى الركن فاستلمه ثم خرج من الباب إلى الصفا فلما دنا من الصفا قرأ { إن
الصفا والمروة من شعائر الله }<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>أبدأ بما
بدأ الله به فبدأ بالصفا فرقي عليه حتى رأى البيت فاستقبل القبلة فوحد الله وكبره
وقال لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير لا
إله إلا الله وحده أنجز وعده ونصر عبده وهزم الأحزاب وحده ثم دعا بين ذلك قال مثل
هذا ثلاث مرات ثم نزل إلى المروة حتى إذا انصبت قدماه في بطن الوادي سعى حتى إذا
صعدتا مشى حتى أتى المروة ففعل على المروة كما فعل على الصفا حتى إذا كان آخر
طوافه على المروة فقال لو أني استقبلت من أمري ما استدبرت لم أسق الهدي وجعلتها
عمرة فمن كان منكم ليس معه هدي فليحل وليجعلها عمرة فقام سراقة بن مالك بن جعشم
فقال يا رسول الله ألعامنا هذا أم لأبد فشبك رسول الله صلى الله عليه وسلم أصابعه
واحدة في الأخرى وقال دخلت العمرة في الحج مرتين لا بل لأبد أبد وقدم علي من اليمن
ببدن النبي صلى الله عليه وسلم فوجد فاطمة رضى الله تعالى عنها ممن حل ولبست ثيابا
صبيغا واكتحلت فأنكر ذلك عليها فقالت إن أبي أمرني بهذا قال فكان علي يقول بالعراق
فذهبت إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم محرشا على فاطمة للذي صنعت مستفتيا لرسول
الله صلى الله عليه وسلم فيما ذكرت عنه فأخبرته أني أنكرت ذلك عليها فقال صدقت
صدقت ماذا قلت حين فرضت الحج قال قلت اللهم إني أهل بما أهل به رسولك قال فإن معي
الهدي فلا تحل قال فكان جماعة الهدي الذي قدم به علي من اليمن والذي أتى به النبي
صلى الله عليه وسلم مائة قال فحل الناس كلهم وقصروا إلا النبي صلى الله عليه وسلم
ومن كان معه هدي فلما كان يوم التروية توجهوا إلى منى فأهلوا بالحج وركب رسول الله
صلى الله عليه وسلم فصلى بها الظهر والعصر والمغرب والعشاء والفجر ثم مكث قليلا
حتى طلعت الشمس وأمر بقبة من شعر تضرب له بنمرة فسار رسول الله صلى الله عليه وسلم
ولا تشك قريش إلا أنه واقف عند المشعر الحرام كما كانت قريش تصنع في الجاهلية
فأجاز رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى أتى عرفة فوجد القبة قد ضربت له بنمرة
فنزل بها حتى إذا زاغت الشمس أمر بالقصواء فرحلت له فأتى بطن الوادي فخطب الناس
وقال إن دماءكم وأموالكم حرام عليكم كحرمة يومكم هذا في شهركم هذا في بلدكم هذا
ألا كل شيء من أمر الجاهلية تحت قدمي موضوع ودماء الجاهلية موضوعة وإن أول دم أضع
من دمائنا دم بن ربيعة بن الحارث كان مسترضعا في بني سعد فقتلته هذيل وربا
الجاهلية موضوع وأول ربا أضع ربانا ربا عباس بن عبد المطلب فإنه موضوع كله فاتقوا
الله في النساء فإنكم أخذتموهن بأمان الله واستحللتم فروجهن بكلمة الله ولكم عليهن
أن لا يوطئن فرشكم أحدا تكرهونه فإن فعلن ذلك فاضربوهن ضربا غير مبرح ولهن عليكم
رزقهن وكسوتهن بالمعروف وقد تركت فيكم ما لن تضلوا بعده إن اعتصمتم به كتاب الله
وأنتم تسألون عني فما أنتم قائلون قالوا نشهد أنك قد بلغت وأديت ونصحت فقال بإصبعه
السبابة يرفعها إلى السماء وينكتها إلى الناس اللهم اشهد اللهم اشهد ثلاث مرات ثم
أذن ثم أقام فصلى الظهر ثم أقام فصلى العصر ولم يصل بينهما شيئا ثم ركب رسول الله
صلى الله عليه وسلم حتى أتى الموقف فجعل بطن ناقته القصواء إلى الصخرات وجعل حبل
المشاة بين يديه واستقبل القبلة فلم يزل واقفا حتى غربت الشمس وذهبت الصفرة قليلا
حتى غاب القرص وأردف أسامة خلفه ودفع رسول الله صلى الله عليه وسلم وقد شنق
للقصواء الزمام حتى إن رأسها ليصيب مورك رحله ويقول بيده اليمني أيها الناس
السكينة السكينة كلما أتى حبلا من الحبال أرخى لها قليلا حتى تصعد حتى أتى
المزدلفة فصلى بها المغرب والعشاء بأذان واحد وإقامتين ولم يسبح بينهما شيئا ثم
اضطجع رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى طلع الفجر وصلى الفجر حين تبين له الصبح
بأذان وإقامة ثم ركب القصواء حتى أتى المشعر الحرام فاستقبل القبلة فدعاه وكبره
وهلله ووحده فلم يزل واقفا حتى أسفر جدا فدفع قبل أن تطلع الشمس وأردف الفضل بن
عباس وكان رجلا حسن الشعر أبيض وسيما فلما دفع رسول الله صلى الله عليه وسلم مرت
به ظعن يجرين فطفق الفضل ينظر إليهن فوضع رسول الله صلى الله عليه وسلم يده على
وجه الفضل فحول الفضل وجهه إلى الشق الآخر ينظر فحول رسول الله صلى الله عليه وسلم
يده من الشق الآخر على وجه الفضل يصرف وجهه من الشق الآخر ينظر حتى أتى بطن محسر
فحرك قليلا ثم سلك الطريق الوسطى التي تخرج على الجمرة الكبرى حتى أتى الجمرة التي
عند الشجرة فرماها بسبع حصيات يكبر مع كل حصاة منها حصى الحذف رمى من بطن الوادي
ثم انصرف إلى المنحر فنحر ثلاثا وستين بيده ثم أعطى عليا فنحر ما غبر وأشركه في
هديه ثم أمر من كل بدنة ببضعة فجعلت في قدر فطبخت فأكلا من لحمها وشربا من مرقها
ثم ركب رسول الله صلى الله عليه وسلم فأفاض إلى البيت فصلى بمكة الظهر فأتى بني عبد
المطلب يسقون على زمزم فقال انزعوا بني عبد المطلب فلولا أن يغلبكم الناس على
سقايتكم لنزعت معكم فناولوه دلوا فشرب منه</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Ishaaq
bin Ibraahiim, keduanya dari Haatim ia berkata, - Abu Bakr berkata - : Telah
menceritakan kepada kami Haatim bin Ismaa'iil Al-Madaniy, dari Ja'far bin
Muhammad, dari ayahnya, ia berkata : Kami datang ke rumah Jaabir bin Abdillah,
lalu ia menanyai kami satu persatu, siapa nama kami masing-masing. Sampai
giliranku, kusebutkan namaku Muhammad bin ‘Aliy bin Husain. Lalu dibukanya
kancing bajuku yang atas dan yang bawah. Kemudian diletakkannya telapak
tangannya antara kedua susuku. Ketika itu, aku masih muda belia. Lalu dia
berkata, "Selamat datang wahai anak saudaraku, tanyakanlah apa yang hendak
kamu tanyakan." Maka aku pun bertanya kepadanya. Dia telah buta. Ketika
waktu shalat tiba, dia berdiri di atas sehelai sajadah yang selalu dibawanya.
Tiap kali sajadah itu diletakkannya ke bahunya, pinggirnya selalu lekat padanya
karena kecilnya sajadah itu. Aku bertanya kepadanya : "Terangkanlah
kepadaku bagaimana Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i> melakukan
ibadah haji." Lalu ia bicara dengan isyarat tangannya sambil memegang
sembilan anak jarinya. Ia berkata : “Sembilan tahun lamanya beliau menetap di
Madinah, namun beliau belum haji. Kemudian beliau memberitahukan bahwa tahun
kesepuluh beliau akan naik haji. Karena itu, berbondong-bondonglah orang datang
ke Madinah, hendak ikut bersama-sama Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi wa
sallam</i> untuk beramal seperti amalan beliau. Lalu kami berangkat
bersama-sama dengan beliau. Ketika sampai di Dzulhulaifah, Asmaa` binti ‘Umais
melahirkan puteranya, Muhammad bin Abi Bakar. Dia menyuruh untuk menanyakan
kepada Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i> apa yang harus
dilakukannya (karena melahirkan itu). Maka beliau pun bersabda : <i>"Mandi
dan pakai kain pembalutmu. Kemudian pakai pakaian ihrammu kembali</i>."
Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i> shalat dua raka'at di masjid
Dzulhulaifah, kemudian beliau naiki untanya yang bernama Qashwa. Setelah sampai
di Baida`, kulihat sekelilingku, alangkah banyaknya orang yang mengiringi
beliau, yang berkendaraan dan yang berjalan kaki, di kanan-kiri dan di belakang
beliau. Ketika itu turun Al Quran (wahyu), dimana Rasulullah <i>shallallaahu
'alaihi wa sallam</i> mengerti maksudnya, yaitu sebagaimana petunjuk amal yang
harus kami amalkan. Lalu beliau teriakan bacaan talbiyah: <i>"LABBAIKA
ALLAHUMMA LABBAIKA LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIKA INNALHAMDA WAN NI'MATA
LAKA WALMULKU LAA SYARIIKA LAKA</i> (<i>Aku patuhi perintah-Mu ya Allah, aku
patuhi, aku patuhi. Tiada sekutu bagi-Mu, aku patuhi perintah-Mu; sesungguhnya
puji dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu,
aku patuhi perintah-Mu</i>)." Maka talbiyah pula orang banyak seperti
talbiyah Nabi <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i> itu. Rasulullah <i>shallallaahu
'alaihi wa sallam</i> tidak melarang mereka membacanya, bahkan senantiasa
membaca terus-menerus. Niat kami hanya untuk mengerjakan haji, dan kami belum
mengenal umrah. Setelah sampai di <i>Baitullah,</i> beliau cium salah satu
sudutnya (Hajar Aswad), kemudian beliau thawaf, lari-lari kecil tiga kali dan
berjalan biasa empat kali. Kemudian beliau terus menuju ke Maqam. Ibrahim
'Alais Salam, lalu beliau baca ayat: "Jadikanlah maqam Ibrahim sebagai
tempat shalat..." (Al Baqarah: 125). Lalu ditempatkannya maqam itu
diantaranya dengan <i>Baitullah.</i> Sementara itu ayahku berkata bahwa Nabi <i>shallallaahu
'alaihi wa sallam</i> membaca dalam shalatnya : "<i>QUL HUWALLAHU AHAD</i>…"
(Al Ikhlas: 1-4). Dan: "<i>QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN</i>.." (Al
Kafirun: 1-6). Kemudian beliau kembali ke sudut Bait (hajar Aswad) lalu
diciumnya pula. Kemudian melalui pintu, beliau pergi ke Shafa. Setelah dekat ke
bukit Shafa beliau membaca ayat: <i>"Sesungguhnya Sa'i antara Shafa dan
Marwah termasuk lambang-lambang kebesaran Agama Allah..."</i> (Al Baqarah:
1589). Kemudian mulailah dia melaksanakan perintah Allah. Maka dinaikinya bukit
Shafa. Setelah kelihatan <i>Baitullah</i>, lalu beliau menghadap ke kiblat
seraya mentauhidkan Allah dan mengagungkan-Nya. Dan beliau membaca: <i>"LAA
ILAAHA ILAALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA
'ALAA KULLI SYAI`IN QADIIR LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU ANJAZA WA'DAHU WANASHARA
'ABDAHU WAHAZAMAL AHZABA WAHDAH</i> (Tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah kerajaan dan segala
puji, sedangkan Dia Maha Kuasa atas segala-galanya. Tiada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah satu-satu-Nya, Yang Maha Menepati janji-Nya dan menolong hamba-hamba-Nya
dan menghancurkan musuh-musuh-Nya sendiri-Nya)." Kemudian beliau berdo'a.
Ucapan tahlil itu diulanginya sampai tiga kali. Kemudian beliau turun di Marwa.
Ketika sampai di lembah, beliau berlari-lari kecil. Dan sesudah itu, beliau
menuju bukit Marwa sambil berjalan kembali. setelah sampai di bukit Marwa,
beliau berbuat apa yang diperbuatnya di bukit Shafa. Tatkala beliau mengakhiri
sa'i-nya di bukit Marwa, beliau berujar: "Kalau aku belum lakukan apa yang
telah kuperbuat, niscaya aku tidak membawa hadya dan menjadikannya umrah."
Lalu Suraqah bin Malik bin Ju'tsyum, "Ya, Rasulullah! Apakah untuk tahun
ini saja ataukah untuk selama-lamanya?" Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi
wa sallam</i> memperpanjangkan jari-jari tangannya yang lain seraya bersabda : <i>"Memasukkan
umrah ke dalam haji. Memasukkan umrah ke dalam haji, tidak! Bahkan untuk
selama-lamanya”</i>. Sementara itu ‘Aliy datang dari Yaman membawa hewan kurban
Nabi <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i>. Didapatinya Fathimah termasuk orang
yang <i>tahallul</i>; dia mengenakan pakaian bercelup dan bercelak mata. ‘Aliy
melarangnya berbuat demikian. Fathimah menjawab : "Ayahku sendiri yang
menyuruhku berbuat begini". ‘Aliy berkata : ‘Maka aku pergi menemui
Rasulullah <i>shallallahu 'alaihi wasallam</i> untuk meminta fatwa terhadap
perbuatan Fathimah tersebut. Kujelaskan kepada beliau bahwa aku mencegahnya
berbuat demikian. Beliau pun bersabda : "<i>Fathimah benar</i>."
Kemudian beliau bertanya : <i>"Apa yang kamu baca ketika hendak menunaikan
haji?"</i>. ‘Aliy berkata : Aku menjawab : "Ya Allah, aku aku niat
menunaikan ibadah haji seperti yang dicontohkan oleh Rasul-Mu." Kemudian
‘Aliy bertanya : "Tetapi aku membawa hewan kurban, bagaimana itu?".
Beliau menjawab : <i>"Kamu jangan tahallul"</i>. Ja'far berkata :
“Jumlah <i>hadyu </i>yang dibawa ‘Aliy dari Yaman dan yang dibawa Nabi <i>shallallahu
'alaihi wasallam</i> ada seratus ekor. Para jama'ah telah <i>tahallul </i>dan
bercukur semuanya, melainkan Nabi <i>shallallaahu 'alaihi wa</i> <i>sallam</i>
dan orang-orang yang membawa <i>hadyu</i> beserta beliau. Ketika hari Tarwiyah
(delapan Dzulhijjah) tiba, mereka berangkat menuju Mina untuk melakukan ibadah
haji. Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i> menunggang kendaraannya.
Di sana beliau shalat Zhuhur, 'Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh. Kemudian beliau
menanti sebentar hingga terbit matahari; sementara itu beliau menyuruh orang
lebih dahulu ke Namirah untuk mendirikan kemah di sana. Sedangkan Orang Quraisy
mengira bahwa beliau tentu akan berhenti di <i>Masy'aril Haram</i> (sebuah
bukit di Muzdalifah) sebagaimana biasanya orang-orang jahililiyah. Tetapi
ternyata beliau terus saja menuju ‘Arafah. Sampai ke Namirah, didapatinya
tenda-tenda telah didirikan orang. Lalu beliau berhenti untuk istirahat di
situ. Ketika matahari telah condong, beliau menaiki untanya meneruskan. Sampai
di tengah-tengah lembah beliau berkhutbah : <i>"Sesungguhnya menumpahkan
darah, merampas harta sesamamu adalah haram sebagaimana haramnya berperang pada
hari ini, pada bulan ini, dan di negeri ini. Ketahuilah, semua yang berbau
Jahiliyah telah dihapuskan di bawah undang-undangku, termasuk tebusan darah
masa jahilijyah. Tebusan darah yang pertama-tama kuhapuskan adalah darah Ibnu
Rabi'ah bin Harits yang disusukan oleh Bani Sa'ad, lalu ia dibunuh oleh Huzail.
Begitu pula telah kuhapuskan riba jahiliyah; yang mula-mula kuhapuskan ialah
riba yang ditetapkan Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya riba itu kuhapuskan
semuanya. Kemudian jangalah dirimu terhadap wanita. Kamu boleh mengambil mereka
sebagai amanah Allah, dan mereka halal bagimu dengan mematuhi
peraturan-peraturan Allah. Setelah itu, kamu punya hak atas mereka, yaitu
supaya mereka tidak membolehkan orang lain menduduki tikarmu. Jika mereka
melanggar, pukullah mereka dengan cara yang tidak membahayakan. Sebaliknya
mereka punya hak atasmu. Yaitu nafkah dan pakaian yang pantas<b>. Sungguh telah
aku tinggalkan kepada kalian yang jika kalian berpegang teguh kepadanya,
niscaya tidak akan tersesat : Kitabullah.</b> Kalian semua akan ditanya
mengenai diriku, lalu bagaimana nanti jawab kalian?"</i>. Mereka menjawab
: "Kami bersaksi bahwa engkau benar-benar telah</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="color: red;">menyampaikan risalah, engkau telah menunaikan tugas dan telah
memberi nasehat kepada kami". Kemudian beliau bersabda sambil mengangkat
jari telunjuknya ke atas langit dan menunjuk kepada orang banyak : <i>"Ya,
Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, ya Allah saksikanlah</i>”. Sesudah
itu, beliau adzan kemudian iqamat, lalu shalat Zhuhur. Lalu iqamat lagi dan
shalat Ashar tanpa shalat sunnah antara keduanya. Setelah itu, beliau
meneruskan perjalanan menuju tempat wukuf. Sampai di sana, dihentikannya unta
Qashwa di tempat berbatu-batu dan orang-orang yang berjalan kaki berada di
hadapannya. Beliau menghadap ke kiblat, dan senantiasa wukuf sampai matahari
terbenam dan mega merah hilang. Kemudian beliau teruskan pula perjalanan dengan
membonceng Usamah di belakangnya, sedang beliau sendiri memegang kendali.
Beliau tarik tali kekang Unta Qashwa, hingga kepalanya hampir menyentuh bantal
pelana. Beliau bersabda dengan isyarat tangannya : <i>"Saudara-saudara,
tenanglah, tenanglah</i>”. Setiap beliau sampai di bukit, beliau dikendorkannya
tali unta sedikit, untuk memudahkannya mendaki. Sampai di Muzdalifah beliau
shalat Maghrib dan Isya`dengan satu kali adzan dan dua qamat tanpa shalat
sunnah antara keduanya. Kemudian beliau tidur hingga terbit fajar. Setelah tiba
waktu Shubuh, beliau shalat Shubuh dengan satu adzan dan satu iqamat. Kemudian
beliau tunggangi pula unta Qashwa meneruskan perjalanan sampai ke Masy'aril
Haram. Sampai di sana beliau menghadap ke kiblat, berdo'a, takbir, tahlil dan
membaca kaliamat tauhid. Beliau wukuf di sana hingga langit kekuning-kuningan
dan berangkat sebelum matahari terbit sambil membonceng Fadhl bin Abbas. Fadhl
adalah seorang laki-laki berambut indah dan berwajah putih. Ketika beliau
berangkat, berangkat pulalah orang-orang besertanya. Fadhl menengok pada
mereka, lalu mukanya ditutup oleh Rasulullah <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i>
dengan tangannya. Tetapi Fadlal menoleh ke arah lain untuk melihat. Rasulullah <i>shallallaahu
'alaihi wa sallam</i> menutup pula mukanya dengan tangan lain, sehingga Fadhl
mengarahkan pandangannya ke tempat lain. Sampai di tengah lembah Muhassir,
dipercepatnya untanya melalui jalan tengah yang langsung menembus ke <i>Jumratul
Kubra</i>. Sampai di Jumrah yang dekat dengan sebatang pohon, beliau melempar
dengan tujuh buah batu kerikil sambil membaca takbir pada setiap lemparan.
Kemudian beliau terus ke tempat penyembelihan kurban. Di sana beliau
menyembelih enam puluh tiga hewan kurban dengan tangannya dan sisanya
diserahkannya kepada Ali untuk menyembelihnya, yaitu hewan kurban bersama-sama
dengan anggota jama'ah yang lain. Kemudian beliau suruh ambil dari setiap hewan
kurban itu sepotong kecil, lalu disuruhnya masak dan kemudian beliau makan
dagingnya serta beliau minum kuahnya. Sesudah itu, beliau naiki kendaraan
beliau menuju ke Baitullah untuk tawaf. Beliau shalat Zhuhur di Makkah. Sesudah
itu, beliau datangi Bani Abdul Muthalib yang sedang menimba sumur zamzam.
Beliau bersabda kepada mereka : <i>"Wahai Bani Abdul Muthalib, berilah
kami minum. Kalaulah orang banyak tidak akan salah tangkap, tentu akan kutolong
kamu menimba bersama-sama</i>". Lalu mereka timbakan seember, dan beliau
pun minum daripadanya” [selesai].</span></span><span style="color: red;"></span></div>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[8]</span></span></span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[8]</span></span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dan sesuai pula dengan
riwayat ringkas Yaziid bin Hayyaan dari Zaid bin Arqam :</span><span style="color: red;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">أخبرنا الحسن بن سفيان حدثنا أبو بكر بن أبي
شيبة حدثنا عفان حدثنا حسان بن إبراهيم عن سعيد بن مسروق عن يزيد بن حيان عن زيد
بن أرقم قال دخلنا عليه فقلنا له لقد رأيت خيرا صحبت رسول الله صلى الله عليه وسلم
وصليت خلفه فقال نعم وإنه صلى الله عليه وسلم خطبنا فقال إني تارك فيكم كتاب الله
هو حبل الله من اتبعه كان على الهدى ومن تركه كان على الضلالة</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Telah mengkhabarkan kepada kami Al-Hasan bin Sufyaan : Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah menceritakan kepada
kami ‘Affaan : Telah menceritakan kepada kami Hassaan bin Ibraahiim, dari
Sa’iid bin Masruuq, dari Yaziid bin Hayyaan, dari Zaid bin Arqam. Yaziid
berkata : Kami masuk menemuinya (Zaid) dan berkata : “Sungguh engkau telah
melihat kebaikan, telah bershahabat dengan Rasulullah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>, dan juga telah shalat di belakang
beliau <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>”. Ia menjawab : Ya, benar.
Sesungguhnya beliau pernah berkhutbah kepada kami dan bersabda : <b><i>‘</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sesungguhnya aku akan meninggalkan kepada
kalian Kitabullah. Ia adalah tali Allah. Barangsiapa yang mengikutinya, maka ia
berada di atas petunjuk. Dan barangsiapa yang meninggalkannya, maka ia berada
dalam kesesatan</i></b><i style="mso-bidi-font-style: normal;">”</i>
[Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban no. 123; sanad hadits ini hasan].</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sesuai pula dengan riwayat ringkas dari Abu Syuraih Al-Khuzaa’iy :</span><span style="color: red;"></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">أخبرنا الحسن بن سفيان حدثنا أبو بكر بن أبي
شيبة حدثنا أبو خالد الأحمر عن عبد الحميد بن جعفر عن سعيد بن أبي سعيد المقبري عن
أبي شريح الخزاعي قال خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال أبشروا وأبشروا
أليس تشهدون أن لا إله إلا الله وأني رسول الله قالوا نعم قال فإن هذا القرآن سبب
طرفه بيد الله وطرفه بأيديكم فتمسكوا به فإنكم لن تضلوا ولن تهلكوا بعده أبدا</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Telah mengkhabarkan kepada kami Al-Hasan bin Sufyaan : Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah menceritakan kepada
kami Abu Khaalid Al-Ahmar, dari ‘Abdul-Hamiid bin Ja’far, dari Sa’iid bin Abi
Sa’iid Al-Maqburiy, dari Abu Syuraih Al-Khuzaa’iy, ia berkata : Rasulullah <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>keluar menemui kami dan bersabda : <i>“Berilah kabar
gembira, berilah kabar gembira. Bukankah kalian bersaksi bahwasannya tidak ada
tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasannya aku adalah utusan
Allah ?”</i>. Mereka menjawab : “Benar”. Beliau melanjutkan : <b><i>“Sesungguhnya
Al-Qur’an ini adalah tali yang salah satu ujungnya ada di tangan Allah dan
ujung yang lain di tangan kalian. Berpegang-teguhlah kalian dengannya, karena
kalian tidak akan tersesat dan binasa selamanya sepeninggalku nanti (jika
kalian melaksanakannya)”</i> </b>[Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan no. 122.
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Syaibah 10/481; sanadnya hasan sesuai dengan
persyaratan Muslim].</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" style="color: red; font-family: "arial" , "sans-serif";"><span dir="RTL"></span> </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Al-Hasan bin Sufyaan; menurut Ibnu Abi Haatim, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shaduuq</i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">, sedangkan menurut</span>
Ibnu Ma’iin dan Al-‘Uqailiy <i style="mso-bidi-font-style: normal;">majhuul</i>.
Namun perkataan Ibnu Ma’iin dan Al-‘Uqailiy ini tidak memudlaratkan karena <i>tautsiq
</i>Abu Haatim mengangkat status kemajhulannya. Ibnu Abi Syaibah, seorang imam
masyhur. Abu Khaalid Al-Ahmar, ia perawi dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam <i>Shahih</i>-nya;
sedikit dipermasalahkan dalam hapalannya, namun tidak turun dari derajat hasan.
‘Abdul-Hamiid bin Ja’far, ia seorang perawi yang dipakai Muslim dalam <i>Shahih</i>-nya.
Telah ditsiqahkan oleh Ahmad, Ibnu Ma’iin, Yahyaa bin Sa’iid (Al-Qaththaan),
dan yang lainnya. Ibnu Hajar berkata : <i>“Shaduuq</i>, kadang keliru”.</span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="color: red;">Adz-Dzahabiy berkata : <i>“Tsiqah</i>”. Sa’iid bin Abi Sa’iid
Al-Maqburiy adalah perawi yang dipakai Al-Bukhariy dan Muslim dalam <i>Shahih</i>-nya.
Abu Syuraih Al-Khuzaa’iy adalah salah seorang shahabat Nabi <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i>.</span></span><span style="color: red;"></span></div>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[9]</span></span></span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[9]</span></span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Riwayat yang
menggunakan kata <i>‘bihimaa’</i> (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">بهما</span><span dir="LTR"></span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>)
adalah lemah. </span><span style="color: red;"></span></div>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[10]</span></span></span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[10]</span></span><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ada lagi yang
mengatakan :</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Seandainyapun kita diharuskan mentarjih salah satu riwayat maka
riwayat Abu Dhuha dari Zaid bin Arqam lebih didahulukan dibanding riwayat Yazid
bin Hayyan dari Zaid dengan alasan</span></i><span style="color: #0070c0;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">a.</span></i><span style="color: #0070c0; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;"> </span><i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Abu Dhuha
lebih tsiqat dan tsabit dibanding Yazid bin Hayyan. Abu Dhuha atau Muslim bin
Shubaih telah dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Ma’in, Abu Zur’ah, Ibnu Hibban,
Nasa’i, Ibnu Sa’ad dan Al Ijli [At Tahdzib juz 10 no 237]. Ibnu Hajar berkata
“tsiqat fadhl” [At Taqrib 2/179]. Sedangkan Yazid bin</span></i><i><span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> </span></i><i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Hayyan dinyatakan tsiqat oleh
Nasa’i dan Ibnu Hibban saja [At Tahdzib juz 11 no 520]. Ibnu Hajar berkata
“tsiqat” [At Taqrib 2/323]</span></i><span style="color: #0070c0;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">b.</span></i><span style="color: #0070c0; font-size: 7.0pt; line-height: 150%;"> </span><i><span style="color: #0070c0; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Riwayat Abu
Dhuha dari Zaid telah dikuatkan oleh riwayat Jabir, Abu Sa’id dan Imam Ali
seperti yang telah kami bahas di atas.</span></i><span style="color: #0070c0;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Permasalahan di sini bukan masalah <i>tarjih </i>sanad. Sudah jelas
bahwa Yaziid bin Hayyaan adalah <i>tsiqah </i>dan haditsnya <i>shahih </i>dengan
kesepakatan para ulama. Ditambah lagi, tidak ada <i>ta’arudl </i>antara hadits
Yaziid dan Abudl-Dluhaa. Maka, tidak <i>nyambung</i> jika bergegas pergi ke <i>tarjih
</i>sanad. </span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Haditsnya satu, yang satu lafadhnya lebih lengkap, yang lain lebih
ringkas. Mana di antara keduanya yang <i>dilalah</i> hukumnya lebih jelas. Jika
sedang bicara <i>dilalah </i>hukum, maka yang dilihat adalah matan haditsnya,
bukan lagi sanadnya.</span><span style="color: red;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Anggapan bahwa riwayat Abudl-Dluhaa dari Zaid itu dikuatkan oleh
riwayat Jaabir, Abu Sa’iid, dan ‘Aliy <i>radliyallaahu ‘anhum</i>, maka ini
sebatas sanad saja. Itupun tidak tepat-tepat betul. Adapun riwayat Jaabir, yang
shahih darinya hanyalah perintah untuk berpegang pada Kitabullah – sebagaimana
riwayat Muslim. Justru ini menguatkan <i>dilalah </i>hukum dari hadits Yaziid
bin Hayyaan.</span><span style="color: red;"></span></div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-16958684756986627392015-11-29T06:17:00.001-08:002015-11-29T06:33:38.621-08:00BAI'AT ALI KEPADA ABU BAKAR BERLANGSUNG PADA HARI ITU JUGA<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Mengenai pembai’atan Ali
kepada Abu Bakar adalah dilakukan langsung pada hari itu juga yaitu setelah
berlangsungnya pembaia’atan di Saqifah.</span></b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Dalam hal ini terdapat 3
jenis riwayat :</span></b></i></div>
<div style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b></i><i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Riwayat yang
menceritakan peristiwa Saqifah lalu dilanjutkan pembaiatan Ali. (riwayat ini
kami tulis dengan tinta merah)</span></b></i></div>
<div style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b></i><i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Riwayat yang
menceritakan pembaiatan di Saqifah saja. (riwayat ini kami tulis dengan tinta
hijau)</span></b></i></div>
<div style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b></i><i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Riwayat yang
menceritakan pembaiatan Ali saja. (riwayat ini kami tulis dengan tinta biru)</span></b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red; font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Riwayat pertama
:</span></b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red; font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Telah
menceritakan kepada kami Abul ‘Abbas Muhammad bin Ya’qub yang berkata telah
menceritakan kepada kami Ja’far bin Muhammad bin Syaakir yang berkata telah
menceritakan kepada kami ‘Affan bin Muslim yang berkata telah menceritakan
kepada kami Wuhaib yang berkata telah menceritakan kepada kami Dawud bin Abi
Hind yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Nadhrah dari Abu Sa’id Al
Khudriy radiallahu ta’ala ‘anhu yang berkata “ketika Rasulullah [shallallahu
‘alaihi wasallam] wafat maka khatib khatib di kalangan anshar berdiri kemudian
datanglah salah seorang dari mereka yang berkata “wahai kaum muhajirin sungguh
jika Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyuruh salah seorang diantara
kalian maka Beliau menyertakan salah seorang dari kami maka kami berpandangan
bahwa yang memegang urusan ini adalah dua orang, salah satunya dari kalian dan
salah satunya dari kami, maka khatib-khatib Anshar itu mengikutinya. Zaid bin
Tsabit berdiri dan berkata “Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berasal
dari kaum muhajirin maka Imam adalah dari kaum muhajirin dan kita adalah
penolongnya sebagaimana kita adalah penolong Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam]”. Abu Bakar radiallahu ta’ala anhu berdiri dan berkata “semoga Allah
membalas kebaikan kepada kalian wahai kaum Anshar, benarlah juru bicara kalian
itu” kemudian ia berkata “jika kalian mengerjakan selain daripada itu maka kami
tidak akan sepakat dengan kalian” kemudian Zaid bin Tsabit memegang tangan Abu
Bakar dan berkata “ini sahabat kalian maka baiatlah ia” kemudian mereka pergi. </span></b></i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;"></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red; font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic;">Ketika Abu Bakar
berdiri di atas mimbar, ia melihat kepada orang-orang kemudian ia tidak melihat
Ali, ia bertanya tentangnya maka ia menyuruh orang-orang dari kalangan Anshar
memanggilnya, Abu Bakar berkata “wahai sepupu Rasulullah dan menantunya apakah
engkau ingin memecah belah kaum muslimin?”. Ali berkata “jangan mencelaku wahai
khalifah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]” maka ia membaiatnya.
Kemudian Abu Bakar tidak melihat Zubair, ia menanyakan tentangnya dan memanggilnya
kemudian berkata “wahai anak bibi Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan
penolongnya [hawariy] “apakah engkau ingin memecah belah kaum muslimin?”.
Zubair berkata “jangan mencelaku wahai khalifah Rasulullah” maka ia
membaiatnya. </span></b></i><b><span style="color: red; mso-bidi-font-style: italic;">[Mustadrak Al Hakim juz 3 no 4457]</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red;"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat kedua :</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah mengabarkan
kepada kami Abul Qaasim Asy Syahaamiy yang berkata telah menceritakan kepada
kami Abu Bakar Al Baihaqi yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Hasan
Ali bin Muhammad bin Al Al Hafizh Al Isfirayiniy yang berkata telah menceritakan
kepada kami Abu ‘Ali Husain bin ‘Ali Al Hafizh yang berkata telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar bin Ishaq bin Khuzaimah dan Ibrahim bin Abi Thalib,
keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Bindaar bin Basyaar yang
berkata telah menceritakan kepada kami Abu Hisyaam Al Makhzuumiy yang berkata
telah menceritakan kepada kami Wuhaib yang berkata telah menceritakan kepada
kami Dawud bin Abi Hind yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Nadhrah
dari Abu Sa’id Al Khudriy yang berkata “Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]
wafat dan orang-orang berkumpul di rumah Sa’ad bin Ubadah dan diantara mereka
ada Abu Bakar dan Umar. Pembicara [khatib] Anshar berdiri dan berkata “tahukah
kalian bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dari golongan muhajirin
dan penggantinya dari Muhajirin juga sedangkan kita adalah penolong Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] maka kita adalah penolong penggantinya
sebagaimana kita menolongnya. Umar berkata “sesungguhnya pembicara kalian
benar, seandainya kalian mengatakan selain itu maka kami tidak akan membaiat
kalian” dan Umar memegang tangan Abu Bakar dan berkata “ini sahabat kalian maka
baiatlah ia”. Umar mulai membaiatnya kemudian diikuti kaum Muhajirin dan
Anshar.</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abu Bakar naik ke atas
mimbar dan melihat kearah orang-orang dan ia tidak melihat Zubair maka ia
memanggilnya dan Zubair datang. Abu Bakar berkata “wahai anak bibi Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] dan penolongnya [hawariy] “apakah engkau ingin
memecah belah kaum muslimin?”. Zubair berkata “jangan mencelaku wahai khalifah
Rasulullah” maka ia membaiatnya. Kemudian Abu Bakar melihat kearah orang-orang
dan ia tidak melihat Ali maka ia memanggilnya dan Ali pun datang. Abu Bakar
berkata “wahai sepupu Rasulullah dan menantunya apakah engkau ingin memecah
belah kaum muslimin?”. Ali berkata “jangan mencelaku wahai khalifah Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam]” maka ia membaiatnya. Inilah riwayatnya atau
dengan maknanya<span style="mso-bidi-font-weight: bold;"> [Tarikh Ibnu Asakir
30/276-277]</span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #00b050; font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Riwayat ketiga :</span></b></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #00b050; font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah
menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Affan
yang berkata telah menceritakan kepada kami Wuhaib yang berkata telah
menceritakan kepada kami Dawud dari Abi Nadhrah dari Abi Sa’id Al Khudriy yang
berkata “ketika Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] wafat maka khatib
khatib di kalangan anshar berdiri kemudian datanglah salah seorang dari mereka
yang berkata “wahai kaum muhajirin sungguh jika Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] menunjuk salah seorang diantara kalian maka Beliau menyertakan salah
seorang dari kami maka kami berpandangan bahwa yang memegang urusan ini adalah
dua orang, salah satunya dari kalian dan salah satunya dari kami, maka
khatib-khatib Anshar itu mengikutinya. Zaid bin Tsabit berdiri dan berkata
“Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berasal dari kaum muhajirin maka
Imam adalah dari kaum muhajirin dan kita adalah penolongnya sebagaimana kita
adalah penolong Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]”. Abu Bakar radiallahu
ta’ala anhu berdiri dan berkata “semoga Allah membalas kebaikan kepada kalian
wahai kaum Anshar, benarlah juru bicara kalian itu” kemudian ia berkata “ demi
Allah, jika kalian mengerjakan selain daripada itu maka kami tidak akan sepakat
dengan kalian” </span></b></i><b><span style="color: #00b050; font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[Musnad Ahmad 5/185 no 21657, Syaikh Syu’aib berkata “sanadnya shahih
sesuai dengan syarat Muslim”]</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0; font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Riwayat keempat :</span></b></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0; font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Umar Al Qawaariiriy
yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdul A’laa bin ‘Abdul A’laa yang
berkata telah menceritakan kepada kami Daawud bin Abi Hind dari<u> Abu Nadhrah
yang berkata</u> Ketika orang-orang berkumpul kepada Abu Bakr radliyallaahu
‘anhu, ia berkata “Ada apa denganku, aku tidak melihat ‘Aliy ?”. Maka pergilah
beberapa orang dari kalangan Anshaar yang kemudian kembali bersamanya Lalu Abu
Bakr berkata kepadanya “Wahai ‘Ali, engkau katakan engkau anak paman Rasulullah
shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan sekaligus menantu beliau?”. ‘Ali
radliyallaahu ‘anhu berkata : “Jangan mencela wahai khalifah Rasulullah.
Bentangkanlah tanganmu” kemudian ia membentangkan tangannya dan berbaiat
kepadanya. Kemudian Abu Bakr pun berkata “Ada apa denganku, aku tidak melihat
Az-Zubair?”. Maka pergilan beberapa orang dari kalangan Anshaar yang kemudian
kembali bersamanya. Abu Bakr berkata “Wahai Zubair, engkau katakan engkau anak
bibi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan sekaligus hawariy beliau”.
Az-Zubair berkata “Janganlah engkau mencela wahai khalifah Rasulullah.
Bentangkanlah tanganmu”. Kemudian ia membentangkan tangannya dan berbaiat
kepadanya” </span></b></i><b><span style="color: #0070c0; font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[As Sunnah Abdullah bin Ahmad no 1292].</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red; font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Ja’far bin Muhammad<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>--- ‘Affan
--- Wuhaib --- Dawud bin Abi Hind --- Abu Nadhrah --- Abu Sa’id </span></b></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abu
Hisyaam Al Makhzuumiy --- Wuhaib --- Dawud<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>--- Abu Nadhrah --- Abu Said </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #00b050; font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Ahmad bin Hanbal --- ‘Affan --- Wuhaib --- Dawud --- Abi Nadhrah ---
Abi Sa’id Al Khudriy </span></b></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0; font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">‘Abdul A’laa bin ‘Abdul A’laa --- Daawud bin Abi Hind --- Abu Nadhrah </span></b></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">Hudbah bin Khalid --- Hammad bin Salamah
--- Al Jurairy --- Abu Nadhrah </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">Ibnu Ulayyah --- Al Jurairy --- Abu Nadhrah
</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0; font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Ali bin ‘Aashim --- Al Jurairy --- Abu Nadhrah --- Abu Sa’i</span></b></i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #0070c0;">d (lemah)</span></i><span style="color: #0070c0;"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Orang syiah ini menyangka bahwa riwayat yang bertinta merah merupakan
penggabungan antara riwayat yang berwarna hijau dengan riwayat yang berwarna
biru.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Menurut dia bahwa riwayat yang hijau adalah shahih yang disampaikan
oleh Abu Said Al Khudriy, sedangkan riwayat yang berwarna biru yang shahih
hanyalah merupakan perkataan Abu Nadhrah. Hal ini dikarenakan ke-4 sanad
riwayat biru hanya satu saja yang sampai kepada Abu Said dan itu-pun lemah
(dikarenakan Ali bin Ashim). </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Benarkah demikian ?...</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Apakah gara-gara tidak ditemukan riwayat biru yang melalui Abu Said,
maka kita boleh mengatakan bahwa Abu Said tidak meriwayatkannya ?.... Lalu kita
katakan bahwa riwayat merah adalah <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>riwayat penggabungan antara Abu Said dengan
Abu Nadhrah sehingga riwayat merah tersebut berstatus<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ma’lul ?.....</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Untuk menentukan pokok sanad dari keseluruhan sanad diatas dapat ditentukan
dari kekuatan kredebilitas masing-masing perawinya.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Mari kita lihat kekuatan masing-masing perawinya …..</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perawi sanad biru adalah <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">‘Abdul-A’laa bin
‘Abdil-A’laa</span></b>. Ia dikatakan Ibnu Hajar dalam At-Taqriib sebagai
seorang yang tsiqah. Jumhur ahli hadits juga mengatakannya tsiqah. Hanya saja
An-Nasaa’iy berkata : “Tidak mengapa dengannya”. Abu Haatim berkata :
“Shaalihul-hadiits”. Ibnu Sa’d berkata : “Laisa bil-qawiy”. Perkataan Ibnu Sa’d
ini dibantah Ibnu Hajar karena menyelisihi jumhur ulama yang mentautsiqnya, dan
kemudian ia menjelaskan bahwa kemungkinan jarh ini karena faktor pemikiran
qadariy-nya. Ahmad dalam Suaalat Abi Daawud (no. 530) mengatakan bahwa dalam
hapalannya ada percampuran. Dan Abu Daawud dalam Suaalat Al-Aajurriy (no. 264)
mengatakan bahwa ‘Abdul-A’laa ini berubah hapalannya saat peristiwa haziimah.
Dari sini nampak bahwa jarh Ibnu Sa’d kepada ‘Abdul-A’laa itu kemungkinan besar
bukan disebabkan karena faktor qadariy-nya Namun apapun itu, kritik sebagian
ulama dalam faktor hapalannya tidaklah menjatuhkan kedudukannya. Ia tetaplah
seorang yang <b>tsiqah</b>, bersamaan sedikit kritikan dari hapalannya.</div>
<div class="MsoNormal">
Lalu perawi sanad merah, ia adalah <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #c00000;">Wuhaib bin Khaalid</span></b>, ia adalah
seorang <b>tsiqah lagi tsabat</b>. Bahkan, para ulama memujinya dengan pujian
yang tinggi. Di antaranya Abu Haatim yang mengatakan bahwa tidak ada orang
setelah Syu’bah yang mengetahui tentang ilmu rijaal (dan hadits) dibanding ia.
Senada dengan yang dikatakan Ibnu Mahdiy. Ibnu Hibbaan mengatakan : mutqin.
Ahmad, selain mentsiqahkannya, jika Ismaa’iil bin Ibraahiim bin ‘Ulayyah dan
Wuhaib berselisihan, ia mendahulukan Wuhaib dalam segala hal (baik dari faktor
hapalannya, ketsabatannya, dan yang lainnya). Padahal, Ibnu ‘Ulayyah adalah
seorang yang tsiqah lagi haafidh (At-taqriib). Al-‘Ijliy berkata : “Tsiqah lagi
tsabt”. Ibnu Sa’d berkata : “Tsiqah, katsiirul-hadiits, hujjah”. Di lain tempat
ia berkata bahwa ia lebih haafidh dari Abu ‘Awaanah. Ibnu Ma’iin ketika ditanya
siapakah syuyuukh orang-orang Bashrah yang paling tsabt ?. Ia menjawab pada
kali pertama : “Wuhaib” kemudian menyebutkan nama-nama lain. Abu Haatim berkata
bahwa ia adalah orang keempat di antara huffadh Bashrah”.<br />
Sepengetahuan saya, tidak ternukil adanya jarh padanya kecuali Abu Daawud :
“berubah hapalannya, tsiqah”. Perkataan inilah yang kemudian diadopsi Ibnu
Hajar dengan mengatakan : “Tsiqah lagi tsabat, namun sedikit berubah hapalannya
di akhir hayatnya”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
Dari pembahasan diatas diketahui
bahwa <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #c00000;">Wuhaib
</span></b>kedudukan lebih tinggi (‘aaliy) daripada <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">Abdul A’laa, </span></b>dimana mereka
berdua sama-sama meriwayatkan dari Dawud bin Abi Hind.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
Lalu kita lihat perawi yang
meriwayatkan dari Abu Nadhrah, yaitu <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #c00000;">Dawud bin Abi Hind </span></b>dengan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">Al Jurairiy.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #c00000;">Daawud bin Abi Hind</span></b> adalah
seorang yang tsiqah lagi mutqin. Di antara ulama yang memberikan pujian tinggi
kepadanya : Ahmad bin hanbal berkata : “Tsiqatun tsiqah”. Al-‘Ijliy : “Tsiqah,
jayyidul-isnaad, rafii’”. Ibnu Sa’d berkata : “Tsiqah, katsiirul-hadiits”.
Ya’quub bin Syaibah berkata : “Tsiqah lagi tsabat”. Ibnu Hibbaan : “Termasuk
mutqiniin dalam riwayat”. Adapun kritik Abu Daawud, maka itu tidak
memudlaratkannya [lihat komentar dalam Tahriirut-Taqriib, 1/378 – dan ditaqrir
tanpa mendapat kritikan oleh Dr. Maahir Al-Fakhl dalam Kasyful-Iihaam]. Dan
kritik Ahmad bahwa ia Daawud bin Abi Hind banyak idthiraab dan khilaaf
(Tahdziibut-Tahdziib), maka riwayat ini syaadz menyelisihi jumhur riwayat Ahmad
yang lainnya. Di atas telah disebutkan bahwa Ahmad berkata : Tsiqatun tsiqah”.
Di lain tempat ia berkata : “Orang seperti Daawud masih ditanya ? (maksudnya,
ia tsiqah, tidak perlu ditanya lagi)”. Di lain tempat ia berkata : “Daawud dan
Zakariyya bin Zaaidah adalah sama”. Sedangkan Zakariyyaa menurut Ahmad adalah tsiqah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sedangkan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">Al-Jurairiy</span></b> hanyalah seorang
tsiqah saja sebagaimana disebutkan jumhur ulama. Adapun sebagian yang
mendla’ifkannya, maka itu karena ikhtilaath-nya.<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari sini dapat kita lihat bahwa <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #c00000;">Daawud bin Abi
Hind</span></b> lebih ‘aaliy daripada <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #0070c0;">Al-Jurairiy.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sehingga dapat kita pastikan
bahwa sanad riwayat <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #c00000;">merah </span></b>lebih ‘aaliy daripada sanad riwayat<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> <span style="color: #0070c0;">biru, </span></b>dan
sanad merah – lah yang dijadikan pokok sanadnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
Sehingga kita dapat nyatakan
bahwa peristiwa berbaiatnya Ali kepada Abu Bakar adalah merupakan riwayat yang
melalui Abu Said Al Khudriy, bukan perkataan Abu Nadhrah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
Dan riwayat yang berwarna merah
merupakan satu kesatuan cerita yang diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudriy,
bukan merupakan penggabungan antara riwayat hijau dengan biru.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-80568962952228442522015-11-28T19:11:00.001-08:002015-11-28T19:11:22.954-08:00MENGKRITISI LOGIKA SECONDPRINCE DALAM RIWAYAT ANCAMAN PEMBAKARAN RUMAH FATHIMAH Second Ar Rafidhi menulis :<br />
<div style="text-align: justify;">
Nashibi dan orang-orang yang terinfeksi virus Nashibi selalu tidak
henti-hentinya menyebarkan syubhat untuk menyudutkan Ahlul Bait. Demi
membela sahabat pujaan mereka [entah mungkin karena sikap ghuluw] mereka
membuat-buat syubhat membuat-buat bantahan mandul yang menunjukkan
rendahnya kualitas ilmu dan akal. Kebencian yang besar terhadap Syiah
membuat mereka tidak bisa berpikir dengan objektif bahkan siapapun
orangnya yang membela Ahlul Bait dan menyalahkan sahabat mereka tuduh
sebagai Syiah. Orang seperti mereka cukup untuk dikatakan sebagai
nashibi atau neonashibi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jawaban :</div>
<div style="text-align: justify;">
Masya Alloh ... Wahai Rafidhah .... anda yang terlebih dahulu menjual, maka kami terpaksa membelinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Orang-orang rafidhah sejak dahulu hingga sekarang senantiasa memulai untuk menguak luka lama umat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka senantiasa mencuatkan tema-tema tentang seolah-olah terjadi permusuhan yang nyata antara para shahabat dengan ahlul bait.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ar Rafidhi menulis :</div>
<h2 style="text-align: justify;">
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ ،
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ ، حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ ،
عْن أَبِيهِ أَسْلَمَ ؛ أَنَّهُ حِينَ بُويِعَ لأَبِي بَكْرٍ بَعْدَ
رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، كَانَ عَلِيٌّ وَالزُّبَيْرُ
يَدْخُلاَنِ عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ،
فَيُشَاوِرُونَهَا وَيَرْتَجِعُونَ فِي أَمْرِهِمْ ، فَلَمَّا بَلَغَ
ذَلِكَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَرَجَ حَتَّى دَخَلَ عَلَى فَاطِمَةَ ،
فَقَالَ : يَا بِنْتَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، وَاللهِ مَا مِنْ
الْخَلْقِ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيْنَا مِنْ أَبِيك ، وَمَا مِنْ أَحَدٍ
أَحَبَّ إِلَيْنَا بَعْدَ أَبِيك مِنْك ، وَأَيْمُ اللهِ ، مَا ذَاكَ
بِمَانِعِيَّ إِنَ اجْتَمَعَ هَؤُلاَءِ النَّفَرُ عِنْدَكِ ، أَنْ آمُرَ
بِهِمْ أَنْ يُحَرَّقَ عَلَيْهِمَ الْبَيْتُ قَالَ : فَلَمَّا خَرَجَ
عُمَرُ جَاؤُوهَا ، فَقَالَتْ : تَعْلَمُونَ أَنَّ عُمَرَ قَدْ جَاءَنِي ،
وَقَدْ حَلَفَ بِاللهِ لَئِنْ عُدْتُمْ لَيُحَرِّقَنَّ عَلَيْكُمَ
الْبَيْتَ ، وَأَيْمُ اللهِ ، لَيَمْضِيَنَّ لِمَا حَلَفَ عَلَيْهِ ،
فَانْصَرِفُوا رَاشِدِينَ فَرُوْا رَأْيَكُمْ ، وَلاَ تَرْجِعُوا إِلَيَّ ،
فَانْصَرَفُوا عنها ، فَلَمْ يَرْجِعُوا إِلَيْهَا ، حَتَّى بَايَعُوا
لأَبِي بَكْرٍ</h2>
<div style="text-align: justify;">
<em>Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Bisyr yang berkata telah menceritakan kepada kami
Ubaidillah bin Umar telah menceritakan kepada kami Zaid bin Aslam dari
Aslam Ayahnya yang berkata bahwasanya ketika bai’at telah diberikan
kepada Abu Bakar sepeninggal Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam],
Ali dan Zubair masuk menemui Fatimah binti Rasulullah, mereka
bermusyawarah dengannya mengenai urusan mereka. Ketika berita itu sampai
kepada Umar bin Khaththab, ia bergegas keluar menemui Fatimah dan
berkata ”wahai Putri Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] demi
Allah tidak ada seorangpun yang lebih kami cintai daripada Ayahmu dan
setelah Ayahmu tidak ada yang lebih kami cintai dibanding dirimu tetapi
demi Allah hal itu tidak akan mencegahku jika mereka berkumpul di sisimu
untuk kuperintahkan agar membakar rumah ini tempat mereka berkumpul”.
Ketika Umar pergi, mereka datang dan Fatimah berkata “tahukah kalian
bahwa Umar telah datang kepadaku dan bersumpah jika kalian kembali ia
akan membakar rumah ini tempat kalian berkumpul. Demi Allah ia akan
melakukan apa yang ia telah bersumpah atasnya jadi pergilah dengan
damai, simpan pandangan kalian dan janganlah kalian kembali menemuiku”.
Maka mereka pergi darinya dan tidak kembali menemuinya sampai mereka
membaiat Abu Bakar <strong>[Al Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 14/567 no 38200 dengan sanad shahih sesuai syarat Bukhari Muslim]</strong></em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Riwayat di atas sanadnya shahih dan kami pernah membahas kedudukan riwayat tersebut secara khusus.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Silakan saja kalau Umar berpandangan mereka keliru, kami pribadi justru
melihat pada sisi Ahlul Bait yaitu Sayyidah Fathimah dan Imam Ali, kalau
memang keduanya menganggap <em>pembaiatan terhadap Abu Bakar adalah benar</em>
maka tidak perlu keduanya mengadakan pertemuan dengan orang-orang di
rumah keduanya. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Adanya pertemuan itu justru menunjukkan kalau<em> </em><em>Imam Ali dan Sayyidah Fathimah menganggap apa yang dilakukan oleh Umar dan pengikutnya itu keliru</em>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seharusnya Umar, Abu Bakar dan kaum Anshar lainnya tidak terburu-buru
dan meninggalkan Ahlul Bait dalam perkara ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapakah yang menjadi
pedoman dan pegangan bagi umat islam seperti yang dikatakan Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] dalam hadis Tsaqalain? Tidak lain adalah
Ahlul Bait, tetapi mereka malah menuruti pendapatnya sendiri dan
meninggalkan Ahlul Bait bahkan setelah itu memaksakan pandangan mereka
dalam bentuk ancaman kepada Ahlul Bait. Dimana akhlak kalian wahai yang
mengaku mencintai Ahlul Bait? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jawaban :</div>
<div style="text-align: justify;">
Darimana anda mengetahui bahwa Fathimah menyetujui tindakan Ali, dan Zubair ? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Justru Fathimah tidak menyetujui bila tindakan mereka terus belangsung, dengan memerintahkan agar mereka pergi berbai'at kepada Abu Bakar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Second Ar Rafidhi menulis :</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada lafaz ini tidak ada keterangan kalau peristiwa baiat yang dimaksud
langsung terjadi setelahnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lafaz “hatta” [sampai] di atas adalah
penunjukkan waktu bahwa mereka tidak lagi menemui Sayyidah Fathimah
sampai mereka membaiat Abu Bakar, mengenai waktunya bisa sebentar,
beberapa lama, nanti atau dalam waktu lama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada keterangan yang
menyebutkan lamanya waktu itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayyidah Fathimah berkata <span style="text-decoration: underline;"><em>“Jangan kalian kembali menemuiku”</em></span>. Perkataan ini tidak mungkin ditujukan kepada Imam Ali tetapi ditujukan kepada <span style="text-decoration: underline;"><em>Zubair dan orang-orang yang mengikutinya yang ikut berkumpul di rumah Sayyidah Fathimah</em></span>.
Jadi mereka yang dinyatakan dengan lafaz “sampai mereka membaiat Abu
Bakar” adalah mereka yang diusir dari rumah Sayyidah Fathimah. Imam Ali
bukan termasuk yang diusir dari rumah Sayyidah Fathimah, lha itu kan
rumah Beliau sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jawaban :</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menjawab apakah setelah peristiwa tadi Ali dan Zubair langsung pada hari itu juga pergi menemui Abu Bakar untuk berbai'at, dapat dilihat pada riwayat dibawah ini :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;">Kali ini, saya akan bawakan bukti ketidakbenaran klaim bahwa ‘Aliy bin Abi Thaalib <i>radliyallaahu ‘anhu </i>menunda baiatnya kepada Abu Bakr hingga beberapa bulan lamanya. Berikut riwayatnya :</span></span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: right;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">حدثني
عبيد الله بن عمر القواريري حدثنا عبد الأعلى بن عبد الأعلى حدثنا داود بن
أبي هند عن أبي نضرة قال لما اجتمع الناس على أبي بكر رضي الله عنه فقال
ما لي لا أرى عليا قال فذهب رجال من الأنصار فجاءوا به فقال له يا علي قلت
ابن عم رسول الله وختن رسول الله فقال علي رضي الله عنه لا تثريب يا خليفة
رسول الله ابسط يدك فبسط يده فبايعه ثم قال أبو بكر ما لي لا أرى الزبير
قال فذهب رجال من الأنصار فجاءوا به فقال يا زبير قلت ابن عمة رسول الله
وحواري رسول الله قال الزبير لا تثريب يا خليفة رسول الله ابسط يدك فبسط
يده فبايعه</span><span style="line-height: 150%;"></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepadaku ‘Ubaidullah bin ‘Umar Al-Qawaariiriy : Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdul-A’laa bin ‘Abdil-A’laa : Telah
menceritakan kepada kami Daawud bin Abi Hind, dari Abu Nadlrah, ia
berkata : Ketika orang-orang berkumpul (berbaiat) kepada Abu Bakr <i>radliyallaahu ‘anhu</i>,
ia (Abu Bakr) berkata : “Ada apa denganku, (mengapa) aku tidak melihat
‘Aliy ?”. Maka pergilah beberapa orang dari kalangan Anshaar yang
kemudian kembali bersamanya (‘Aliy). Lalu Abu Bakr berkata kepadanya :
“Wahai ‘Aliy, engkau katakan engkau anak paman Rasulullah <i>shalallaahu ‘alaihi wa sallam </i>dan sekaligus menantu beliau”. ‘Aliy <i>radliyallaahu ‘anhu </i>berkata
: “Janganlah engkau mencela/marah wahai khalifah Rasulullah.
Bentangkanlah tanganmu !”. Lalu ia membentangkan tangannya dan kemudian
berbaiat kepadanya. Kemudian Abu Bakr pun berkata : “Ada apa denganku,
(mengapa) aku tidak melihat Az-Zubair ?”. Maka pergilan beberapa orang
dari kalangan Anshaar yang kemudian kembali bersamanya (Az-Zubair). Abu
Bakr berkata : “Wahai Zubair, engkau katakan engkau anak bibi Rasulullah
<i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>dan sekaligus <i>hawariy </i>beliau”.
Az-Zubair berkata : “Janganlah engkau mencela/marah wahai khalifah
Rasulullah. Bentangkanlah tanganmu !”. Lalu ia membentangkan tangannya
dan kemudian berbaiat kepadanya” [Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad
dalam <i>As-Sunnah</i> no. 1292].</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;">Lihatlah dengan jelas wahai rafidhah !!! Pada hari Abu Bakar dibai'at, beliau mengutus orang-orang anshar untuk menjemput Ali dan Zubair agar datang, dan pada hari itu juga mereka berbai'at kepada Abu Bakar.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-25868866595736891832015-11-27T23:11:00.001-08:002015-11-27T23:11:46.975-08:00KEBANYAKAN COUNTER SECONDPRINCE ADALAH DITUJUKAN KEPADA AHLUSSUNNAHDalam setiap artikelnya, secondprince berpola mencounter lawan diskusinya.<br />
Kalau diperhatikan lawan diskusinya kebanyakan mereka yang menerangkan tentang kesesatan syiah.<br />
<br />
Inilah sedikit review (catatan) tentang counter-counter secondprince ar rafidhi :<br />
<br />
1. Dengan ustadz Abu Jibril tentang fatwa membunuh orang syiah, padahal hal yang sama dilakukan oleh ulama syiah ( lihat : <a href="https://www.youtube.com/watch?v=ABoVyIDVUD4" target="_blank">di sini</a>), tapi ia diam saja.<br />
<br />
2. Dengan ustadz Al Muzani tentang pembunuhan imam Mahdi, padahal hal yang sama telah dilakukan oleh ulama syiah Muhammad Shadiq ar-Ruhani (<a href="http://al-muzaniy.blogspot.co.id/2015/11/saat-imam-ke-12-syiah-dibunuh-oleh.html#" target="_blank">lihat di sini</a>), tapi ia diam saja.<br />
<br />
3. Dengan ustadz Abdurrahman Al Amiri tentang pembunuh Husain, padahal hal yang sama telah dilakukan oleh ulama syiah al : Al Qazwini (<span lang="IN">Video bisa dilihat <a href="http://www.youtube.com/watch?v=-sXJMZARTvI" target="_top"><span style="color: red;">disini</span></a>), Hadi Al Madrasi (lihat </span><span lang="IN"><span lang="IN"><a href="http://www.youtube.com/watch?v=qk1zuEE5ZUY" target="_top"><span style="color: red;">disini</span></a></span> ), Kamal Al Haidari (lihat </span><span lang="IN"><span lang="IN"><a href="http://www.youtube.com/watch?v=qk1zuEE5ZUY" target="_top"><span style="color: red;">disini</span></a></span> ), lagi-lagi ia tak bereaksi.</span><br />
<span lang="IN"><br /></span>
<span lang="IN">Dan masih banyak artikel-artikel dia yang berpola mencounter tulisan-tulisan ahlussunnah.</span><br />
<span lang="IN"><br /></span>
<span lang="IN">Hal ini memang merupakan upaya dia yang mengesankan bahwa syiah tidak seperti itu.</span><br />
<span lang="IN"><br /></span>
<span lang="IN">Hal ini merupakan upaya dia, agar terkesan bahwa para asatidz tadi ceroboh, dan menfitnah.</span><br />
<span lang="IN"><br /></span>
<span lang="IN">Memang ...... Rafidhah temannya adalah Rafidhah.</span><br />
<span lang="IN"><br /></span>
<span lang="IN">Kita memohon perlindungan kepada Alloh dari tasykik orang Rafidhah ini.</span><br />
<span lang="IN"><br /></span>
<span lang="IN"><br /></span>
<span lang="IN"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-9545644554247432312015-11-09T09:18:00.005-08:002015-11-09T09:18:59.832-08:00HAKEKAT BAI'AT HASAN BIN ALI R.A. TERHADAP MUAWIYYAH R.A.Riwayat pertama :<br />
<br />ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ<br /><br />“Sesungguhnya
cucuku ini adalah sayyid, dan semoga dengan perantaraan dirinya Allah
akan mendamaikan dua kelompok dari kaum muslimin” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhaariy no. 3746].<br />
<br />
<br />
Riwayat kedua :<br />
<h3 style="text-align: right;">
أخبرنا يزيد بن هارون قال أخبرنا حريز بن
عثمان قال حدثنا عبد الرحمن بن أبي عوف الجرشي قاللما بايع الحسن بن علي
معاوية قال له عمرو بن العاص وأبو الأعور السلمي عمرو بن سفيان لو أمرت
الحسن فصعد المنبر فتكلم عيي عن المنطق فيزهد فيه الناس فقال معاوية لا
تفعلوا فوالله لقد رأيت رسول الله ( صلى الله عليه وسلم ) يمص لسانه وشفته
ولن يعيا لسان مصه النبي ( صلى الله عليه وسلم ) أو شفتان فأبوا على معاوية
فصعد معاوية المنبر ثم أمر الحسن فصعد وأمره أن يخبر الناس إني قد بايعت
معاوية فصعد الحسن المنبر فحمد الله وأثنى عليه ثم قال أيها الناس إن الله
هداكم بأولنا وحقن دماءكم بآخرنا وإني قد أخذت لكم على معاوية أن يعدل فيكم
وأن يوفر عليكم غنائمكم وأن يقسم فيكم فيئكم ثم أقبل على معاوية فقال كذاك
قال نعم ثم هبط من المنبر وهو يقول ويشير بإصبعه إلى معاوية ” وإن أدري
لعله فتنة لكم ومتاع إلى حين ” فاشتد ذلك على معاوية فقالا لو دعوته
فاستنطقته فقال مهلا فأبوا فدعوه فأجابهم فأقبل عليه عمرو بن العاص فقال له
الحسن أما أنت فقد اختلف فيك رجلان رجل من قريش وجزار أهل المدينة فادعياك
فلا أدري أيهما أبوك وأقبل عليه أبو الأعور السلمي فقال له الحسن ألم يلعن
رسول الله ( صلى الله عليه وسلم ) رعلا وذكوان وعمرو بن سفيان ثم أقبل
معاوية يعين القوم فقال له الحسن أما علمت أن رسول الله ( صلى الله عليه
وسلم ) لعن قائد الأحزاب وسائقهم وكان أحدهما أبو سفيان والآخر أبو الأعور
السلمي</h3>
<div style="text-align: justify;">
<em>Telah mengabarkan kepada kami Yaziid
bin Haruun yang berkata telah mengabarkan kepada kami Hariiz bin ‘Utsman
yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin Abi ‘Auf
Al Jurasyiy yang berkata ketika Hasan bin Aliy membaiat Mu’awiyah, ‘Amru
bin Ash dan Abul A’war As Sulaamiy ‘Amru bin Sufyaan telah berkata
kepadanya [Mu’awiyah] “sekiranya engkau memerintahkan Hasan naik mimbar
dan ia akan mengatakan ucapan yang lemah sehingga orang-orang akan
berpaling darinya”. Mu’awiyah berkata “aku tidak akan melakukannya, demi
Allah sungguh aku telah melihat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] telah menghisap lidah dan bibirnya maka tidak akan lemah lisan
atau mulut yang telah dihisap Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]”.
Mereka mengingkari Mu’awiyah maka akhirnya Mu’awiyah naik mimbar
kemudian memerintahkan Hasan untuk naik mimbar dan memerintahkannya
untuk mengabarkan kepada orang-orang “sungguh aku telah membaiat
Mu’awiyah”. Maka Hasan naik mimbar mengucapkan syukur kepada Allah SWT
dan memuji-Nya kemudian berkata “wahai manusia sesungguhnya Allah SWT
telah memberikan petunjuk kepada kalian dengan orang yang pertama dari
kami dan mencegah tertumpahnya darah kalian dengan orang yang terakhir
dari kami </em><span style="color: red;"><b>dan aku telah menjadikan kalian ke atas Mu’awiyah bahwa ia
akan berlaku adil kepada kalian</b></span><em>, memberikan ghanimah kalian dan membagi
fa’iy kalian”. Kemudian ia menghadap Mu’awiyah dan berkata “beginikah?”.
Mu’awiyah berkata “benar” kemudian Hasan turun dari mimbar dan ia
mengatakan seraya menunjuk kearah Mu’awiyah </em>“<em>dan aku tidak tahu bisa jadi hal itu menjadi fitnah bagi kamu dan kesenangan sampai kepada suatu waktu”
[QS Al Anbiya ; 111] Ia meninggikan suaranya tentang hal itu kepada
Mu’awiyah. Maka keduanya [‘Amru dan Abul A’war] berkata “sekiranya kita
panggil dia dan menjelaskan apa yang ia maksudkan dengannya”. Mu’awiyah
berkata “berhati-hatilah”. Mereka menolak, maka mereka memanggilnya
untuk menjawab mereka. ‘Amru bin ‘Ash menghadap kepada Hasan maka Hasan
berkata kepadanya “adapun
engkau, sungguh telah berselisih tentangmu dua orang yaitu lelaki dari
quraisy dan tukang sembelih dari penduduk Madinah, keduanya mengaku
berhak terhadapmu dan tidak diketahui siapa diantara keduanya adalah
ayahmu”. Dan Abul A’war As Sulaamiy menghadap kepada Hasan maka Hasan berkata kepadanya “bukankah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] telah melaknat Ri’l, Dzakwan dan ‘Amru bin Sufyaan”
kemudian Mu’awiyah menghadap kepada mereka, maka Hasan berkata
kepadanya “tahukah engkau bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] telah melaknat pemimpin pasukan ahzab dan penuntun mereka
yaitu Abu Sufyaan dan Abul A’war As Sulaamiy”. [Thabaqat Ibnu Sa’ad
6/383]</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keterangan para perawinya :</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Yazid bin Harun Abu Khalid Al Wasithiy</span>
termasuk perawi Bukhari dan Muslim yang dikenal tsiqat. Ibnu Madini
berkata “ia termasuk orang yang tsiqat” dan terkadang berkata “aku tidak
pernah melihat orang lebih hafizh darinya”. Ibnu Ma’in berkata
“tsiqat”. Al Ijli berkata “tsiqat tsabit dalam hadis”. Abu Bakar bin Abi
Syaibah berkata “aku belum pernah bertemu orang yang lebih hafizh dan
mutqin dari Yazid”. Abu Hatim menyatakan ia tsiqat imam shaduq. Ibnu
Sa’ad berkata “tsiqat banyak meriwayatkan hadis”. Ibnu Hibban
memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Yaqub bin Syaibah menyatakan tsiqat.
Ibnu Qani’ berkata “tsiqat ma’mun” [Tahdzib At Tahdzib juz 11 no 612].</li>
<li style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Hariiz bin Utsman</span>
adalah perawi Bukhari dan Ashabus Sunan. Mu’adz bin Mu’adz berkata
“tidak aku ketahui di Syam ada orang yang lebih utama daripadanya”. Abu
Dawud berkata “guru-guru Haariz semuanya tsiqat”. Ahmad bin Hanbal
berkata “tsiqat tsiqat”. Ibnu Ma’in menyatakan tsiqat. Duhaim mengatakan
ia orang Himsh yang baik sanadnya dan shahih hadisnya. Abu Hatim
berkata “tsiqat mutqin” [Tahdzib At Tahdzib juz 2 no 436]. Ibnu Hajar
berkata “tsiqat tsabit dan dikatakan nashibi” [Taqrib At Tahdzib 1/156
no 1184]</li>
<li style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Abdurrahman bin Abi ‘Auf Al Jurasyiy</span>
adalah perawi Abu Dawud dan Nasa’i. Abu Dawud berkata “guru-guru Hariz
tsiqat”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Ibnu Mandah
menyatakan ia sahabat. Abu Nu’aim berkata “dia termasuk tabiin penduduk
syam”. Al Ijli berkata “tabiin Syam yang tsiqat”. Ibnu Qaththan berkata
“majhul hal” [Tahdzib At Tahdzib juz 6 no 494]. Ibnu Hajar berkata
“tsiqat dan menemui masa Nabi [SAW]” [TaqribAt Tahdzib 1/348 no
3974].Daruquthniy berkata “tsiqat” [Su’alat As Sulaamiy no 398]. Adz
Dzahabiy berkata “tsiqat” [Al Kasyf no 3284]</li>
</ol>
Riwayat ketiga :<br />
<h3 style="text-align: right;">
حدثنا محمود بن غيلان حدثنا أبو داود
الطيالسي حدثنا القاسم بن الفضل الحداني عن يوسف بن سعد قال قام رجل إلى
الحسن بن علي بعد ما بايع معاوية فقال سودت وجوه المؤمنين أو يا مسود وجوه
المؤمنين فقال لا تؤنبني رحمك الله فإن النبي صلى الله عليه و سلم أري بني
أمية على منبره فساءه ذلك فنزلت { إنا أعطيناك الكوثر } يا محمد يعني نهرا
في الجنة ونزلت { إنا أنزلناه في ليلة القدر وما أدراك ما ليلة القدر ليلة
القدر خير من ألف شهر } يملكها بنو أمية يا محمد قال القاسم فعددناها فإذا
هي ألف يوم لا يزيد يوم ولا ينقص</h3>
<div style="text-align: justify;">
<em>Telah menceritakan kepada kami Mahmud
bin Ghailan yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Daud Ath
Thayalisi yang berkata telah menceritakan kepada kami Al Qasim bin Fadhl
Al Huddaniy dari Yusuf bin Sa’ad yang berkata seorang laki-laki datang
kepada Hasan bin Aliy setelah Muawiyah dibaiat. Ia berkata “Engkau telah
mencoreng wajah kaum mukminin” atau ia berkata “Hai orang yang telah
mencoreng wajah kaum mukminin”. Maka Hasan berkata kepadanya “Janganlah
mencelaku, semoga Allah SWT merahmatimu, karena Rasulullah [shallallahu
‘alaihi wasallam] di dalam mimpi telah diperlihatkan kepada beliau
bahwa bani Umayyah di atas mimbarnya. Beliau tidak suka melihatnya dan
turunlah ayat “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadaMu nikmat yang
banyak”. Wahai Muhammad yaitu sungai di dalam surga.
Kemudian turunlah ayat “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al
Qur’an] pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan
itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. Bani Umayyah
akan menguasainya wahai Muhammad. Al Qasim berkata “Kami menghitungnya
ternyata jumlahnya genap seribu bulan tidak kurang dan tidak lebih”
[Sunan Tirmidzi 5/444 no 3350].</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keterangan para perawinya :</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Mahmud bin Ghailan</span>
termasuk perawi Bukhari Muslim, Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah.
Disebutkan pula bahwa ia meriwayatkan hadis dari Abu Daud Ath Thayalisi
dan dinyatakan tsiqat oleh Maslamah, Ibnu Hibban dan An Nasa’i [Tahdzib
At Tahdzib juz 10 no 109]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat [Taqrib At
Tahdzib 1/522 no 6516]</li>
<li style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Abu Daud At Thayalisiy</span>.
Namanya adalah Sulaiman bin Daud, termasuk perawi Bukhari dalam Ta’liq
Shahih Bukhari, Muslim dan Ashabus Sunan. Sulaiman bin Daud telah
dinyatakan tsiqat oleh banyak ulama diantaranya Amru bin Ali, An Nasa’i,
Al Ajli, Ibnu Hibban, Ibnu Sa’ad Al Khatib dan Al Fallas [Tahdzib At
Tahdzib juz 4 no 316]. Ibnu Hajar menyatakan bahwa ia seorang hafiz yang
tsiqat memiliki beberapa kekelriuan [Taqrib At Tahdzib 1/250 no 2550]</li>
<li style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Al Qasim bin Fadhl</span>
termasuk perawi Bukhari Muslim dan Ashabus Sunan. Al Qasim bin Fadhl
meriwayatkan hadis dari Yusuf bin Sa’ad dan telah meriwayatkan darinya
Abu Daud Ath Thayalisi. Beliau telah dinyatakan tsiqat oleh banyak ulama
diantaranya Yahya bin Sa’id, Abdurrahman bin Mahdi, Ibnu Ma’in, Ahmad,
An Nasa’i, Ibnu Sa’ad, At Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Ibnu Syahin [Tahdzib
At Tahdzib juz 8 no 596]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat [Taqrib At
Tahdzib 1/451 no 5482]</li>
<li style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Yusuf bin Sa’ad</span>
atau Yusuf bin Mazin Ar Rasibiy termasuk perawi Tirmidzi dan Nasa’i
telah meriwayatkan hadis dari Hasan bin Aliy dan telah meriwayatkan
darinya Qasim bin Fadhl. Yahya bin Main telah menyatakan ia tsiqat
[Tahdzib At Tahdzib juz 11 no 707]. Ibnu Hajar menyatakan bahwa Yusuf
bin Sa’ad Al Jumahi atau Yusuf bin Mazin tsiqat [Taqrib At Tahdzib 1/611
no 7865]. Adz Dzahabi berkata “tsiqat” [Al Kasyf no 6434].</li>
</ol>
<br />
Inilah 3 riwayat yang menerangkan peristiwa pembai'atan Hasan bin Ali r.a. kepada Muawiyah r.a.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Lalu datanglah tulisan Mr Secondprince Ar Rafidhi menyebarkan syubhat :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peristiwa baiatnya Imam Hasan bin Aliy [‘alaihis salaam] kepada
Mu’awiyah bin Abu Sufyaan sering dijadikan hujjah para nashibiy untuk
membenarkan dan memuliakan Mu’awiyah. Padahal hakikatnya tidak demikian,
di sisi imam Hasan baiat tersebut adalah untuk <span style="color: red;">meredakan perpecahan dan
menyelamatkan darah</span> kaum <span class="skimlinks-unlinked">muslimin. Tidak</span>
sedikitpun baiat tersebut memandang kemuliaan Mu’awiyah karena <span style="color: red;">hakikat
Mu’awiyah dalam perkara ini adalah pemimpin kelompok baaghiyah</span> yang
menyeru kepada neraka. Sebagaimana yang dinyatakan dalam riwayat shahih. <em>[ Lihat Shahih Bukhari 1/97 no 447]</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<em>Jawaban atas syubhat secondprince tersebut adalah :</em><br />
<br />
Catat betul, bahwa dalam hadits di atas beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menggunakan kata : <i>al-fi’ah al-baaghiyah</i>.<br /><br />Lantas
apa makna al-baaghiyah itu ? Dalam literatur kamus bahasa ‘Arab ataupun
syarh hadits dijelaskan bahwa kata baaghiyah adalah bentuk muannats
dari kata <i>baaghiy</i> yang artinya : orang yang melakukan kedhaliman dengan keluar dari pemerintahan yang sah. <br /><br />Kemudian,
apakah kelompok baaghiyyah itu berstatus muslim ataukah kafir ? Kita
akan rujuk kepada nash, bukan kepada akal-akalan orang Syi’ah. Allah
ta’ala berfirman : <br />
<br />وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا
بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأخْرَى فَقَاتِلُوا
الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِينَ<br /><br />“Dan jika ada dua golongan dari <b><span style="color: red;">orang-orang mukmin </span></b>berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu <span style="color: red;"><b>berbuat aniaya (<i>baghat</i>)</b></span> terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan <span style="color: red;"><b>yang berbuat aniaya itu (<i>tabghii</i>)</b></span>
sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu
telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya
dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil” [Al-Hujuraat : 10].<br />
<br />
Perhatikanlah ! Allah ta’ala menyebut orang yang melakukan <b><span style="color: red;">bughat</span></b> dalam
ayat di atas masih masuk dalam lingkaran Islam dan iman. Hanya saja,
Allah ta’ala memerintahkan untuk memerangi mereka hingga kembali kepada
jalan yang benar. <br />
<br />
Lantas, apakah makna sabda beliau : <i>ia (‘Ammaar) mengajak mereka menuju surga, namun mereka mengajaknya menuju neraka</i> ?<br /><br />Mudah sebenarnya jika kita telah memahami penjelasan sebelumnya.<br /><br />‘Ammaar
mengajak menuju surga, maknanya adalah : ‘Ammaar mengajak mereka
(kelompok Mu’aawiyyah) untuk mentaati ‘Aliy bin Abi Thaalib sebagai imam
yang sah, dan larangan untuk keluar ketaatan darinya. Inilah amal
shaalih yang akan akan menjanjikan pelakunya dengan surga. <br /><br />Adapun sabda beliau yang lain : <i>namun mereka mengajaknya menuju neraka</i>,
maksudnya bahwa perbuatan kelompok Mu’aawiyyah yang keluar ketaatan
dari imam yang sah (‘Aliy) itu merupakan jenis kemaksiatan yang
mengancam pelakunya dengan neraka. Barangsiapa yang melakukan dan
mengikuti perbuatan tersebut, akan diancam dengan neraka. <span style="color: red;"><b>Jadi, sabda
beliau di sini dinisbatkan pada perbuatannya. </b></span>Bukan kepada pelakunya.<br /><br />Dan sebagaimana
kita tahu, Mu’aawiyyah melakukan konfrontasi dengan ‘Aliy karena
tuntutan atas darah ‘Utsmaan, agar ‘Aliy mengqishash orang-orang yang
telah membunuh ‘Utsmaan yang dianggap Mu’aawiyyah ada di sekitar ‘Aliy.
Saya tidak akan berpanjang lebar dalam hal sebab-sebab ini, namun yang
menjadi inti pembicaraan saya, <span style="color: red;"><b>Mu’aawiyyah melakukan peperangan terhadap
‘Aliy karena ijtihadnya. </b></span>Walaupun itu dikatakan sebagai ijtihad – yang
pelakunya dijanjikan satu pahala atas ijtihadnya tersebut – tetap saja
tidak bisa menjadikan perbuatan yang salah menjadi benar. Ijtihad yang
salah tetaplah kita katakan salah. Dan jika ijtihad itu berupa melakukan
satu tindakan kemaksiatan kepada Allah, tetap saja kita katakan
perbuatan itu maksiat, tidak boleh diikuti, walau mungkin pelakunya akan
dimaafkan oleh Allah karena ijtihadnya yang keliru itu.<br /><br />Contoh ringannya :<br /><br />Ibnu
‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa pernah menfatwakan kebolehan nikah
mut’ah. Ini adalah ijtihad yang keliru yang kemungkinan ia belum
mengetahui adanya nash-nash yang mengaharamkan nikah mut’ah hingga hari
kiamat (karena memang nikah mut’ah ini pernah dibolehkan oleh Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam). Nikah mut’ah adalah zina yang
mengancam pelakunya dengan neraka (selain hadd). Namun apakah Ibnu
‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa dapat kita hukumi masuk neraka dengan
dosa penghalalan zina ? Tentu tidak, karena ia telah berijtihad dengan
apa yang sampai kepadanya dari nash. Walaupun kita mengatakan Ibnu
‘Abbaas (dan juga beberapa shahabat yang lain) dimaafkan atas kesalahan
ijtihad mereka tentang mut’ah, tetap kita mengatakan nikah mut’ah adalah
kekejian, kemaksiatan, dan mengancam pelakunya dengan neraka.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Second masih menuliskan syubhatnya :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagian orang menjadikan baiat Imam
Hasan ini sebagai bukti bahwa Mu’awiyah tidak kafir. <span style="color: red;">Tentu dalam
perperangan Mu’awiyah terhadap Imam Aliy dan Imam Hasan, ia tidak
dikatakan kafir </span>melainkan dikatakan sebagai kelompok baaghiyah yang
mengajak ke neraka. Adapun jika <span style="color: red;">setelah pembaiatan ini Mu’awiyah menjadi
kafir maka itu tidak bertentangan dengan baiat Imam Hasan tersebut</span>.
Pada saat itu Imam Hasan tidak membaiat seorang kafir melainkan membaiat
seorang muslim yang tercela atau secara zahir ia mengaku muslim,
seandainya Mu’awiyah bin Abu Sufyaan menyatakan kekafirannya niscaya
tidak ada satupun orang islam yang akan mengikutinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jawaban syubhat tersebut :</div>
<br />
Ada logika pincang yang lain selalu saja anda pelihara bahwa Mu’aawiyyah
memang <span style="color: red;">tidak kafir saat perang Shiffin dan perdamaian Al-Hasan</span>, namun
bisa jadi ia <span style="color: red;">menjadi kafir di akhir hayatnya. </span><br /><br />Pertama,
biografi-biografi yang ditulis oleh ulama Ahlus-Sunnah telah menyatakan
bahwa Mu’aawiyyah tetap Islam di akhir hayatnya, dan baik pula
keislamannya. <br /><br />Kedua, hadits yang Anda nyatakan shahih yang
menyatakan Mu’aawiyyah mati dalam keadaan kafir itu adalah lemah. Telah
saya sebutkan penjelasannya di : <a href="https://www.blogger.com/null" rel="nofollow"> http://abul-jauzaa.blogspot.com/2010/06/hadits-muawiyyah-mati-tidak-dalam-agama.html</a>.
Di satu tempat dikatakan Mu’aawiyyah, di lain tempat dikatakan Al-Hakam
bin Abil-‘Ash. Peristiwanya satu atau sekali. Tidak bisa dijamak,
karena dua person itu adalah orang yang berbeda. Yang datang juga Cuma
satu orang. Qarinah-qarinah penyebutan Al-Hakam adalah lebih kuat. Saya
tidak akan menggubris lagi apakah Anda tetap mengatakan shahih atau
tidak. <br /><br />Ketiga (dan inilah logika pincangnya), jika memang
<span style="color: red;">hakekat kekafiran Mu’aawiyyah (kelak di akhir hayatnya) telah diketahui
Al-Hasan</span> (berdasarkan riwayat), apakah mungkin ia menyerahkan tampuk
kekuasaan kaum muslimin terhadap Mu’aawiyyah yang kelak ia ketahui akan
menjadi kafir ? – hanya karena alasan, saat melakukan perdamaian
Mu’aawiyyah dhahirnya masih Islam. <br /><br />
Atau <span style="color: red;">Al-Hasan
bin ‘Aliy itu tidak tahu </span>perkataan kakeknya tentang hakekat kekafiran
Mu’aawiyyah, dan itu malah diketahui oleh Anda dan orang-orang semisal
dengan Anda ? sementara sangat memungkinkan para shahabatnya untuk
mengingatkannya, karena waktu itu adalah masa konfrontasi dengan
Mu’aawiyyah. Apalagi ayahnya (‘Aliy bin Abi Thaalib) telah melaknat
seterunya, sebagaimana seterunya juga melaknat pihak ‘Aliy ? <br />
<br />
<br />
Terakhir tulisan secondprince :<br />
<br />
Hikmah baiat Imam Hasan terhadap Mu’awiyah tidak akan pernah dimengerti
oleh para nashibiy, dan akan mudah dipahami oleh mereka yang berpegang
teguh pada ahlul bait. Mereka yang menganggap ahlul bait sebagai pedoman
tidak akan bingung dalam menempatkan diri, ketika Imam Aliy memerangi
Mu’awiyah maka mereka mengikutinya dan ketika Imam Hasan membaiat
Mu’awiyah maka merekapun mengikutinya. Kebenaran akan selalu bersama
mereka ahlul bait dan kebenaran tersebut tidak akan pudar oleh
kebathilan para pembangkang yang menyeru kepada neraka.<br />
<br />
<br />
Tanggapan saya :<br />
<br />
Ketika Hasan r.a. memerangi Muawiyah r.a. mereka mengikutinya, ketika beliau membai'atnya mereka masih mau mengikutinya ......<br />
<br />
Tapi ......<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Mau-kah mereka ... ??? <b><span style="color: red;"> </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: red;">TIDAK MENGKAFIRKAN MUAWIYYAH R.A. SEBAGAIMANA HASAN R.A. JUGA TIDAK PERNAH MENGKAFIRKANNYA.</span></b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga .....!!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-20337255214562613922015-11-08T06:36:00.002-08:002015-11-08T06:50:48.135-08:00MENGUNGKAP PEMBUNUH HUSAIN R.A. ALA SYI'AH<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN">Syi’ah kufah
memanggil Husain dengan berjanji bahwa mereka akan berbai’at kepada Husain,
ternyata justru mereka membunuh Husain radhiyallahu anhu. Disebutkan dalam kitab
syi’ah “Al-Irsyad” milik pendeta mereka “Asy-Syaikh Al-Mufiid”:</span><br />
<span lang="IN"> </span>
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;">وكتبوا إليه: بسم
الله الرحمن الرحيم، للحسين بن علي من شيعته من المؤمنين والمسلمين. أما بعد: فحي هلا،
فإن الناس ينتظرونك، لا رأي لهم غيرك، فالعجل العجل، ثم العجل العجل، والسلام</span><span lang="IN" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br />
<span lang="IN">“Dan mereka
menulis kepada Husain: Bismillahirrahmanirrahiim. Untuk Husain bin Ali dari <b><span style="color: red;">syi’ahnya</span>, </b>dari kaum mu’minin dan muslimin. Amma ba’du: Segera bergegaslah, sesungguhnya
orang-orang sudah menunggumu. Mereka tidak memiliki pendapat kecuali engkau.
Maka segeralah, segeralah. Wassalam” (Al-Irsyad milik Al-Mufid 2/38)</span><br />
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: right;">
<span lang="IN"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;">وكتب شبث بن ربع وحجار بن أبجر ويزيد بن الحارث بن رويم و عروة
بن قيس، وعمرو بن الحجاج الزبيدي و محمد بن عمرو التيمي: أما بعد: فقد اخضر الجناب
وأينعت الثمار، فإذا شئت فاقدم على جند لك مجند، والسلام</span><span lang="IN" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span>
</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<br />
<span lang="IN">“Dan <b>Syibts
bin Rib’i</b> dan <b>Hajjar bin Abjar</b> dan <b>Yazid bin Al-Harits</b> <b>bin
Ruaim</b> dan <b>Urwah bin Qais </b>dan <b>‘Amr bin Al-Hajjaj Az-Zabidi</b>,
dan <b>Muhammad bin Amr At-Taimiy</b>, mereka menulis: Amma ba’du: Taman-taman
telah menghijau dan buah-buah telah matang, dan jika engkau berkehendak maka
datanglah untuk menyambut pasukanmu yang telah disiapkan” (Al-Irsyad milik
Al-Mufid 2/38)</span><span lang="IN"> </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span lang="IN">Ketika
Husain datang kepada mereka dalam rangka menyambut undangan Syibts bin Rib’i,
dan lainnya dari syi’ah Kufah, ternyata mereka siap untuk membunuh Husain. Dan
mereka pura-pura tidak tahu dengan surat yang mereka tulis. </span>
<br />
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Disebutkan
dalam kitab yang sama, Husain radhiyallahu anhu berkata:</span><br />
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;">يا شبث بن ربعي، يا
حجار بن أبجر، يا قيس بن الاشعث، يا يزيد بن الحارث، ألم تكتبوا إلي أن قد أينعت الثمار
واخضر الجناب، وإنما تقدم على جند لك مجند ؟ ! " فقال له قيس بن الاشعث: ما ندري
ما تقول</span><span lang="IN" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">“Wahai Syibts
bin Rib’i, wahai Hajjar bin Abjar, Wahai Qais bin Al’Asy’ats, wahai Yazid bin
Al-Harits, bukankah kalian telah mengirim surat untukku “bahwasanya buah-buah
telah matang dan taman-taman telah menghijau dan datanglah untuk menyambut
pasukanmu yang besar yang telah disiapkan ?!” Maka Qais bin Al-Asy’ats
mengatakan: “Aku tidak tahu apa yang engkau katakan” (Al-Irsyad 2/98)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN"><span lang="IN">Dan diantara
mereka pula ada Syamr bin Dzii Al-Juusyan, dia adalah syi’ah Ali yang ikut
berperang bersama Ali radhiyallahu anhu pada peperangan Shiffin dan dia adalah
orang yang mengundang Husain, namun setelah itu justru dia yang memerangi dan
membunuh Husain.</span>
</span><br />
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Disebutkan
dalam Al-Amali miliki Ash-Shaduq: </span><br />
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;">فبلغ عبيد الله بن
زياد أن عمر بن سعد يسامر الحسين (عليه السلام) ويحدثه ويكره قتاله، فوجه إليه شمر
بن ذي الجوشن في أربعة آلاف فارس</span><span lang="IN" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">“Maka
sampailah berita kepada Ubaidullah bin Ziyad bahwasanya Umar bin Sa’d berbicara
kepada Husain alaihissalam, dan dia mengatakan bahwasanya dia tidak ingin membunuh
Husain. Maka Syamr bin Dzii Al-Juusyan pergi memerangi Husain dengan 4000
pasukan berkuda” (Al-Amali milik Ash-Shaduq hal. 220)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Dan Syamr bin
Al-Jusyaan termasuk orang yang membawa kepala Husain dan para kawanan beliau. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN"><span lang="IN">Ketika mereka
akan membunuh Husain dan pura-pura tidak tahu dengan surat yang mereka tulis,
maka Husain mengeluarkan bukti-bukti dari surat yang mereka tulis. </span>
</span><br />
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Disebutkan
dalam Al-Irsyad milik Al-Mufiid :</span><br />
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;">فكان رأيكم الآن غير
ما أتتني به كتبكم وقدمت به علي رسلكم، انصرفت عنكم ". فقال له الحر: أنا والله
ما أدري ما هذه الكتب والرسل التي تذكر، فقال الحسين عليه السلام لبعض أصحابه:
" يا عقبة بن سمعان، أخرج الخرجين اللذين فيهما كتبهم إلي " فأخرج خرجين
مملوءين صحفا فنثرت بين يديه</span><span lang="IN" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">“Sekarang
pikiran kalian telah berubah, tidak seperti apa yang datang dari surat-surat
kalian dan tidak seperti apa yang datang dari utusan-utusan kalian kepadaku.
Maka Al-Hurr berkata: Saya demi Allah tidak tahu apa yang terjadi pada
surat-surat dan utusan tersebut yang engkau sebut. Maka Husain berkata kepada
sebagian kawannya: “Wahai ‘Uqbah bin Sam’an keluarkan 2 kantong yang di
dalamnnya adalah surat-surat mereka yang datang kepadaku. Maka ‘Uqbah
mengeluarkan 2 kantong yang penuh dengan lembaran maka lembaran-lembaran
tersebut terserakkan dihadapannya” (Al-Irsyad milik Al-Mufid 2/80)</span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<br />
<span lang="IN"><span lang="IN">Ketika
Husain tetap diingkari, maka Husain berdoa melaknat para syi’ah yang telah
berkhianat kepadanya. </span>
</span><br />
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Husain radhiyallahu
anhu berdoa melaknat syiah yang telah mengkhianati beliau :</span><br />
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;">اللهم إن متعتهم إلى
حين ففرقهم فرقا واجعلهم طرائق قددا ولا ترض عنهم الولاة أبدا فإنهم دعونا لينصرونا
فعدوا علينا فقتلونا</span><span lang="IN" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">“Ya Allah,
jika engkau membiarkan mereka hidup beberapa waktu, maka cerai beraikanlah
mereka dengan benar-benar berpecah. Dan jadikanlah mereka menjadi beberapa
jalan. Dan jadikan para pemimpin ridha terhadap mereka selama-lamanya.
Sesungguhnya mereka memanggil kami dengan berjanji untuk menolong kami, tapi
justru mereka memusuhi kami dan membunuh kami” (Al-Irsyad Al-Mufid 2/110-111)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN"><span lang="IN">Al-Hurr
yang benar-benar tidak tahu surat yang ditulis, maka Al-Hurr seketika berpihak
kepada Husain. </span></span><br />
<br />
<span lang="IN"><span lang="IN">Dan Al-Hurr berkata kepada para pasukan:</span></span><br />
<span lang="IN"><span lang="IN"> </span>
</span><br />
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;">أدعوتم هذا العبد
الصالح حتى إذا جاءكم أسلمتموه وزعمتم انكم قاتلو أنفسكم دونه ثم عدوتم عليه لتقتلوه
أمسكتم بنفسه وأخذتم بكظمه وأحطتم به من كل جانب لتمنعوه التوجه في بلاد الله العريضة
حتى يأمن ويأمن أهل بيته فصار كالأسير في أيديكم لا يملك لنفسه نفعا ولا ضرا وحلأتموه
ونساءه وصبيته وأصحابه عن ماء الفرات الجاري</span><span lang="IN" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">“Apakah kalian memanggil hamba shalih ini sampai dia
datang kepada kalian kemudian kalian memusuhinya untuk kalian bunuh dan kalian
tahan dirinya dan kalian mengurungnya dari setiap penjuru sampai kalian
mencegahnya untuk sampai kepada negara Allah yang luas sehingga dia bisa aman
dan ahlu baitnya (keluarganya) bisa aman. Akan tetapi kalian jadikan dia
seperti tawanan di tangan kalian yang dia tidak memiliki manfaat dan madharrat
untuk dirinya. Dan kalin tahan dia dan istri-istrinya dan anak-anaknya dan
kawanannya dari air sungai Effrat yang mengalir” (A’yaan Asy-Syi’ah 4/613)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN"><span lang="IN">Ketika
Husain bin Ali radhiyallahu anhuma telah terbunuh akibat pengkhianatan orang-orang syi’ah
Kufah, maka mulailah orang-orang syi’ah pura-pura menangis (dan di zaman ini
sering kita lihat acara sandiwara mereka di hari kematian Husain radhiyallahu
anhu).</span>
</span><br />
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Maka Ali bin
Husain (yang dikenal dengan Zainal Abidin) berkata:</span><br />
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;">ان هؤلاء يبكون علينا
فمن قتلنا غيرهم</span><span lang="IN" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">“Mereka menangis meratapi nasib kami, tapi siapa lagi
yang membunuh kami kecuali mereka?” (Al-Ihtijaj milik Ath-Thabarsi 2/29)</span></div>
</div>
<br />
<span lang="IN"><span lang="IN">Ali bin Husain
marah kepada syi’ah yang pura-pura menangis, maka Ummu Kultsum pun juga marah
kepada syiah yang pura-pura menangis. </span></span><br />
<span lang="IN"><span lang="IN"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span>
</span><br />
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;">صه يا أهل الكوفة
تقتلنا رجالكم وتبكينا نساؤكم فالحاكم بيننا وبينكم الله يوم فصل القضاء</span><span lang="IN" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">“Diamlah wahai penduduk Kufah. Para suami kalian membunuh
kami. Dan istri-istri kalian malah menangis meratapi nasib kami ?! Maka hakim
antara kami dan kalian adalah Allah pada hari kiamat nanti” (Bihar Al-Anwar
45/115)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Inilah riwayat-riwayat tentang kisah tragedi terbunuhnya Husain r.a. dimana riwayat-riwayat tersebut diambil dari kitab-kitab syi'ah sendiri.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Lalu siapakah mereka itu ?</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Mereka yang terlibat pembunuh Husain r.a. adalah antara lain :</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">1. Syabats bin Rib’iy,</span><span lang="IN"> Al Ijliy memasukkannya dalam kitab Ma’rifat Ats Tsiqat dan mengatakan : </span><br />
<span lang="IN"> </span><span style="color: white;"></span>
<br />
<h3 style="text-align: right;">
<b><span style="font-weight: normal;">شبث بن ربعي من تميم هو كان أول من أعان على قتل عثمان رضي الله عن عثمان وهو أول من حرر الحرورية واعان على قتل الحسين بن علي</span></b></h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Syabats bin Rib’iy dari Tamiim, ia
adalah orang pertama yang membantu dalam pembunuhan Utsman [radiallahu
‘anhu], dan orang pertama yang melepaskan [dari] Al Haruuriyah <span style="color: blue;">dan membantu dalam pembunuhan Husain bin ‘Aliy</span> [Ma’rifat Ats Tsiqat Al Ijliy 1/448 no 714]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Hajar menyebutkan bahwa ia termasuk salah satu perawi hadis dalam
kitab Sunan Abu Dawud [Tahdziib At Tahdziib 3/131 no 3203]. Diantara
ulama yang memujinya adalah Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat
seraya berkata “yukhti’u” [Ats Tsiqat Ibnu Hibban 4/371]. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian Ibnu
Abi Hatim berkata :<br />
</div>
<h3 style="text-align: right;">
شبث بن ربعى روى عن على وحذيفة روى عنه محمد
بن كعب وسليمان التيمى سمعت ابى يقول ذلك وسألته عنه فقال: حديثه مستقيم
لا اعلم به بأسا، والذى روى انس عنه يقال ليس هو هذا</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Syabats bin Rib’iy meriwayatkan dari
‘Aliy dan Hudzaifah, telah meriwayatkan darinya Muhammad bin Ka’ab dan
Sulaiman At Taimiy. Aku mendengar ayahku mengatakan hal itu. Dan aku
bertanya kepadanya tentangnya maka ia berkata <span style="color: blue;">“hadisnya lurus tidak ada masalah padanya,</span>
ia adalah orang yang Anas telah meriwayatkan darinya, dan dikatakan
bukan orang ini. [Al Jarh Wat Ta’dil Ibnu Abi Hatim 4/388 no 1695]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Umar bin Saad bin Abi Waqqas, Al Ijliy berkata :<br />
</div>
<h3 style="text-align: right;">
عمر بن سعد بن أبي وقاص مدني ثقة كان يروي عن أبيه أحاديث وروى الناس عنه وهو الذي قتل الحسين قلت كان أمير الجيش ولم يباشر قتله</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>‘Umar bin Sa’d bin Abi Waqaash <span style="color: blue;">orang madinah yang tsiqat</span>, ia meriwayatkan dari ayahnya hadis-hadis dan orang-orang telah meriwayatkan darinya, <span style="color: blue;">ia adalah orang yang membunuh Husain</span>.
[Al Haitsamiy] aku berkata “ia pemimpin pasukan dan tidak secara
langsung membunuhnya” [Ma’rifat Ats Tsiqat 2/166-167 no 1343].</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ibnu Hajar menyebutkan bahwa ‘Umar bin Sa’d termasuk perawi hadis kitab
Sunan Nasa’iy dan menyatakan tentangnya bahwa ia seorang yang shaduq.
[Taqriib At Tahdziib Ibnu Hajar no 4937].</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Sulaiman bin Shurad Al Khuzaa’iy dan dia adalah sahabat Nabi
[shallallahu ‘alaihi wasallam] bahkan meriwayatkan hadis dalam kutubus
sittah. Ibnu Sa’d ketika menuliskan biografinya mengatakan :<br />
</div>
<h3 style="text-align: right;">
وشهد مع علي بن أبي طالب عليه السلام الجمل وصفين كان فيمن كتب الى الحسين بن علي أن يقدم الكوفة فلما قدمها أمسك عنه ولم يقاتل معه</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Dan dia bersama ‘Aliy bin Abi Thalib [‘alaihis salaam] pada perang Jamal dan perang Shiffiin, <span style="color: blue;">dia termasuk diantara orang yang menulis surat kepada Husain bin ‘Aliy agar datang ke Kufah</span>, maka ketika Beliau datang ia menahan darinya dan tidak berperang bersamanya…[Thabaqat Ibnu Sa’d 5/196 no 855]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Hajar menyebutkan dalam kitabnya
Tahdziib At Tahdziib bahwa Sulaiman bin Shurad adalah sahabat Nabi dan
termasuk perawi kutubus sittah [Shahih Bukhariy, Shahih Muslim, Sunan
Abu Dawud, Sunan Nasa’iy, Sunan Ibnu Majah, Sunan Tirmidzi].</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Al Musayyab bin Najabah Al Kuufiy<br />
</div>
<h3 style="text-align: right;">
المسيب بن نجبة كوفي روى عن حذيفة وعلي وعنه
أبو إسحاق السبيعي وأبو إدريس المرهبي قال أبو حاتم عن أبيه يقال إنه خرج
مع سليمان بن صرد في طلب دم الحسين بن علي فقتلا سنة خمس وستين</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Al Musayyab bin Najabah Al Kuufiy
meriwayatkan dari Hudzaifah dan ‘Aliy, telah meriwayatkan darinya Abuu
Ishaaq As Sabii’iy, Abuu Idriis Al Murhibiy. Abu Hatim berkata dari
ayahnya dikatakan bahwa<span style="color: blue;"> ia keluar bersama Sulaiman bin Shurad untuk menuntut darah Husain bin ‘Aliy</span> maka keduanya terbunuh tahun 65 H [Tahdziib At Tahdziib Ibnu Hajar 6/280 no 7889]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Hibban memasukkan Musayyab bin
Najabah Al Fazaariy dalam kitabnya Ats Tsiqat [Ats Tsiqat Ibnu Hibbaan
5/437] dan Ibnu Hibban dalam kitab Masyaahiir ‘Ulamaa’ Al Amshaar
berkata :<br />
</div>
<h3 style="text-align: right;">
المسيب بن نجبة الفزاري من جلة الكوفيين قتله عبيد الله بن زياد يوم الخازر سنة سبع وستين</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Al Musayyab bin Najabah Al Fazaariy
termasuk diantara orang-orang Kufah yang mulia, Ubaidillah bin Ziyaad
membunuhnya di hari Khaazar tahun 67 H [Masyaahiir ‘Ulamaa’ Al Amshaar
hal 134 no 819]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Sulaiman bin Shurad Al Khuzaa’iy dan Al Musayyab bin Najabah Al Kuufiy
dikenal sebagai Syi’ah ‘Aliy. Adz Dzahabiy menyebutkan hal ini dalam
kitabny Tarikh Al Islaam :<br />
<br />
<span style="color: white;"></span>
</div>
<h3 style="text-align: right;">
وقد كان سليمان بن صرد الخزاعي، والمسيب بن نجبة الفزاري وهما من شيعة علي ومن كبار أصحابه خرجا في ربيع الآخر يطلبون بدم الحسين</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Dan sungguh Sulaiman bin Shurad Al
Khuzaa’iy dan Musayyab bin Najabah Al Fazaariy keduanya termasuk Syi’ah
‘Aliy dan termasuk sahabat utamanya, keduanya keluar pada bulan Rabii’ul
Akhir untuk menuntut darah Husain…[Tarikh Al Islam Adz Dzahabiy 2/602]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. <span lang="IN">Syamr bin
Al-Jusyaan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN">6. Orang-orang yang melakukan ritual ratapan dan tangisan pertama kali. </span><span lang="IN"><span lang="IN">Ketika
Husain bin Ali radhiyallahu anhuma telah terbunuh akibat pengkhianatan orang-orang syi’ah
Kufah, maka mulailah orang-orang syi’ah pura-pura menangis (dan di zaman ini
sering kita lihat acara sandiwara mereka di hari kematian Husain radhiyallahu
anhu).</span>
</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Maka Ali bin
Husain (yang dikenal dengan Zainal Abidin) berkata:</span><br />
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;">ان هؤلاء يبكون علينا
فمن قتلنا غيرهم</span><span lang="IN" style="font-family: "traditional arabic" , "serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">“Mereka <span style="color: red;"><b>menangis meratapi nasib kami,</b></span> tapi siapa lagi
yang membunuh kami kecuali mereka?” (Al-Ihtijaj milik Ath-Thabarsi 2/29).</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Inilah antara lain nama personal yang terlibat dalam pembunuhan Husain r.a., diantara mereka ada shahabat Rasulullah saw, dan alhamdulillah mereka sudah bertaubat dengan cara menuntut darah Husain, hingga mereka terbunuh.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span lang="IN">Diantara mereka ada pula putra-putra shahabat Rasulullah saw yang keadaan mereka adalah tsiqat. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Ada pertanyaan yang terlontar : bagaimana mungkin pembunuh bisa dipuji dengan tsiqat ?</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN">Maka jawaban yang paling bagus adalah terdapat dalam kisah Nabi Musa a.s., dimana beliau pernah pula melakukan pembunuhan, walaupun demikian hal tersebut tidak menghalangi Alloh swt untuk mengangkat beliau sebagai Nabi-Nya.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span lang="IN">Dan yang terakhir, diantara pembunuh Husain r.a. adalah nenek moyang dari orang-orang yang melakukan ritual ratapan dan tangisan di Karbala.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span lang="IN">Siapa yang melakukan ritual tersebut ? Jawaban pastinya adalah : <b><span style="color: red;">SYI'AH.</span></b></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span lang="IN"><b><span style="color: red;"><span style="color: black;">Kesimpulannya adalah : bahwa tidak salah bila dikatakan bahwa SYI'AH ikut berperan serta dalam pembunuhan Husain r.a.</span></span></b></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span lang="IN"><b><span style="color: red;"><span style="color: black;"> </span> </span></b></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<span lang="IN"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-25743139385596905092015-11-08T00:37:00.001-08:002015-11-08T00:37:31.985-08:00MENGKRITISI ANALISA KEMAKSUMAN AHLUL BAIT VERSI SYI'AH<div style="text-align: justify;">
Untuk lebih dapat memahami arti, posisi, dan urgensitas doktrin ‘Ishmah
al- Imam bagi Syiah, berikut kami kemukakan sebagian dari
pernyataan-pernyataan para tokoh Syiah tentang doktrin ini:</div>
<br />a. Al-Majlisi (w. 1111 H) dalam Bihar al-Anwar, mengemukakan arti ‘ishmah sebagai berikut:<br /><br />إعْلَمْ
أنَّ الإمَامِيَّةَ اتَّفَقُوْا عَلَى عِصْمَةِ الأَئِمَّةِ عَلَيْهِمُ
السَّلَامُ مِنَ الذُّنُوْبِ صَغِيْرِهَا وَكَبِيْرِهَا, فَلَا يَقَعُ
مِنْهُمْ ذُنْبٌ أَصْلاً, لَاعَمْدًا وَلَا نِسْيَانًا وَلَا لِخَطَأٍ فِيْ
التَّأْوِيْلِ وَلَا لِلإِسْهَاءِ مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ.<br /><br />Perlu
diketahui bahwa Syiah Imamiyah telah bersepakat jika para Imam adalah
terjaga dosa, baik yang kecil maupun yang besar. Karena itu, mereka
tidak akan pernah mengerjakan dosa sama sekali, baik sengaja atau lupa,
juga tidak akan mengerjakan kekekeliruan disebabkan salah presepsi
(terhadap nash), dan bukan karena dibuat lupa oleh Allah SWT. (Lihat, Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, juz 25 hlm. 191)<br />
<br />
b. Al-Mufid dalam Awa’il al-Maqalat menyatakan:<br /><br />إنَّ
الاَئِمَّةَ القَائِمِيْنَ مَقَامَ الأَنْبِيَاءِ فِيْ تَنْفِيْذِ
الأَحْكَامِ وَإِقَامَةِ الْحُدُوْدِ وَحِفْظِ الشَّرَائِعِ وَتَأْدِيْبِ
الأَنَامِ مَعْصُوْمُوْنَ كَعِصْمَةِ الأَنْبِيَاءِ.<br /><br />Sesungguhnya
para Imam yang mengganti posisi para Nabi dalam melaksanakan hukum-hukum
agama, menegakkan pidana, menjaga syariat dan mendidik umat, adalah
orang-orang yang maksum (terjaga dari lupa, keliru dan dosa) sebagaimana
para Nabi. (Al-Mulfid, Awa’il al-Maqalat, hlm. 71)<br />
<br />c. Muhammad Ridha al-Muzhhar dalam ‘Aqa’id al-Imamiyah, mengungkapkan keyakinan tentang ‘Ishmah al-Imam sebagai berikut:<br /><br />وَنَعْتَقِدُ
أَنَّ الإِمَامَ كَالنَّبِيِّ, يَجِبُ أَنْ يَكُوْنَ مَعْصُوْمًا مِنْ
جَمِيْعِ الرَّذَائِلِ وَالفَوَاحِشِ, مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ,
مِنْ سِنِّ الطُّفُوْلَةِ إِلَى الْمَوْتِ عَمْدًا وَسَهْوًا, كَمَا يَجِبُ
أَنْ يَكُوْنَ مَعْصُوْمًا مِنَ السَّهْوِ وَالخَطَإِ وَالنِّسْيَانِ.<br /><br />Kami
meyakini bahwa status Imam sama dengan Nabi, harus maksum (terjaga)
dari segala kejelekan dan kekotoran, baik yang tampak maupun yang tidak,
mulai dari masa kanak-kanak sampai meninggal, disengaja atau lupa,
begitu pula ia wajib terjaga dari kelengahan, kekeliruan, dan lupa.<br />
(Muahammad Ridha al-Muzhafar, ‘Aqai’id al’-Imamiyah, hlm. 91).<br />
<br />d. Tokoh Syiah kontemporer, Muhammad Ali Kasyif al-Ghitha’, dalam kitab Ashl as-Syi’ah wa Ushuliha, juga mengatakan hal senada:<br /><br />الإِمَامُ يَجِبُ أَنْ يَكُوْنَ مَعْصُوْمًا كَالنَّبِيِّ عَنِ الخَطَإِ وَالخَطِيْئَةِ.<br /><br />Imam wajib terjaga (maksum) dari keliru dan dosa sebagaimana Nabi.<br />
(Muhammad Ali Kasyif al-Ghita’, Ashl as-Syi’ah wa Ushuliha, hlm. 59).<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
e. Tokoh kita Secondprind berkata : Semua penjelasan diatas menyimpulkan bahwa Ayat tathiir ini memiliki
makna bahwa Allah SWT hanya berkehendak untuk menyucikan Ahlul Bait dari
semua bentuk keraguan dan perbuatan yang tercela termasuk kesalahan
yang dapat menyebabkan dosa dan kehendak Alloh ini bersifat takwiniyah atau
pasti terjadi. Selain itu penyucian ini tidak berarti bahwa sebelumnya
terdapat rijs tetapi penyucian ini sebelum semua rijs itu mengenai Ahlul
Bait atau dengan kata lain Ahlul Bait dalam ayat ini adalah
pribadi-pribadi yang dijaga dan dihindarkan oleh Allah SWT dari semua
bentuk rijs. </div>
<div style="text-align: justify;">
(https://secondprince.wordpress.com/2007/11/25/al-quran-dan-hadis-menyatakan-ahlul-bait-selalu-dalam-kebenaran/).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulan dari teori kemaksuman para imam ahlul bait adalah, <span style="color: red;"><b>segala tindakan, ucapan, dan penetapan mereka selalu benar.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benarkah demikian ? ....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita kritisi ......</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh kasus pertama</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Bagi pemerhati Syi’ah, tentu tidak asing dengan dalih : <i>‘Membuat marah Faathimah sama dengan membuat marah Nabi</i>’, karena keridlaan Faathimah bersama keridlaan Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa sallam</i>.<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;"> </span></span></span></a><span style="color: red;">Lantas, bagaimana hukumnya jika Faathimah membuat marah ‘Aliy <i>radliyallaahu ‘anhumaa</i> ?.</span></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي
حَازِمٍ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: " جَاءَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْتَ فَاطِمَةَ فَلَمْ
يَجِدْ عَلِيًّا فِي الْبَيْتِ، فَقَالَ: أَيْنَ ابْنُ عَمِّكِ؟ قَالَتْ:
كَانَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ شَيْءٌ فَغَاضَبَنِي فَخَرَجَ فَلَمْ يَقِلْ
عِنْدِي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لِإِنْسَانٍ: انْظُرْ أَيْنَ هُوَ، فَجَاءَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
هُوَ فِي الْمَسْجِدِ رَاقِدٌ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُضْطَجِعٌ قَدْ سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ شِقِّهِ
وَأَصَابَهُ تُرَابٌ، فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَمْسَحُهُ عَنْهُ، وَيَقُولُ: قُمْ أَبَا تُرَابٍ، قُمْ أَبَا
تُرَابٍ "</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’iid<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a>, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-‘Aziiz bin Abi Haazim<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a>, dari Abu Haazim<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a>, dari Sahl bin Sa’d<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a>, ia berkata : Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>datang ke rumah Faathimah namun tidak mendapatkan ‘Aliy dalam rumah tersebut. Beliau bertanya : “<i>Dimanakah anak pamanmu ?”</i>.
Faathimah menjawab : “Telah terjadi sesuatu antara aku dengannya, <b><span style="color: red;">lalu
ia (Ali) marah kepadaku</span></b> kemudian ia keluar dan tidak tidur siang bersamaku”.
Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>berkata kepada seseorang : “<i>Carilah, dimanakah ia berada !</i>”. Lalu orang tersebut datang dan berkata : “Wahai Rasulullah, ia sedang tiduran di masjid “. Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>kemudian
mendatanginya, dimana waktu itu ‘Aliy sedang berbaring, dan
selendangnya terjatuh dari sisinya dan terkena tanah. Lalu Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>membersihkan tanah tersebut darinya dan berkata : “<i>Bangunlah Abu Turaab, bangunlah Abu Turaab</i> !” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 441].</span> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">‘Aliy <i>radliyallaahu ‘anhu</i> sebagai imam <i>ma’shum</i> bagi Syi’ah tentu tidak marah kecuali karena melihat kemunkaran atau hak Allah dan Rasul-Nya dilanggar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Maka dari kasus diatas ada 3 kemungkinan yang terjadi :</span></div>
<ol>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Fatimah melakukan kemungkaran atau melanggar hak Alloh.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Ali marah tanpa sebab.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Salah satu dari mereka ada yang benar atau ada yang salah. </span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Tiga kemungkinan diatas secara pasti meruntuhkan doktrin kemaksuman syi'ah, Fatimah tidak mungkin melakukan kemungkaran karena beliau maksum, dan Ali pun tidak mungkin melanggar larangan Nabi saw untuk jangan marah </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">tanpa sebab [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6116], padahal beliau juga maksum.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Contoh kasus yang kedua</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Kisah penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali r.a. kepada Muawwiyyah r.a.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Orang-orang syi'ah mensifati bahwa Muawwiyyah adalah kafir (demikian pula dengan tokoh kita secondprince ini).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Dari kasus ini maka, timbul satu pertanyaan : <span style="color: red;"><b>"BENAR atau SALAHKAH tindakan beliau tadi ?"</b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"> </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Bila tindakan Hasan tadi benar, maka beliau tidak maksum, karena beliau telah salah dikarenakan menyerahkan kekuasaan kepada orang kafir.</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"> </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Terlebih lagi bila tindakan Hasan bin Ali r.a. tadi adalah salah, maka jelas kemaksuman tidak melekat pada beliau.</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"> </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Dari kedua contoh kasus tersebut apapun kemungkinannya tetap saja aqidah kemaksuman atau ishmah para imam adalah tidak ada.</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"> </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"> </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"> </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"> </span></span> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span> </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-2110196558311660482015-11-07T17:02:00.000-08:002015-11-07T17:02:22.589-08:00TAKHRIJ ASBABUNNUZUL SURAT AL AHZAB AYAT 33<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">ASBABUN NUZUL BAGIAN PERTAMA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Dalam <em>Sunan Tirmidzi</em> hadis no 3205 dalam <em>Shahih Sunan Tirmidzi Syaikh Al Albani</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
عن عمر بن أبي سلمة ربيب النبي صلى الله
عليه و سلم قال لما نزلت هذه الآية على النبي صلى الله عليه و سلم { إنما
يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا } في بيت أم سلمة
فدعا فاطمة و حسنا و حسينا فجللهم بكساء و علي خلف ظهره فجللهم بكساء ثم
قال اللهم هؤلاء أهل بيتي فأذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا قالت أم سلمة
وأنا معهم يا نبي الله ؟ قال أنت على مكانك وأنت على خير</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Dari Umar bin Abi Salamah, anak tiri Nabi </em><em>shalallahu ‘alaihi wa sallam</em><em> yang berkata “<span style="text-decoration: underline;">Ayat ini turun kepada Nabi </span></em><span style="text-decoration: underline;"><em>shalallahu ‘alaihi wa sallam</em><em> {Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan </em><em>membersihkanmu sebersih-bersihnya</em></span><em><span style="text-decoration: underline;">.}</span> <span style="text-decoration: underline;">di rumah Ummu Salamah</span>, kemudian Nabi </em><em>shalallahu ‘alaihi wa sallam </em><em>memanggil Fatimah, Hasan dan Husain dan menutup Mereka dengan kain dan Ali berada di belakang Nabi </em><em>shalallahu ‘alaihi wa sallam</em><em>, Beliau juga menutupinya dengan kain. Kemudian Beliau </em><em>shalallahu ‘alaihi wa sallam</em><em> berkata “ Ya Allah Mereka</em><em> adalah </em><em>Ahlul Bait</em><em>k</em><em>u maka hilangkanlah dosa dari mereka dan </em><em>bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya</em><em>.
Ummu Salamah berkata “Apakah Aku bersama Mereka, Ya Nabi Allah?. Beliau
berkata “Kamu tetap pada kedudukanmu sendiri dan kamu dalam kebaikan”.</em></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">ASBABUN NUZUL BAGIAN KEDUA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Hadits no.1</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Al-Imaam Ahmad <i>rahimahullah </i>berkata :</span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
أَبُو النَّضْرِ هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ
يَعْنِي ابْنَ بَهْرَامَ، قَالَ: حَدَّثَنِي شَهْرُ بْنُ حَوْشَبٍ، قَالَ:
سَمِعْتُ أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ حِينَ جَاءَ نَعْيُ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ، لَعَنَتْ أَهْلَ
الْعِرَاقِ، فَقَالَتْ: قَتَلُوهُ، قَتَلَهُمْ اللَّهُ، غَرُّوهُ
وَذَلُّوهُ، لعنهم اللَّهُ، فَإِنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَتْهُ فَاطِمَةُ غَدِيَّةً بِبُرْمَةٍ، قَدْ
صَنَعَتْ لَهُ فِيهَا عَصِيدَةً تَحْمِلُهُ فِي طَبَقٍ لَهَا، حَتَّى
وَضَعَتْهَا بَيْنَ يَدَيْهِ، فَقَالَ لَهَا: " أَيْنَ ابْنُ عَمِّكِ؟ "
قَالَتْ: هُوَ فِي الْبَيْتِ، قَالَ: " فَاذْهَبِي، فَادْعِيهِ، وَائْتِنِي
بِابْنَيْهِ "، قَالَتْ: فَجَاءَتْ تَقُودُ ابْنَيْهَا، كُلُّ وَاحِدٍ
مِنْهُمَا بِيَدٍ، وَعَلِيٌّ يَمْشِي فِي إِثْرِهِمَا، حَتَّى دَخَلُوا
عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَجْلَسَهُمَا
فِي حِجْرِهِ، وَجَلَسَ عَلِيٌّ عَنْ يَمِينِهِ، وَجَلَسَتْ فَاطِمَةُ عَنْ
يَسَارِهِ، قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ فَاجْتَبَذَ مِنْ تَحْتِي كِسَاءً
خَيْبَرِيًّا، كَانَ بِسَاطًا لَنَا عَلَى الْمَنَامَةِ فِي الْمَدِينَةِ،
فَلَفَّهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ
جَمِيعًا، فَأَخَذَ بِشِمَالِهِ طَرَفَيْ الْكِسَاءِ، وَأَلْوَى بِيَدِهِ
الْيُمْنَى إِلَى رَبِّهِ تَعَالى قَالَ: " اللَّهُمَّ أَهْلِي، أَذْهِبْ
عَنْهُمْ الرِّجْسَ، وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا، اللَّهُمَّ أَهْلُ بَيْتِي،
أَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ، وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا، اللَّهُمَّ
أَهْلُ بَيْتِي أَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا "،
قُلْتُ:<u> يَا رَسُولَ اللَّهِ</u>،<u> أَلَسْتُ مِنْ أَهْلِكَ</u> ؟ <u>قَالَ: " بَلَى،</u>
فَادْخُلِي فِي الْكِسَاءِ "، قَالَتْ: فَدَخَلْتُ فِي الْكِسَاءِ
بَعْدَمَا قَضَى دُعَاءَهُ لِابْنِ عَمِّهِ عَلِيٍّ وَابْنَيْهِ
وَابْنَتِهِ فَاطِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ</span></div>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a><span dir="LTR" style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Abun-Nadlr Haasyim bin Al-Qaasim : Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdul-Hamiid – yaitu Ibnul-Bahraam - , ia
berkata : Telah menceritakan kepadaku Syahr bin Hausyab, ia berkata :
Aku mendengar Ummu Salamah istri Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>ketika
datang berita kematian Al-Husain bin ‘Aliy, ia mengutuk penduduk
‘Iraaq. Ummu Salamah berkata : “Mereka telah membunuhnya semoga Allah
membinasakan mereka. Mereka menipu dan menghinakannya, semoga Allah
melaknat mereka. Karena sesungguhnya aku melihat Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>
didatangi oleh Faathimah pada suatu pagi dengan membawa bubur yang ia
bawa di sebuah talam. Lalu ia menghidangkannya di hadapan Nabi. Kemudian
beliau berkata kepadanya : <i>“Dimanakah anak pamanmu (Ali)?”</i>. Faathimah menjawab : “Ia ada di rumah”. Nabi berkata : <i>“Pergi dan panggillah ia dan bawa kedua putranya”</i>.
Maka Faathimah datang sambil menuntun kedua putranya dan ‘Aliy berjalan
di belakang mereka. Lalu masuklah mereka ke ruang Rasulullah dan beliau
pun mendudukkan keduanya Al-Hasan dan Al-Husain di pangkuan beliau.
Sedagkan ‘Aliy duduk di samping kanan beliau dan Faathimah di samping
kiri. Kemudian Nabi menarik dariku kain buatan desa Khaibar yang menjadi
hamparan tempat tidur kami di kota Madinah, lalu menutupkan ke atas
mereka semua. Tangan kiri beliau memegang kedua ujung kain tersebut
sedang yang kanan menunjuk kearah atas sambil berkata : <i>‘Ya Allah
mereka adalah keluargaku maka hilangkanlah dosa dari mereka
dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya. Ya Allah mereka adalah
Ahlul-Baitku maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka
sebersih-bersihnya. Ya Allah mereka adalah Ahlul Baitku maka
hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya</i>’. Aku berkata : “Wahai Rasulullah bukankah aku juga keluargamu?”. Beliau menjawab “<u>Ya benar</u>.
Masuklah ke balik kain ini”. Maka akupun masuk ke balik kain itu
setelah selesainya doa beliau untuk anak pamannya dan kedua putranya,
serta Fatimah putri beliau <i>radliyallaahu ‘anhum</i>”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Hadits ini diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad dalam tambahannya terhadap <i>Al-Musnad </i>6/298. Diriwayatkan juga dalam <i>Fadlaailush-Shahaabah</i> 1170 & 1392, Ath-Thahawiy dalam <i>Syarh Musykilil-Aatsaar</i> 2/242-243 no. 770, Ath-Thabaraaniy dalam <i>Al-Kabiir</i>
3/114-115 no. 2818 & 23/338 no. 786 (dengan peringkasan); dari
beberapa jalan, dari ‘Abdul-Hamiid bin Bahraam, dari Syahr bin Hausyab,
dari Ummu Salamah.</span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan
juga oleh Ath-Thabaraniy 3/47-48 no. 2666 dari dua jalan dari
‘Abdul-Hamiid bin Bahraam, dari Syahr, dari Ummu Salamah; namun dengan
jawaban dari beliau <i> shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i> : <i>“Dan engkau di atas kebaikan</i>”.</span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Keterangan para perawinya :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Syahr bin Hausyab. Ia dikatakan oleh Ibnu Hajar : “<i>Shaduuq</i>, namun banyak <i>irsaal</i> dan <i>wahm</i>” [<i>At-Taqriib</i>, hal. 441 no. 2846]. Adz-Dzahabiy memasukkan dalam <i>Man Tukullima fii Huwawa Muwatstsaq au Shaalihul-Hadiits</i> hal. 265 no. 162.</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Hadits
Syahr ini banyak dikritik ulama. Sebagian ada yang menghasankan,
sebagian ada yang melemahkan. Hadits Syahr ini diterima jika ia
mempunyai <i>mutaba’ah</i> untuk menguatkan akurasi riwayat yang disampaikannya.</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Adapun
‘Abdul-Hamiid bin Bahraam, ia adalah Al-Fazaariy Al-Madaainiy. Ia telah
ditsiqahkan oleh Abu Daawud, Ahmad bin Hanbal, Ibnu Ma’iin,
Ibnul-Madiiniy, Ahmad bin Shaalih Al-Mishriy, dan Ibnu Syaahiin.
Al-‘Ijliy An-Nasaa’iy, dan Ibnu ‘Adiy berkata : “Tidak mengapa
dengannya”. As-Saajiy : “<i>Shaduuq</i>, namun sering ragu”. Sebagian <i>muhadditsiin</i> mengkritiknya karena banyaknya periwayatannya dari Syahr bin Hausyab, dan ia seorang yang <i>dla’iif</i> – sebagaimana dikatakan Syu’bah, Abu Haatim, dan Ibnu ‘Adiy. Ibnu Hajar menyimpulkan : “<i>Shaduuq</i>” [<i>At-Taqriib</i>, hal. 564 no. 5777]. Adz-Dzahabiy memasukkannya dalam <i>Man Tukullima fii Huwawa Muwatstsaq au Shaalihul-Hadiits</i> hal. 317 no. 202. Al-Arna’uth dan Basyar ‘Awwaad menghukuminya <i>tsiqah</i> [<i>At-Tahriir</i>, 2/ 296 no. 3753]; dan apa yang dikomentarinya itu tidak mendapatkan kritikan dari Maahir Al-Fahl dalam <i>Kasyful-Auhaam</i>. Al-Albaaniy mengatakan : “<i>Shaduuq</i>” [<i>Adl-Dla’iifah</i>, 4/238].</span></li>
</ol>
</div>
Hadits no. 2<br />
<br />
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">أَخْبَرَنَا
أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ غَيْرَ مَرَّةٍ، وَأَبُو عَبْدِ
الرَّحْمَنِ مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ السُّلَمِيُّ، مِنْ أَصْلِهِ،
وَأَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ الْقَاضِي، قَالُوا: ثنا أَبُو
الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا الْحَسَنُ بْنُ مُكْرَمٍ، ثنا
عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
دِينَارٍ، عَنْ شَرِيكِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ،
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، قَالَتْ: فِي بَيْتِي أُنْزِلَتْف إِنَّمَا يُرِيدُ
اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ
تَطْهِيرًاق، قَالَتْ: فَأَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِلَى فَاطِمَةَ، وَعَلِيٍّ، وَالْحَسَنِ، وَالْحُسَيْنِ،
فَقَالَ: " هَؤُلاءِ أَهْلُ بَيْتِي " وَفِي حَدِيثِ الْقَاضِي،
وَالسُّلَمِيِّ: هَؤُلاءِ أَهْلِي قَالَتْ: فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ،
أَمَا أَنَا مِنْ أَهْلِ الْبَيْتِ؟ قَالَ: بَلَى إِنْ شَاءَ اللَّهُ
تَعَالَى "، قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ: هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ سَنَدُهُ
ثِقَاتٌ رُوَاتُهُ</span><span dir="LTR" style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Telah mengkhabarkan kepada kami Abu ‘Abdillah Al-Haafidh lebih dari sekali<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">[1]</span></span></span></a>, Abu ‘Abdirrahmaan Muhammad bin Al-Husain As-Sulamiy dari <i>ashl</i>-nya,
dan Abu Bakr Ahmad bin Al-Hasan Al-Qaadliy, mereka berkata : Telah
menceritakan kepada kami Abul-‘Abbaas Muhammad bin Ya’quub : Telah
menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Mukram : Telah menceritakan kepada
kami ‘Utsmaan bin ‘Umar : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahmaan
bin ‘Abdillah bin Diinaar, dari Syariik bin Abi Namir, dari ‘Athaa’ bin
Yasaar, dari Ummu Salamah, ia berkata : “Di rumahku turun ayat : <i>‘<span style="color: black;">Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya’</span></i><span style="color: black;"> (QS. Al-Ahzaab : 33)”. Ia (Ummu Salamah) berkata : “Lalu Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>
mengutus (seseorang) kepada Faathimah, ‘Aliy, Al-Hasan, dan Al-Husain.
Beliau bersabda : ‘Mereka itu adalah ahlul-baitku”. (Al-Baihaqiy berkata
: ) Dalam hadits Al-Qaadliy dan As-Sulamiy : “Mereka adalah keluargaku (<i>ahlii</i>)”. Ummu Salamah berkata : “Wahai Rasulullah, apakah aku termasuk <i>ahlul-bait</i> ?”. Beliau bersabda : “<u>Ya benar, <i>insya Allahu ta’ala</i></u>”.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Abu ‘Abdillah </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">berkata<span style="color: black;"> : “ Hadits ini shahih sanadnya, para perawinya <i>tsiqaat</i>” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy 2/149].</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan juga oleh Al-Baihaqiy 2/149 dan dalam <i>Al-I’tiqaad </i>hal. 454, Ath-Thabaraaniy dalam <i>Al-Kabiir </i>23/286 no. 627, Al-Baghawiy<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">[2]</span></span></span></a> dalam <i>Syarhus-Sunnah </i>14/116-117 no. 3912, Abu Nu’aim dalam <i>Akhbaar Ashbahaan</i> 2/222, dan Ibnul-Atsiir dalam <i>Asadul-Ghaabah</i> 5/365 & 5/454; semuanya dari jalan ‘Utsmaan bin ‘Umar dan selanjutnya seperti hadits di atas.</span></li>
</ul>
<span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Keterangan para perawinya : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">‘Utsmaan bin ‘Umar, ia adalah bin Faaris bin Laqiith Al-‘Abdiy, seorang yang <i>tsiqah</i>, dipakai oleh Al-Bukhaariy dan Muslim dalam <i>Shahih</i>-nya. </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">‘Abdurrahmaan
bin ‘Abdillah bin Diinaar, seorang yang diperbincangkan. Ia telah
ditautsiq oleh Al-Bukhaariy dan ‘Aliy bin Al-Madiiniy. Al-Baghawiy
berkata : “<i>Shaalihul-hadiits</i>”. Adapun jumhur melemahkannya. Oleh karena itu Ibnu Hajar berkata : “Jujur, namun banyak keliru (<i>shaduuq yukhthi’</i>)” [<i>At-Taqriib</i>, hal. 585 no. 3938].</span><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Syariik bin ‘Abdillah bin Abi Namir, perawi yang dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam <i>Shahih</i>-nya. Beberapa kritikan dialamatkan kepadanya, namun tidak menjatuhkannya pada tingkatan <i>dla’iif</i>. Ibnu Hajar berkata : “<i>Shaduuq</i>, namun banyak keliru (<i>yukhthi’</i>)” [<i>At-Taqriib</i>, hal. 436 no. 2803]. Adz-Dzahabiy berkata : “<i>Shaduuq</i>” [<i>Man Tukullimaa fiih</i>, hal. 261-262 no. 159]. Al-Arna’uth dan Basyar ‘Awwad berkata : “<i>Shaduuq, hasanul-hadiits</i>” [<i>At-Tahriir</i>, 2/114 no. 2788].; dan penghukumannya ini tidak mendapatkan kritik Maahir Al-Fahl dalam <i>Kasyful-Auhaam</i>. Al-Albaaniy mempunyai perkataan yang berbeda dalam beberapa tempat tentang dirinya. Misal, di satu tempat beliau berkata : “<i>Tsiqah</i>, termasuk <i>rijaal </i>Al-Bukhariy dan Muslim, meskipun dalam hapalannya ada sesuatu [<i>Ash-Shahiihah</i>, 2/597]. Di tempat lain beliau berkata : “<i>Sayyi’ul-hifdhi</i>” [<i>idem</i>, 2/56]. Yang benar – <i>wallaahu a’lam</i> – ia seorang yang <i>shaduuq </i>lagi
hasan haditsnya, namun ia mempunyai sedikit kekurangan dalam hapalannya
sehingga keliru dalam menyampaikan beberapa hadits.</span><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Adapun ‘Athaa’ bin Yasaar, ia seorang yang <i>tsiqah</i>, ia merupakan mutaba'ah bagi Syahr bin Hausyab.</span></li>
</ol>
<span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Hadits no. 3</span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">ثنا
شَرِيكٌ، عَنْ عَطَاءٍ، أَنَّ هَذِهِ الآيَةَ، نَزَلَتْ فِي بَيْتِ أُمِّ
سَلَمَةَ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ
الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًاق فَقَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ مِنْ
جَانِبِ الْبَيْتِ: أَلَسْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مِنْ أَهْلِ الْبَيْتِ؟ قَالَ: " بَلَى إِنْ شَاءَ اللَّهُ "،
ثُمَّ أَخَذَ ثَوْبًا فَطَرَحَهُ عَلَى فَاطِمَةَ، وَحَسَنٍ، وَحُسَيْنٍ،
ثُمَّ قَالَ: إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ
أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا</span><span dir="LTR" style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Syariik, dari ‘Athaa’ : Bahwasannya ayat ini turun di rumah Ummu Salamah : <i>Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya’</i> (QS. Al-Ahzaab : 33). Ummu Salamah berkata dari samping rumah : “Apakah aku, wahai Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>, termasuk Ahlul-Bait ?”. Beliau bersabda : “Ya benar, <i>insya Allah</i>”. Kemudian beliau mengambil pakaian lalu mengenakannya kepada Faathimah, Hasan, dan Husain. Lalu beliau membaca ayat : <i>Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya’</i>” [Diriwayatkan oleh Ismaa’iil bin Ja’far dalam <i>Hadiits</i>-nya no. 403]. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Keterangan para perawinya :</span><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Ismaa’iil bin Ja’far bin Abi Katsiir Al-Anshaariy, seorang yang <i>tsiqah </i>lagi <i>tsabat</i>, ia merupakan mutaba'ah bagi </span><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">‘Abdurrahmaan
bin ‘Abdillah bin Diinaar</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Hadits no. 4<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">‘Abdullah bin Wahb, ia merupakan mutaba'ah bagi Syahr bin Hasyab</span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْبٍ، قَالَ: ثنا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، قَالَ: ثنا مُوسَى
بْنُ يَعْقُوبَ، قَالَ: ثني هَاشِمُ بْنُ هَاشِمِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ أَبِي
وَقَّاصٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْبِ بْنِ زَمْعَةَ، قَالَ:
أَخْبَرَتْنِي أُمُّ سَلَمَةَ: "أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ عَلِيًّا وَالْحَسَنَيْنِ، ثُمَّ أَدْخَلَهُمْ
تَحْتَ ثَوْبِهِ، ثُمَّ جَأَرَ إِلَى اللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: " هَؤُلاءِ
أَهْلُ بَيْتِي "، قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَدْخِلْنِي مَعَهُمْ، قَالَ: " إِنَّكِ مِنْ أَهْلِي"</span><span dir="LTR" style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Abu Kuraib, ia berkata : Telah menceritakan
kepada kami Khaalid bin Makhlad, ia berkata : Telah menceritakan kepada
kami Muusaa bin Ya’quub, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami
Haasyim bin Haasyim bin ‘Utbah bin Abi Waqqaash, dari ‘Abdullah bin Wahb
bin Zam’ah, ia berkata : Telah menkhabarkan kepadaku Ummu Salamah :
Bahwasannya Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>mengumpulkan ‘Aliy, Al-Hasan, Al-Husain, lalu memasukkan mereka di bawah pakaian beliau, dan berdoa/memohon kepada Allah <i>ta’ala </i>: <i>“Wahai Rabb-ku, mereka adalah keluargaku</i>”. Ummu Salamah berkata : “Wahai Rasulullah, masukkan aku bersama mereka ?”. Beliau bersabda : “<i>Engkau termasuk keluargaku</i>” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabariy dalam <i>At-Tafsiir</i>, 20/266].</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan juga oleh Ath-Thahawiy dalam <i>Musykilul-Aatsaar </i>no. 763.<i> </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Keterangan perawinya :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Khaalid bin Makhlad dan Muusaa bin Ya’quub adalah dua orang perawi yang diperbincangkan dalam hapalannya. Untuk Khaalid, yang raajih – <i>wallaahu a’lam</i> - , ia seorang yang <i>shaduuq</i>, namun memiliki <i>afraad</i> (hadits yang ia riwayatkan sendirian) bersamaan dengan sedikit kelemahan dalam hapalannya, sehingga beberapa <i>muhadditsiin </i>mengingkari (sebagian) riwayatnya [lihat : <i>At-Taqriib</i> hal. 291 no. 1687, <i>Man Tukullima fiih </i>hal. 186-188 no. 101 beserta komentar<i> muhaqqiq</i>-nya<i> </i>dan <i>Al-Mu’jamush-Shaghiir li-Ruwaati Ibni Jariir Ath-Thabariy</i> hal. 147 no. 1016].</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Adapun Muusaa bin Ya’quub, meskipun seorang yang <i>shaduuq</i>, akan tetapi jelek hapalannya sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar [<i>At-Taqriib</i>, hal. 987 no. 7075].</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></li>
</ol>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Hadits no. 5</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Khaalid bin Makhlad mempunyai <i>mutaba’ah </i>dari Muhammad bin Khaalid bin ‘Utsmaan.</span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُقْبَةَ الشَّيْبَانِيُّ، ثنا الْحَسَنُ
بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدِ بْنِ عَثْمَةَ،
ثنا مُوسَى بْنُ يَعْقُوبَ الزَّمْعِيُّ، عَنْ هَاشِمِ بْنِ هَاشِمِ بْنِ
عُتْبَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْبِ بْنِ زَمْعَةَ، قَالَ:
أَخْبَرَتْنِي أُمُّ سَلَمَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ فَاطِمَةَ وَالْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ، ثُمَّ
أَدْخَلَهُمْ تَحْتَ ثَوْبِهِ، ثُمَّ قَالَ: " اللَّهُمَّ هَؤُلاءِ أَهْلِي
"، قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَدْخِلْنِي
مَعَهُمْ، قَالَ: " إِنَّكِ مِنْ أَهْلِي "</span><span dir="LTR" style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Muhammad bin ‘Uqbah
Asy-Syaibaaniy : Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin ‘Aliy
Al-Hulwaaniy : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khaalid bin
‘Utsmaan : Telah menceritakan kepada kami Muusaa bin Ya’quub Az-Zam’iy,
dari Haasyim bin Haasyim bin ‘Utbah, dari ‘Abdullah bin Wahb bin Zam’ah,
ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku Ummu Salamah : Bahwasannya
Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>mengumpulkan Faathimah, Al-Hasan, dan Al-Husain, kemudian memasukkan mereka ke pakaian beliau, dan bersabda : <i>“Ya Allah, mereka adalah keluargaku</i>”. Ummu Salamah berkata : Aku berkata : Wahai Rasulullah, masukkan aku bersama mereka”. Beliau bersabda : <i>“Sesungguhnya engkau termasuk keluargaku (juga)</i>”<i> </i> [Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraaniy dalam <i>Al-Kabiir </i>no.<i> </i>969 - 19207].</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Hadits no. 6</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">قُلْتُ: وَأَنَا مَعَكُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟، قَالَ: " وَأَنْتِ مَعَنَا"</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">“Aku (Ummu Salamah) berkata : ‘Dan aku bersama kalian wahai Rasulullah ?”. Beliau menjawab : <i>“Dan engkau bersama kami</i>”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">(Diriwayatkan oleh ummu Habiibah bin Kaisan dalam Al Kabiir At Thabaraaniy 23/357 no. 839, namun sanadnya lemah karena padanya ada Ummu Habiibah dan Al-Qaasim, <i>majhuul</i>.)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Kesimpulan atas jalur sanad riwayat ini adalah minimal <i>hasan lighirihi</i> atau bahkan mungkin <i>shahih lighirihi</i>. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">ASBABUN NUZUL BAGIAN KETIGA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Hadits no. 1</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br />وَحَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي دَاوُدَ أَيْضًا،
قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْمَهْرِيُّ، قَالَ:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو صَخْرٍ،
عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ الْبَجَلِيُّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ
أَبِي الصَّهْبَاءِ، عَنْ عَمْرَةَ الْهَمْدَانِيَّةِ، قَالَتْ: قَالَتْ
لِي أُمُّ سَلَمَةَ: أَنْتِ عَمْرَةُ؟ قَالَتْ: قُلْتُ: نَعَمْ يَا
أُمَّتَاهْ، أَلا تُخْبِرِينِي عَنْ هَذَا الرَّجُلِ الَّذِي أُصِيبَ
بَيْنَ ظَهْرَانَيْنَا، فَمُحِبٌّ وَغَيْرُ مُحِبٍّ؟ فَقَالَتْ أُمُّ
سَلَمَةَ: أَنْزَلَ اللَّهُ: إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ
الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا وَمَا فِي
الْبَيْتِ إِلا جِبْرِيلُ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلِيٌّ وَفَاطِمَةُ وَالْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا وَأَنَا فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنَا مِنْ أَهْلِ
الْبَيْتِ؟ قَالَ: " أَنْتِ مِنْ صَالِحِي نِسَائِي ". قَالَتْ أُمُّ
سَلَمَةَ: يَا عَمْرَةُ، فَلَوْ قَالَ: " نَعَمْ " كَانَ أَحَبَّ إِلَيَّ
مِمَّا تَطْلُعُ عَلَيْهِ الشَّمْسُ وَتَغْرُبُ<br />Telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abi Dawud yang berkata telah menceritakan
kepada kami Sulaiman bin Dawud Al Mahriy yang berkata telah menceritakan
kepada kami ‘Abdullah bin Wahb yang berkata telah menceritakan kepada
kami Abu Shakhr dari Abu Muawiyah Al Bajaliy dari Sa’id bin Jubair dari
Abi Shahba’ dari ‘Amrah Al Hamdaniyah yang berkata Ummu Salamah berkata
kepadaku “engkau ‘Amrah?”. Aku berkata “ya, wahai Ibu kabarkanlah
kepadaku tentang laki-laki yang gugur di tengah-tengah kita, ia dicintai
sebagian orang dan tidak dicintai oleh yang lain. Ummu Salamah berkata
“Allah SWT menurunkan ayat Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan
dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya, dan
ketika itu tidak ada di rumahku selain Jibril, Rasulullah, Ali,
Fathimah, Hasan, Husein dan aku, aku berkata “wahai Rasulullah apakah
aku termasuk Ahlul Bait?”. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata
“engkau termasuk istriku yang shalih”. Ummu Salamah berkata “wahai
‘Amrah sekiranya Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] menjawab iya
niscaya jawaban itu lebih aku sukai daripada semua yang terbentang
antara timur dan barat [dunia dan seisinya] [Asy Syari’ah Al Ajjuri
4/248 no 1542]</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
Hadits di atas DLA’IIF atau TIDAK SHAHIH letak
kelemahannya ada pada ‘Amrah Al-Hamdaaniyyah, seorang yang MAJHUUL
HAAL. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br />Hadits no. 2</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
Selain itu, saya melihat riwayat ini (yaitu hadits no. 1 diatas) kemungkinan mempunyai ‘illat lain.
Dalam riwayat Ath-Thahawiy (Musykiilul-Aatsaar) disebutkan sanad yang
lebih ‘aliy :<br /><br />وَمَا قَدْ حَدَّثَنَا فَهْدٌ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ
بْنُ كَثِيرِ بْنِ عُفَيْرٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ، عَنْ أَبِي
صَخْرٍ، عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ الْبَجَلِيِّ، عَنْ عَمْرَةَ
الْهَمْدَانِيَّةِ ، قَالتْ: أَتَيْتُ أُمَّ سَلَمَةَ، فَسَلَّمْتُ
عَلَيْهَا، فَقَالَتْ: مَنْ أَنْتِ؟ فَقُلْتُ: عَمْرَةُ الْهَمْدَانِيَّةُ،
فَقَالَتْ عَمْرَةُ: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، أَخْبِرِينِي عَنْ هَذَا
الرَّجُلِ الَّذِي قُتِلَ بَيْنَ أَظْهُرِنَا، فَمُحِبٌّ وَمُبْغِضٌ،
تُرِيدُ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ، قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ:
أَتُحِبِّينَهُ، أَمْ تُبْغِضِينَهُ؟ قَالَتْ: مَا أُحِبُّهُ وَلا
أُبْغِضُهُ، فَقَالَتْ: أَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الآيَةَ: إِنَّمَا يُرِيدُ
اللَّهُ إلَى آخِرِهَا، وَمَا فِي الْبَيْتِ إِلا جِبْرِيلُ، وَرَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلِيٌّ، وَفَاطِمَةُ،
وَحَسَنٌ، وَحُسَيْنٌ عَلَيْهِمُ السَّلامُ، فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ،
أَنَا مِنْ أَهْلِ الْبَيْتِ؟ فَقَالَ: " إنَّ لَكِ عِنْدَ اللَّهِ
خَيْرًا " فَوَدِدْتُ أَنَّهُ قَالَ: نَعَمْ، فَكَانَ أَحَبَّ إلَيَّ
مِمَّا تَطْلُعُ عَلَيْهِ الشَّمْسُ وَتَغْرُبُ.<br /><br />Dalam riwayat di
atas, Abu Mu’aawiyyah Al-Bajaliy Ad-Duhniy langsung meriwayatkan dari
‘Amrah Al-Hamdaniyyah, tanpa menyebutkan perantara Sa’iid bin Jubair
dari Abush-Shahbaa’. Jika disebutkan bahwa riwayat ini tidak shahih
karena keberadaan Ibnu Lahii’ah yang kemungkinan menyingkat/memotong
sanad, maka periwayatan Abu Mu’aawiyyah Al-Bajaliy Ad-Duhniy dari ‘Amrah
Al-Hamdaaniyyah pantas untuk diragukan. Dengan kata lain, hanya satu
orang perawi saja sebenarnya yang meriwayatkan dari ‘Amrah
Al-Hamdaaniyyah sehingga menguatkan status kemajhulannya.<br /><br />Apalagi,
matannya bertentangan dengan riwayat shahih yang disebutkan dalam
artikel di atas, sehingga penghukumannya menjadi MUNKAR.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-71861247640265761672015-11-07T08:47:00.001-08:002015-11-07T09:45:55.491-08:00MELURUSKAN PEMAHAMAN SURAT AL AHZAB AYAT 33 VERSI SECONPRINCE AR RAFIDHIBismillahirrahmanirrahim<br />
Dengan memohon taufik dari Alloh, kami bermaksud membongkar tipu muslihat orang ini.<br />
<br />
Second menulis :<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kita melihat ayat sebelum dan sesudah ayat ini maka dengan sekilas kita dapat menyimpulkan bahwa <i>Ahlul Bait yang dimaksud itu adalah istri-istri Nabi SAW</i>
karena memang ayat sebelumnya ditujukan pada istri-istri Nabi SAW.
Pemahaman seperti ini dapat dibenarkan jika tidak ada dalil shahih yang
menjelaskan tentang ayat ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata banyak Hadis-hadis shahih dan jelas yang menyatakan bahwa ayat <i>Innamaa Yuriidullaahu Liyudzhiba ’Ankumurrijsa Ahlalbayti Wayuthahhirakum Tathhiiraa.(QS Al Ahzab 33)</i> turun sendiri terpisah dari ayat sebelum dan sesudahnya. Artinya <i>ayat tersebut tidak terkait dengan ayat sebelum dan sesudahnya</i> yang ditujukan untuk istri-istri Nabi SAW. <i>Ayat tersebut justru ditujukan untuk Pribadi-pribadi yang lain</i> dan bukan istri-istri Nabi SAW.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Diriwayatkan dari Umar bin Abu Salamah yang berkata, <b>“Ayat
berikut ini turun kepada Nabi Muhammad SAW, Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu
sesuci-sucinya.(QS Al Ahzab 33).</b> Ayat tersebut turun di rumah
Ummu Salamah , lalu Nabi Muhammad SAW memanggil Fathimah, Hasan dan
Husain, lalu Rasulullah SAW menutupi mereka dengan kain sedang Ali bin
Abi Thalib ada di belakang punggung Nabi SAW .Beliau SAW pun menutupinya
dengan kain Kemudian Beliau bersabda” Allahumma( ya Allah ) mereka itu
Ahlul BaitKu maka hilangkanlah dosa dari mereka dan sucikanlah mereka
sesuci-sucinya. Ummu Salamah berkata,” Dan apakah aku beserta mereka
wahai Rasulullah SAW? . Beliau bersabda “ engkau mempunyai tempat
sendiri dan engkau menuju kebaikan”. (Hadis Sunan Tirmidzi no 3205 dan
no 3871 dinyatakan shahih oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani dalam Shahih
Sunan Tirmidzi).</i> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin: 0 0 .0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">
Dari hadis ini dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Bahwa ayat ini turun di rumah Ummu Salamah ra, dan terpisah
dari ayat sebelum maupun sesudahnya. Hadis itu menjelaskan bahwa yang
turun itu hanya penggalan ayat <i><b>Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya.</b></i></li>
<li>Ahlul Bait yang dimaksud dijelaskan sendiri oleh Nabi SAW melalui kata-kata Beliau SAW<b><i> “Ya Allah, mereka adalah Ahlul BaitKu”</i></b> Pernyataan ini ditujukan pada mereka yang diselimuti kain oleh Rasulullah SAW yaitu Sayyidah Fatimah as, Imam Ali as, Imam Hasan as dan Imam Husain as.</li>
<li>Ayat ini tidak ditujukan untuk istri-istri Nabi SAW. Buktinya adalah <i><b>Pertanyaan Ummu Salamah.</b></i> Pertanyaan Ummu Salamah mengisyaratkan bahwa ayat itu tidak ditujukan untuk istri-istri Nabi SAW, karena jika Ayat yang dimaksud memang turun untuk istri-istri Nabi SAW maka seyogyanya Ummu Salamah tidak perlu bertanya <b><i>Dan apakah aku beserta mereka wahai Rasulullah SAW?</i></b>.
Bukankah jika ayat tersebut turun mengikuti ayat sebelum maupun
sesudahnya maka adalah jelas bagi Ummu Salamah bahwa Beliau ra selaku
istri Nabi SAW juga dituju dalam ayat tersebut dan Beliau ra tidak akan
bertanya kepada Rasulullah SAW. Adanya pertanyaan dari Ummu Salamah ra
menyiratkan bahwa ayat ini benar-benar terpisah dari ayat yang khusus
untuk Istri-istri Nabi SAW. Sekali lagi ditekankan kalau memang ayat itu jelas untuk istri-istri Nabi SAW maka Ummu Salamah ra tidak perlu bertanya lagi<b><i> “Dan apakah aku bersama mereka wahai Nabi Allah?”</i>. </b></li>
<li><b><i>Penolakan Rasulullah SAW terhadap pertanyaan Ummu Salamah</i></b>, Beliau SAW bersabda <i>“ engkau mempunyai tempat sendiri dan engkau menuju kebaikan”</i>.
Hal ini menunjukkan Ummu Salamah selaku salah satu Istri Nabi SAW
tidaklah bersama mereka Ahlul Bait yang dituju oleh ayat ini. Beliau
Ummu Salamah ra mempunyai kedudukan tersendiri dan bukanlah Ahlul Bait yang dimaksud dalam ayat ini.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulan dari hadis-hadis Asbabun nuzul ayat tathhir adalah Ahlul Bait dalam Al Ahzab 33 itu adalah </div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Rasulullah SAW sendiri karena ayat itu turun untuk Beliau berdasarkan kata-kata<b><i><b> </b></i></b><i><b>Ayat berikut ini turun kepada Nabi Muhammad SAW</b></i></li>
<li>Mereka yang diselimuti kain oleh Rasulullah SAW dan dinyatakan
bahwa mereka adalah Ahlul Bait Rasulullah SAW yang dimaksud yaitu Sayyidah Fatimah as, Imam Ali as, Imam Hasan as dan Imam Husain as.</li>
</ol>
Selesai tulisan Secondprince ......<br />
<br />
Tanggapan Saya :<br />
<br />
Wahai second engkau lalai bahwa dalam hadits diatas ada kalimat : <b><span style="color: red;">"LALU"</span></b><br />
<br />
<i>Diriwayatkan dari Umar bin Abu Salamah yang berkata, <b>“Ayat
berikut ini turun kepada Nabi Muhammad SAW, Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu
sesuci-sucinya.(QS Al Ahzab 33).</b> Ayat tersebut turun di rumah
Ummu Salamah , <span style="color: red;"><b>lalu</b></span> Nabi Muhammad SAW......</i><br />
<i><br /></i>
Ini artinya bahwa bahwa ayat Thathhir sudah turun terlebih dahulu di rumah Ummu Salamah (istri Nabi), maka yang
berhak disebut Ahlul Bait dalam ayat tersebut adalah istri-istri Nabi
yang tinggal serumah bersama Nabi, bukan keluarga beliau yang tinggal
tidak serumah dengan beliau, itulah salah satu sebabnya keluarga
Fathimah dipanggil untuk datang ke rumah Ummu Salamah..<br />
<br />
Mengenai penolakan Rasulullah saw atas pertanyaan Ummu Salamah dapat dijawab sebagai berikut :<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Nabi menolak Ummu Salamah dengan alasan yang beliau telah
sampaikan sendiri, “tetaplah pada kedudukanmu, kamu dalam kebaikan” yang
artinya Ummu Salamah tidak memerlukan lagi do’a dari Nabi karena memang
ayat Thathhir turun untuk istri-istri Nabi, jadi kedudukan Ummu Salamah
sudah dalam kebaikan. Justru dengan Nabi mendo’akan ahlul kisa’, hal
itu menunjukkan bahwa ayat Thathhir pada awalnya memang bukan untuk
mereka, kalau memang ayat tersebut untuk mereka, tentu ga perlu lagi
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berusaha sedemikian rupa menyelimuti
mereka dan berdo’a untuk mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai tambahan penjelasan akan kami sampaikan sebuah riwayat yang semakna dengan hadits diatas, yang juga melalui Ummu Salamah :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Telah menceritakan kepada kami
Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata
telah menceritakan kepada kami Abu Nadhr Hasym bin Al Qasim yang berkata
telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid yaitu Ibnu Bahram yang
berkata telah menceritakan kepadaku Syahr bin Hausab yang berkata aku
mendengar Ummu Salamah istri Nabi SAW ketika datang berita kematian
Husain bin Ali telah mengutuk penduduk Irak. Ummu Salamah berkata
“Mereka telah membunuhnya semoga Allah membinasakan mereka. Mereka
menipu dan menghinakannya, semoga Allah melaknat mereka. Karena
sesungguhnya aku melihat Rasulullah SAW didatangi oleh Fatimah pada
suatu pagi dengan membawa bubur yang ia bawa di sebuah talam. Lalu ia
menghidangkannya di hadapan Nabi. Kemudian Beliau berkata kepadanya
“Dimanakah anak pamanmu(Ali)?”. Fatimah menjawab “Ia ada di rumah”. Nabi
berkata “Pergi dan panggillah Ia dan bawa kedua putranya”. Maka Fatimah
datang sambil menuntun kedua putranya dan Ali berjalan di belakang
mereka. Lalu masuklah mereka ke ruang Rasulullah dan Beliau pun
mendudukkan keduanya Al Hasan dan Al Husain di pangkuan Beliau. Sedagkan
Ali duduk disamping kanan Beliau dan Fatimah di samping kiri. Kemudian
Nabi menarik dariku kain buatan desa Khaibar yang menjadi hamparan
tempat tidur kami di kota Madinah, lalu menutupkan ke atas mereka semua.
Tangan kiri Beliau memegang kedua ujung kain tersebut sedang yang kanan
menunjuk kearah atas sambil berkata </i><b><i>“Ya Allah mereka adalah keluargaku maka hilangkanlah dosa dari mereka dan </i></b><b><i>bersihkan</i></b><b><i>lah mereka se</i></b><b><i>bersih-bersih</i></b><b><i>nya”. Ya Allah mereka adalah Ahlul Baitku maka hilangkanlah dosa dari mereka dan </i></b><b><i>bersihkan</i></b><b><i>lah mereka se</i></b><b><i>bersih-bersih</i></b><b><i>nya. Ya Allah mereka adalah Ahlul Baitku maka hilangkanlah dosa dari mereka dan </i></b><b><i>bersihkan</i></b><b><i>lah mereka se</i></b><b><i>bersih-bersih</i></b><b><i>nya. <span style="text-decoration: underline;">Aku
berkata “Wahai Rasulullah bukankah aku juga keluargamu?”. Beliau
menjawab “Ya benar. Masuklah ke balik kain ini”. Maka akupun masuk ke
balik kain itu setelah selesainya doa Beliau untuk anak pamannya, kedua
putra Beliau dan Fatimah putri Beliau</span></i></b><b><i>”.</i></b><b><i> </i></b><b><i> </i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(Hadits di atas, dikatakan oleh pensyarah, yaitu Syaikh Ahmad
Muhammad Syakir dan Hamzah Ahmad Az-Zain, “Sanadnya hasan.” Lihat Musnad
Imam Ahmad, Syarah Ahmad Muhammad Syakir dan Hamzah Ahmad Az-Zain,
hadits no. 26429 jilid 28, cet. I 1416H/1995)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hadits di atas dapat kita ambil beberapa faedah :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Pertama</i></b>, Ummu
Salamah melaknat kaum syi’ah yang ada di kufah yang telah mengkhianati
Husain radhiyallahu ‘anhu sehingga menyebabkan kematian beliau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Kedua</i></b>, Ummu Salamah mencintai keluarga Ali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Ketiga</i></b>, Ummu
Salamah mengkisahkan kisah yang serupa dengan hadits kisa’ riwayat
Tirmidzi yang periwayatnya adalah beliau juga dengan sanad yang berbeda,
dan pada kisah riwayat Ahmad ini, Nabi mengiyakan bahwa Ummu Salamah
adalah termasuk keluarga beliau dan dia pun juga diselimuti oleh Nabi
setelah beliau mendo’akan keluarga Fathimah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;">Hal
di atas menunjukkan dengan jelas, bahwa Ummu Salamah sudah dalam
kebaikan (karena ayat thathhir pada dasarnya turun untuk mereka
istri-istri Nabi) sehingga Nabi tidak perlu mendo’akan Ummu Salamah lagi
dan dia adalah termasuk keluarga beliau</span>.<br />
<br />
Secondprince menulis sebagai tambahan bantahan :<br />
Maka perhatikan kalau peristiwa ini
terjadi setelah turunnya Ayat Tathhir maka hal ini akan menjadi bukti
yang menolak dugaan mereka bahwa Nabi SAW belum memberitahu Ummu
Salamah. Dari Hadis di atas bahkan setelah Ayat Tathhir turun Ummu
Salamah tetap tidak diberitahu oleh Nabi SAW kalau ia yang dimaksud Ayat
Tathhir. Beliau tetap ingin ikut bersama Ahlul Kisa’ padahal kalau
memang ia yang dimaksud dalam Ayat Tathir maka gak perlu ikut-ikutan mau
masuk. Lha kan sudah jelas toh, ngapain nanya lagi. Dengan kata lain
bahkan selepas Ayat Tathhir turun Ummu Salamah tidak memahami seperti
anggapan mereka para penentang bahwa Istri Nabi adalah Ahlul Bait dalam Ayat Tathhir.<br />
<i></i><br />
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanggapan kami :<i></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Persoalan ini dapat kita jawab, hal ini bisa dimaklumi, karena tindakan Nabi yang tiba-tiba
memanggil keluarga Ali dan kemudian menyelimutinya merupakan sesuatu
yang mengherankan baginya, makanya dia bertanya dan dari riwayat di atas
terlihat begitu ayat tersebut turun, Nabi langsung memanggil keluarga
Ali dan belum sempat menjelaskan hal tersebut. Hal ini adalah wajar,
jika kita menjadi Ummu Salamah, pasti kita akan menanyakan tindakan Nabi
yang di luar kebiasaan tersebut, apalagi ketika dirinya tidak
diperkenankan (untuk sementara) untuk ikut masuk ke dalam kain kisa’
bersama keluarga Fathimah yang sedang dido’akan oleh Nabi shalallahu
‘alihi wa sallam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Masih tidak terima, Secondprince menulis :</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Dawud yang berkata telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud Al Mahriy yang berkata telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Wahb yang berkata telah
menceritakan kepada kami Abu Shakhr dari Abu Muawiyah Al Bajaliy dari
Sa’id bin Jubair dari Abi Shahba’ dari ‘Amrah Al Hamdaniyah yang berkata
Ummu Salamah berkata kepadaku “engkau ‘Amrah?”. Aku berkata “ya, wahai
Ibu kabarkanlah kepadaku tentang laki-laki yang gugur di tengah-tengah
kita, ia dicintai sebagian orang dan tidak dicintai oleh yang lain. Ummu
Salamah berkata “Allah SWT menurunkan ayat <span style="text-decoration: underline;">Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya</span>, dan ketika itu tidak ada di rumahku selain Jibril, Rasulullah, Ali, Fathimah, Hasan, Husein dan aku, aku berkata <span style="color: blue;">“wahai Rasulullah apakah aku termasuk Ahlul Bait?”</span>. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata <span style="color: blue;">“engkau termasuk istriku yang shalih”</span>. Ummu Salamah berkata <span style="color: blue;">“wahai
‘Amrah sekiranya Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] menjawab iya
niscaya jawaban itu lebih aku sukai daripada semua yang terbentang
antara timur dan barat [dunia dan seisinya]</span> <b>[Asy Syari’ah Al Ajjuri 4/248 no 1542]</b></i> <br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Tanggapan saya :</div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat diatas lemah bro .... akibat ada pada ‘Amrah Al-Hamdaaniyyah, seorang yang MAJHUUL HAAL, sehingga berakibat riwayatnya munkar, karena bertentangan dengan riwayat Imam Ahmad dan riwayat Imam Tirmidzi diatas. <br />
<br />
Jadi kesimpulannya, baik ayat tersebut difahami berdasarkan urutan ayat sebelum dan sesudahnya, maupun difahamai berdasarkan kepada asbabun nuzulnya, tetaplah bahwa isteri-isteri Rasulullah saw telah ditetapkan langsung oleh Alloh termasuk dalam cakupan ahlul bait beliau, demikian pula dengan ahlu kisa' (keluarga Fathimah) juga termasuk ahlul bait beliau berdasarkan keinginan dan doa beliau sendiri .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maukah Second mengikuti jalan isteri-isteri rasulullah saw ? ....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
SEMOGA !!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-59022200500884835902015-11-07T05:07:00.000-08:002015-11-07T05:07:00.236-08:00Syiah Tidak Kafir, Omong Kosong “Tong Kosong Nyaring Bunyinya”<div style="text-align: justify;">
Sekali lagi perlu kami informasikan kepada saudara-ku sesama muslim tentang nyanyian Secondprince yang lain.</div>
<br />
Ar Rafidhi ini menulis :<br />
<div style="text-align: justify;">
Suara-suara seperti ini selalu dikumandangkan oleh mereka yang mengaku
sebagai golongan yang benar. Mereka yang menamakan dirinya Salafi tidak
henti-hentinya berkata syiah itu kafir dan sesat. Tentu saja mereka
mengikuti syaikh mereka atau ulama salafi yang telah mengeluarkan fatwa
bahwa Syiah kafir dan sesat. Salah satu dari ulama tersebut adalah
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanggapan saya :</div>
<div style="text-align: justify;">
Wahai Rafidhi, bukan hanya "salafi" saja yang menyesatkan Rafidhah, bahkan telah ijma' para ulama bahwa periwayatan mereka tidak diterima, dan telah terang seterang matahari, bagaimana pendapat Imam Bukhori, Imam Malik, dll tentang pengkafiran mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bukti yang jelas dan dapat ditelusuri adalah apa yang menjadi aqidah mereka yang terdapat dalam buku-buku induk pegangan mereka, buku-buku syarah dan pelajaran yang diajarkan dalam majelis-majelis mereka, yang mana engkau wahai Secondprince Ar Rafidhi bisu dalam mengkritisi mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secondprince Ar Rafidhi menulis :</div>
Baiklah anggap saja kita tidak usah memusingkan segala tekstualitas
antara ulama sunni dan syiah itu, maka cukup kiranya mereka yang
berteriak Syiah kafir itu menjawab pertanyaan ini<br />
Apakah kafir orang yang mengucapkan La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah?<br />
Apakah kafir orang yang menunaikan shalat?<br />
Apakah kafir orang yang berpuasa di bulan Ramadhan?<br />
Apakah kafir orang yang menunaikan zakat?<br />
Apakah kafir orang yang berhaji ke Baitullah?<br />
Saya yakin mereka bisa menjawab, dan jawabannya tidak, mana ada orang
kafir yang seperti itu. Orang yang seperti itu jelas-jelas Muslim. Dan
sudah menjadi hal yang umum kalau Syiah jelas mengucapkan syahadat,
menunaikan shalat, puasa di bulan ramadhan, membayar zakat dan haji ke
Baitullah. Jadi jelas sekali <strong>Syiah itu Muslim</strong>.<br />
Betapa mudahnya mulut mereka berbicara, sungguh aneh sekali ketika pikiran terperangkap dalam kurungan ashabiyah.<br />
<br />
Tanggapan saya :<br />
Hm.. Betapa mudahnya wahai Second, menjawab pertanyaan kacangan seperti itu.<br />
<div style="text-align: justify;">
Untuk menjawabnya cukuplah engkau renungkan saja, bahwa seorang syi'ah yang mengerjakan sholat, puasa, zakat, haji, dll tersebut, bersamaan dengan itu ia meyakini bahwa para imam mereka mempunyai sifat-sifat ke-Tuhanan, maka <b>Muslim-kah mereka ?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secondprince menulis :</div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan ini juga ditujukan kepada mereka yang belum tahu tentang Syiah,
cukuplah penjelasan bahwa Syiah adalah Islam sama seperti Sunni,
perbedaannya mereka Syiah berpedoman pada Ahlul Bait Nabi SAW. Semoga saja siapapun yang belum mengenal Syiah tidak termakan dengan
Fatwa-fatwa yang mengkafirkan syiah. Jika tidak tahu cukuplah diam dan
lebih baik berprasangka baik. Jangan ikutan berteriak, biarkan saja
mereka yang berteriak Syiah kafir. Dan Sekali lagi bagi mereka yang
berteriak, Baca, baca lagi dan pikirkan baik-baik. Maaf, Jangan mau
membodohi diri dan tampak seperti orang bodoh. Dengarkan ulama sunni
yang lain, dan dengarkan pembelaan mereka Ulama Syiah. Jangan maunya
sekedar berteriak. Ingatlah Semua orang bertanggung jawab atas apa yang
dikatakannya. <em>Salam damai</em>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai sampai disini tulisan Secondprince ... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanggapan saya :</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi mereka yang belum mengenal syi'ah saya persilahkan anda menelaah ajaran syiah, bahkan kepada tokoh syi'ah kita yang moderat ini, Si Secondprince Ar Rofidhi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang paling ringan, akan anda ketahui bahwa Si rafidhah ini lebih mengutamakan shahabat Ali r.a. daripada Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian anda juga akan mengetahui bahwa ia menyatakan sesat siapa saja yang berbai'at kepada Abu Bakar r.a. lalu Umar r.a. lalu Utsman r.a.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu anda pun akan mengetahui bahwa ia sangat benci sampai-sampai mengkafirkan adik ipar Rasulullah s.a.w. Muawwiyyah r.a.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belum lagi kalau anda membaca Al kafie karya Al Kulaini ..... </div>
<div style="text-align: justify;">
Belum kitab tafsir Al Bayan Al Qumi .....</div>
<div style="text-align: justify;">
Kitab Fashlul kitab Al Majlisi .....</div>
<div style="text-align: justify;">
Biharul Anwar An Nu'mani ......</div>
<div style="text-align: justify;">
Kasyful Asrar dan Al Hukumah karya Khomaini .....</div>
<div style="text-align: justify;">
Dll ....dll .... dll....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa isi kitab-kitab tersebut ?</div>
<div style="text-align: justify;">
Aqidah kesyirikan dan khurafat kepada Alloh dinisbahkan kepada Imam mereka ....</div>
<div style="text-align: justify;">
Pernyataan atas kepalsuan al Qur'an ......</div>
<div style="text-align: justify;">
Penghinaan, dan pengkafiran .....</div>
<div style="text-align: justify;">
Penghalalan atas harta dan darah kaum muslimin .....</div>
<div style="text-align: justify;">
Dll .... dll ..... dll ....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenalkah anda siapa mereka ?</div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa Al Kulaini ? ... Al Qumi ? ... Al Majlisi ? ... An Nu'mani ? ... Khomaini ? ....</div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka tukang bakso (maaf) ?... mereka kuli bangunan (maaf) ? .....</div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan .... bukan !!! .... mereka adalah ayatullah, allamah, mercusuar ilmu dll !!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah anda membaca karya-karya mereka, minimal anda baca artikel sederhana kami ini ...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami berharap ... saudara-ku sesama Muslim, ... <b><span style="color: red;">JANGAN</span></b> terkecoh dengan slogan Secondprince :</div>
<div style="text-align: justify;">
"syi'ah kafir, omong kosong" </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perangkap <b>kekafiran dan kemusyrikan, bahkan penghalalan harta dan darah telah menanti kita, <span style="color: red;">WASPADALAH !!!....</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-64850376718345323302015-09-26T09:33:00.000-07:002015-10-25T00:13:49.071-07:00Secondprince Mengkaburkan Penjelasan Tentang Keshahihan Kitab Al Kafiy<div style="text-align: justify;">
Telah datang tulisan Secondprince Ar Rafidhi, membantah tulisan Amin Muhtar, yang intinya adalah : TIDAK BENAR bahwa <b>Al Kulainiy Menyatakan Shahih Seluruh Hadis Dalam Kitab Al Kafiy.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang rafidhah tersebut menganalisa perkataan Al Kulainiy di bawah ini :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>[Al Kulainiy] aku berkata “Sesungguhnya engkau menginginkan memiliki
kitab yang terkumpul di dalamnya semua ilmu agama yang mencukupi bagi
para pelajar, yang menjadi rujukan orang yang mencari petunjuk, yang
dapat mengambil darinya orang yang menginginkan ilmu agama dan beramal
dengannya <span style="color: blue;">melalui atsar shahih dari Ash Shaadiqiin,</span>
dan [mengandung] sunah yang diamalkan, dan dengannya dapat dilaksanakan
segala kewajiban yang ditetapkan Allah dan Sunah Nabi-Nya [shallallahu
‘alaihi wa ‘aalihi]. [Al Kulainiy] aku berkata “Jika memang demikian aku
harapkan [kitab] ini menjadi sebab Allah [ta’ala] memberikan
pertolongan-Nya dan tauqif-Nya kepada saudara-saudara kita dan penganut
ajaran kita serta memberikan petunjuk bagi mereka [Miraatul ‘Uquul
1/21-22]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu Ar Rafidhi ini menulis :</div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah perkataan atau lafaz ini (yang berwarna biru) menjadi
hujjah bahwa semua riwayat dalam kitab Al Kafiy itu shahih di sisi Al
Kulainiy?. Jawabannya tidak, silakan perhatikan lafaz yang dijadikan
hujjah</div>
<h3 style="text-align: right;">
والعمل به بالآثار الصحيحة عن الصادقين عليهم السلام</h3>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="color: #073763;">dan beramal dengannya melalui atsar shahih dari Ash Shaadiqiin</span> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lafaz ini bisa bermakna keseluruhan dan
bisa juga bermakna tidak karena tidak ada keterangan sharih [jelas] dari
Al Kulainiy bahwa hal itu mencakup keseluruhan riwayat yang ada dalam
Al Kafiy. Untuk memahami lafaz tersebut kita harus memperhatikan manhaj
Al Kulainiy dalam kitabnya Al Kaafiy.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Lafaz tersebut tidak bermakna hashr
[pembatasan]. Tidaklah yang dimaksudkan dengan lafaz itu bahwa Al
Kulainiy hanya memasukkan dalam kitabnya Al Kaafiy riwayat-riwayat
shahih dari para imam Ash Shaadiqiin karena faktanya
tidak demikian. Dalam kitab Al Kaafiy, Al Kulainiy juga banyak
memasukkan riwayat-riwayat yang bukan dari para imam Ash Shaadiqiin </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dengan fakta ini kita dapat mengetahui bahwa Al Kulainiy dalam kitab Al
Kaafiy tidak hanya mengumpulkan riwayat-riwayat dari para imam ahlul
bait artinya lafaz tersebut <span style="color: blue;">“dan beramal dengannya melalui atsar shahih dari Ash Shaadiqiin</span>
tidaklah bermakna hashr. Al Kulainiy memasukkan dalam kitabnya Al
Kaafiy <b><span style="color: red;">riwayat yang SHAHIH dari para imam ahlul bait </span><span style="color: red;">dan juga riwayat
yang TIDAK SHAHIH dari para imam ahlul bait serta riwayat dari selain
para imam ahlul bait. </span></b></div>
<br />
Hal ini sebagaimana yang dikatakan Sayyid Al
Khu’iy :<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Bahwa orang yang meminta tersebut hanyalah meminta kepada Muhammad
bin Ya’qub menulis kitab yang di dalamnya terkandung atsar-atsar shahih
dari ash shaadiqiin dan tidak
disyaratkan padanya bahwa dia [Al Kulainiy] tidak boleh menyebutkan di
dalamnya kecuali riwayat shahih atau tidak boleh menyebutkan riwayat
shahih dari selain ash shaadiqiin.
Muhammad bin Ya’qub sungguh telah memberikan kepadanya apa yang
diminta, ia menulis kitab yang terkandung di dalamnya <span style="color: red;"><span style="color: black;">atsar-atsar shahih
dari ash shaadiqiin</span></span><b><span style="color: red;"> </span></b>dalam semua
bagian ilmu agama dan terkandung pula di dalam kitabnya tersebut yaitu
selain atsar yang shahih dari mereka atau riwayat
yang shahih dari selain mereka. [Mu’jam Rijal Al
Hadiits Sayyid Al Khu’iy 1/82-83].</i> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai sampai di sini saja tulisan secondprince Ar Rafidhi ....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Mari kita lihat penjelasan ulama mereka tentang Al Kafiy.<br />
<br />
Abdul Husain menulis dalam pengantarnya pada bagian ushul kitab Al Kafiy :<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Dalam membahas kitab ini, sungguh aku mengetahui bahwa hadits yang dikumpulkannya dalam kitab ini mencapai jumlah lebih dari 17.000-an. Ini merupakan kitab Islam pertama yang dapat diselesaikan penyusunnya selama 20 tahun. Dia menghabiskan waktunya selama itu untuk perjalanan dari suatu negeri ke negeri lain dalam mencari hadits.Tidak seorang perawi ditemuinya, atau satu hadits diriwayatkannya, kecuali diperolehnya dengan perjalanan yang melelahkan. Walaupun pengumpulan hadits ini membebaninya, namun penyusun tetap berketetapan hati untuk mengumpulkannya. Kerja ini berhasil mengumpulkan <span style="color: red;"><b>HADITS-HADITS SHAHIH.</b></span> Sehingga hadits-hadits dalam kitab Al Kafiy ini diperoleh penyusun dari <b><span style="color: red;">PERAWI-PERAWI YANG SHAHIH.</span></b> Maka dengan demikian ia merupakan <b><span style="color: red;">KITAB HADITS SHAHIH</span></b>.<br />
(Al kafiy hal 8)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Lalu, apakah yang dimaksud dengan pengertian SHAHIH menurut ulama syiah ?<br />
<br />
Hal ini telah dijelaskan dalam salah satu kitab mereka, yaitu Dirasat fi Al kafiy li Al Kulainiy wa Ash Shahih li Al Bukhariy karya Hasyim Ma'ruf Al Hasaniy sebagai berikut :<br />
<br />
"Sesungguhnya shahih menurut <span style="color: red;"><b>ulama terdahulu </b><span style="color: black;">adalah hadits yang karenanya perbuatan menjadi benar dan yang dapat dijadikan pegangan, walaupun dari sudut sanad <b><span style="color: red;">tidak terpenuhi syarat-syaratnya </span></b><span style="color: red;"><span style="color: black;">seperti yang telah penulis sebutkan. Adapun shahih menurut <b><span style="color: red;">ulama mutaakhirin </span></b><span style="color: red;"><span style="color: black;">adalah hadits <span style="color: red;"><b>yang terpenuhi syarat syarat tersebut.</b><span style="color: black;">" (hal. 43)</span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Lebih lanjut Al Hasaniy menjelaskan :</span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">" Jumlah hadits dhaif yang begitu banyak dalam kitab Al Kafiy ini, <b><span style="color: red;">tentu tidak dapat dianggap bahwa semua riwayatnya gugur dan tidak dapat dijadikan pegangan.</span></b><span style="color: red;"><span style="color: black;"> Hal itu karena sifat dhaif dari sudut sanad tidak mencegah kekuatannya jika dilihat dari segi yang lain, seperti :</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">- termuatnya ia dalam salah satu kitab pokok yang berjumlah 400 buah,</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">- termuatnya ia dalam kitab pegangan,</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">- karena kesesuaiannya dengan Al Qur'an dan As Sunnah,</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">- karena ia tetap dipraktekkan oleh banyak ulama." </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span>(hal. 129-130) <br />
<br />
Dari sedikit uraian diatas dapat diketahui walaupun sanadnya dhaif, riwayat-riwayat yang terdapat dalam Al Kafie dapat dijadikan hujjah.<br />
<br />
Sehingga tersingkaplah pengkaburan makna pernyataan secondprince "bahwa tidak semua isi Al Kafie adalah shahih, bahkan ada yang dhaif", agar kalimat <span style="color: red;">"bahkan ada yang dhaif " <span style="color: black;">ini dapat difahami oleh orang lain bukan sebagai hujjah,</span></span> padahal Al kafie dipakai hujjah oleh ulama syiah ketika menyampaikan ajaran syiah dalam majelis-majelis mereka. <br />
<br />
Sekarang mari kita cermati lebih dalam pernyataan Al Kulaini di atas :<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>[Al Kulainiy] aku berkata “Sesungguhnya engkau menginginkan memiliki
kitab yang terkumpul di dalamnya semua ilmu agama yang mencukupi bagi
para pelajar, yang menjadi rujukan orang yang mencari petunjuk, yang
dapat mengambil darinya orang yang menginginkan ilmu agama dan beramal
dengannya <span style="color: blue;">melalui atsar shahih dari Ash Shaadiqiin,</span>
dan [mengandung] sunah yang diamalkan, dan dengannya dapat dilaksanakan
segala kewajiban yang ditetapkan Allah dan Sunah Nabi-Nya [shallallahu
‘alaihi wa ‘aalihi]. [Al Kulainiy] aku berkata “Jika memang demikian aku
harapkan [kitab] ini menjadi sebab Allah [ta’ala] memberikan
pertolongan-Nya dan tauqif-Nya kepada saudara-saudara kita dan penganut
ajaran kita serta memberikan petunjuk bagi mereka [Miraatul ‘Uquul
1/21-22]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Seseorang mengharapkan agar Al Kulaini membuat sebuah kitab yang :<br />
<br />
1. terkumpul di dalamnya ilmu agama<br />
2. menjadi rujukan untuk mencari petunjuk dan diamalkan<br />
3. melalui atsar-atsar yang shahih dari para Imam<br />
4. dengannya dapat dilaksanakan segala kewajiban.<br />
<br />
Lalu Al Kulaini berusaha mewujudkannya dengan ditulisnya kitab Al Kafie tersebut yang proses pembuatannya melalui kepayahan dan kelelahan dan memakan waktu yang panjang 20 tahun.<br />
<br />
Sehingga kitab Al Kafie ini menurut Al Kulaini adalah suatu kitab yang :<br />
<br />
1. terkumpul di dalamnya ilmu agama<br />
2. menjadi rujukan untuk mencari petunjuk dan diamalkan<br />
3. melalui atsar-atsar yang shahih dari para Imam<br />
4. dengannya dapat dilaksanakan segala kewajiban.<br />
<br />
Sehingga menurut Al Kulaini (berdasarkan ke-ilmuan-nya)<br />
<br />
1. Walau-pun jika ada atsar dari selain para Imam, maka atsar itu-pun merupakan ilmu agama dan dapat dijadikan sebagai rujukan dan dengannya kewajiban yang dilaksanakan menjadi sah.<br />
<br />
2. Jika toh ada pula atsar-atsar yang dhaif dalam Al Kafie, maka atsar itu-pun juga merupakan ilmu agama dan dapat dijadikan sebagai
rujukan dan dengannya kewajiban yang dilaksanakan menjadi sah.<br />
<br />
Inilah pengertian shahih menurut ulama syiah mutaqaddimin (Al Kulaini adalah ulama mutaqaddimin).<br />
<br />
Kesimpulannya : Benar bahwa Al Kulaini menshahihkan seluruh isi kitab karyanya sendiri Al Kafiy. <br />
<br />
<br />
<br /></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-6155918396914392582015-07-16T02:38:00.001-07:002015-11-07T02:11:44.694-08:00STATUS HADITS "BUNUHLAH RAFIDHAH"<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]-->DERAJAT RIWAYAT BUNUHLAH RAFIDHAH !!<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hadits no. 1</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Ibnu ‘Abbaas, ia berkata:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعِنْدَهُ عَلِيٌّ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" يَا عَلِيُّ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي قَوْمٌ يَنْتَحِلُونَ حُبَّنَا أَهْلَ
الْبَيْتِ لَهُمْ نَبَزٌ يُسَمَّوْنَ الرَّافِضَةَ، فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّهُمْ
مُشْرِكُونَ "</span><span style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Aku
pernah berada di sisi Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>dan ‘Aliy.
Lalu Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda: ‘<i>Wahai ‘Aliy,
kelak akan ada satu kaum dari umatku yang mengklaim mencintai kami, yaitu
Ahlul-Bait. Mereka </i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">dijuluki
dengan Raafidlah. Bunuhlah mereka, karena mereka orang-orang musyrik</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">”.</span><br />
<a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a><span lang="EN-US" style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Diriwayatkan oleh Abu Ya’laa
no. 2586, ‘Abd bin Humaid dalam <i>Al-Muntakhab </i></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1/521
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">no. </span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">697,
‘Abdullah bin Ahmad dalam <i>Fadlaailush-Shahaabah </i>1/509-510 no. 651 &
1/538 no. 702, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Ath-Thabaraniy
dalam <i>Al-Kabiir</i> 12/242 no. 12997 & 12998, </span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Abi ‘Aashim dalam <i>As-Sunnah</i> (<i>Dhilaalul-Jannah</i>) 2/475 no. 981, Abu
Nu’aim dalam <i>Hilyatul-Auliyaa’</i> 4/95-96, dan Al-Baihaqiy dalam <i>Dalaailun-Nubuwwah</i>
6/548; semuanya dari jalan Hajjaaj bin Tamiim, dari Maimuun bin Mihraan, dari
Ibnu ‘Abbaas secara <i>marfuu’</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Riwayat
ini <i>munkar, </i>karena Hajjaaj bin Tamiim Al-Jazariy, seorang yang <i>dl’aiif</i>
yang meriwayatkan hadits-hadits <i>ghariib</i> dari Maimuun bin Mihraan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">An-Nasaa’iy berkata : “Tidak <i>tsiqah</i>”.
Al-Azdiy berkata : “<i>Dla’iif</i>”. Al-‘Uqailiy berkata : “Ia meriwayatkan
dari Maimuun bin Mihraan hadits-hadits yang tidak ada <i>mutaba’ah</i>-nya”.
Ibnu ‘Adiy berkata : “Ia tidak mempunyai banyak riwayat. Riwayat-riwayatnya
tidaklah lurus”. Ibnu Hibbaan menyebutkannya dalam <i>Ats-Tsiqaat</i> [<i>Tahdziibut-Tahdziib</i>,
2/199 no. 366]. Ibnu Hajar berkata : “<i>Dla’iif</i>” [<i>Taqriibut-Tahdziib</i>,
hal. 222 no. 1128].</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maimuun bin Mihraan mempunyai <i>mutaba’ah
</i>dari ‘Ikrimah sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy dalam <i>Al-Kaamil</i>
6/261. Ibnu ‘Adiy mengatakan hadits tersebut <i>baathil</i>, karena tidak ada
yang meriwayatkannya selain ‘Amru bin Makhram, dan (tidak diketahui ada yang
meriwayatkan) dari ‘Amru (selain) Ahmad bin Muhammad Al-Yamaamiy. Keduanya <i>dla’iif</i>.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Gambaran sanadnya : </span></span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hajjaaj bin Tamiim, dari Maimuun bin Mihraan, dari
Ibnu ‘Abbaas secara <i>marfuu’</i>.</span></li>
<li><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ahmad bin Muhammad Al-Yamaamiy -> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">‘Amru bin Makhram -> 'Ikrimah -> Ibnu 'Abbas.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;">Hadits no. 2<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari 'Aliy bin Abi Thaalib <i>radliyallaahu
‘anhu</i>.</span></span></div>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ada beberapa jalan:</span></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abu Sulaimaan Al-Hamdaaniy.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Terdapat perselisihan dalam sanadnya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan oleh Ibnul-A’raabiy dalam <i>Mu’jam</i>-nya
2/761-762 no. 1539 : Telah mengkhabarkan kepada kami Az-Za’faraaniy : Telah
menceritakan kepadaku Syabaabah bin Sawwaar : Telah mengkhabarkan kepada kami
Fudlail bin Marzuuq, dari Abu Janaab Al-Kalbiy, dari Abu Sulaimaan
Al-Hamdaaniy, dari ‘Aliy secara <i>marfuu’</i>.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan juga oleh Ibnu Bisyraan dalam <i>Al-Amaaliy</i>
1/218 dari jalan Hamzah : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah : Telah
menceritakan kepada kami Syabaabah : Telah menceritakan kepada kami Fudlail bin
Marzuuq, dari Abu Janaab, dari Abu Sulaimaan Al-Hamdaaniy, dari <u>ayahnya</u>,
dari ‘Aliy secara <i>marfuu’</i>.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan oleh Ibnul-A’raabiy dalam <i>Mu’jam-</i>nya
no. 250 & 1540 dan Al-Laalikaa’iy dalam <i>Syarh Ushuulil-I’tiqaad </i>no.
2803 : Semuanya dari Fudlail bin Marzuuq, dari Abu Janaab, dari Abu Sulaimaan
Al-Hamdaaniy, dari <u>seorang laki-laki kalangan kaumnya</u>, dari ‘Aliy bin
Abi Thaalib <i>radliyallaahu ‘anhu </i>secara <i>marfuu’</i>.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad bin
Hanbal dalam <i>As-Sunnah </i>2/547-548, Ibnu ‘Adiy dalam <i>Al-Kaamil </i>9/51,
dan Ibnu ‘Asaakir dalam <i>At-Taariikh </i>42/335 : Semuanya dari jalan Abu
Yahyaa Al-Himmaaniy, dari Abu Janaab Al-Kalbiy, dari Abu Sulaimaan
Al-Hamdzaaniy atau An-Nakha’iy, <u>dari pamannya</u>, dari ‘Aliy secara <i>marfuu’</i>.</span></span></li>
</ul>
</div>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sanad ini sangat lemah lemah karena faktor :</span></span><br />
<br />
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "wingdings"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: normal;"></span></span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abu Sulaimaan Al-Hamdaaniy; seorang <i>majhuul
</i>yang meriwayatkan khabar <i>munkar</i> [<i>Miizaanul-I’tidaal</i>, 4/533
no. 10267].</span></span><br />
<br />
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abu Janaab Al-Kalbiy, seorang yang lemah
dan banyak melakukan <i>tadlis </i><span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">[<i>Taqriibut-Tahdziib</i>,
hal. 1052 no. 7587].</span> Ibnu Hajar <i>rahimahullah </i>memasukkannya dalam <i>thabaqah
</i>terakhir para perawi <i>mudallis </i>[<i>Ta’riifu Ahlit-Taqdiis</i>, hal.
146 no. 152].</span></span><br />
<br />
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><i> </i></span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"></span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "wingdings"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"></span></span><br />
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "wingdings"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: normal;"></span></span></span><span dir="LTR"></span><span class="apple-style-span"><i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Idlthiraab </span></i></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">dalam sanadnya dimana kadang disebutkan Abu
Sulaimaan Al-Hamdaaniy meriwayatkan dari ‘Aliy secara langsung, kadang melalui
perantara ayahnya atau seorang laki-laki dari kaumnya.</span></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abu ‘Abdirrahmaan As-Sulamiy (atau shahabat
‘Aliy yang lain).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Aashim dalam <i>As-Sunnah</i>
no. 979 : telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Aliy bin Maimuun : Telah
menceritakan kepada kami Abu Sa’iid
Muhammad bin As’ad At-Taghlibiy : Telah menceritakan kepada kami ‘Abtsar bin
Al-Qaasim Abu Zubaid, dari Hushain bin ‘Abdirrahmaan, dari Abu ‘Abdirrahmaan
As-Sulamiy, dari ‘Ali secara <i>marfuu’</i>.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sanad riwayat ini lemah karena
Muhammad bin As’ad, seorang <i>munkarul-hadiits </i>sebagaimana dinyatakan Abu
Zur’ah dan Al-‘Uqailiy <span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">[<i>Tahdziibut-Tahdziib</i>,
9/46-47 no. 52].</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;"><b><span style="color: red;">Dari penilaian munkarul-hadits, menyebabkan riwayat ini berpotensi naik menjadi hasan lighairihi.</span></b> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan juga oleh Al-Aajuriiy dalam <i>Asy-Syarii’ah
</i>no. 1538 : Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Daawud, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Syabbah, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Sa’iid Al-Ahwal, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami ‘Abtsar bin Al-Qaasim Abu Zubaid, ia berkata : Telah
menceritakan kepadaku Hushain, dari Abu ‘Abdirrahmaan As-Sulamiy atau yang
lainnya dari kalangan shahabat ‘Aliy, dari ‘Aliy secara <i>marfuu’</i>.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sanad riwayat ini sangat lemah karena
Muhammad bin Sa’iid Al-Ahwal, seorang yang <i>majhuul</i>, belum ditemukan
biografinya. Kemungkinan ia adalah Muhammad bin As’ad, karena Ibnu Hibbaan dan
Ibnu Hajar menyebutkan penyandaran lain darinya adalah Muhammad bin Sa’iid [<i>Tahdziibul-Kamaal
</i>24/430 dan <i>Taqriibut-Tahdziib</i>, hal. <span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">hal. 825 no. 5763].</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;"><span style="color: red;"><b>Muhammad bin Said adalah Muhammad bi As'ad, maka berpotensi naik menjadi hasan lighairihi.</b></span> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<br />
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asy-Sya’biy.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam <i>Al-Hilyah
</i>4/329-330 : Telah menceritakan kepada kamu Abu Ahmad Muhammad bin Ahmad, ia
berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Ismaa’iil Ash-Shaffaar
Al-Baghdaadiy, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abu ‘Ishmah ‘Ishaam bin
Al-Hakam Al-‘Ukbariy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Jamii’ bin
‘Abdillah Al-Bashriy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Sawwaar
Al-Hamdaaniy, dari Muhammad bin Juhaadah, dari Asy-Sya’biy, dari ‘Aliy secara <i>marfuu’</i>.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sanadnya sangat lemah, karena </span></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sawwaar
bin Mush’ab Al-Hamdaaniy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy Al-A’maa Al-Muadzdzin;
seorang yang <i>matruuk</i> [<i>Lisaanul-Miizaan</i>, 4/216-217 no. 3736].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span class="apple-style-span"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<br />
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;">d.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kaisaan Al-Bakriy.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan oleh Al-Laalikaa’iy dalam <i>Syarh
Ushuulil-I’tiqaad </i>no. 2806 : Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin
‘Abdirrahmaan : Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Ubaidullah bin Muhammad
Al-Baghawiy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa’iid, ia
berkata : Telah menceritakan kepada kami Marwaan bin Mu’aawiyyah, dari Hammaad
bin Kaisaan, dari ayahnya, dari ‘Aliy secara <i><u>mauquuf</u></i>.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sanad riwayat ini lemah karena
Hammaad bin Kaisaan dan ayahnya adalah seorang yang <i>majhuul</i>. Adapun
Suwaid bin Sa’iid, </span></span><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">seorang yang <i>shaduuq </i>bagi
dirinya, namun ketika ia mengalami kebutaan, ia ditalqinkan yang bukan
haditsnya [<i>Taqriibut-Tahdziib</i>, hal. 423 no. 2705].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<br />
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;">Hadits no. 3</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: normal;"></span></span></span><span dir="LTR"></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Faathimah bintu Muhammad.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan oleh Abu Ya’laa no. 6749, Ibnul-‘Arabiy
dalam <i>Mu’jam</i>-nya no. 1549, dan Al-Aajuriiy dalam <i>Asy-Syarii’ah </i>no.
1536-1537; semuanya dari jalan Abul-Jahhaaf Daawud bin Abi ‘Auf, dari Muhammad
bin ‘Amru Al-Haasyimiy, dari Zainab bintu ‘Aliy, dari Faathimah bintu Muhammad
secara <i>marfuu’</i>.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sanad riwayat ini lemah karena keterputusan
antara Zainab bintu ‘Aliy dengan Faathimah <i>radliyallaahu ‘anhaa</i>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan juga oleh Abusy-Syaikh dalam <i>Thabaqaatul-Muhadditsiin</i>
no. 258 & 1126; semuanya dari jalan Ismaa’iil bin ‘Amru, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami ‘Utsmaan bin Ghaalib, dari Abul-Jahhaaf, dari Abu
Ja’far, dari Faathimah <i>Ash-Shaghiir</i>, dari Faathimah <i>Al-Kubraa</i>
secara <i>marfuu’</i>.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sanad riwayat ini <i>munkar</i>, karena ‘Utsmaan
bin Ghaalib adalah <i>majhuul</i>. Abusy-Syaikh meriwayatkan dari Ibnu Nashiir,
ia berkata bahwa ‘Utsmaan bin Ghaalib tidaklah meriwayatkan hadits kecuali
hadits ini. Selain itu, yang <i>ma’ruuf</i> dari Abul-Jahhaaf adalah ia
meriwayatkan dari Muhammad bin ‘Amru. <i>Wallaahu a’lam</i>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ad-Daaraquthniy <i>rahimahullah </i>membawakan
banyak perselisihan dalam sanad riwayat ini, lalu berkata:</span></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَالْحَدِيثُ
شَدِيدُ الاضْطِرَابِ</span><span style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Hadits ini sangat goncang (<i>idlthiraab</i>)”
[<i>Al-‘Ilal</i>, 15/177-180].</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> Hadits no. 4</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Ummu Salamah <i>radliyallaahu ‘anhaa</i>.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li>
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Aashim dalam <i>As-Sunnah
</i>no. 980, Ath-Thabaraaniy dalam <i>Al-Ausath</i> no. 6605, Ibnul-‘Arabiy
dalam <i>Mu’jam</i>-nya no. 1548, Al-Aajurriy dalam <i>Asy-Syarii’ah </i>no.
1535, dan Al-Laalikaa’iy dalam <i>Syarh Ushuulil-I’tiqaad </i>no. 2801; dengan
sanad yang berselisihan yang berporos pada Sawwaar bin Mush’ab.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sanad riwayat ini sangat lemah dikarenakan
Sawwaar bin Mush’ab, seorang yang <i>matruuk</i> [</span></span><i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Lisaanul-Miizaan</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,
4/216-217 no. 3736].<span class="apple-style-span"></span></span></div>
<br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnul-Jauziy
<i>rahimahullah </i>setelah membawakan hadits dari jalan Faathimah, berkata:</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">هَذَا لا يَصِحُّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ</span><span style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Ini
tidak shahih dari Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>” [<i>Al-‘Ilal</i>
no. 255].</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Baihaqiy
<i>rahimahullah</i>:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَرُوِيَ فِي مَعْنَاهُ مِنْ أَوْجُهٍ
أُخَرَ كُلُّهَا ضَعِيفَةٌ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ</span><span style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Diriwayatkan
dalam maknanya dari jalan-jalan yang lain yang kesemuanya lemah, <i>wallaahu a’lam</i>”<i>
</i>[<i>Dalaailun-Nubuwwah</i>, 6/548].</span></div>
<br />
Dari data-data diatas diketahui,bahwa :<br />
<ul>
<li style="text-align: justify;">Bahwa Al Hajjaj ditautsiq oleh Ibnu Hibban, sehingga kelemahan Al Hajjaj bukan mengenai 'adalahnya. </li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Riwayat Muhammad bin As'ad kelemahannya adalah ringan. (riwayat hadits no. 2b)</li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Riwayat Fatimah bintu Muhammad kelemahannya adalah kelemahan ringan. (riwayat hadits no. 3)</li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Ada riwayat yang melalui orang-orang yang majhul 'ain. (riwayat hadits no. 2d dan riwayat no. 3)</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Menurut sebagian ahlul hadits bahwa suatu riwayat yang melalui perawi majhul dengan jalan-jalan yang banyak dapat membantu menaikkan derajat suatu hadits.</div>
<br />
KESIMPULAN : DERAJAT HADITS DIATAS ADALAH HASSAN LIGHAIRIHI. <br />
<br />
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Imam Ibnu Hajar Al Hatsami. (Majma’ Az Zawa’id 10/22) <br />
<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-47631008336791256042015-06-29T08:36:00.000-07:002015-06-29T08:45:39.912-07:00BENTURAN SECONDPRINCE, AHLUL BAIT ATAU MADZAB SHAHABAT.<h2>
<a href="https://secondprince.wordpress.com/2008/06/01/berpegang-teguh-pada-sahabat-nabi-saw/" rel="bookmark" title="Berpegang Teguh Pada Ahlul Bait Nabi SAW Atau Sahabat Nabi SAW">Berpegang Teguh Pada Ahlul Bait Nabi SAW Atau Sahabat Nabi SAW</a></h2>
<div class="postinfo">
Posted on <span class="postdate">Juni 1, 2008</span> by secondprince </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Berpegang Teguh Pada Ahlul Bait Nabi SAW Dan Berpegang Teguh Pada Sahabat Nabi SAW</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Mahzab Syiah adalah Mahzab Ahlul Bait</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Seperti yang dijelaskan sebelumnya Syiah mengambil Sunah Rasulullah SAW
dari Ahlul Bait. Dalam pandangan Syiah Ahlul Bait adalah pedoman bagi
umat Islam setelah Al Quran. Hal ini ternyata sesuai dengan apa yang
dinyatakan Rasulullah SAW sendiri</div>
<blockquote style="text-align: justify;">
<i>Bahwa Rasulullah SAW
bersabda “Wahai manusia sesungguhnya Aku meninggalkan untuk kalian apa
yang jika kalian berpegang kepadanya niscaya kalian tidak akan sesat
,Kitab Allah dan Itrati Ahlul BaitKu”.(Hadis riwayat
Tirmidzi,Ahmad,Thabrani,Thahawi dan dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin
Al Albany dalam kitabnya Silsilah Al Hadits Al Shahihah no 1761). </i></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Perlu dijelaskan bahwa ada banyak sekali
hadis keutamaan Ahlul Bait yang menunjukkan bahwa Mereka memiliki
kemuliaan yang besar sehingga setiap umat islam diwajibkan untuk
mencintai Mereka. Tetapi dalam pembahasan ini hanya difokuskan terhadap
hadis yang menjelaskan dengan kalimat yang lugas dan jelas bahwa <i>Ahlul Bait adalah pedoman bagi umat Islam. </i>Dalam
mahzab Syiah kedudukan Ahlul Bait Nabi SAW sebagai pedoman menyebabkan
timbulnya pandangan kema’suman Ahlul Bait. Hal ini merupakan konsekuensi
logis dari kedudukan Ahlul Bait sebagai Pedoman Umat islam. <i>Sang pedoman jelas sekali harus selalu benar.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN SAYA :</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Kerancuan SP, mengatakan syi'ah bermadzab ahlul bait berdasarkan riwayat diatas, padahal mereka tidak mau menggunakan riwayat dari orang-orang yang bermadzab shahabat.</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Tidak benar bahwa syiah bermadzab ahlul bait.</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Kita lihat syi'ah, mereka mempunyai hadits sendiri yang bersih dari periwayatan dari ulama madzab shahabat, dalam periwayatan mereka tidak ada periwayatan para imam dari tokoh-tokoh madzab shahabat, kecuali tokoh-tokoh tersebut adalah tokoh-tokoh yang di klaim sebagai pengikut mereka. Adakah riwayat mereka Ali ra dari Abu Bakar, Umar, dll, tokoh-tokoh yang madzab shahabat yang mereka benci ?</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Adakah Ali ra seperti itu ? Adakah Hasan seperti itu ? Adakah Husen seperti itu ? adakah ... adakah ....?</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Bertaburan riwayat-riwayat madzab shahabat, bahwa Ali, Hasan, Husen, Ali bin Husen, dll meriwayatkan dari tokoh-tokoh madzab shahabat yang dibenci oleh syi'ah. </b></span><br />
<br />
<b><i>Mahzab Sunni adalah Mahzab Sahabat</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Mahzab Sunni mengambil hadis Rasulullah SAW dari para Sahabat. Hal ini
berdasarkan banyaknya keutamaan yang dimiliki oleh mereka para Sahabat.
Dalam mahzab Sunni Sahabat Nabi memiliki keutamaan-keutamaan yang besar.
Ada banyak hadis yang menjelaskan tentang ini. Sahabat Nabi jelas
sekali belajar hadis dari Rasulullah SAW oleh karena itu mengambil hadis
dari Sahabat Nabi SAW adalah suatu hal yang rasional dengan sudut
pandang ini. Sayangnya tidak ada hadis yang lugas dan jelas yang
menyatakan bahwa <i>Sahabat Nabi adalah pedoman bagi umat Islam agar tidak tersesat. </i>Semua
hadis yang dijadikan dasar dalam hal ini adalah hadis-hadis keutamaan
mereka yang menjelaskan betapa mulianya mereka. Oleh karena itu Sunni
tidak pernah menyatakan bahwa Sahabat Nabi itu ma’sum. Hal ini memiliki
konsekuensi logis bahwa <i>Sahabat Nabi tidak selalu benar.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada sebagian hadis yang sering dijadikan dasar bahwa Sahabat Nabi adalah pedoman bagi umat Islam.</div>
<blockquote style="text-align: justify;">
<i>Rasulullah SAW bersabda
“Umat ini akan terpecah belah menjadi 73 golongan . Mereka semua ada di
neraka kecuali satu golongan”. Para sahabat bertanya “Siapakah golongan
itu?”. Beliau menjawab “Apa yang Aku dan para sahabatku ada diatasnya
pada hari ini”.(Hadis Riwayat Thabrani dalam Mu’jam As Saghir jilid I
hal 256)</i></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian juga hadis ini</div>
<blockquote style="text-align: justify;">
<i>Rasulullah SAW bersabda
“Sesungguhnya bani Israil telah berpecah belah menjadi 72 golongan, dan
umatku akan berpecah belah menjadi 73 golongan . Mereka semua di neraka
kecuali satu golongan “. Para Sahabat bertanya “Dan siapakah golongan
(yang selamat) itu wahai Rasulullah SAW?”. Beliau menjawab “Apa yang Aku
dan para sahabatku ada diatasnya”. (Hadis Riwayat Tirmidzi dalam Sunan
Tirmidzi Kitab Al Iman ‘An Rasulillah Bab Ma Ja’a Fi Iftiraqi Hadzihi Al
Ummah no 2565)</i></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Kedua hadis tersebut adalah hadis yang
dhaif . Hadis pertama riwayat Thabrani dalam sanadnya terdapat Abdullah
bin Sufyan dimana Al Uqaili berkata <i>Hadisnya tidak bisa diikuti</i>. Oleh karena itu Al Uqaili memasukkan hadis ini dalam kitabnya <i>Adh Dhu’afa Al Kabir </i>no 938. Hadis kedua riwayat Tirmidzi dalam sanadnya terdapat Abdurrahman bin Ziyad Al Ifriqi dan sebagaimana dijelaskan dalam <i>At Taqrib</i> bahwa dia adalah dhaif. Oleh karena itu Al Mubarakfuri menyatakan dhaifnya hadis tersebut dalam <i>Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Tirmidzi</i> hadis no 2565.<br />
<br />
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Perhatikan perkataan Al Uqailiy (yang diiringi Imam Dzahabi dalam Diwan dhuafa' wal matrukin no 2187) : Abdullah bi Sufyan dhaif, tidak ada mutaba'ah dalam haditsnya.</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Dari jarh diatas dapat difahami bahwa Abdullah bin Sufyan bukan seorang yang majhul.</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Dari jarh diatas dapat difahami bahwa Abdullah bin Sufyan tidak bermasalah dalam ke-'adalah-annya, kecuali kalau ada qarinah jarh yang lain.</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Keterangannya, jarh "tidak ada mutaba'ahnya" bila disematkan pada perawi yang bermasalah ke-'adalah-annya, maka akan sia-sia. Perawi yang cacat ke-'adalah-annya baik ada mutaba'ah maupun tidak, tetap saja sebagai perawi yang ditolak periwayatannya.</b></span><br />
<span style="color: red;"><b><br /></b></span>
<span style="color: red;"><b>Dan ternyata riwayat Al Ifriqi (lemah dalam segi ke-dhabit-annya) dapat menjadi mutaba'ah bagi riwayat Abdullah bin Sufyan.<a href="http://abuazif.blogspot.com/2015/06/23-secondprince-melemahkan-hadits-apa.html">(pembahasan selengkapnya di sini)</a></b></span><br />
<span style="color: red;"><b> </b></span> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Kesimpulan</i></b><br />
Apa yang dapat disimpulkan dari ini adalah Rasulullah SAW sendiri telah
menjelaskan bahwa pegangan dan pedoman bagi umat Islam agar tidak sesat
adalah <b><i>Hendaknya berpegang teguh pada Al Quran dan Ahlul Bait Nabi</i></b>.
Tidak ada suatu penjelasan lugas dan jelas yang shahih bahwa Rasulullah
SAW menganjurkan untuk berpegang pada sahabat agar umat Islam tidak
sesat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Salam Damai</b><br />
<br />
<b><span style="color: red;">TANGGAPAN :</span></b><br />
<br />
<b><span style="color: red;">Riwayat tsaqalain adalah shahih, tapi bukan seperti yang difahami SP.</span></b><br />
<br />
<b><span style="color: red;">Riwayat tsaqalain adalah wasiyat berpegang teguh dengan kitabullah dan berbuat baik kepada ahlul bait <a href="http://abuazif.blogspot.com/2015/06/tsaqalain-secondprince-beserta.html">(pembahasannya di sini)</a> </span> </b><br />
<br />
<br />
<span style="color: red;"><b>KESIMPULAN AKHIR : Bahwa madzab ahlul bait adalah mengamalkan riwayat "maa ana alaihi wa ashhabi" </b></span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-39659592992385076372015-06-22T21:44:00.000-07:002015-06-22T21:48:21.490-07:00RIWAYAT BERPEGANG DENGAN AL QUR'AN DAN SUNNAH ADALAH SAH WAHAI SECOND !!!<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;">
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Artikel ini adalah pembanding atas tulisan
Secondprince.</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;">
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="https://secondprince.wordpress.com/2007/07/27/19/" title="Analisis Hadis “Kitab Allah dan SunahKu”"><span style="color: blue;">Analisis
Hadis “Kitab Allah dan SunahKu”</span></a></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Posted on Juli 27, 2007 by
secondprince </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ANALISIS
HADIS “KITAB ALLAH DAN SUNAHKU”</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis “Kitab Allah dan SunahKu” Yang
Diriwayatkan Dengan Sanad Yang Bersambung.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah
dinyatakan sebelumnya bahwa dari sumber-sumber yang ada ternyata ada 4 jalan
sanad hadis “Kitab Allah dan SunahKu”. 4 jalan sanad itu adalah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
1. Jalur Ibnu Abbas ra<br />
2. Jalur Abu Hurairah ra<br />
3. Jalur Amr bin Awf ra<br />
4. Jalur Abu Said Al Khudri ra</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jalan
Sanad Ibnu Abbas</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis
<i>“Kitab Allah dan SunahKu”</i> dengan jalan sanad dari Ibnu Abbas dapat
ditemukan dalam Kitab <i>Al Mustadrak</i> Al Hakim jilid I hal 93 dan <i>Sunan
Baihaqi</i> juz 10 hal 4 yang pada dasarnya juga mengutip dari <i>Al Mustadrak</i>.
Dalam kitab-kitab ini sanad hadis itu dari jalan Ibnu Abi Uwais dari Ayahnya
dari Tsaur bin Zaid Al Daily dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda<i>
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Aku telah meninggalkan pada kamu apa yang
jika kamu pegang teguh pasti kamu sekalian tidak akan sesat selamanya yaitu
Kitab Allah dan Sunnah RasulNya”.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis
ini adalah hadis yang dhaif karena terdapat kelemahan pada dua orang perawinya
yaitu Ibnu Abi Uwais dan Ayahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.
Ibnu Abi Uwais</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam
kitab <i>Tahdzib Al Kamal</i> karya Al Hafiz Ibnu Zakki Al Mizzy jilid III hal
127 mengenai biografi Ibnu Abi Uwais terdapat perkataan orang yang mencelanya,
diantaranya<i> </i></span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berkata Muawiyah bin Salih dari
Yahya bin Mu’in “Abu Uwais dan putranya itu keduanya dhaif(lemah)”.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Dari Yahya bin Mu’in <i>bahwa Ibnu Abi Uwais dan
ayahnya suka mencuri hadis, suka mengacaukan(hafalan) hadis atau
mukhallith dan suka berbohong.</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut Abu Hatim <i>Ibnu Abi
Uwais itu mahalluhu ash shidq atau tempat kejujuran tetapi dia terbukti
lengah</i>. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">An Nasa’i menilai <i>Ibnu Abi
Uwais dhaif dan tidak tsiqah.</i> Menurut Abu Al Qasim Al Alkaiy </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“An Nasa’i sangat jelek
menilainya (Ibnu Abi Uwais) sampai ke derajat matruk(ditinggalkan
hadisnya)”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ahmad bin Ady berkata <i>“Ibnu
Abi Uwais itu meriwayatkan dari pamannya Malik beberapa hadis gharib yang
tidak diikuti oleh seorangpun.”</i></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam
<i>Muqaddimah Al Fath Al Bary</i> halaman 391 terbitan Dar Al Ma’rifah, Al
Hafiz Ibnu Hajar mengenai Ibnu Abi Uwais berkata <i>”Atas dasar itu hadis dia
(Ibnu Abi Uwais) tidak dapat dijadikan hujjah selain yang terdapat dalam As
Shahih karena celaan yang dilakukan Imam Nasa’i dan lain-lain”.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam
<i>Fath Al Mulk Al Aly</i> halaman 15, Al Hafiz Sayyid Ahmad bin Shiddiq
mengatakan<i> “berkata Salamah bin Syabib Aku pernah mendengar Ismail bin Abi
Uwais mengatakan “mungkin aku membuat hadis untuk penduduk madinah jika mereka
berselisih pendapat mengenai sesuatu di antara mereka”.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jadi
Ibnu Abi Uwais adalah <i>perawi yang tertuduh dhaif, tidak tsiqat, pembohong,
matruk dan dituduh suka membuat hadis.</i> Ada sebagian orang yang membela Ibnu
Abi Uwais dengan mengatakan bahwa dia adalah salah satu Rijal atau perawi <i>Shahih
Bukhari</i> oleh karena itu hadisnya bisa dijadikan hujjah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pernyataan ini
jelas tertolak karena Bukhari memang berhujjah dengan hadis Ismail bin Abi
Uwais tetapi telah dipastikan bahwa Ibnu Abi Uwais adalah perawi Bukhari yang
diperselisihkan oleh para ulama hadis. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seperti penjelasan di atas terdapat jarh
atau celaan yang jelas oleh ulama hadis seperti Yahya bin Mu’in, An Nasa’i dan
lain-lain. Dalam prinsip Ilmu Jarh wat Ta’dil celaan yang jelas didahulukan
dari pujian(ta’dil). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh karenanya hadis Ibnu Abi Uwais tidak bisa dijadikan
hujjah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengenai hadis Bukhari dari Ibnu Abi Uwais, hadis-hadis tersebut
memiliki mutaba’ah atau pendukung dari riwayat-riwayat lain sehingga hadis
tersebut tetap dinyatakan shahih. Lihat penjelasan Al Hafiz Ibnu Hajar dalam <i>Al
Fath Al Bary Syarh Shahih Bukhari</i>, Beliau mengatakan bahwa hadis Ibnu Abi
Uwais selain dalam <i>As Shahih(Bukhari dan Muslim)</i> tidak bisa dijadikan
hujjah. Dan hadis yang dibicarakan ini tidak terdapat dalam kedua kitab Shahih
tersebut, hadis ini terdapat dalam <i>Mustadrak</i> dan <i>Sunan Baihaqi</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">TANGGAPAN
:</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengenai
Ibnu Abi Uwais yang namanya adalah Ismail, Ibnu Hajar berkata :</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: red;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Simplified Arabic","serif"; font-size: 14.5pt; line-height: 115%;">وهذا هو الذى بان للنسائى منه حتى تجنب
حديثه و اطلق القول فيه بأنه ليس بثقة ، و لعل هذا كان من إسماعيل فى شبيبته ثم
انصلح .</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Inilah riwayat yang menyebabkan An-Nasaai menjauhi haditsnya, dan
memutlakan pernyataan tersebut padanya bahwasannya dia bukanlah perawi yang
tsiqah. Dan barangkali hal ini adalah keadaan Ismail di masa remajanya <span style="mso-bidi-font-weight: normal;">lalu dia berubah
memperbaiki dirinya</span>.”(Tahdzib At-Tahdzib,1/311)</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Terlebih terdapat ta’dil dari Abu Hatim, sehingga keadaan Ismail
adalah lemah bukan dari segi ‘adalahnya.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ditambahkan lagi bahwa Ismail termasuk perawi Imam Bukhari, semakin
menguatkan akan kelemahan Ismail dari segi ke-dhabit-an-nya.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.
Abu Uwais</span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam kitab <i>Al Jarh Wa At
Ta’dil</i> karya Ibnu Abi Hatim jilid V hal 92, Ibnu Abi Hatim menukil
dari ayahnya Abu Hatim Ar Razy yang berkata mengenai Abu Uwais <i>“Ditulis
hadisnya tetapi tidak dapat dijadikan hujjah dan dia tidak kuat”.</i> Ibnu
Abi Hatim menukil dari Yahya bin Mu’in yang berkata <i>“Abu Uwais tidak
tsiqah”.</i></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam kitab <i>Tahdzib Al Kamal
</i>karya Al Hafiz Ibnu Zakki Al Mizzy jilid III hal 127 Berkata Muawiyah
bin Salih dari Yahya bin Mu’in <i>“Abu Uwais dan putranya itu keduanya
dhaif(lemah)”. Dari Yahya bin Mu’in bahwa Ibnu Abi Uwais dan ayahnya(Abu
Uwais) suka mencuri hadis, suka mengacaukan(hafalan) hadis atau mukhallith
dan suka berbohong.</i></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam
<i>Al Mustadrak</i> jilid I hal 93, Al Hakim tidak menshahihkan hadis ini.
Beliau mendiamkannya dan mencari syahid atau penguat bagi hadis tersebut,
Beliau berkata <i>”Saya telah menemukan syahid atau saksi penguat bagi hadis
tersebut dari hadis Abu Hurairah ra”.</i> Mengenai hadis Abu Hurairah ra ini
akan dibahas nanti, yang penting dari pernyataan itu secara tidak langsung Al
Hakim mengakui kedhaifan hadis Ibnu Abbas tersebut oleh karena itu beliau
mencari syahid penguat untuk hadis tersebut .Setelah melihat kedudukan kedua
perawi hadis Ibnu Abbas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hadis <i>”Kitab
Allah dan SunahKu</i>” dengan jalan sanad dari Ibnu Abbas adalah dhaif.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">TANGGAPAN :</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: red;"><b>Jarh dari Yahya (suka mencuri hadits, mukhtalith,
dan pembohong) jika dikroscek dengan jarh beliau yang lain (tidak tsiqah)
ditambah dengan ta’dil Ibnu Abi Hatim serta pencarian syahid riwayat ini oleh Imam
Hakim menunjukkan bahwa riwayat Abu Uwais ini hanya bermasalah dalam
ke-dhabit-an-nya</b></span>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jalan
Sanad Abu Hurairah ra</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis
<i>“Kitab Allah dan SunahKu”</i> dengan jalan sanad Abu Hurairah ra terdapat
dalam <i>Al Mustadrak</i> Al Hakim jilid I hal 93, <i>Sunan Al Kubra Baihaqi</i>
juz 10, <i>Sunan Daruquthni</i> IV hal 245, <i>Jami’ As Saghir</i> As
Suyuthi(no 3923), Al Khatib dalam <i>Al Faqih Al Mutafaqqih</i> jilid I hal 94,
<i>At Tamhid </i>XXIV hal 331 Ibnu Abdil Barr, dan <i>Al Ihkam</i> VI hal 243
Ibnu Hazm.<br /> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jalan sanad hadis Abu Hurairah ra adalah sebagi berikut, diriwayatkan melalui
Al Dhaby yang berkata telah menghadiskan kepada kami Shalih bin Musa At Thalhy
dari Abdul Aziz bin Rafi’dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda<i>
“Bahwa Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Aku telah meninggalkan pada kamu
sekalian dua perkara yang jika kamu pegang teguh pasti kamu sekalian tidak akan
sesat selamanya yaitu Kitabullah dan SunahKu.Keduanya tidak akan berpisah
hingga menemuiKu di Al Haudh”.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis
di atas adalah hadis yang dhaif karena dalam sanadnya terdapat perawi yang
tidak bisa dijadikan hujjah yaitu Shalih bin Musa At Thalhy.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam
Kitab <i>Tahdzib Al Kamal</i> ( XIII hal 96) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berkata Yahya bin Muin <i>bahwa
riwayat hadis Shalih bin Musa bukan apa-apa</i>.</span><br />
<br />
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abu Hatim Ar Razy berkata <i>hadis
Shalih bin Musa dhaif.</i></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><i> </i> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam Nasa’i berkata <i>hadis Shalih
bin Musa tidak perlu ditulis dan dia itu matruk al hadis(ditinggalkan
hadisnya).</i></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al
Hafiz Ibnu Hajar Al Asqalany dalam kitabnya <i>Tahdzib At Tahdzib</i> IV hal
355 menyebutkan </span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ibnu Hibban berkata <i>bahwa
Shalih bin Musa meriwayatkan dari tsiqat apa yang tidak menyerupai hadis
itsbat(yang kuat) sehingga yang mendengarkannya bersaksi bahwa riwayat
tersebut ma’mulah (diamalkan) atau maqbulah (diterima) tetapi tidak dapat
dipakai untuk berhujjah</i>. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abu Nu’aim berkata <i>Shalih
bin Musa itu matruk Al Hadis sering meriwayatkan hadis mungkar.</i></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam
<i>At Taqrib</i> (Tarjamah :2891) Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqallany menyatakan
bahwa <i>Shalih bin Musa adalah perawi yang matruk(harus ditinggalkan).</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al
Dzahaby dalam <i>Al Kasyif</i> (2412) menyebutkan bahwa <i>Shalih bin Musa itu
wahin (lemah).</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam
<i>Al Qaulul Fashl </i>jilid 2 hal 306 Sayyid Alwi bin Thahir ketika
mengomentari Shalih bin Musa, beliau menyatakan bahwa </span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam Bukhari berkata<i>”Shalih
bin Musa adalah perawi yang membawa hadis-hadis mungkar”.</i></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalau
melihat jarh atau celaan para ulama terhadap Shalih bin Musa tersebut maka
dapat dinyatakan bahwa hadis <i>“Kitab Allah dan SunahKu”</i> dengan sanad dari
Abu Hurairah ra di atas adalah hadis yang dhaif. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adalah hal yang aneh ternyata
As Suyuthi dalam <i>Jami’ As Saghir</i> menyatakan hadis tersebut hasan, Al
Hafiz Al Manawi menshahihkannya dalam <i>Faidhul Qhadir Syarah Al Jami’Ash
Shaghir</i> dan Al Albani juga telah memasukkan hadis ini dalam<i> Shahih Jami’
As Saghir</i>. Begitu pula yang dinyatakan oleh Al Khatib dan Ibnu Hazm. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut kami penshahihan hadis tersebut tidak benar karena dalam sanad hadis
tersebut terdapat cacat yang jelas pada perawinya, Bagaimana mungkin hadis
tersebut shahih jika dalam sanadnya terdapat perawi yang matruk, mungkar al
hadis dan tidak bisa dijadikan hujjah. Nyata sekali bahwa ulama-ulama yang
menshahihkan hadis ini telah bertindak longgar(tasahul) dalam masalah ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">TANGGAPAN
:</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Telah berkata Abu Ahmad bin ‘Adi di dalam mendudukkan keadaan Shalih
bin Musa :</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: red;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">عامة
ما يرويه لا يتابعه عليه أحد . و هو عندى ممن لا</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">يتعمد الكذب ، و لكن يشبه
عليه و يخطىء</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span dir="LTR"></span>.</span><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Pada umumnya apa yang ia riwayatkan tidak ada satu pun orang yang
mengikutinya. Menurut saya dia bukanlah orang yang dengan <span style="mso-bidi-font-weight: normal;">sengaja berdusta</span>, akan tetapi
terdapat kesamaran atasnya dan kekeliruan.”
(Tahdzibul-Kamal, Al-Mizzi)</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Begitu juga Al-Juzajani mengatakan :</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">ضَعِيْفُ
الحَدِيْثِ عَلَى حُسْنِهِ.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Dia adalah dhaiful hadits di atas perangai baiknya.”(Siru A’laamun
Nubala, 8/181)</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dari keterangan diatas, disimpulkan mereka yang tidak mengetahui
keadaan Shalih bin Musa menjarhnya akibat kesamaran den kekeliruannya, akan
tetapi kesamaran dan kekeliruannya tersebut diiringi dengan baiknya perangai
beliau (tidak sengaja berdusta).</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hal ini dapat disimpulkan Shalih bin Musa seorang yang lemah dari
segi ke-dhabit-an-nya.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kedua riwayat
tersebut dapat naik menjadi hasan lighairihi sah dan diterima.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-39204619195520968712015-06-19T03:20:00.000-07:002015-06-20T03:16:37.856-07:00TSAQALAIN SECONDPRINCE BESERTA BANTAHANNYA.<h2>
<a href="https://secondprince.wordpress.com/2007/07/21/hadis-tsaqalain/" rel="bookmark" title="Hadis Tsaqalain">Hadis Tsaqalain</a></h2>
<div class="postinfo">
Posted on <span class="postdate">Juli 21, 2007</span> by secondprince </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Peninggalan Rasulullah SAW adalah Al Quran dan Ahlul Bait as</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelum Junjungan kita yang mulia Al Imam
Rasulullah SAW (Shalawat dan salam kepada Beliau SAW dan Keluarga
suciNya as) berpulang ke rahmatullah, Beliau SAW telah berpesan kepada
umatnya agar tidak sesat dengan berpegang teguh kepada dua
peninggalannya atau Ats Tsaqalain yaitu Kitabullah Al Quranul Karim dan
Itraty Ahlul Bait Rasul as. Seraya Beliau SAW juga mengingatkan kepada
umatnya bahwa Al Quranul Karim dan Itraty Ahlul Bait Rasul as akan
selalu bersama dan tidak akan berpisah sampai hari kiamat dan bertemu
Rasulullah SAW di Telaga Kautsar Al Haudh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Hadits Tsaqalain merupakan 2 peninggalan Rasulullah saw, dimana wasiat beliau adalah berpegang teguh dengan peninggalan pertama (Al Qur'an) dan berbuat baik kepada peninggalan yang kedua (ahlul bait) sebagaimana ditegaskan dalam riwayat tasqalain yang paling shahih (riwayat Imam Muslim), dan kita pun mengakui bahwa ahlul bait Nabi saw adalah manusia-manusia yang bertaqwa sehingga kelak berkumpul bersama beliau.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Sehingga tidak benar anggapan secondprince, bahwa riwayat tsaqalain memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan madzab ahlul bait apalagi memaknai bahwa ahlul bait adalah pribadi-pribadi yang maksum yang ajarannya setara dengan ajaran Rasulullah saw.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Dan perlu diketahui (ada bahasannya dalam blog ini), bahwa madzab ahlul bait adalah ahlussunnah.</b></span> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peninggalan Rasulullah SAW itu telah
diriwayatkan dalam banyak hadis dengan sanad yang berbeda dan shahih
dalam kitab-kitab hadis. Diantara kitab-kitab hadis itu adalah <i>Shahih
Muslim, Sunan Ad Darimi, Sunan Tirmidzi, Musnad Abu Ya’la, Musnad Al
Bazzar, Mu’jam At Thabrani, Musnad Ahmad bin Hanbal, Shahih Ibnu
Khuzaimah, Mustadrak Ash Shahihain, Majma Az Zawaid Al Haitsami, Jami’As
Saghir As Suyuthi dan Al Kanz al Ummal. Dalam Tulisan ini akan
dituliskan beberapa hadis Tsaqalain yang shahih dalam Shahih Muslim,
Mustadrak Ash Shahihain, Sunan Tirmidzi dan Musnad Ahmad bin Hanbal.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>1.Hadis riwayat Imam Muslim dalam Shahih Muslim juz II hal 279 bab Fadhail Ali</i></b></div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Muslim meriwayatkan telah menceritakan
kepada kami Zuhair bin Harb dan Shuja’ bin Makhlad dari Ulayyah yang
berkata Zuhair berkata telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim
dari Abu Hayyan dari Yazid bin Hayyan yang berkata <i>”Aku, Husain bin
Sabrah dan Umar bin Muslim pergi menemui Zaid bin Arqam. Setelah kami
duduk bersamanya berkata Husain kepada Zaid ”Wahai Zaid sungguh engkau
telah mendapat banyak kebaikan. Engkau telah melihat Rasulullah SAW,
mendengarkan hadisnya, berperang bersamanya dan shalat di belakangnya.
Sungguh engkau mendapat banyak kebaikan wahai Zaid. Coba ceritakan
kepadaku apa yang kamu dengar dari Rasulullah SAW. Berkata Zaid “Hai
anak saudaraku, aku sudah tua, ajalku hampir tiba, dan aku sudah lupa
akan sebagian yang aku dapat dari Rasulullah SAW. Apa yang kuceritakan
kepadamu terimalah,dan apa yang tidak kusampaikan janganlah kamu
memaksaku untuk memberikannya.<br />
Lalu Zaid berkata ”pada suatu hari Rasulullah SAW berdiri di hadapan
kami di sebuah tempat yang bernama Ghadir Khum seraya berpidato, maka
Beliau SAW memanjatkan puja dan puji atas Allah SWT, menyampaikan
nasehat dan peringatan. Kemudian Beliau SAW bersabda </i><i>“Ketahuilah
wahai manusia sesungguhnya aku hanya seorang manusia. Aku merasa bahwa
utusan Tuhanku (malaikat maut) akan segera datang dan Aku akan memenuhi
panggilan itu. Dan Aku tinggalkan padamu dua pusaka (Ats-Tsaqalain).
Yang pertama Kitabullah (Al-Quran) di dalamnya terdapat petunjuk dan
cahaya,maka berpegang teguhlah dengan Kitabullah”. Kemudian Beliau
melanjutkan, </i><i>“dan Ahlul Bait-Ku, kuperingatkan kalian kepada
Allah akan Ahlul Bait-Ku, kuperingatkan kalian kepada Allah akan Ahlul
Bait-Ku, kuperingatkan kalian kepada Allah akan Ahlul Bait-Ku”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Lalu Husain bertanya kepada Zaid ”Hai
Zaid siapa gerangan Ahlul Bait itu? Tidakkah istri-istri Nabi termasuk
Ahlul Bait? Jawabnya “Istri-istri Nabi termasuk Ahlul Bait. Tetapi yang
dimaksud Ahlul Bait disini adalah orang yang tidak diperkenankan
menerima sedekah setelah wafat Nabi SAW”, Husain bertanya “Siapa
mereka?”.Jawab Zaid ”Mereka adalah Keluarga Ali, Keluarga Aqil, Keluarga
Ja’far dan Keluarga Ibnu Abbes”. Apakah mereka semua diharamkan
menerima sedekah (zakat)?” tanya Husain; “Ya”, jawabnya.</i></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Hadis di atas terdapat dalam Shahih
Muslim, perlu dinyatakan bahwa yang menjadi pesan Rasulullah SAW itu
adalah sampai perkataan <i>“kuperingatkan kalian kepada Allah akan Ahlul Bait-Ku</i>”
sedangkan yang selanjutnya adalah percakapan Husain dan Zaid perihal
Siapa Ahlul Bait. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Kami sependapat dengan secondprince, bahwa hadits ini mewasiatkan untuk berbuat baik kepada ahlul bait, tidak berpegang dengan ahlul bait.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b> </b></span> </div>
<div style="text-align: justify;">
Yang menarik bahwa dalam Shahih Muslim di bab yang
sama Fadhail Ali, Muslim juga meriwayatkan hadis Tsaqalain yang lain
dari Zaid bin Arqam dengan tambahan percakapan yang menyatakan bahwa
Istri-istri Nabi tidak termasuk Ahlul Bait, berikut kutipannya</div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Kami berkata “Siapa Ahlul Bait?
Apakah istri-istri Nabi? Kemudian Zaid menjawab ”Tidak, Demi Allah,
seorang wanita (istri) hidup dengan suaminya dalam masa tertentu jika
suaminya menceraikannya dia akan kembali ke orang tua dan kaumnya. Ahlul
Bait Nabi adalah keturunannya yang diharamkan untuk menerima sedekah”.</i></div>
</blockquote>
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Benar apa yang disampaikan orang syiah ini (walaupun maksudnya akan mengeluarkan istri-istri Nabi dari lingkaran pengertian ahlul bait), dan terbukti bahwa para ummahatul mukminin kesemuanya tidak diceraikan oleh Rasullullah saw sampai akhir hayat beliau, sehingga sudah menjadi kepastian bahwa mereka termasuk ahul bait Nabi saw. </b></span> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>2. Hadis shahih dalam Mustadrak As Shahihain Al Hakim juz III hal 148</i></b></div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Al Hakim meriwayatkan telah menceritakan
kepada kami seorang faqih dari Ray Abu Bakar Muhammad bin Husain bin
Muslim, yang mendengar dari Muhammad bin Ayub yang mendengar dari Yahya
bin Mughirah al Sa’di yang mendengar dari Jarir bin Abdul Hamid dari
Hasan bin Abdullah An Nakha’i dari Muslim bin Shubayh dari Zaid bin
Arqam yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda. <i>“Kutinggalkan
kepadamu dua peninggalan (Ats Tsaqalain), kitab Allah dan Ahlul BaitKu.
Sesungguhnya keduanya tak akan berpisah, sampai keduanya kembali
kepadaKu di Al Haudh“</i></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Al Hakim menyatakan dalam Al Mustadrak As Shahihain bahwa sanad hadis ini shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: red;">TANGGAPAN :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: red;">Masih diperselisihkan ke-SHAHIHANNYA, akibat ikhtilathnya Jarir bin Abdul Hamid, dan juga riwayat ini tidak memerintahkan untuk berpegang dengan ahlul bait. </span></b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>3. Hadis shahih dalam kitab Mustadrak As Shahihain Al Hakim, Juz III hal 109.</i></b></div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Al Hakim meriwayatkan telah menceritakan
kepada kami Abu Husain Muhammad bin Ahmad bin Tamim Al Hanzali di
Baghdad yang mendengar dari Abu Qallabah Abdul Malik bin Muhammad Ar
Raqqasyi yang mendengar dari Yahya bin Hammad; juga telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar Muhammad bin Balawaih dan Abu Bakar Ahmad bin
Ja’far Al Bazzaz, yang keduanya mendengar dari Abdullah bin Ahmad bin
Hanbal yang mendengar dari ayahnya yang mendengar dari Yahya bin Hammad;
dan juga telah menceritakan kepada kami Faqih dari Bukhara Abu Nasr
Ahmad bin Suhayl yang mendengar dari Hafiz Baghdad Shalih bin Muhammad
yang mendengar dari Khallaf bin Salim Al Makhrami yang mendengar dari
Yahya bin Hammad yang mendengar dari Abu Awanah dari Sulaiman Al A’masy
yang berkata telah mendengar dari Habib bin Abi Tsabit dari Abu Tufail
dari Zaid bin Arqam ra yang berkata</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Rasulullah SAW ketika dalam
perjalanan kembali dari haji wada berhenti di Ghadir Khum dan
memerintahkan untuk membersihkan tanah di bawah pohon-pohon. Kemudian
Beliau SAW bersabda” Kurasa seakan-akan aku segera akan dipanggil
(Allah), dan segera pula memenuhi panggilan itu, Maka sesungguhnya aku
meninggalkan kepadamu Ats Tsaqalain(dua peninggalan yang berat). Yang
satu lebih besar (lebih agung) dari yang kedua : Yaitu kitab Allah dan
Ittrahku. Jagalah Baik-baik dan berhati-hatilah dalam perlakuanmu
tehadap kedua peninggalanKu itu, sebab Keduanya takkan berpisah sehingga
berkumpul kembali denganKu di Al Haudh. Kemudian Beliau SAW berkata
lagi: “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla adalah maulaku, dan aku adalah
maula setiap Mu’min. Lalu Beliau SAW mengangkat tangan Ali Bin Abi
Thalib sambil bersabda : Barangsiapa yang menganggap aku sebagai
maulanya, maka dia ini (Ali bin Abni Thalib) adalah juga maula baginya.
Ya Allah, cintailah siapa yang mencintainya, dan musuhilah siapa yang
memusuhinya</i>“</div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Al Hakim telah menyatakan dalam Al Mustadrak As Shahihain bahwa hadis ini shahih sesuai dengan persyaratan Bukhari dan Muslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Hadits ini diperselisihkan ke-SHAHIHANNYA, akibat tadlisnya Habib. Riwayat ini bahkan menguatkan maksud tsaqalain yang kedua adalah berbuat baik kepada ahlul bait.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>4. Hadis shahih dalam kitab Mustadrak As Shahihain Al Hakim, Juz III hal 110.</b></i></div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Al Hakim meriwayatkan telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar bin Ishaq dan Da’laj bin Ahmad Al Sijzi yang
keduanya mendengar dari Muhammad bin Ayub yang mendengar dari Azraq bin
Ali yang mendengar dari Hasan bin Ibrahim Al Kirmani yang mendengar dari
Muhammad bin Salamah bin Kuhail dari Ayahnya dari Abu Tufail dari Ibnu
Wathilah yang mendengar dari Zaid bin Arqam ra yang berkata <i>“Rasulullah
SAW berhenti di suatu tempat di antara Mekkah dan Madinah di dekat
pohon-pohon yang teduh dan orang-orang membersihkan tanah di bawah
pohon-pohon tersebut. Kemudian Rasulullah SAW mendirikan shalat, setelah
itu Beliau SAW berbicara kepada orang-orang. Beliau memuji dan
mengagungkan Allah SWT, memberikan nasehat dan mengingatkan kami.
Kemudian Beliau SAW berkata” Wahai manusia, Aku tinggalkan kepadamu dua
hal atau perkara, yang apabila kamu mengikuti dan berpegang teguh pada
keduanya maka kamu tidak akan tersesat yaitu Kitab Allah (Al Quranul
Karim) dan Ahlul BaitKu, ItrahKu. Kemudian Beliau SAW berkata tiga kali
“Bukankah Aku ini lebih berhak terhadap kaum muslimin dibanding diri
mereka sendiri.. Orang-orang menjawab “Ya”. Kemudian Rasulullah SAW
berkata” Barangsiapa yang menganggap aku sebagai maulanya, maka Ali
adalah juga maulanya.</i></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Al Hakim telah menyatakan dalam Al Mustadrak As Shahihain bahwa hadis ini shahih sesuai dengan persyaratan Bukhari dan Muslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><b>Derajat hadits ini LEMAH akibat Muhammad bin Salamah seorang yang dhaif, dan lafalnya syadz menyelisihi lafal jumhur.</b></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Sanad riwayat ini lemah dikarenakan Muhammad bin Salamah bin Kuhail. Al-Juzjaaniy berkata : “<i>Dzaahibul-hadiits”</i> [<i>Al-Mughniy fidl-Dlu’afaa’</i>, 2/310 no. 5577]. Ibnu Ma’iin berkata : <i>“Laisa bi-syai’ </i>(tidak ada apa-apanya)” [<i>Lisaanul-Miizaan</i>, 7/168]. Ia juga dinisbatkan pada <i>tasyayyu’ </i>dan mempunyai hadits-hadits <i>munkar </i>[<i>Al-Kaamil</i>, 7/444]. As-Sa’diy berkata : <i>“Waahiyul-hadiits</i> (lemah haditsnya)” [<i>Adl-Dlu’afaa wal-Matruukuun li-Ibnil-Jauziy</i> 3/67 no. 3017]. Ibnu Syaahiin berkata : “<i>Dla’iif</i>” [<i>Taariikh Asmaa’ Adl-Dlu’afaa’ wal-Kadzdzaabiin</i>, hal. 166 no. 566]. Ibnu Hibbaan dengan memasukkannya dalam <i>Ats-Tsiqaat</i>. Ahmad berkata : “<i>Muqaaribul-hadiits”</i> [<i>Mausu’ah Aqwaal Al-Imam Ahmad, </i>3/267 no. 2335]. Ad-Daaruquthniy mengatakan : “Bisa dijadikan <i>i’tibar</i>” [<i>Suaalaat Al-Barqaaniy</i>, no. 539].</span></span></b><br />
<br />
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Muhammad bin Salamah mempunyai mutaba'ah Yahya bin Salamah (lihat juz Abu Thahir no. 143), tapi Yahya pun seorang yang matruk (lihat At Taqrib 2/304)</span></span></b><br />
<br />
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Muhammad bin Salamah juga mempunyai mutaba'ah Syu'aib bin Khalid (lihat juz Abu Thahir no. 142), tapi dalam sanadnya ada Muhammad bin Humaid seorang di jarh dalam ke-dhabit-annya dan dalam 'adalah-nya. </span></span></b></div>
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Tentang Muhammad bin Humaid ini; Al-Bukhaariy berkata : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Fiihi nadhar”</i> [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">At-Taariikh Al-Kabiir</i>, 1/167]. Ya’quub bin Syaibah As-Saduusiy berkata : “Muhammad bin Humaid Ar-Raaziy padanya banyak perkara yang diingkari (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">katsiirul-manaakir</i>)” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tahdziibul-Kamaal</i>, 25/102]. An-Nasaa’iy berkata : “Tidak <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tsiqah</i>” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Taariikh Baghdaad</i>, 2/263 dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukiin</i>
oleh Ibnul-Jauziy, 3/54 no. 2959]. Ishaaq bin Manshuur berkata : “Aku
bersaksi di hadapan Allah bahwa Muhammad bin Humaid dan ‘Ubaid bin
Ishaaq Al-‘Aththaar adalah pendusta” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Taariikh Baghdaad</i>,
2/263]. Shaalih bin Muhammad Al-Asadiy Al-Haafidh berkata : “Aku tidak
melihat seorang pun yang yang lebih banyak dustanya daripada dua orang,
yaitu Sulaimaan Asy-Syaadzakuuniy dan Muhammad bin Humaid Ar-Raaziy…” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Taariikh Baghdaad</i>, 2/262]. Ia telah didustakan oleh Abu Zur’ah Ar-Raaziy dan Ibnu Waarah [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Al-Majruuhiin</i>, 2/321 no. 1005 dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukiin</i>
oleh Ibnul-Jauziy, 3/54 no. 2959]. Ibnu Hibbaan berkata : “Ia termasuk
orang yang menyendiri dalam periwayatan dari orang-orang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tsiqah</i> dengan sesuatu yang terbolak-balik, khususnya jika ia meriwayatkan dari para syaikh negerinya” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Al-Majruuhiin</i>, 2/321 no. 1005]. Ibraahiim bin Ya’quub Al-Jauzajaaniy berkata : “Ia seorang yang bermadzhab buruk, tidak <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tsiqah</i>” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ahwaalur-Rijaal</i>,<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i>hal.
207 no. 382]. ‘Abdurrahmaan bin Yuusuf bin Khiraasy dan jama’ah
ahli-hadits negeri Ray saat disebut Muhammad bin Humaid, maka mereka
sepakat bahwa ia sangat lemah dalam haditsnya [<i>Taariikh Baghdaad</i>, 2/261]. Ibnu Khiraasy sendiri mendustakannya [<i>idem</i>, 2/263]. Sudah menjadi pengetahuan bahwa <i>jarh </i>penduduk
yang satu negeri dengan perawi lebih kuat, karena mereka lebih
mengetahui keadaan negerinya sendiri dibandingkan yang lain.
Ad-Daaruquthniy berkata : “Diperselisihkan” [<i>Suaalaat As-Sulamiy</i> no. 287]. Ibnul-Jauziy memasukkanya dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukiin </i>(3/54). Adz-Dzahabiy memasukkannya dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Al-Mughniy fidl-Dlu’afaa’ </i>(2/289 no. 5452) dan berkata : “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dla’iif</i>, bukan dari sisi hapalannya”. Ibnu Hajar berkata : “Seorang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">haafidh</i> yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dla’iif</i>. Ibnu Ma’iin mempunyai pandangan baik terhadapnya” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">At-Taqriib</i>,
hal. 839 no. 5871]. Ahmad memujinya bahwa negeri Ray akan tetap
diliputi ilmu selama Muhammad bin Humaid hidup. Namun ia pujiannya ini
dikritik oleh Ibnu Khuzaimah bahwasannya dalam hal ini Ahmad tidak
mengetahui perihal Ibnu Humaid. Seandainya ia mengetahui sebagaimana
yang diketahui Ibnu Khuzaimah, niscaya ia tidak akan memujinya [<i>Mausu’ah Aqwaal Al-Imam Ahmad</i>,
3/255-256 no. 2311]. Ibnu Hibbaan menyebutkan bahwa setelah Al-Imam
Ahmad mengetahui Abu Zur’ah dan Ibnu Waarah mendustakan Ibnu Humaid,
maka Shaalih bin Ahmad bin Hanbal berkata : “Sejak saat itu aku melihat
ayahku jika disebutkan Ibnu Humaid, beliau mengibaskan tangannya” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Al-Majruuhiin</i>, 2/321]. Inilah pendapat terakhir Ahmad (yaitu menyepakati <i>jarh </i>Abu Zur’ah dan Ibnu Waraah). </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Ibnu Ma’iin dan Ja’far bin Abi ‘Utsmaan Ath-Thayaalisiy men-<i>tsiqah</i>-kannya.</span></span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Perkataan
yang tepat tentang diri Muhammad bin Humaid adalah ia perawi yang
sangat lemah. Ia dikritik dari ulama baik dari segi hapalannya maupun <i>‘adalah</i>-nya.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: red;"> </span></b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>5. Hadis dalam Musnad Ahmad jilid V hal 189</i></b></div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Abdullah meriwayatkan dari Ayahnya,dari
Ahmad Zubairi dari Syarik dari Rukayn dari Qasim bin Hishan dari Zaid
bin Tsabit ra, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda <i>“Sesungguhnya
Aku meninggalkan dua khalifah bagimu, Kitabullah dan Ahlul BaitKu.
Keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang ke telaga Al Haudh
bersama-sama”.</i></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Hadis di atas diriwayatkan dari Abdullah
bin Ahmad bin Hanbal dari ayahnya Ahmad bin Hanbal, keduanya sudah
dikenal tsiqat di kalangan ulama, Ahmad Zubairi. Beliau adalah Muhammad
bin Abdullah Abu Ahmad Al Zubairi Al Habbal telah dinyatakan tsiqat oleh
Yahya bin Muin dan Al Ajili.</div>
<div style="text-align: justify;">
Syarik bin Abdullah bin Sinan adalah
salah satu Rijal Muslim, Yahya bin Main berkata “Syuraik itu jujur dan
tsiqat”. Ahmad bin Hanbal dan Ajili menyatakan Syuraik tsiqat. Ibnu
Ya’qub bin Syaiban berkata” Syuraik jujur dan tsiqat tapi jelek
hafalannya”. Ibnu Abi Hatim berkata” hadis Syuraik dapat dijadikan
hujjah”. Ibnu Saad berkata” Syuraik tsiqat, terpercaya tapi sering
salah”.An Nasai berkata ”tak ada yang perlu dirisaukan dengannya”. Ahmad
bin Adiy berkata “kebanyakan hadis Syuraik adalah shahih”.(Mizan Al
Itidal adz Dzahabi jilid 2 hal 270 dan Tahdzib At Tahdzib Ibnu Hajar
jilid 4 hal 333).</div>
<div style="text-align: justify;">
Rukayn (Raqin) bin Rabi’Abul Rabi’ Al
Fazari adalah perawi yang tsiqat .Beliau dinyatakan tsiqat oleh Ahmad
bin Hanbal, An Nasai, Yahya bin Main, Ibnu Hajar dan juga dinyatakan
tsiqat oleh Ibnu Hibban dalam kitab Ats Tsiqat Ibnu Hibban.</div>
<div style="text-align: justify;">
Qasim bin Hishan adalah perawi yang
tsiqah. Ahmad bin Saleh menyatakan Qasim tsiqah. Ibnu Hibban menyatakan
bahwa Qasim termasuk dalam kelompok tabiin yang tsiqah. Dalam Majma Az
Zawaid ,Al Haitsami menyatakan tsiqah kepada Qasim bin Hishan. Adz
Dzahabi dan Al Munziri menukil dari Bukhari bahwa hadis Qasim itu
mungkar dan tidak shahih. Tetapi Hal ini telah dibantah oleh Ahmad
Syakir dalam Musnad Ahmad jilid V,beliau berkata”Saya tidak mengerti apa
sumber penukilan Al Munziri dari Bukhari tentang Qasim bin Hishan itu.
Sebab dalam Tarikh Al Kabir Bukhari tidak menjelaskan biografi Qasim
demikian juga dalam kitab Adh Dhu’afa. Saya khawatir bahwa Al Munziri
berkhayal dengan menisbatkan hal itu kepada Al Bukhari”. Oleh karena itu
Syaikh Ahmad Syakir menguatkannya sebagai seorang yang tsiqah dalam
Syarh Musnad Ahmad.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi hadis dalam Musnad Ahmad diatas adalah hadis yang shahih karena telah diriwayatkan oleh perawi-perawi yang dikenal tsiqah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Perhatikan perkataan Adz Dzahabi dan Al Munziri diatas, beliau berdua sepakat bahwa Imam Bukhari men-JARH Qasim bin Hishan, akan tetapi referensinya tidak diketahui oleh Syaikh Syakir.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Ada karya Imam Bukahari yang masih berupa manuskrip yang disebut "ADH DHU'AFAUL KABIR " yang kemungkinan beliau berdua mengutip dari kitab ini. </b></span> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>6. Hadis dalam Musnad Ahmad jilid V hal 181-182</i></b></div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat dari Abdullah dari Ayahnya dari
Aswad bin ‘Amir, dari Syarik dari Rukayn dari Qasim bin Hishan, dari
Zaid bin Tsabit, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda<i>”Sesungguhnya
Aku meninggalkan dua khalifah bagimu Kitabullah, tali panjang yang
terentang antara langit dan bumi atau diantara langit dan bumi dan
Itrati Ahlul BaitKu. Dan Keduanya tidak akan terpisah sampai datang ke
telaga Al Haudh”<br />
</i></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Hadis di atas diriwayatkan dari Abdullah
bin Ahmad bin Hanbal dari ayahnya Ahmad bin Hanbal, Semua perawi hadis
Musnad Ahmad di atas telah dijelaskan sebelumnya kecuali Aswad bin Amir
Shadhan Al Wasithi. Beliau adalah salah satu Rijal atau perawi Bukhari
Muslim. Al Qaisarani telah menyebutkannya di antara perawi-perawi
Bukhari Muslim dalam kitabnya Al Jam’u Baina Rijalisy Syaikhain. Selain
itu Aswad bin Amir dinyatakan tsiqat oleh Ali bin Al Madini, Ibnu Hajar,
As Suyuthi dan juga disebutkan oleh Ibnu Hibban dalam Kitabnya Ats
Tsiqat Ibnu Hibban. Oleh karena itu hadis Musnad Ahmad di atas sanadnya
shahih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Sama dengan tanggapan diatas, bahwa riwayat ini lemah akibat Qasim bin Hishan. </b></span> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>7. Hadis dalam Sunan Tirmidzi jilid 5 halaman 662 – 663 </b></i></div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
At Tirmidzi meriwayatkan telah bercerita
kepada kami Ali bin Mundzir al-Kufi, telah bercerita kepada kami
Muhammad bin Fudhail, telah bercerita kepada kami Al-A’masy, dari
‘Athiyyah, dari Abi Sa’id dan Al-A’masy, dari Habib bin Abi Tsabit, dari
Zaid bin Arqam yang berkata, ‘Rasulullah saw telah bersabda, <i>‘Sesungguhnya
aku tinggalkan padamu sesuatu yang jika kamu berpegang teguh kepadanya
niscaya kamu tidak akan tersesat sepeninggalku, yang mana yang satunya
lebih besar dari yang lainnya, yaitu Kitab Allah, yang merupakan tali
penghubung antara langit dan bumi, dan ‘itrah Ahlul BaitKu. Keduanya
tidak akan pernah berpisah sehingga datang menemuiku di telaga. Maka
perhatikanlah aku dengan apa yang kamu laksanakan kepadaku dalam
keduanya”<br />
</i></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Tahdzib at Tahdzib jilid 7 hal 386
dan Mizan Al I’tidal jilid 3 hal 157, Ali bin Mundzir telah dinyatakan
tsiqat oleh banyak ulama seperti Ibnu Abi Hatim,Ibnu Namir,Imam
Sha’sha’i dan lain-lain,walaupun Ali bin Mundzir dikenal sebagai seorang
syiah. Mengenai hal ini Mahmud Az Za’by dalam bukunya Sunni yang Sunni
hal 71 menyatakan tentang Ali bin Mundzir ini “para ulama telah
menyatakan ketsiqatan Ali bin Mundzir. Padahal mereka tahu bahwa Ali
adalah syiah. Ini harus dipahami bahwa syiah yang dimaksud disini adalah
syiah yang tidak merusak sifat keadilan perawi dengan catatan tidak
berlebih-lebihan. Artinya ia hanya berpihak kepada Ali bin Abu Thalib
dalam pertikaiannya melawan Muawiyah. Tidak lebih dari itu. Inilah
pengertian tasyayyu menurut ulama sunni. Karena itu Ashabus Sunan
meriwayatkan dan berhujjah dengan hadis Ali bin Mundzir”.</div>
<div style="text-align: justify;">
Muhammad bin Fudhail,dalam Hadi As Sari
jilid 2 hal 210,Tahdzib at Tahdzib jilid 9 hal 405 dan Mizan al Itidal
jilid 4 hal 9 didapat keterangan tentang beliau. Ahmad berkata”Ia
berpihak kepada Ali, tasyayyu. Hadisnya baik” Yahya bin Muin menyatakan
Muhammad bin Fudhail adalah tsiqat. Abu Zara’ah berkata”ia jujur dan
ahli Ilmu”.Menurut Abu Hatim,Muhammad bin Fudhail adalah seorang <span class="skimlinks-unlinked">guru.Nasai</span>
tidak melihat sesuatu yang membahayakan dalam hadis Muhammad bin
Fudhail. Menurut Abu Dawud ia seorang syiah yang militan. Ibnu Hibban
menyebutkan dia didalam Ats Tsiqat seraya berkata”Ibnu Fudhail pendukung
Ali yang berlebih-lebihan”Ibnu Saad berkata”Ia tsiqat,jujur dan banyak
memiliki <span class="skimlinks-unlinked">hadis.Ia</span> pendukung
Ali”. Menurut Ajli,Ibnu Fudhail orang kufah yang tsiqat tetapi syiah.
Ali bin al Madini memandang Muhammad bin Fudhail sangat tsiqat dalam
hadis. Daruquthni juga menyatakan Muhammad bin Fudhail sangat tsiqat
dalam hadis.</div>
<div style="text-align: justify;">
Al A’masy atau Sulaiman bin Muhran Al
Kahili Al Kufi Al A’masy adalah perawi Kutub As Sittah yang terkenal
tsiqat dan ulama hadis sepakat tentang keadilan dan ketsiqatan
Beliau..(Mizan Al Itidal adz Dzahabi jilid 2 hal 224 dan Tahdzib At
Tahdzib Ibnu Hajar jilid 4 hal 222).Dalam hadis Sunan Tirmidzi di atas
A’masy telah meriwayatkan melalui dua jalur yaitu dari Athiyyah dari Abu
Said dan dari Habib bin Abi Tsabit dari Zaid bin Arqam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Athiyyah bin Sa’ad al Junadah Al Awfi
adalah tabiin yang dikenal dhaif. Menurut Adz Dzahabi Athiyyah adalah
seorang tabiin yang dikenal dhaif ,Abu Hatim berkata hadisnya dhaif tapi
bisa didaftar atau ditulis, An Nasai juga menyatakan Athiyyah termasuk
kelompok orang yang dhaif, Abu Zara’ah juga memandangnya lemah. Menurut
Abu Dawud Athiyyah tidak bisa dijadikan sandaran atau pegangan.Menurut
Al Saji hadisnya tidak dapat dijadikan hujjah,Ia mengutamakan Ali ra
dari semua sahabat Nabi yang lain. Salim Al Muradi menyatakan bahwa
Athiyyah adalah seorang syiah. Abu Ahmad bin Adi berkata walaupun ia
dhaif tetapi hadisnya dapat ditulis. Kebanyakan ulama memang memandang
Athiyyah dhaif tetapi Ibnu Saad memandang Athiyyah tsiqat,dan berkata
insya Allah ia mempunyai banyak hadis yang baik,sebagian orang tidak
memandang hadisnya sebagai hujjah. Yahya bin Main ditanya tentang hadis
Athiyyah ,ia menjawab “Bagus”.(Mizan Al ‘Itidal jilid 3 hal 79).</div>
<div style="text-align: justify;">
Habib bin Abi Tsabit Al Asadi Al Kahlili
adalah Rijal Bukhari dan Muslim dan para ulama hadis telah sepakat akan
keadilan dan ketsiqatan beliau, walaupun beliau juga dikenal sebagai
mudallis (Tahdzib At Tahdzib jilid 2 hal 178). Jadi dari dua jalan dalam
hadis Sunan Tirmidzi di atas, sanad Athiyyah semua perawinya tsiqat
selain Athiyyah yang dikenal dhaif walaupun Beliau di ta’dilkan oleh
Ibnu Saad dan Ibnu Main. Sedangkan sanad Habib semua perawinya tsiqat
tetapi dalam hadis di atas A’masy dan Habib meriwayatkan dengan lafal
‘an (mu’an ‘an) padahal keduanya dikenal mudallis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Ada 3 jalur periwatan Imam Tirmidzi, yang pertama LEMAH akibat Athiyah, yang kedua LEMAH akibat tadlis dari Habib, sedang yang ketiga (tidak ada dalam tulisan secondprince diatas) LEMAH akibat Zaid bin Hasan Al Anmathi.</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Sanad
hadits ini lemah dengan kelemahan terletak pada ‘Athiyyah, ia adalah
Ibnu Sa’d bin Janaadah Al-‘Aufiy. Ia telah dilemahkan oleh <b>jumhur ahli hadiits</b>. Ahmad berkata : “<i>Dla’iiful-hadiits</i>. Telah sampai kepadaku bahwasannya ‘Athiyyah mendatangi Al-Kalbiy dan mengambil darinya tafsir, dan ‘Athiyyah memberikan <i>kunyah </i>kepadanya
(Al-Kalbiy) Abu Sa’iid. Kemudian (saat meriwayatkan) ia berkata :
‘Telah berkata Abu Sa’iid’. Husyaim telah mendla’ifkan hadits ‘Athiyyah”
[<i>Al-‘Ilal</i>, no. 1306 dan <i>Al-Kaamil </i>7/84 no. 1530]. Ahmad juga berkata : “Sufyan – yaitu Ats-Tsauriy – telah mendla’ifkan hadits ‘Athiyyah” [<i>Al-‘Ilal</i>, no. 4502]. Yahyaa bin Ma’iin dalam riwayat Ad-Duuriy berkata : “<i>Shaalih</i>” [<i>Al-Jarh wat-Ta’diil</i>, 6/383 no. 2125]. Namun dalam riwayat lain, seperti Abul-Waliid bin Jaarud, Ibnu Ma’iin berkata : “<i>Dla’iif</i>” [<i>Adl-Dlu’afaa’ Al-Kabiir</i>, hal. 1064 no. 1395]. <i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></i>Juga riwayat Ibnu Abi Maryam, bahwasannya Ibnu Ma’iin berkata : “<i>Dla’iif</i>, kecuali jika ia menuliskan haditsnya” [<i>Al-Kaamil</i>, 7/84 no. 1530]. Abu Haatim berkata : <i>“Dla’iiful-hadiits</i>, ditulis haditsnya. Abu Nadlrah lebih aku sukai daripadanya” [<i>Al-Jarh wat-Ta’diil</i>, 6/383 no. 2125].</span><span dir="RTL" style="font-family: Arial;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Abu Zur’ah berkata : <i>“Layyin </i>(lemah)” [<i>idem</i>]. An-Nasaa’iy berkata : “<i>Dla’iif</i>” [<i>Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukuun </i>no. 481].<i> </i>Al-Bukhaariy berkata : “Telah berkata Ahmad terhadap hadits ‘Abdul-Malik dari ‘Athiyyah, dari Abu Sa’iid : Telah bersabda Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>: <i>‘Telah aku tinggalkan pada kalian ats-tsaqalain</i>…’ : “Hadits-Hadits orang-orang Kuffah ini <i>munkar</i>” [<i>Taariikh Ash-Shaghiir</i>, 1/267]. Abu Dawud berkata : “Ia bukan termasuk orang yang dipercaya (dapat dijadikan sandaran)” [<i>Suaalaat Abi ‘Ubaid Al-Aajuriiy</i>, hal. 105 no. 24]. Ad-Daaruqthniy berkata : “<i>Mudltharibul-hadiits</i>” [<i>Al-‘Ilal</i>, 4/291]. Di tempat lain ia juga berkata : “<i>Dla’iif</i>” [<i>As-Sunan</i>, 4/39 – dari <i>Mausu’ah Aqwaal Ad-Daaruquthniy</i>, hal. 453].<i> </i>Ibnu ‘Adiy berkata : “Bersamaan dengan kedla’ifannya, ia ditulis haditsnya” [<i>Al-Kaamil</i>, 7/85]. Ibnu Sa’d berkata : “Ia <i>tsiqah</i>, <i>insya Allah</i>. Memiliki hadits-hadits yang baik dan sebagian orang tidak menjadikannya sebagai hujjah” [<i>Thabaqaat Ibni Sa’ad</i>, 6/304]. Al-‘Ijliy berkata : “Orang Kuffah yang <i>tsiqah</i>, namun tidak kuat (haditsnya)” [<i>Ma’rifatuts-Tsiqaat</i>, 2/140 no. 1255].<i> </i>Ibnu Syaahiin berkata : “Tidak mengapa dengannya, sebagaimana dikatakan Ibnu Ma’iin” [<i>Taariikh Asmaa’ Ats-</i>Tsiqaat, hal. 247 no. 970]. Adz-Dzahabiy berkata : “Para ulama telah mendla’ifkannya” [<i>Al-Kaasyif </i>2/27 no. 3820]. Ibnu Hajar berkata : “<i>Shaduuq, </i>banyak salahnya, orang <i>Syi’ah mudallis</i>” [<i>Tahriirut-Taqriib</i> 3/20 no. 4616].</span></b></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> </span><br />
<br />
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">[lihat juga : <i>Tahdziibul-Kamaal</i>, 20/145-149 no. 3956 dan <i>Al-Jaami’ fil-Jarh wat-Ta’diil</i> 2/209 no. 2937.]</span></span></b><br />
<br />
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"></span>Sanad
hadits ini lemah, dengan kelemahan yang terletak pada Zaid bin Al-Hasan
Al-Anmathiy. Ia seorang perawi yang diperselisihkan. Abu Haatim berkata
: “<i>Matruukul-hadiits</i>”. Sedangkan Ibnu Hibbaan memasukkanya dalam <i>Ats-Tsiqaat</i>. Ia telah didla’ifkan oleh Ibnu Hajar dalam <i>At-Taqriib</i> – dan ini disepakati oleh Basyar ‘Awaad dalam <i>Tahriir Taqriibit-Tahdziib</i> (1/433 no. 2127) dan <i>tahqiq</i>-nya terhadap <i>Sunan At-Tirmidziy </i>(6/124). Begitu pula Adz-Dzahabiy dalam <i>Al-Kaasyif</i> (1/416 no. 1731). </span></span></span></b><br />
<br />
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Dalam ilmu hadits, Abu Haatim adalah ulama yang <i>tasyaddud</i>, dan sebaliknya Ibnu Hibbaan adalah ulama yang <i>tasaahul</i>. Kesepakatan dua orang <i>haafidh </i>(yaitu
Ibnu Hajar dan Adz-Dzahabiy) dalam pendla’ifan mempunyai nilai
tersendiri. Hal itu bisa dibuktikan dari pengambilan perkataan mereka
dalam pendla’ifan Al-Anmathiy oleh para ulama setelahnya. Apalagi,
Adz-Dzahabiy yang menjadi salah satu sumber penilaian <i>tasyaddud</i>-nya Abu Haatim (dalam kitab <i>As-Siyaar</i>, 13/260), maka di sini ia telah memberikan penilaian dengan mengambil pendla’ifan Abu Haatim.</span></span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="color: red;"><i><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Qarinah </span></i><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">yang
lebih menunjukkan kelemahan diri Al-Anmathiy adalah bahwasannya ia
telah diselisihi oleh Haatim bin Ismaa’iil Al-Madiniy dan Hafsh bin
Ghiyaats, dimana mereka berdua meriwayatkan Ja’far bin Muhammad, dari
ayahnya, dari Jaabir, dari Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>tentang khutbah <i>wada’</i>, dimana beliau bersabda :</span></span></b></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<b><span style="color: red;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 9pt; line-height: 150%;">وقد تركت فيكم ما لن تضلوا بعده إن اعتصمتم به. كتاب الله.</span></span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="color: red;"><i><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">“Sungguh
telah aku tinggalkan kepada kalian yang jika kalian berpegang teguh
kepadanya, niscaya tidak akan tersesat : Kitabullah”</span></i><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> [<i>Shahih Muslim </i>no. 1218].</span></span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">yaitu tanpa tambahan lafadh : <i>‘dan ‘itrahku ahlul-baitku’ </i>(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 9pt; line-height: 150%;">وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">).</span></span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Maka dari itu, yang <i>raajih</i> – sebagaimana ini diambil oleh para <i>muhaqqiq</i> – adalah <i>ta’yin </i>atas kelemahan diri Zaid bin Al-Hasan Al-Anmathiy. Dan untuk tambahan (<i>ziyadah</i>) lafadh : <i>‘dan ‘itrahku ahlul-baitku’ </i>(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 9pt; line-height: 150%;">وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt; line-height: 150%;">) adalah tambahan yang <i>munkar</i>, karena dibawakan oleh perawi <i>dla’if</i> – sebagaimana kaidah ini dijelaskan Ibnu Shalah dalam <i>‘Uluumul-Hadiits</i>.</span></span></b></div>
<br />
<br />
Walaupun begitu
banyak hal yang menguatkan sanad Habib ini sehingga hadisnya dinyatakan
shahih yaitu</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Dalam kitab Mustadrak As Shahihain Al Hakim, Juz III hal 109
terdapat hadis tsaqalain yang menyatakan bahwa A’masy mendengar langsung
dari Habib.(lihat hadis no 3 di atas). Sulaiman Al A’masy yang berkata
telah mendengar dari Habib bin Abi Tsabit dari Abu Tufail dari Zaid bin
Arqam ra. Dan hadis ini telah dinyatakan shahih oleh Al Hakim.</li>
<li>Syaikh Ahmad Syakir telah menshahihkan cukup banyak hadis dengan
lafal’an dalam Musnad Ahmad salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan
dengan lafal ‘an oleh A’masyi dan Habib(A’masy dari Habib dari…salah
seorang sahabat).</li>
<li>Hadis Sunan Tirmidzi ini telah dinyatakan hasan gharib oleh At
Tirmidzi dan telah dinyatakan shahih oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani
dalam Shahih Sunan Turmudzi dan juga telah dinyatakan shahih oleh Hasan
As Saqqaf dalam Shahih Sifat Shalat An Nabiy.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Benar secara keseluruhan bahwa riwayat-riwayat tersebut apabila dikumpulkan akan saling menguatkan sehingga menjadi riwayat HASAN LIGHAIRIHI.</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Akan tetapi khusus riwayat dari Muhammad bin Humaid tidak dapat terangkat menjadi hasan lighairihi akibat jarh kepadanya adalah jarh tentang 'adalahnya.</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Juga riwayat mutaba'ah bagi Muhammad bin Humaid yaitu riwayat Yahya bin Salamah (tidak tertulis dalam artikel diatas) juga tidak dapat terangkat menjadi hasan lighairihi akibat Yahya seorang yang matruk (lihat juz Abu Thahir no. 143, mengenai Yahya bin Salamah lihat At taqrib 2/304)</b></span><br />
<br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Masih tersisa satu riwayat lagi (tidak ada dalam artikel diatas), yaitu riwayat :</b></span><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><b>Al-Bazzar no.864 </b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><b>حدثنا الحسين
بن علي بن جعفر قال حَدَّثَنَا علي بن ثابت قال حَدَّثَنَا سعاد بن سليمان
عن أبي إسحاق عن الحارث عن علي قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إني
مقبوض وإني قد تركت فيكم الثقلين كتاب الله وأهل بيتي وأنكم لن تضلوا
بعدهما وأنه لن تقوم الساعة حتى يبتغى أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم
كما تبتغى الضالة فلا توجد </b></span></span></div>
<span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Telah mengabarkan kepada kami Husen bin Ali bin Ja'far telah mengabarkan kepada kami Ali bin Tsabit telah mengabarkan kepada kami Sa'ad bin Sulaiman dari Abu Ishaq dari Al harits dari Ali ra ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw : ... Sungguh telah aku tinggalkan bagimu dua peninggalan yang berat kitabullah dan ahlul bait-ku dan kalian tidak akan tersesat setelah (mengikuti) keduanya.....</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Riwayat ini LEMAH akibat Al Harits, dan juga lafal matannya syadz menyelisihi lafal yang diriwayatkan jumhur.</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Al-Haarits bin ‘Abdillah Al-A’war adalah seorang yang lemah menurut jumhur <i>muhadditsiin</i>. Bahkan sebagian <i>muhadditsiin</i> memberikan <i>jarh </i>keras
dengan mendustakaannya, seperti : Asy-Sya’biy (dalam satu perkatannya),
Muslim, Ibnul-Madiiniy, dan yang lainnya. Sebagian yang lain, ada pula
yang mentsiqahkannya seperti : Ibnu Ma’iin, An-Nasa’iy (dalam satu
perkataannya), Ibnu Syaahin, dan Ahmad bin Shaalih Al-Mishriy. Beberapa
ulama menjelaskan bahwa pendustaan mereka terhadap Al-Haarits ini karena
pemikirannya yang condong kepada Syi’ah/Rafidlah, bahkan disebutkan ia
berlebih-lebihan dalam masalah ini. Namun dalam periwayatan hadits, ia
bukan seorang pendusta. Ia di-<i>jarh </i>karena lemah dalam <i>dlabth</i>-nya.<i> </i>Ahmad
bin Shaalih Al-Mishriy pernah ditanya perihal pendustaan Asy-Sya’biy
terhadap Al-Haarits, maka ia menjawab : “Ia (Asy-Sya’biy) tidak
mendustakannya dalam hadits, namun ia hanya mendustakan pemikirannya
saja” [<i>Ats-Tsiqaat</i> <i>li-Ibni Syaahin</i>, lembar 17]. Ibnu Hibban berkata : “Ia seorang berlebih-lebihan dalam <i>tasyayyu’</i>, dan lemah dalam hadits” [<i>Al-Majruuhiin</i>,
1/222]. Ibnu Hajar pun kemudian memberi kesimpulan : “….Ia telah
didustakan oleh Asy-Sya’biy dan dituduh sebagai Rafidlah. Namun dalam
hadits, ia lemah….” [<i>At-Taqriib</i>, hal. 211 no. 1036]. Adapun Adz-Dzahabiy memberi kesimpulan : “Seorang Syi’ah yang lemah (<i>syi’iy layyin</i>)” [<i>Al-Kaasyif</i>, 1/303 no. 859].<i> </i>Inilah yang <i>raajih</i> mengenai diri Al-Haarits, <i>wallaahu a’lam</i>. Selengkapnya, silakan lihat <i>Tahdziibul-Kamaal</i>, 5/244-253 no. 1025, <i>Tahdziibut-Tahdziib</i> 2/145-147 no. 248, <i>Al-Jaami’ fil-Jarh wat-Ta’diil </i>1/142 no. 742, dan <i>Siyaru A’laamin-Nubalaa’ </i>4/152-155 no. 54.</span> </b></span><br />
<br />
Semua hadis di atas menyatakan dengan
jelas bahwa apa yang merupakan peninggalan Rasulullah SAW yang disebut
Ats Tsaqalain (dua peninggalan) itu adalah Al Quran dan Ahlul Bait as.
Sebagian orang ada yang menyatakan bahwa hadis itu tidak mengharuskan
untuk berpegang teguh kepada Al Quran dan Ahlul Bait melainkan hanya
berpegang teguh kepada Al Quran sedangkan tentang Ahlul Bait hadis itu
mengingatkan bahwa kita harus menjaga hak-hak Ahlul Bait, mencintai dan
menghormati Mereka. Sebagian orang tersebut telah berdalil dengan hadis
Tsaqalain Shahih Muslim, Sunan Ad Darimi dan Musnad Ahmad yang memiliki
redaksi kuperingatkan kalian akan Ahlul BaitKu, dan menyatakan bahwa
dalam hadis tersebut tidak terdapat indikasi untuk berpegang teguh pada
Ahlul Bait.<br />
<br />
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Saya sepakat dengan pendapat sebagian orang yang seperti ditulis secondprince, dan ini adalah pemahaman langsung atas nash-nash dalam riwayat-riwayat diatas yang merupakan riwayat yang paling SHAHIH dan juga merupakan lafal yang ada dalam jumhur riwayat.</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b>Dan ini merupakan pendapat ahlussunnah !!!! </b></span> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Sebagian orang yang kami maksud (Ibnu
Taimiyah dalam Minhaj As Sunnah dan Ali As Salus dalam Imamah Wal
Khilafah). telah menyatakan bahwa hadis–hadis yang memiliki redaksi
berpegang teguh kepada Ahlul Bait atau redaksi Al Quran dan Ahlul Bait
selalu bersama dan tidak akan berpisah adalah TIDAK SHAHIH. Kami dengan
jelas menyatakan bahwa hal ini tidaklah benar karena hadis tersebut
adalah hadis yang shahih seperti yang telah kami nyatakan di atas dan
cukup banyak ulama yang telah menguatkan kebenarannya. Cukuplah disini
dinyatakan pendapat Syaikh Nashirudin Al Albani yang telah menyatakan
shahihnya hadis Tsaqalain tersebut dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi,
Shahih Jami’ As Saghir dan Silsilah Al Hadits Al Shahihah .</div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Bahwa Rasulullah SAW bersabda <i>“Wahai
manusia sesungguhnya Aku meninggalkan untuk kalian apa yang jika kalian
berpegang kepadanya niscaya kalian tidak akan sesat ,Kitab Allah dan
Itrati Ahlul BaitKu”</i>.(Hadis riwayat Tirmidzi,Ahmad,Thabrani,Thahawi
dan dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albany dalam kitabnya
Silsilah Al Hadits Al Shahihah no 1761). </div>
</blockquote>
<br />
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Tidak benar yang dikatakan oleh secondprince, bahwa riwayat-riwayat tersebut berderajat berbeda-beda, ada yang shahih, ada juga yang berderajat lemah akan tetapi naik menjadi hasan lighairihi, akan tetapi ada juga yang berderajat LEMAH dan SYADZ.</b></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Terhadap pernyataan ini kami tidak
sependapat dan dengan jelas kami menyatakan bahwa pendapat itu adalah
tidak benar. Tentu saja sebagai seorang Muslim kita harus mencintai dan
menghormati serta menjaga hak-hak Ahlul Bait tetapi hadis Tsaqalain
jelas menyatakan keharusan berpegang teguh kepada Ahlul Bait dan hal ini
telah ditetapkan dengan hadis-hadis yang shahih. Dalam hadis Tsaqalain
Shahih Muslim, Sunan Ad Darimi dan Musnad Ahmad yang memiliki redaksi
kuperingatkan kalian akan Ahlul BaitKu, juga tidak terdapat kata-kata
yang menyatakan bahwa yang dimaksud itu adalah menjaga hak-hak Ahlul
Bait, mencintai dan menghormati Mereka. Justru semua hadis ini harus
dikumpulkan dengan hadis Tsaqalain yang lain yang memiliki redaksi
berpegang teguh kepada Ahlul Bait atau redaksi Al Quran dan Ahlul Bait
selalu bersama dan tidak akan berpisah. Dengan mengumpulkan semua hadis
itu dapat diketahui bahwa peringatan Rasulullah SAW dalam kata-kata
kuperingatkan kalian akan Ahlul BaitKu, tersebut adalah keharusan
berpegang teguh kepada Ahlul Bait as.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai disini tulisan secondprince ....... </div>
<br />
<br />
<span style="color: red;"><b>TANGGAPAN :</b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagaimana diketahui bahwa hadits di
atas diucapkan Nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu ‘alaihi
wa sallam </i>pada waktu yang sama dan disaksikan lebih dari seorang shahabat.
Yaitu saat haji <i style="mso-bidi-font-style: normal;">wada’</i>, tepatnya di
satu tempat yang bernama Khumm. Jika kita ketahui bahwa hadits ini keluar pada
orang yang satu (yaitu Nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i>), waktu yang satu (yaitu saat haji <i style="mso-bidi-font-style: normal;">wada’</i>), dan tempat yang satu (Khumm), maka lafadh hadits ini pun
sebenarnya satu. Hukum dan maknanya pun juga satu. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></span></div>
<span style="color: red;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh karena itulah, kita perlu melihat
keseluruhan lafadh hadits dari riwayat yang berbeda-beda sehingga kita bisa
melihat lafadh hadits tersebut secara utuh. Karena telah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ma’lum </i>bahwa kadang satu hadits sengaja dibawakan oleh seorang
perawi dengan meringkas, dan di lain riwayat ia bawakan secara lengkap. Juga,
kadang seorang perawi menerima hadits dengan lafadh ringkas, namun perawi
selain dirinya membawakan secara lengkap. Juga, adanya faktor kekurangan dalam
sifat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">hifdh</i> dari seorang perawi
sehingga ia membawakan hadits yang semula panjang (lengkap), namun kemudian ia
bawakan secara ringkas. Dan beberapa kemungkinan yang lainnya. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></span></div>
</div>
<span style="color: red;"><b>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat yang seolah-olah memerintahkan berpegang dengan ahlul bait adalah riwayat-riwayat di bawah ini :</span></div>
</div>
</b></span><span style="color: red;"><b>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat 1.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">وَأَنَا
تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى
وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ فَحَثَّ عَلَى
كِتَابِ اللَّهِ وَرَغَّبَ فِيهِ ثُمَّ قَالَ وَأَهْلُ بَيْتِي
أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي
أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي</span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
</b></span><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i></span></b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Aku akan meninggalkan kepada kalian Ats-Tsaqalain (dua hal yang berat), yaitu : Pertama, <span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kitabullah
yang padanya berisi petunjuk dan cahaya, karena itu ambillah ia (yaitu
melaksanakan kandungannya) dan berpegang teguhlah kalian kepadanya’</span></i>. Beliau menghimbau/mendorong pengamalan Kitabullah. Kemudian beliau melanjutkan :<i> </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">(Kedua), dan ahlul-baitku. Aku ingatkan kalian akan Allah terhadap ahlu-baitku’</span></i><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </span>– beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali – [Riwayat Imam Muslim]</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat 2.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ مَنْ اسْتَمْسَكَ <b><span style="color: red;">بِهِ</span></b> وَأَخَذَ <b><span style="color: red;">بِهِ</span></b> كَانَ عَلَى الْهُدَى وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ</span> </span></b></span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i>“Yaitu <b>Kitabullah
yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Barangsiapa yang
berpegang teguh dengannya dan mengambil pelajaran dari dalamnya maka dia
akan berada di atas petunjuk. Dan barangsiapa yang menyalahinya, maka
dia akan tersesat</b>”</i>. [Riwayat Imam Muslim]</span></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat 3.</span></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">أَلَا
وَإِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَحَدُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ هُوَ حَبْلُ اللَّهِ مَنْ اتَّبَعَهُ كَانَ عَلَى الْهُدَى وَمَنْ
تَرَكَهُ كَانَ عَلَى ضَلَالَةٍ</span> </span> </span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i>'Ketahuilah sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian dua perkara yang sangat besar. <b>Salah
satunya adalah Al Qur'an, barang siapa yang mengikuti petunjuknya maka
dia akan mendapat petunjuk. Dan barang siapa yang meninggalkannya maka
dia akan tersesat</b>." </i></span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">[Riwayat Imam Muslim]</span> </span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat 4.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">وَإِنِّي
تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى
وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ وَرَغَّبَ فِيهِ قَالَ
وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ
اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي</span> </span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></b></span><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></b><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i>Sesungguhnya aku telah meninggalkan dua perkara yang sangat berat di tengah-tengah kalian. Yang
pertama adalah Kitabullah 'azza wajalla. Di dalamnya terdapat petunjuk
dan cahaya. Karena itu, ambillah dan berpegang-teguhlah kalian dengannya"</i>. Beliau memberikan motivasi terkait dengan kitabullah dan mendorongnya. Kemudian beliau bersabda lagi : <i>"Dan
(yang kedua adalah) ahlul-baitku. Aku ingatkan kalian kepada Allah akan
ahli baitku, aku ingatkan kalian kepada Allah akan ahlul-baitku, aku
ingatkan kalian karena Allah terhadap akan ahlul-baitku.</i>" [Riwayat Imam Ahmad 4/366-367]</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat 5.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">إِنِّي
قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ الثَّقَلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ الْآخَرِ
كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ حَبْلٌ مَمْدُودٌ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى
الْأَرْضِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي أَلَا إِنَّهُمَا لَنْ يَفْتَرِقَا
حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ</span> </span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang sangat berat, <u>salah satunya lebih besar dari yang lain</u>; Kitabullah, tali yang dibentangkan dari langit ke bumi, dan ‘itrahku ahlul-baitku, keduanya tidak akan berpisah hingga mereka tiba di telagaku” [Riwayat Imam Ahmad 3/26]</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Inilah lima riwayat yang menjelaskan bahwa kepada ahlul bait Nabi saw tidak memerintahkan untuk berpegang teguh dengannya, beliau memerintahkan untuk berbuat baik kepada ahlul bait Nabi saw.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Adapun riwayat-riwayat di bawah ini, seolah-olah memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan ahlul bait, padahal tidak. Mari bersama-sama kita perhatikan.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat 6.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ <span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;">بِهِ</span></b></span> لَنْ تَضِلُّوا كِتَابَ اللَّهِ وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي</span> </span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><i>"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian sesuatu yang jika kalian
berpegang dengannya, maka kalian tidak akan pernah sesat, yaitu
Kitabullah, dan ‘itrahku <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ahlul-baitku"</i> [Riwayat Imam Tirmidzi no. 3786].</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b>Perhatikan lafal "bihi" diatas, lafal ini menunjukkan kepada SATU jenis saja, yaitu kitabullah, bukan ahlul bait. Yaitu perpegang kepada kitabullah bukan kepada ahlul bait.</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b>Sehingga penulisan terjemahannya seharusnya begini : </b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><i>"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian sesuatu yang jika kalian
berpegang dengannya, maka kalian tidak akan pernah sesat, yaitu
Kitabullah. </i></b></span></span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><i>Dan ‘itrahku <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ahlul-baitku "</i> </b></span></span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b>[Riwayat Imam Tirmidzi no. 3786].</b></span></span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b>Riwayat 7.</b></span></span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ <span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;">بِهِ</span></b></span>
لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي أَحَدُهُمَا أَعْظَمُ مِنْ الْآخَرِ كِتَابُ
اللَّهِ حَبْلٌ مَمْدُودٌ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ وَعِتْرَتِي
أَهْلُ بَيْتِي وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ
فَانْظُرُوا كَيْفَ تَخْلُفُونِي فِيهِمَا </span></b></span></span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b> </b></span></span> </b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i>“</i>Sesungguhnya
aku telah meninggalkan untuk kalian sesuatu yang sekiranya kalian
berpegang teguh dengannya, niscaya kalian tidak akan tersesat
sepeninggalku, salah satu dari keduanya itu lebih besar dari yang lain<i>, yaitu; <b>Kitabullah adalah tali yang Allah bentangkan dari langit ke bumi.</b></i></span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i><b>Dan ‘itrahku ahli baitku</b>. </i></span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i>Dan keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang menemuiku di
telaga, oleh karena itu perhatikanlah oleh kalian, apa yang kalian
perbuat terhadap keduanya sesudahku" </i> </span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">[Riwayat Imam Tirmidzi no. 3788].</span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Sama dengan pembahasan riwayat sebelumnya, perhatikanlah lafal "bihi", lafal ini hanya menunjuk kepada SATU jenis saja, yaitu kitabullah.</span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span> </b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b>Riwayat 8.</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><b><span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>إني تارك فيكم ما إن تمسكتم <span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;">به</span></b> </span>لن تضلوا كتاب </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> عز وجل وعترتي أهل بيتي وإنهما لن يتفرقا حتى يردا علي الحوض</span> </b></span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8372105893582766617&postID=4516802900288573038#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Aku tinggalkan untuk kalian yang apabila kalian berpegang-teguh dengannya maka kalian <span style="mso-bidi-font-weight: normal;">tidak akan tersesat</span>, yaitu <span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kitabullah ‘azza wa jalla.</span></i></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Dan ‘itrahku ahlul-baitku</span>. </i></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dan keduanya tidak akan berpisah hingga kembali kepadaku di Al-Haudl” </i><span style="mso-bidi-font-style: italic;"> </span></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="mso-bidi-font-style: italic;">[<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; line-height: normal;"></span></span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Al-Ma’rifah wat-Taarikh</span></span></span></b></span><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="mso-bidi-font-style: italic;"></span> 1/536; shahih]</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Terdapat lafal "bihi" sebagai qarinah bahwa yang dimaksud berpagang teguh hanya kepada SATU jenis saja, yaitu kitabullah.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat 9.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">قَدْ تَرَكْت فِيكُمْ مَا إنْ أَخَذْتُمْ<span style="font-size: large;"> </span><b><span style="color: red;"><span style="font-size: large;">بِهِ</span> </span></b>لَنْ تَضِلُّوا كِتَابَ اللَّهِ بِأَيْدِيكُمْ وَأَهْلَ بَيْتِي</span> </span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i>Sungguh
telah aku tinggalkan bagi kalian yang jika kalian berpegang teguh
dengannya maka kalian tidak akan tersesat yaitu Kitabullah yang berada
di tangan kalian. </i></span></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><i>Dan Ahlul-Bait-ku</i>” </span></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">[Musykiilul Atsar 3/56].</span></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Lafal "bihi" diatas menunjukkan kepada kitabullah. </span></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span> </span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Inilah 4 riwayat yang menjelaskan bahwa perintah berpagang teguh menggunakan lafal "bihi" yang bermakna hanya kepada SATU saja, yaitu kitabullah. Dan ini adalah merupakan jumhur riwayat.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Dan hanya ada 2 riwayat yang menggunakan lafal "bihima", sehingga dua riwayat ini syadz menyelisihi riwayat jumhur. Dan lagi derajat riwayatnya adalah LEMAH.</span></b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat tersebut adalah sbb :</span></b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat 10.</span></b></span><br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">قد تركت فيكم الثقلين كتاب الله وأهل بيتي وأنكم لن تضلوا <b><span style="font-size: x-large;">
بعدهما</span></b></span></span></span></span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="color: red;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><b> </b></span></span></span></b></span></div>
<br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Sungguh telah aku tinggalkan bagi kalian dua peninggalan yang berat, kitabullah dan ahlul bait-ku, dan kamu tidak akan tersesat setelah (mengikuti) keduanya. [Riwayat Al Bazzar no. 864]</span></b></span><br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat ini menggunakan lafal "ba'da huma". Riwayat ini LEMAH akibat Al Harits.</span></b></span><br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat 11.</span></b></span><br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> <span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">أيها الناس إني تارك فيكم أمرين لن تضلوا إن اتبعتمو<span style="font-size: large;">هما</span> و<span style="font-size: large;">هما</span> كتاب الله وأهل بيتي عترتي</span></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">”Wahai
sekalian manusia, aku tinggalkan kepadamu dua hal atau perkara, yang
apabila kamu mengikuti keduanya maka kamu tidak akan tersesat yaitu
Kitabullah dan ahlul-baitku ‘itrahku” [Mustadrak Imam Hakim no. 4577]</span></b></span><br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Riwayat ini menggunakan lafal "huma". Tetapi riwayat ini LEMAH akibat Muhammad bin Salamah.</span></b></span><br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Inilah riwayat-riwayat tentang TSAQALAIN, dimana riwayat ini hanya diucapkan oleh Nabi saw satu kali saja, dan disana tidak ada perintah untuk berpagang dengan ahlul bait.</span></b></span><br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Sedangkan lafal perintah berpagang dengan ahlul bait adalah lafal yang menyendiri (syadz) dan diriwayatkan oleh perawi yang dhaif.</span></b></span><br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">KESIMPULANNYA : </span></b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Bahwa hadits tsaqalain adalah wasiyat Rasulullah saw untuk : </span></b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">1. Berpegang teguh dengan kitabullah</span></b></span><br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">2. Menghormati dan memuliakan ahlul bait Rasulullah saw.</span></b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></b></span><br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span style="color: red;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنِي
يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ وَصَدَقَةُ قَالَا أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
جَعْفَرٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ وَاقِدِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ ارْقُبُوا
مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَهْلِ بَيْتِهِ</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> </span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepadaku Yahyaa bin Ma’iin dan Shadaqah, mereka berdua
berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Ja’far, dari
Syu’bah, dari Waaqid bin Muhammad, dari ayahnya, dari Ibnu ‘Umar </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">radliyallaahu ‘anhumaa</span></i><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">, ia berkata : Telah berkata Abu Bakr : “Peliharalah hubungan dengan Muhammad </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;">shallallaahu 'alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> dengan cara menjaga hubungan baik dengan ahlul-bait beliau” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3751].</span></b></span></div>
</div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span>
<span style="color: red;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-15304156130313037012015-06-15T11:07:00.000-07:002015-06-29T07:40:39.696-07:0024. SECONDPRINCE TERNYATA SEORANG SYI'AH RAFIDHAH.<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bukan fitnah, bukan dusta !!!</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Semula kami percaya sebagaimana pengakuannya bahwa ia bukan termasuk golongan syi'ah.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Akan tetapi ternyata dalam beberapa tulisan artikel dan pernyataannya, ternyata orang ini bermadzab syi'ah bahkan syi'ah RAFIDHAH.</span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Alasan kami ini berdasarkan pernyataan orang itu sendiri : " Kembali ke judul tulisan, kami sebelumnya telah membuktikan
bahwa<b><span style="color: red;"> <i>Imam Ali adalah sahabat yang paling
berilmu diantara semua sahabat lain termasuk KETIGA KHALIFAH.</i>
</span></b>Bukti yang kami tampilkan selain perkataan Imam Hasan adalah <i>Hadis Tsaqalain</i>. Hadis ini
sebaik-baik bukti bahwa <i>Imam Ali adalah Ahlul Bait
yang menjadi pegangan bagi umat islam termasuk ketiga khalifah agar tidak
tersesat.</i> Hadis Tsaqalain adalah perkataan Rasulullah SAW yang
menjadi <b><span style="color: red;">hujjah keilmuan Imam Ali di atas
semua sahabat </span></b>tetapi tidak dimengerti oleh para pengingkar."</span></span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="mso-spacerun: yes;"></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">(lihat : <a href="https://secondprince.wordpress.com/2009/10/05/abu-bakar-menjadi-imam-shalat-bukanlah-bukti-keilmuannya-lebih-tinggi-dari-imam-ali/">https://secondprince.wordpress.com/2009/10/05/abu-bakar-menjadi-imam-shalat-bukanlah-bukti-keilmuannya-lebih-tinggi-dari-imam-ali/</a>)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain pada pernyataan orang itu sendiri, rafidhah ini juga menulis artikel</span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> <b><span style="color: red;">"<span style="line-height: 115%;">keutamaan-imam-ali-di-atas-abu-bakar-dan-umar-bantahan-terhadap-salafy."</span></span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><b><span style="color: red;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; line-height: 115%;"><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--></span></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><span style="line-height: 115%;">(lihat
pula : <a href="https://secondprince.wordpress.com/2010/05/28/keutamaan-imam-ali-di-atas-abu-bakar-dan-umar-bantahan-terhadap-salafy/">https://secondprince.wordpress.com/2010/05/28/keutamaan-imam-ali-di-atas-abu-bakar-dan-umar-bantahan-terhadap-salafy/</a></span>)</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;">Jadi terbongkarlah jati diri sebenarnya orang majhul ini, ternyata ia adalah seorang yang lebih mengutamakan Ali ra dari seluruh shahabat Nabi saw terutama Abu Bakar ra dan Umar ra.</span></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;">Padahal </span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;">Ibnu
Hajar dlm Muqaddimah Fathul Baarinya (1/459) menjelaskan sbb :</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;">
</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">والتشيع</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> محبة عليٍّ وتقديمه على الصحابة. فمن قدمه على
أبي بكر وعمر فهو غال في تشيعه، ويطلق عليه رافضي؛ وإلا فشيعي، فإن<u>
</u>انضاف إلى ذلك السب أو التصريح بالبغض فغال في الرفض. وإن اعتقد الرجعة إلى
الدنيا فأشد في الغلو.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tasyayyu’
artinya mencintai Ali dan mendahulukannya di atas para sahabat. <b><span style="color: red;">Barang
siapa mendahulukan Ali di atas Abu Bakar dan Umar, maka dia ghuluw dalam
tasyayyu’nya, dan disebut juga Rafidhi.</span> </b>Namun bila tidak
demikian, maka
disebut Syi’i. Bila disamping itu dia juga mencaci dan menyatakan
kebenciannya, maka dia ghuluw dalam kerafidhahannya. Dan bila ia
meyakini raj’ah (hidup kembalinya para imam utk melampiaskan dendam kpd
musuh2-nya), berarti ia lebih ghuluw lagi. </span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Oleh karena itu orang yang sudah tidak majhul ini terbukti sebagai seorang <span style="color: red;"><b>RAFIDHAH !!!..</b></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Seperti biasa, datang bantahan dari si SP .....</span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="background-color: white;"><span style="color: blue;">SP menulis :</span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">Jawaban kami terhadap hal ini adalah
sederhana. Jauh sebelum Ibnu Hajar sudah ada ulama lain yang justru
menyatakan hal yang berbeda yaitu Ibnu Hazm, ia berkata</span></span></span><br />
<br /></div>
<h3 style="text-align: right;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">اختلف المسلمون فيمن هو أفضل بعد الأنبياء
عليهم السلام , فذهب بعض أهل السنة , وبعض المعتزله , وبعض المرجئة , وجميع
الشيعة , إلى أن أفضل الأمة بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم علي بن أبي
طالب رضي الله عنه , وقد روينا هذا القول نصاً عن بعض الصحابة رضي الله
عنهم , وعن جماعة من التابعين والفقهاء , و ذهب بعض أهل السنة ,وبعض
المعتزله , وبعض المرجئة , إلى أن أفضل الصحابة بعد رسول الله صلى الله
عليه وسلم ,أبوبكر ,ثم عمر .</span></span></span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><i>Kaum muslimin berselisih mengenai siapa yang paling utama setelah para Nabi [alaihis salam]. Telah datang sebagian ahlu sunnah,
sebagian mu’tazilah, sebagian murji’ah dan seluruh Syi’ah menyatakan
bahwa di kalangan umat yang paling utama setelah Rasulullah SAW adalah
Aliy bin Abi Thalib [radiallahu ‘anhu], dan telah diriwayatkan hal ini
dari sebagian sahabat [radiallahu ‘anhum], jama’ah tabiin dan fuqaha.
Dan telah datang sebagian ahlus sunnah, sebagian mu’tazilah dan
sebagian murjiah menyatakan bahwa sahabat yang paling utama setelah
Rasulullah SAW adalah Abu Bakar kemudian Umar [Al Fishal Fi Al Milal Wa
Al Ahwa’ Wa Al Nihal Ibnu Hazm 4/181]</i></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">Silakan perhatikan apa yang dikatakan
Ibnu Hazm yaitu sebagian Ahlus Sunnah ada yang mengutamakan Aliy di atas
Abu Bakar dan Umar dengan mengatakan bahwa Aliy adalah orang yang
paling utama setelah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Jadi
memutlakkan hal ini sebagai Rafidhah jelas kurang tepat.</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="background-color: white;"><span style="color: blue;"> </span></span> </span><b> </b></span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"> </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;"><b><span style="color: red;">TANGGAPAN KAMI :</span></b></span></span></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><b><span style="color: red;">Kami tidak mengingkari bahwa sebelum Abu Bakar dibai'at, ada sebagian shahabat yang lebih mengutamakan Ali daripada Abu Bakar (misalnya Abbas, Abu Sufyan, dll, hal dapat dilihat dalam riwayat Imam Bukhari)</span></b></span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><b><span style="color: red;">Akan tetapi setelah Abu Bakar dibai'at, maka para shahabat telah ijma' akan keutamaan Abu Bakar atas Ali.</span></b></span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><b><span style="color: red;">Dan inilah yang dimaksud dengan kalimat "sebagian ahlussunnah" oleh Imam Ibnu Hazm. </span></b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;">SP menulis :</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">Apa yang dikatakan Ibnu Hazm ini
bersesuaian dengan apa yang dikatakan Ibnu Abdil Barr dalam kitabnya. Ia
berkata dalam biografi ‘Aliy bin Abi Thalib</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h3 style="text-align: right;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">كان علي أصغر ولد أَبِي طالب ، وكان أصغر من
جَعْفَر بعشر سنين ، وَكَانَ جَعْفَر أصغر من عُقَيْل بعشر سنين ، وَكَانَ
عُقَيْل أصغر من طالب بعشر سنين ، وَرَوَى عَنْ سلمان ، وَأَبِي ذر ،
والمقداد ، وخباب ، وجابر ، وَأَبِي سَعِيد الْخُدْرِيّ ، وزيد بْن الأرقم :
أن علي بْن أَبِي طالب رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أول من أسلم ، وفضله هؤلاء
على غيره<b>.</b></span></span></span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><i>Aliy adalah anak Abu Thalib yang
paling muda, ia lebih muda dari Ja’far sepuluh tahun, Ja’far lebih muda
dari Aqiil sepuluh tahun dan Aqiil lebih muda sepuluh tahun dari Thalib.
Dan telah diriwayatkan dari Salman, Abu Dzar, Miqdaad, Khubaab, Jaabit, Abu Sa’id Al Khudriy dan Zaid bin ‘Arqam bahwa Aliy bin Abi Thalib [radiallahu ‘anhu] adalah orang pertama yang masuk islam, dan mereka [para sahabat itu] mengutamakannya atas selainnya [Al Istii’aab Fii Ma’rifat Al Ashhaab Ibnu Abdil Barr 3/1090 no 1855]</i></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">Ibnu Abdil Barr juga menuliskan dalam
biografi Aamir bin Watsilah Abu Thufail [dimana ia sebenarnya adalah
Sahabat Nabi]. Ibnu Abdil Barr berkata</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><br /></span></span></span></div>
<h3 style="text-align: right;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">وكان ثقة مأمونا يعترف بفضل الشيخين ، إلا أنه كان يقدم عليا</span></span></span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><i>Ia tsiqat ma’mun, mengakui keutamaan Syaikhan [Abu Bakar dan Umar] hanya saja ia lebih mengutamakan ‘Aliy atas mereka [Al Istii’aab Fii Ma’rifat Al Ashhaab Ibnu Abdil Barr 2/799 no 1344]</i></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><i>Ibnu Hazm dan Ibnu Abdil Barr lebih mutaqaddimin dibanding Ibnu Hajar,
oleh karena itu perkataan keduanya lebih layak dijadikan pegangan
dibandingkan perkataan Ibnu Hajar. </i></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><b><span style="color: red;">TANGGAPAN KAMI :</span></b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><b><span style="color: red;">Sama dengan tanggapan kami di atas. Setelah Abu Bakar dibai'at, maka para shahabat telah ijma' bahwa Abu Bakar lebih utama dari Ali.</span></b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;">SP menulis : </span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">Harusnya berdasarkan apa yang dikatakan
Ibnu Hajar sebelumnya maka perawi yang percaya Raj’ah adalah Rafidhah
sangat ekstrim tetapi dalam kitabnya Taqriib At Tahdziib, Ibnu Hajar
berkata</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><br /></span></span></span></div>
<h3 style="text-align: right;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">أبو اليقظان الكوفي الأعمى ضعيف واختلط وكان يدلس ويغلو في التشيع</span></span></span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><i>Abu Yaqzhaan Al Kuufiy Al A’ma dhaif ikhtilath melakukan tadlis, dan tasyayyu’ ekstrim [Taqrib At Tahdziib no 4539]</i></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;">. </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">TANGGAPAN KAMI :</span></b></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">Perhatikan sekali perkataan Ibnu Hajar :</span></b></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">Tasyayyu' adalah mencintai Ali dan mendahulukan di atas shahabat yang lain (kecuali Abu Bakar dan Umar).</span></b></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">Bila tasyayyu'-nya melebihkan Ali atas Abu Bakar dan Umar maka disebut TASYAYYU' GHULUW atau RAFIDHAH.</span></b></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;"><br /></span></b></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">Jadi tasyayyu' ghuluw itu sama dengan rafidhah.</span></b></span></span></span></span></span><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">SP menulis :</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;">Jadi dapat disimpulkan bahwa tuduhan Rafidhah atas kami yang disebutkan
Abu fulan ini adalah tuduhan mandul yang tidak bernilai. Ia hanya
berpegang pada perkataan Ibnu Hajar padahal apa yang dikatakan Ibnu
Hajar tersebut tidaklah benar dan diselisihi oleh Ibnu Hazm dan Ibnu
Abdil Barr. Bahkan telah kami buktikan kalau Ibnu Hajar telah menyalahi
perkataannya sendiri dalam hal ini.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b>TANGGAPAN KAMI :</b></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><span style="color: red;"><b>Seandainya Ibnu Hazm dan Ibnu Abdil Barr ditanya, apakah Abu Dzar, Salman, dll seorang rafidhah ? </b></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><span style="color: red;"><b>Mungkin dengan serta merta teman rafidhah kita ini akan menjawab iya.</b></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><span style="color: red;"><b>Padahal <span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Imam
Ibnu Hazm rahimahullah menyatakan syiah rafidhah adalah kafir dengan
perkataannya: </span></b></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><span style="color: red;"><b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span>
</b></span></span></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: red;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-language: IN;">فَإِن الروافض لَيْسُوا
من الْمُسلمين</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: red;"><b><br /></b></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: red;"><b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Sesungguhnya syiah rafidhah tidaklah termasuk
golongan kaum muslimin (lihat <span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Al Fashlu fii al milal wa al ahwaa wa an
nihal 2/65)</span></span></b></span></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: red;"><b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kira-kira rafidhah yang bagaimana yang dikafirkan beliau itu ya ? ....</span></span></b></span></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: red;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="color: blue;">SP menulis :</span></span></span></span></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">Sebenarnya dengan definisi yang
ditetapkan Ibnu Hajar tersebut, Abu Fulan ini justru
mempermalukan dirinya sendiri. Perhatikan kembali apa yang dikatakan
Ibnu Hajar sebelumnya</span></span></span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><i>Syi’ah tertuju pada perawi yang tidak mengutamakan Aliy di atas Abu Bakar dan Umar</i></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><i>Rafidhah tertuju pada perawi yang mengutamakan Aliy di atas Abu Bakar dan Umar</i></span></span></span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;">Berdasarkan kaidah Ibnu Hajar tersebut
maka seseorang tidak bisa dikatakan sekaligus pada saat yang sama
“Syi’ah Rafidhah”. Karena keduanya mengandung hal yang kontradiktif.
Kalau Syi’ah ya Syi’ah kalau Rafidhah ya Rafidhah. Itu kalau Abu Fulan
ini ingin menerapkan perkataan Ibnu Hajar secara konsisten tetapi
sayangnya karena ia tidak paham maka ia malah menuliskan “Secondprince Ternyata Seorang Syi’ah Rafidhah”. Sungguh Menggelikan</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">TANGGAPAN KAMI :</span></b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">Ternyata SP orang yang tidak dapat memahami tulisan secara utuh ....sungguh menyedihkan !!</span></b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">Bahwa syi'ah adalah orang yang mengutamakan Ali atas seluruh shahabat tentunya kecuali Syaikhan (pemahaman ini didasarkan kepada kalimat berikutnya).</span></b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">Bahwa rafidhah adalah pengutamaan Ali atas seluruh shahabat tentunya termasuk syaikhan.</span></b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;">SP menulis :</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;">Kami mengutamakan Aliy bin Abi Thalib [‘alaihis salaam] di atas Abu
Bakar dan Umar berdasarkan hadis-hadis shahih dari Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam]. Diantara hadis-hadis tersebut yang
paling utama adalah Hadis Tsaqalain dengan perintah berpegang teguh
kepada Al Qur’an dan Ahlul Bait [‘alaihis salaam]. Kalau Abu Fulan ini
ingin mendustakan hadis shahih maka itu adalah urusannya sendiri. Kami
sudah sering menemukan orang-orang dengan kualitas seperti dirinya dan
kami berlindung kepada Allah SWT dari syubhat dan tuduhan bathil mereka.</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b>TANGGAPAN KAMI :</b></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b>Sejak SP meragukan kejujuran Muawiyah ra maka kami sudah ingatkan dia, bahwa dia menentang ijma'.</b></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b>Hadits tsaqalain tidak hanya SP saja yang membaca, tapi para ulama ahlussunnah juga membacanya terutama sekali pendengar langsung riwayat tersebut (para shahabat), tapi mereka tidak memahami seperti pemahaman SP.</b></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b>Bahkan mereka sepakat berbai'at kepada Abu Bakar yang menunjukkan bahwa para shahabat lebih mengutamakan Abu Bakar daripada Ali.</b></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;">SP menulis : (yang intinya)</span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;">Ibnu Umar membai'at Yazid, apakah Yazid lebih utama dari Ibnu Umar ?</span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b>TANGGAPAN SAYA :</b></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b>SP hendak membiaskan persoalan, dibai'atnya Abu Bakar berdasarkan pemilihan, otomatis mereka (shahabat) akan memilih yang paling baik dan paling utama. </b></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b>Sebelum dibaiatnya Abu Bakar, mereka (shahabat) mempunyai pilihan sendiri-sendiri.</b></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b>Pasca dibaiatnya Abu Bakar, mereka ijma' bahwa Abu Bakar adalah shahabat paling utama. </b></span> </span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;">SP menanyakan : (yang intinya)</span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;">Anda menuduh saya sebagai "SYI'AH RAFIDHAH" bermakna apa ?</span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">TANGGAPAN SAYA :</span></b></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;">Bahwa anda adalah sebagai SYI'AH RAFIDHAH bermakna : "Bahwa anda lebih mengutamakan Ali ra daripada Abu Bakar ra." </span></b> </span><b> </b></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b><span style="color: black;">Kesimpulan atas bantahan kami ini, bahwa menurut Ibnu Hajar, rafidhah adalah mereka yang lebih mengutamakan Ali diatas Abu Bakar.</span></b></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b><span style="color: black;">Bahwa yang dimaksud oleh Ibnu Hazm dan Ibnu Abdil Barr dengan "sebagian ahlussunnah " adalah penilaian para shahabat sebelum dibaiatnya Abu Bakar.</span></b></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Adakah perawi selain shahabat yang melebihkan Ali atas Abu Bakar yang tidak dicap sebagai rafidhah oleh para ulama ahlul hadits ? Tidak ada !!!! (Wallahu a'lam)</span></span> </span></b></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;"><b><span style="color: black;"> </span> </b></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><b><span style="color: red;"> </span></b> </span></div>
<span style="color: red;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="color: blue;"> </span></span></span><b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif";"><span style="color: red;"><b> </b></span> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><b><span style="color: red;"> </span></b> </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"> </span></span><b><span style="color: red;"> </span></b> </span></span></div>
</div>
<div id="__if72ru4sdfsdfrkjahiuyi_once" style="display: none;">
</div>
<div id="__if72ru4sdfsdfruh7fewui_once" style="display: none;">
</div>
<div id="__zsc_once">
</div>
<div id="__hggasdgjhsagd_once" style="display: none;">
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-56547897782017976032015-06-14T03:19:00.002-07:002015-06-20T18:20:27.289-07:0023. SECONDPRINCE MELEMAHKAN HADITS "APA-APA YANG ADA DIDALAMNYA SUNNAHKU DAN SUNNAH PARA SHAHABATKU"SP menulis :<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Kedudukan Hadis “Apa Yang Aku Dan Para SahabatKu Ada Di Atasnya”<br />
</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis Iftiraqul Ummah adalah hadis masyhur di kalangan umat Islam. Hadis tersebut mengatakan bahwa <i>Umat Islam akan terpecah belah menjadi 73 golongan.</i> Sebagian orang yang berasal dari mahzab salafy mengklaim bahwa <i>Salafy adalah golongan yang selamat dari ke-73 golongan tersebut. </i>Di antara mereka ada yang menyatakan bahwa <i>golongan
yang selamat adalah golongan yang mengikuti jejak Para Sahabat Nabi
atau memahami Al Quran dan Sunnah dengan pemahaman para Sahabat.</i> Sayangnya hadis yang mereka jadikan dasar dalam masalah ini adalah hadis yang sangat dhaif.<span id="more-1129"></span><br />
.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis Iftiraqul Ummah yang akan dibahas diriwayatkan Imam Tirmidzi dalam <i>Sunan Tirmidzi</i> 5/26 no 2641.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="text-align: right;">
حدثنا محمود بن غيلان حدثنا أبو داود الحفري
عن سفيان الثوري عن عبد الرحمن بن زياد الأفريقي عن عبد الله بن يزيد عن
عبد الله بن عمرو قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ليأتين على أمتي
ما أتى على بني إسرائيل حذو النعل بالنعل حتى إن كان منهم من أتى أمه
علانية لكان في أمتي من يصنع ذلك وإن بني إسرائيل تفرقت على ثنتين وسبعين
ملة وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلهم في النار إلا ملة واحدة قالوا
ومن هي يا رسول الله قال ما أنا عليه وأصحابي</h2>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Telah menceritakan kepada kami Mahmud
bin Ghaylan yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Dawud Al
Hafari dari Sufyan Ats Tsawri dari Abdurrahman bin Ziyad Al Ifriqi dari
Abdullah bin Yazid dari Abdullah bin Amr yang berkata “Rasulullah SAW
bersabda “Sungguh akan datang pada UmatKu sesuatu yang datang pada bani
Israil seperti sandal yang berjajar dengan sandal yang lain hingga ada
diantara mereka yang menyetubuhi istrinya terang-terangan dan pada
umatku akan ada yang demikian. Sesungguhnya bani Israil akan terpecah
belah menjadi 72 golongan sedangkan umatku akan terpecah belah menjadi
73 golongan. Semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan. Para
sahabat bertanya “siapakah golongan itu wahai Rasulullah SAW?”. Beliau
SAW menjawab <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">“Apa yang Aku dan Para SahabatKu ada di atasnya”.</span></span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh Al Albani telah memasukkan hadis ini dalam <i>Shahih Sunan Tirmidzi</i> no 2641 seraya berkata bahwa<i> hadis ini hasan. </i>Pernyataan
Beliau sudah jelas keliru dan mengandung kerancuan. Hadis ini sendiri
sanadnya dhaif dan jika Syaikh menghasankan hadis Tirmidzi ini
berdasarkan penguat dari hadis-hadis Iftiraq Al Ummah yang lain maka
Beliau sudah salah alamat. Hadis Iftiraq Al Ummah lain yang bersanad
shahih memang mengandung kata-kata <i>“akan terpecah belah menjadi 73 golongan” </i>tetapi tidak satupun dari hadis-hadis penguat tersebut yang menyebutkan bahwa golongan yang selamat itu adalah <i>“Apa yang Aku dan Para SahabatKu ada di atasnya”.</i>
Tambahan ini sangat jelas dhaif baik dari segi sanad maupun matannya.
Oleh karena itu jelas sekali hadis Iftiraq Al Ummah yang lain tidak bisa
dijadikan penguat bagi riwayat Tirmidzi di atas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyebab dhaifnya hadis Tirmidzi di atas adalah <i>Abdurrahman bin Ziyad Al Ifriqi </i>dimana ia adalah seorang perawi yang dhaif. Ibnu Hajar dalam <i>Tahdzib At Tahdzib</i>
juz 6 no 358 telah menyebutkan biografi Abdurrahman bin Ziyad Al Ifriqi
dimana ia telah dilemahkan oleh banyak ulama diantaranya Ibnu Ma’in, An
Nasa’i, Yahya bin Sa’id, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Kharrasy, Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim. Di antaranya Ibnu Hajar mengutip</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="text-align: right;">
وقال بن أبي خيثمة عن بن معين ضعيف</h2>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ibnu Abi Khaitsamah berkata dari Ibnu Ma’in “dhaif”.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="text-align: right;">
وقال النسائي ضعيف وقال بن خزيمة لا يحتج به وقال بن خراش متروك</h2>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>An Nasa’i berkata “dhaif”. Ibnu Khuzaimah berkata “tidak bisa dijadikan hujjah” dan Ibnu Kharrasy berkata “matruk”.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
An Nasa’i telah memasukkan <i>Abdurrahman bin Ziyad</i> ke dalam Kitabnya <i>Ad Dhu’afa</i> no 361 dan berkata</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="text-align: right;">
عبد الرحمن بن زياد بن أنعم الإفريقي ضعيف</h2>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Abdurrahman bin Ziyad bin An’um Al Ifriqi dhaif</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Daruquthni juga memasukkan Abdurrahman bin Ziyad dalam kitabnya <i>Ad Dhu’afa</i> no 338 dan berkata</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="text-align: right;">
عبدالرحمن بن زياد بن أنعم الأفريقي، ليس بالقوي</h2>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Abdurrahman bin Ziyad bin An’um Al Ifriqi tidak kuat.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Abdurrahman bin Ziyad Al Ifriqi</i> memang dikenal dhaif sehingga banyak kitab <i>Ad Dhu’afa</i> menyebutkan namanya. Selain Nasa’i dan Daruquthni, Ibnu Hibban juga menyebutkannya sebagai perawi dhaif dalam<i> Al Majruhin </i>no 586 seraya berkata bahwa <i>Abdurrahman bin Ziyad sering meriwayatkan hadis-hadis palsu dari para perawi tsiqat.</i> Al Uqaili juga memasukkan nama <i>Abdurrahman bin Ziyad Al Ifriqi</i> dalam kitabnya<i> Ad Dhu’afa</i> 2/332 no 927 dan Adz Dzahabi juga memasukkan nama <i>Abdurrahman bin Ziyad Al Ifriqi</i> dalam <i>Mughni Ad Dhu’afa </i>no 3566 dan mengatakan bahwa<i> ia seorang yang dikenal dhaif dan dinyatakan dhaif oleh Ibnu Ma’in, Nasa’i, Daruquthni dan Ahmad.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain dalam <i>Sunan Tirmidzi </i>ternyata hadis dengan matan <i>“Apa yang Aku dan Para SahabatKu ada di atasnya” </i>juga diriwayatkan oleh Thabrani dalam <i>Mu’jam As Shaghir</i> 2/29 no 724 dan <i>Mu’jam Al Ausath</i> 5/137 no 4886</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="text-align: right;">
حدثنا عيسى بن محمد السمسار الواسطي حدثنا
وهب بن بقية حدثنا عبد الله بن سفيان المدني عن يحيى بن سعيد الأنصاري عن
أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم تفترق هذه الأمة
على ثلاث وسبعين فرقة كلهم في النار إلا واحدة قالوا وما هي تلك الفرقة قال
ما أنا عليه اليوم وأصحابي</h2>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Telah menceritakan kepada kami Isa
bin Muhammad Al Wasithi yang berkata telah menceritakan kepada kami
Wahab bin Baqiyah yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdullah
bin Sufyan Al Madani dari Yahya bin Sa’id Al Anshari dari Anas bin Malik
yang berkata Rasulullah SAW bersabda “Umat ini akan terpecah belah
menjadi 73 golongan. Mereka semua ada di neraka kecuali satu golongan”.
Para sahabat bertanya “siapakah golongan itu”. Beliau SAW menjawab <span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;">“Apa yang Aku dan para SahabatKu ada di atasnya pada hari ini”.</span></span></i><span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><br />
</span></span><br />
<br />
At Thabrani berkata dalam <i>Mu’jam As Shaghir</i> 2/29 no 724 setelah menyebutkan hadis ini</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="text-align: right;">
لم يروه عن يحيى إلا عبد الله بن سفيان</h2>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Tidak diriwayatkan dari Yahya kecuali oleh Abdullah bin Sufyan<br />
</i><br />
<br />
Hadis ini adalah hadis yang dhaif karena Abdullah bin Sufyan. Al Uqaili menyebutkan Abdullah bin Sufyan dalam kitabnya <i>Ad Dhu’afa </i>2/262 no 815 dan berkata</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="text-align: right;">
عبد الله بن سفيان الخزاعي واسطي عن يحيى بن سعيد لا يتابع على حديثه</h2>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Abdullah bin Sufyan Al Khuza’i Al Wasithi meriwayatkan dari Yahya bin Sa’id, tidak diikuti hadisnya.<br />
</i><br />
<br />
Setelah itu Al Uqaili membawakan hadis riwayat Thabrani ini sebagai
penegasan akan kedhaifan riwayat tersebut dan tidak layak untuk diikuti.
Adz Dzahabi menyebutkan Abdullah bin Sufyan dalam kitabnya <i>Mughni Ad Dhu’afa</i> no 3197 dan Adz Dzahabi juga memasukkan Abdullah bin Sufyan sebagai perawi dhaif dalam kitab <i>Diwan Ad Dhu’afa Wal Matrukin</i> no 2187. Oleh karena itu sudah jelas riwayat Thabrani inipun tidak layak untuk dijadikan hujjah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai perkataan secondprince ......</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>TANGGAPAN KAMI :</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada yang kurang dalam jarh dan ta'dil terhadap Abdurrahman bin Ziyad, yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
Imam Tirmidzi berkata : "Aku melihat Muhammad memuji Al Ifriqi dengan kebaikan dan menguatkan perkaranya.<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu Al-Haafidh Ibnu Hajar menyimpulkan perkataan para ahli hadits terhadap ‘Abdurrahman bin Ziyaad Al-Ifriqiy <i style="mso-bidi-font-style: normal;">rahimahullah</i> dengan :</span>“Lemah dalam jurusan hapalannya” [<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Taqriibut-Tahdziib</i>, hal. 578 no. 3887].</span></div>
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun jarh yang terkesan bahwa Abdurahman sebagai seorang pendusta sehingga tercacat 'adalahnya adalah jarh yang berlebih-lebihan, dikarenakan hal ini disandarkan kepada Ibnu Hibban.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaan sederhananya : Apakah ada riwayat orang tsiqah yang dipalsukan oleh Al Ifriqi ? Apakah ada ulama selain Ibnu Hibban yang menjarh 'adalah Al Ifriqi secara jelas ? Jawabannya : tidak ada !</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, Abdurrahman bin Ziyad adalah seorang yang lemah dalam hafalannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengenai Abdullah bin Sufyan, jarh "tidak ada mutaba'ah", "kesendirian" merupakan jarh yang digunakan yang berkaitan dengan kelemahan hafalannya, bukan berkaitan dengan sifat 'adalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan juga dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa Al Ifriqi dan Abdullah bin Sufyan bukan seorang yang majhul.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sehingga dapat kita fahami bahwa kelemahan dalam hafalan mereka dan ke-tidak majhulan mereka, mengindikasikan bahwa mereka berdua tidak bermasalah dalam hal ke-'adalah-an.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang yang yang bermasalah tentang 'adalah, maka tidak berguna baginya jarh "infirad" atau "tidak ada mutaba'ah", jarh tersebut hanya diperuntukkan bagi perawi yang tidak bermasalah dalam ke-'adalah-an.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulannya, bahwa dua riwayat diatas diriwayatkan oleh dua orang yang tidak majhul, dan tsiqat, hanya lemah dari segi hafalannya, sehingga keduanya dapat saling menguatkan, menjadi riwayat yang hasan lighairihi, SAH DAN DITERIMA KEBERADAANNYA.<br />
<br />
<span style="color: red;">Telah datang bantahan dari secondprince ....</span><br />
<br />
<span style="color: red;">SP menulis :</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Orang ini (yang dimaksud adalah saya) seolah-olah ingin mengesankan
bahwa kami tidak mengetahui ada beberapa ulama yang menta’dil
Abdurrahman bin Ziyaad Al Ifriqiy. Orang ini juga ingin mengesankan
bahwa kami hanya bertaklid buta pada jarh Ibnu Hibbaan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Hal ini jelas tidak benar, kami
mengetahui bahwa ada beberapa ulama yang menta’dilkan Abdurrahman bin
Ziyaad Al Ifriqiy. Oleh karena itulah kami dalam tulisan sebelumnya
menetapkan Ia sebagai perawi dhaif yang tidak bisa dijadikan hujjah tetapi dapat dijadikan i’tibar oleh perawi semisalnya atau yang lebih kuat darinya. Adanya sebagian ulama yang menta’dilkan hanya mengangkat derajatnya menjadi perawi dhaif yang bisa dijadikan i’tibar.</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br />
TANGGAPAN SAYA :<br />
<br />
Awal bantahan second ini adalah awal yang baik, karena saya sependapat dengannya bahwa Al Ifriqi adalah PERAWI DHAIF YANG TIDAK BISA DIJADIKAN HUJJAH TETAPI DAPAT DIJADIKAN I'TIBAR.<br />
<br />
Akan tetapi sayang, tulisan selanjutnya merupakan inkonsistensi dia terhadap pernyataannya sendiri diatas, darimana ilmu dia bahwa perawi yang dapat dijadikan i'tibar bermasalah terhadap 'adalah-nya.<br />
<br />
<span style="color: red;">SP menulis :</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Dan tidaklah benar kalau kami melemahkan
Abdurrahman bin Ziyaad Al Ifriqiy hanya berdasarkan jarh Ibnu Hibban.
Diantara sebagian ulama yang menyatakan jarh terhadap Abdurrahman bin
Ziyaad terdapat mereka yang memang menyatakan cacat pada ‘adalah-nya.</span></div>
<ol style="text-align: justify;">
<li><span style="color: red;">Ahmad bin Hanbal mendhaifkannya dan terkadang mengatakan tentangnya
“tidak ada apa-apanya” terkadang mengatakan “mungkar al hadiits” bahkan
melarang untuk menulis hadis darinya [Mausu’ah Aqwaal Ahmad no 1529].
Larangan menulis hadis atau meriwayatkan darinya menunjukkan Ahmad bin
Hanbal menyatakan cacat pada ‘adalah-nya</span></li>
<li><span style="color: red;">Ibnu Khiraasy mengatakan “matruk” dan Nasa’iy mengatakan “dhaif”
[Tahdzib At Tahdzib 4/44 no 4508]. Jarh dengan lafaz “dhaif” dan lafaz
“matruk” adalah jarh dari segi ‘adalah</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Jadi sungguh tidak benar dakwaan yang
secara mutlak menyatakan Abdurrahman bin Ziyaad Al Ifriqiy lemah dalam
hal hafalannya sedangkan ‘adalah-nya tidak bermasalah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">TANGGAPAN SAYA :</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Lihat dia, jarh "mungkarul hadits", "larangan menulis hadits darinya", "matruk", "dhaif", tidak mutlak bermasalah dalam segi 'adalahnya. Memang dapat berarti bermasalah dalam 'adalahnya, akan tetapi dapat pula berkenaan dengan masalah dari segi ke-dhabitan-nya, tergantung qarinahnya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Dan dia sendiri telah menulis qarinah pembantahnya, yaitu : perkataan Shalih bin Muhammad berkata tentangnya Mungkarul Hadits, tetapi ia seorang yang SHALEH.</span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Sejak kapan orang yang SHALEH diperermasalahkan tentang ke-'adalah-annya ? </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">SP menulis :</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Jadi sungguh tidak benar dakwaan yang
secara mutlak menyatakan Abdurrahman bin Ziyaad Al Ifriqiy lemah dalam
hal hafalannya sedangkan ‘adalah-nya tidak bermasalah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Jika dilihat lebih teliti ucapan para
ulama mutaqaddimin tentangnya tidak ada keterangan sharih atau lafaz
yang sharih [jelas] bahwa Abdurrahman bin Ziyaad adalah orang yang lemah
hafalannya. Hal ini adalah ijtihad sebagian ulama muta’akhirin seperti
Ibnu Hajar yang melihat sebagian qaul ulama yang menta’dil Abdurrahman
bin Ziyaad tetapi melemahkan hadisnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">TANGGAPAN SAYA :</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Alhamdulillah ternyata saya masih berdiri diatas kaedah ilmu, sehingga seorang ulama hadits-pun telah sesuai dengan pendapat saya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">SP menulis :</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">Padahal sebenarnya ternukil jarh mufassar dari sebagian ulama yang
menunjukkan bahwa kelemahan dalam hadis Abdurrahman bin Ziyaad adalah
karena ia banyak meriwayatkan hadis mungkar. Diantaranya ada Shalih bin
Muhammad yang berkata tentangnya “mungkar al hadiits tetapi ia seorang
yang shalih”. Sufyaan Ats Tsawriy yang mengatakan Abdurrahman bin Ziyaad
merafa’kan hadis-hadis kepada Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]
dimana tidak seorangpun dari ahli ilmu yang merafa’kan hadis tersebut.
Abu Hasan bin Qaththan yang mengatakan bahwa yang benar ia dhaif karena
banyak meriwayatkan hal-hal mungkar [Tahdzib At Tahdzib 4/44-45 no
4508].</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">TANGGAPAN SAYA :</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Alhamdulillah, ternyata tidak hanya Imam Ibnu Hajar saja yang berpendapat seperti saya, ternyata Shalih bin Muhammad, Sufyan Ats Tsauri, dan Abu Hasan bin Qaththan, berpendapat bahwa kelemahan Al Ifriqi hanyalah karena meriwayatkan riwayat yang mungkar, dan ini maklum merupakan jarh dari segi ke-dhabitan. </span> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Hal ini pernah kita bahas dalam periwayatan Bakr bin Bakaar, bahwa berbeda antara jarh fulan perawi mungkar dengan fulan mungkarul hadits.</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">SP menulis :</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">Jadi ketika Ibnu Hibban mengatakan “ia meriwayatkan hadis maudhu’ dari
para perawi tsiqat dan mendatangkan dari para perawi tsabit apa yang
bukan dari hadis mereka” [Al Majruuhin Ibnu Hibbaan 2/15 no 581] hal itu
bukanlah perkara yang mengherankan karena sebagian ulama telah
menetapkan bahwa Abdurrahman bin Ziyaad banyak meriwayatkan hadis
mungkar dan diantaranya hadis-hadis yang ia sandarkan kepada Nabi
[shallallahu ‘alaihi wasallam] padahal tidak ada satupun ahli ilmu yang
menyandarkannya kepada Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam].</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">TANGGAPAN SAYA :</span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Hal ini dapat terjadi akibat buruknya hafalan Al Ifriqi.</span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">SP menulis :</span></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Satu hal lagi yang menambah kedhaifan
Abdurrahman bin Ziyaad Al Ifriqiy adalah ia seorang mudallis. Ibnu Hajar
memasukkan namanya dalam mudallis thabaqat kelima</span></div>
<h3 style="text-align: right;">
<span style="color: red;">عبد الرحمن بن زياد بن أنعم ذكر بن حبان في الضعفاء أنه كان مدلسا وكذا وصفه به الدارقطني</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><i>‘Abdurrahman bin Ziyaad bin An’um,
Ibnu Hibban menyebutkan dalam Adh Dhu’afa bahwa ia seorang mudallis dan
demikian juga disifatkan oleh Daruquthniy [Thabaqat Al Mudallisin Ibnu
Hajar no 143]</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Dan sudah maklum diketahui [sebagaimana
disebutkan Ibnu Hajar sendiri dalam kitabnya tersebut] bahwa mudallis
thabaqat kelima adalah orang-orang yang memang dhaif karena hal lain
selain tadlis maka hadis-hadis mereka ditolak walaupun mereka menyebutkan lafal sharih penyimakan hadisnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Ketika menyatakan Abdurrahman bin Ziyaad
Al Ifriqiy seorang mudallis, Ibnu Hibban menyebutkan dengan lafaz “ia
melakukan tadlis dari Muhammad bin Sa’iid bin Abi Qais Al Mashlub” [Al
Majruuhin Ibnu Hibbaan 2/15 no 581]. Sedangkan Muhammad bin Sa’iid bin
Abi Qais dikenal sebagai seorang yang zindiq dan pemalsu hadis. Ahmad
bin Hanbal mengatakan ia pemalsu hadis. An Nasa’iy menggolongkannya
kedalam pendusta dan dikenal pemalsu hadis. Ibnu Numair menyatakan ia
pendusta pemalsu hadis. Daruquthniy berkata “matruk al hadiits”. Ibnu
Hibban dan Abu Ahmad Al Hakim menyatakan ia pemalsu hadis [Tahdziib At
Tahdziib 5/600-601 no 6982].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Hadis Abdurrahman bin Ziyaad Al Ifriqiy
di atas diriwayatkan olehnya dengan lafaz ‘an anah maka hal ini tidaklah
selamat dari cacat tadlis. Bahkan dengan cacat ini juga riwayat itu
tidak bisa dijadikan i’tibar karena bisa jadi lafaz ‘an anah itu adalah
tadlisnya dari perawi dhaif, pendusta atau pemalsu hadis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"></span></span></span><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">TANGGAPAN SAYA :</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Sejak kapan riwayat mudalis tidak bisa dijadikan i'tibar ?</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">SP menulis :</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">Ucapan ini sangat jelas mengada-ada. Jarh <span style="color: blue;">“tidak ada mutaba’ah atasnya”</span> atau jarh <span style="color: blue;">“tidak ada mutaba’ah dalam hadisnya”</span> tidak mesti hanya berlaku bagi orang yang tidak bermasalah ‘<i>adalah</i>-nya.
Seorang yang majhul atau dhaif pun bisa saja dikatakan dengan jarh
“tidak ada mutaba’ah atasnya” atau “tidak ada mutaba’ah atas hadisnya”</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">Sebaik-baik bukti disini adalah sebagaimana tertera dalam kitab Adh Dhu’afa Al Uqailiy : <i>Asad bin ‘Atha’ seorang yang majhul, meriwayatkan dari Ikrimah hadis
yang tidak memiliki mutaba’ah atasnya [Adh Dhu’afa Al Uqailiy no 6]</i></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><i><i>Hasan bin ‘Aliy Al Hamdaaniy majhuul juga tidak memiliki mutaba’ah
atas hadisnya dan tidak dikenal kecuali dengannya [Adh Dhu’afa Al
Uqailiy no 282]</i></i></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><i><i>Apakah lafaz “tidak ada mutaba’ah” di atas bermakna tidak masalah <i>‘adalah</i>-nya
hanya hafalannya yang bermasalah?. Bagaimana bisa dikatakan tidak
bermasalah ‘adalah-nya kalau Al Uqailiy sendiri menyatakan “majhul”.</i></i></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">TANGGAPAN SAYA :</span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Kacau betul bantahan orang ini, jelas harus dibedakan antara jarh "majhul, tidak ada mutaba'ahnya" dengan jarh "tidak ada mutaba'ahnya".</span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Jarh "majhul tidak ada mutaba'ahnya", lafal "majhul" menunjukkan identitas perawi, dan lafal "tidak ada mutaba'ahnya" menunjukkan status haditsnya.</span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Sedangkan jarh "tidak ada mutaba'ahnya", menunjukkan diketahuinya identitas perawi tersebut sebagai perawi yang lemah hafalannya sehingga haditsnya membutuhkan mutaba'ah.</span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">SP menulis :</span></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><i>Bisyr bin Ibrahim Al Anshaariy
meriwayatkan dari Al Auza’iy dengan hadis-hadis maudhu’, tidak memiliki
mutaba’ah atas hadis-hadisnya tersebut [Adh Dhu’afa Al Uqailiy no 174]</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Apakah lafaz “tidak ada mutaba’ah” di atas bermakna tidak masalah <i>‘adalah-</i>nya
hanya hafalannya yang bermasalah?. Bagaimana bisa dikatakan tidak
bermasalah ‘adalah-nya kalau Al Uqailiy sendiri menyatakan ia
meriwayatkan hadis-hadis maudhu’ [palsu]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">TANGGAPAN SAYA :</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Sungguh mengherankan apabila bila jarh murni "tidak ada mutaba'ahnya" disandarkan kepada perawi yang bermasalah tentang 'adalahnya. Apa gunanya ? Ada mutaba'ah atau tidak tetap saja perawi tersebut tidak dapat diangkat dan mengangkat riwayat yang lain.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Meriwayatkan hadits-hadits palsu berbeda dengan membuat hadits palsu. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Yang pertama bisa karena dia pendusta atau bisa juga karena dia seorang yang buruk hafalannya sehingga menyampaikan sanadnya keliru. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Sedangkan yang kedua tidak syak lagi kalau perawi tersebut adalah pendusta.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Dalam kasus diatas bisa jadi Al Uqailiy tidak menjarh 'adalah Bisyr, hanya menjarh hadits-hadits Bisyr adalah lemah bila tidak ada mutaba'ahnya, dan bisa jadi menjadi kuat bila ada mutaba'ahnya. Dan setelah beliau teliti ternyata hadits-hadits tersebut tidak ada mutaba'ahnya.</span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Akan tetapi bila jarh-nya tidak murni (ada qarinah jarh lain) "tidak ada mutaba'ahnya", maka qarinah tersebutlah yang dipakai. </span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">SP menulis :</span></span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">Apakah lafaz “tidak ada mutaba’ah” di atas bermakna tidak masalah <i>‘adalah</i>-nya
hanya hafalannya yang bermasalah?. Bagaimana bisa dikatakan tidak
bermasalah ‘adalah-nya kalau Al Uqailiy sendiri menukil Yahya bin Ma’in
yang menyatakan Muththarih bin Yaziid dhaif tidak tsiqat [Adh Dhu’afa Al
Uqailiy no 1868]</span></span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">TANGGAPAN SAYA :</span></span></span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Sekali lagi </span></span></span></span><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">sungguh mengherankan apabila
bila jarh murni "tidak ada mutaba'ahnya" disandarkan kepada perawi yang
bermasalah tentang 'adalahnya. Apa gunanya ? Ada mutaba'ah atau tidak
tetap saja perawi tersebut tidak dapat diangkat dan mengangkat riwayat
yang lain. Tetapi bila ada jarh qarinah lain, maka jarh qarinah itulah yang dianggap.</span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: red;"><span style="color: black;">Dan lagi sejak kapan "dhaif tidak tsiqat" merupakan mutlak jarh atas 'adalah ?</span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">SP menulis :</span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;">Apakah lafaz “tidak ada mutaba’ah” di atas bermakna tidak masalah
‘adalah-nya hanya hafalannya yang bermasalah?. Bagaimana bisa dikatakan
tidak bermasalah <i>‘adalah</i>-nya kalau disisi Al Bukhariy lafaz “mungkar al hadiits” berarti tidak halal meriwayatkan dari perawi tersebut </span> </span></span></span> </span></span><br />
<br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">TANGGAPAN SAYA :</span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Sekali lagi jarh "mungkarul hadits tidak ada mutaba'ahnya" berbeda dengan jarh murni "tidak ada mutaba'ahnya" </span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Untuk yang kesekian kalinya saya tegaskan, bahwa jarh murni "laa yuttaba'u biha" bermakna selain 'adalah kecuali kalau ada jarh yang lain. </span></span><br />
<br />
Telah berlalu perkataan Imam Dzahabi bahwa Abdullah bin Sufyan adalah dhaif, bila dirangkai dengan jarh 'tidak ada mutaba'ahnya" menjadi jarh "dhaif tidak ada mutaba'ahnya", sehingga diketahui bahwa perawi ini hanya bermasalah dari segi hafalannya saja.<br />
<br />
<span style="color: red;">SP menulis :</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Sungguh perkataan Abu Fulan (yang dimaksud adalah saya) ini tidak ada
nilainya. Siapapun yang membaca kitab Adh Dhu’afa Al Uqailiy pada
biografi Abdullah bin Sufyaan maka tidak akan mungkin menjadikan
riwayatnya sebagai penguat. Mengapa? Karena Al Uqailiy sendiri telah
menegaskan bahwa riwayat Abdullah bin Sufyaan itu tidak ada asalnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><br /></span></div>
<h3 style="text-align: right;">
<span style="color: red;">عبد الله بن سفيان الخزاعي واسطي عن يحيى بن
سعيد لا يتابع على حديثه حدثناسلم بن سهل الواسطي قال حدثني جدي وهب بن
بقية الواسطي قال حدثنا عبد الله بسفيان عن يحيى بن سعيد الانصاري عن أنس
بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تفترق هذه الامة على ثلاث
وسبعين فرقة كلها في النار الا فرقة واحدة قيل يا رسول الله ما هذه الفرقة
قال من كان على ما أنا عليه اليوم وأصحابي ليس له من حديث يحيى بن سعيد أصل وإنما يعرف هذا الحديث من حديث الافريقى</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">‘Abdullah bin Sufyaan Al Khuzaa’iy Al
Waasithiy meriwayatkan dari Yahya bin Sa’id, tidak memiliki mutaba’ah
atas hadisnya. Telah menceritakan kepada kami Aslam bin Sahl Al
Waasithiy yang berkata telah menceritakan kepadaku kakekku Wahb bin
Baqiyah Al Waasithiy yang berkata telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Sufyan dari Yahya bin Sa’id Al Anshari dari Anas bin Malik
yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Umat
ini akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Mereka semua ada di neraka
kecuali satu golongan”. Dikatakan kepada Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] “siapakah golongan itu”. Beliau [shallallahu ‘alaihi
wasallam] berkata “Apa yang Aku dan para Sahabat-Ku ada di atasnya pada
hari ini”. Hadis ini tidak ada asalnya dari Yahya bin Sa’iid, dan sesungguhnya hanya dikenal hadis ini dari hadis Al Ifriqiy [Adh Dhu’afa Al Uqailiy no 817].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Dengan kata lain Al Uqailiy selaku
periwayat hadis ini dan yang menuliskan biografi Abdullah bin Sufyaan
menolak hadis Abdullah bin Sufyaan tersebut sebagai penguat bagi hadis
Al Ifriqiy. Bahkan Al Uqailiy menegaskan kalau hadis Abdullah bin
Sufyaan tersebut tidak ada asalnya dari Yahya bin Sa’iid.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
TANGGAPAN SAYA :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada intinya jarh murni "tidak ada mutaba'ahnya" merupakan jarh dari segi ke-dhabit-an<b>, </b>bisa karena buruk hafalannya, bisa karena majhul, bisa karena dhaif, bisa karena ikhtilath, bisa karena terputus, dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan inti jarh Imam Al Uqailiy adalah "hadits ini tidak ada asalnya dari Yahya bin Said" akibat kesendirian Abdullah bin Sufyan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini tidak berarti bahwa Al Uqailiy berpendapat bahwa riwayat Abdullah bin Sufyan tidak dapat dijadikan penguat riwayat Al Ifriqi, beliau hanya berpendapat tidak tsabit riwayat Abdullah bin Sufyan dari Yahya bin Said akibat kesendirian Abdullah bin Sufyan dan yang tsabit adalah riwayat Al Ifriqi akan tetapi lemah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini perlu dicermati, bahkan riwayat Abdullah bin Sufyan mempunyai mutaba'ah (syahid), yaitu riwayat Al Ifriqi.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">SP menulis :</span> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>Kesimpulan</b> : Hadis Al
Ifriqiy dan hadis Abdullah bin Sufyaan di atas tidak bisa saling
menguatkan maka kedudukannya adalah dhaif. Sungguh keliru orang yang
mengatakan hadis tersebut saling menguatkan dan menjadi hasan
lighairihi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">TANGGAPAN SAYA :</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Telah berlalu kesepakatan kita, bahwa Al Ifriqi dapat dijadikan i'tibar. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Telah berlalu pembahasan jarh murni "tidak ada mutaba'ahnya" merupakan mutlak merupakan jarh dari segi ke-dhabit-an atau ke-ittisal-an sanad bukan jarh tentang 'adalah seorang perawi. </span> </span></div>
<span style="color: red;"> </span> <br />
Sehingga kalau SP hendak melemahkan Abdullah bin Sufyan, hendaklah ia mendatang jarh tentang 'adalah beliau, jangan berasumsi dengan analogi-analogi yang tidak pas.<br />
<br />
Oleh karena itu Abdullah bin Sufyan adalah perawi yang lemah dari sisi ke-dhabit-an, menjadi sah bila ada mutaba'ahnya (syahidnya), dan Alhamdulillah riwayat Al Ifriqi dapat dijadikan syahid atas riwayat Abdullah bin Sufyan.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Jadi kesimpulannya :</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Al Ifriqi adalah perawi lemah yang bisa dijadikan i'tibar, demikian pula Abdullah bin Sufyan adalah perawi lemah yang bisa dijadikan i'tibar, sehingga saling menguatkan, menaikkan statusnya menjadi HASAN LIGHAIRIHI.</span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><i> </i></span></span></span></span></span><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"> </span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"> </span> </span> </span></span></span></span></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-39171006023515873672015-06-13T21:41:00.001-07:002015-08-30T07:23:10.402-07:0022. SECONDPRINCE MENGATAKAN TIDAK BENAR SYI'AH MENGKAFIRKAN SHAHABAT NABI SAW, TAQIYAH ATAU TASYKIK.SP menulis sbb : (dengan peringkasan)<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Benarkah Mazhab Syi’ah Mengkafirkan Mayoritas Sahabat Nabi?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu diantara Syubhat para pembenci
Syi’ah [baik dari kalangan nashibiy atau selainnya] adalah Syi’ah
mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi kecuali tiga orang. Mereka mengutip
beberapa hadis dalam kitab Syi’ah untuk menunjukkan syubhat tersebut.</div>
<span id="more-3357"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam tulisan ini akan kami tunjukkan bahwa syubhat tersebut dusta, yang benar di sisi mazhab Syi’ah adalah <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">para
sahabat Nabi telah tersesat dalam perkara Imamah Aliy bin Abi Thalib
[‘alaihis salaam] tetapi itu tidak mengeluarkan mereka dari Islam</span></span> dan terlepas dari perkara Imamah cukup banyak para sahabat Nabi yang dipuji oleh Imam Ahlul Bait [‘alaihis salaam]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam pembahasan ini akan dibahas
hadis-hadis mazhab Syi’ah yang sering dijadikan hujjah untuk menunjukkan
kekafiran mayoritas sahabat Nabi. Hadis-hadis tersebut terbagi menjadi
dua yaitu</div>
<ol>
<li>Hadis yang dengan jelas menggunakan lafaz “murtad”</li>
<li>Hadis yang tidak menggunakan lafaz “murtad”</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"></span><b>Hadis Dengan Lafaz Murtad</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis yang menggunakan lafaz murtad dalam
masalah ini ada lima hadis, empat hadis kedudukannya dhaif dan satu
hadis mengandung illat [cacat] sehingga tidak bisa dijadikan hujjah.
Berikut hadis-hadis yang dimaksud</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Riwayat Pertama</b></div>
<h3 style="text-align: right;">
علي بن الحكم عن سيف بن عميرة عن أبي بكر
الحضرمي قال قال أبو جعفر (عليه السلام) ارتد الناس إلا ثلاثة نفر سلمان و
أبو ذر و المقداد. قال قلت فعمار ؟ قال قد كان جاض جيضة ثم رجع، ثم قال إن
أردت الذي لم يشك و لم يدخله شيء فالمقداد، فأما سلمان فإنه عرض في قلبه
عارض أن عند أمير المؤمنين (عليه السلام) اسم الله الأعظم لو تكلم به
لأخذتهم الأرض و هو هكذا فلبب و وجئت عنقه حتى تركت كالسلقة فمر به أمير
المؤمنين (عليه السلام) فقال له يا أبا عبد الله هذا من ذاك بايع فبايع و
أما أبو ذر فأمره أمير المؤمنين (عليه السلام) بالسكوت و لم يكن يأخذه في
الله لومة لائم فأبى إلا أن يتكلم فمر به عثمان فأمر به، ثم أناب الناس بعد
فكان أول من أناب أبو ساسان الأنصاري و أبو عمرة و شتيرة و كانوا سبعة،
فلم يكن يعرف حق أمير المؤمنين (عليه السلام) إلا هؤلاء السبعة</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Aliy bin Al Hakam dari Saif bin Umairah dari Abi Bakar Al Hadhramiy yang berkata Abu Ja’far [‘alaihis salaam] berkata<span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;"> orang-orang murtad kecuali tiga yaitu Salman, Abu Dzar dan Miqdaad</span></span>.
Aku berkata ‘Ammar?. Beliau berkata “sungguh ia telah berpaling
kemudian kembali” kemudian Beliau berkata “sesungguhnya orang yang tidak
ada keraguan didalamnya sedikitpun adalah Miqdaad, adapun Salman
bahwasanya ia nampak dalam hatinya nampak bahwa di sisi Amirul Mukminin
[‘alaihis salaam] terdapat nama Allah yang paling agung yang seandainya
ia meminta dengannya maka bumi akan menelan mereka. Dia ditangkap dan
diikat lehernya sampai meninggalkan bekas, ketika Amirul mukminin
melintasinya, Ia berkata kepadanya [Salman] “wahai Abu ‘Abdullah, inilah
akibat perkara ini, berbaiatlah” maka ia berbaiat. Adapun Abu Dzar maka
Amirul Mukminin [‘alaihis salaam] memerintahkannya untuk diam dan tidak
terpengaruh dengan celaan para pencela di jalan Allah, ia menolak dan
berbicara maka ketika Utsman melintasinya ia memerintahkan dengannya,
kemudian orang-orang kembali setelah itudan mereka yang pertama kembali
adalah Abu Saasaan Al Anshariy, Abu ‘Amrah dan Syutairah maka mereka
jadi bertujuh, tidak ada yang mengenal hak Amirul Mukminin [‘alaihis
salaam] kecuali mereka bertujuh [Rijal Al Kasyiy 1/47 no 24]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat Al Kasyiy di atas sanadnya dhaif
karena terputus Antara Al Kasyiy dan Aliy bin Al Hakaam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disebutkan riwayat di atas oleh Al Mufiid
dalam Al Ikhtishaash dengan sanad yang bersambung hingga Aliy bin Al
Hakam, berikut sanadnya</div>
<h3 style="text-align: right;">
علي بن الحسين بن يوسف، عن محمد بن الحسن،
عن محمد بن الحسن الصفار، عن محمد بن إسماعيل، عن علي بن الحكم، عن سيف بن
عميرة، عن أبي بكر الحضرمي قال: قال أبوجعفر عليه السلام: ارتد الناس إلا
ثلاثة نفر: سلمان وأبوذر، والمقداد</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Aliy bin Husain bin Yuusuf dari
Muhammad bin Hasan dari Muhammad bin Hasan Ash Shaffaar dari Muhammad
bin Isma’iil dari ‘Aliy bin Al Hakam dari Saif bin ‘Umairah dari Abu
Bakar Al Hadhramiy yang berkata Abu Ja’far [‘alaihis salaam] berkata <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">“orang-orang telah murtad kecuali tiga yaitu Salmaan, Abu Dzar dan Miqdaad</span></span>…[Al Ikhtishaash Syaikh Mufiid hal 10]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terlepas dari kontroversi mengenai kitab
Al Ikhtishaash Syaikh Mufiid. Riwayat Al Mufiid di atas sanadnya dhaif
sampai Aliy bin Al Hakam karena Aliy bin Husain bin Yuusuf dan Muhammad
bin Isma’iil majhul</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulannya riwayat di atas dhaif tidak tsabit sanadnya sampai ke Aliy bin Al Hakam maka tidak bisa dijadikan hujjah</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<b>Riwayat Kedua </b><br />
<br />
<h3 style="text-align: right;">
محمد بن إسماعيل، قال حدثني الفصل بن شاذان،
عن ابن أبي عمير عن إبراهيم بن عبد الحميد، عن أبي بصير، قال: قلت لأبي
عبد الله ارتد الناس الا ثلاثة أبو ذر وسلمان والمقداد قال: فقال أبو عبد
الله عليه السلام: فأين أبو ساسان وأبو عمرة الأنصاري؟</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Muhammad bin Isma’iil berkata telah
menceritakan kepadaku Al Fadhl bin Syadzaan dari Ibnu Abi ‘Umair dari
Ibrahiim bin ‘Abdul Hamiid dari Abi Bashiir yang berkata aku berkata
kepada Abu ‘Abdullah<span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;"> “orang-orang telah murtad kecuali tiga yaitu Abu Dzar, Salmaan dan Miqdaad”.</span></span>
Maka Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] berkata “maka dimana Abu Saasaan
dan Abu ‘Amrah Al Anshaariy?” [Rijal Al Kasyiy 1/38 no 17]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat ini sanadnya dhaif karena <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">Muhammad bin Isma’iil An Naisaburiy</span></span> yang meriwayatkan dari Fadhl bin Syadzaan adalah seorang yang majhul [Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al Hadits hal 500]</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<b>Riwayat Ketiga </b><br />
<b> </b><br />
<h3 style="text-align: right;">
عدة من أصحابنا، عن محمد بن الحسن عن محمد
بن الحسن الصفار، عن أيوب بن نوح، عن صفوان بن يحيى، عن مثنى بن الوليد
الحناط، عن بريد بن معاوية، عن أبي جعفر عليه السلام قال: ارتد الناس بعد
النبي صلى الله عليه وآله إلا ثلاثة نفر: المقداد بن الأسود، وأبو ذر
الغفاري وسلمان الفارسي، ثم إن الناس عرفوا ولحقوا بعد</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Sekelompok dari sahabat kami dari
Muhammad bin Hasan dari Muhammad bin Hasan Ash Shaffaar dari Ayuub bin
Nuuh dari Shafwaan bin Yahya dari Mutsanna bin Waliid Al Hanaath dari
Buraid bin Mu’awiyah dari Abi Ja’far [‘alaihis salaam] yang berkata <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">“orang-orang
telah murtad sepeninggal Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] keucali
tiga yaitu Miqdaad bin Aswad, Abu Dzar Al Ghifaariy, dan Salman Al
Faarisiy</span></span> kemudian orang-orang mengenal dan mengikuti setelahnya [Al Ikhtishaas Syaikh Mufiid hal 6]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat Al Mufiid di atas kedudukannya
dhaif karena tidak dikenal siapakah “sekelompok sahabat” yang
dimaksudkan dalam sanad tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<b>Riwayat Keempat</b><br />
<br />
<h3 style="text-align: right;">
وعنه عن محمد بن الحسن، عن محمد بن الحسن
الصفار، عن محمد بن الحسين، عن موسى بن سعدان، عن عبد الله بن القاسم
الحضرمي، عن عمرو بن ثابت قال سمعت أبا عبد الله عليه السلام يقول إن النبي
صلى الله عليه وآله لما قبض ارتد الناس على أعقابهم كفارا ” إلا ثلاثا ”
سلمان والمقداد، وأبو ذر الغفاري، إنه لما قبض رسول الله صلى الله عليه
وآله جاء أربعون رجلا ” إلى علي بن أبي طالب عليه السلام فقالوا لا والله
لا نعطي أحدا ” طاعة بعدك أبدا “، قال ولم؟ قالوا إنا سمعنا من رسول الله
صلى الله عليه وآله فيك يوم غدير [خم]، قال وتفعلون؟ قالوا نعم قال فأتوني
غدا ” محلقين، قال فما أتاه إلا هؤلاء الثلاثة، قال وجاءه عمار بن ياسر بعد
الظهر فضرب يده على صدره، ثم قال له مالك أن تستيقظ من نومة الغفلة،
ارجعوا فلا حاجة لي فيكم أنتم لم تطيعوني في حلق الرأس فكيف تطيعوني في
قتال جبال الحديد، ارجعوا فلا حاجة لي فيكم</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Dan darinya dari Muhammad bin Hasan
dari Muhammad bin Hasan Ash Shaffaar dari Muhammad bin Husain dari Muusa
bin Sa’dan dari ‘Abdullah bin Qaasim Al Hadhramiy dari ‘Amru bin Tsabit
yang berkata aku mendengar ‘Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] mengatakan <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">“Sesungguhnya
setelah Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] wafat, maka orang-orang
murtad kecuali tiga orang yaitu Salman, Miqdad dan Abu Dzar Al Ghiffariy</span></span>.
Sesungguhnya setelah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] wafat,
datanglah empat puluh orang lelaki kepada Aliy bin Abi Talib. Mereka
berkata “Tidak, demi Allah! Selamanya kami tidak akan mentaati
sesiapapun kecuali kepadamu. Beliau berkata Mengapa?. Mereka berkata
“Sesungguhnya kami telah mendengar Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] menyampaikan tentangmu pada hari Ghadir [Khum]. Beliau berkata
“apakah kamu semua akan melakukannya?” Mereka berkata “ya”. Beliau
berkata “datanglah kamu besok dengan mencukur kepala”. [Abu ‘Abdillah]
berkata “Tidak datang kepada Ali kecuali mereka bertiga. [Abu ‘Abdillah]
berkata: ‘Ammar bin Yasir datang setelah Zuhur. Beliau memukul tangan
ke atas dadanya dan berkata kepada Ammar Mengapa kamu tidak bangkit
daripada tidur kelalaian? Kembalilah kamu, kerana aku tidak memerlukan
kamu. Jika kamu tidak mentaati aku untuk mencukur kepala, lantas
bagaimana kamu akan mentaati aku untuk memerangi gunung besi, kembalilah
kamu, aku tidak memerlukan kamu” [Al Ikhtishaash Syaikh Mufiid hal 6]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat Syaikh Al Mufiid di atas
berdasarkan Ilmu Rijal Syi’ah sanadnya dhaif jiddan karena Musa bin
Sa’dan dan ‘Abdullah bin Qaasim Al Hadhramiy</div>
<br />
<br />
<br />
<b>Riwayat Kelima</b><br />
<br />
<h3 style="text-align: right;">
حنان، عن أبيه، عن أبي جعفر (ع) قال: كان
الناس أهل ردة بعد النبي (صلى الله عليه وآله) إلا ثلاثة فقلت: ومن
الثلاثة؟ فقال: المقداد بن الاسود وأبوذر الغفاري و سلمان الفارسي رحمة
الله وبركاته عليهم ثم عرف اناس بعد يسير وقال: هؤلاء الذين دارت عليهم
الرحا وأبوا أن يبايعوا حتى جاؤوا بأمير المؤمنين (ع) مكرها فبايع وذلك قول
الله تعالى: ” وما محمد إلا رسول قد خلت من قبله الرسل أفإن مات أو قتل
انقلبتم على أعقابكم ومن ينقلب على عقبيه فلن يضر الله شيئا وسيجزي الله
الشاكرين</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Hannan dari ayahnya [Sadiir], dari Abu Ja‘far [‘alaihis salaam] yang berkata<span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">
“Sesungguhnya orang-orang adalah Ahli riddah [murtad] setelah Nabi
[shallallahu ‘alaihi wa alihi] wafat kecuali tiga orang. [Sadiir]
berkata ‘Siapa ketiga orang itu?’ Maka Beliau berkata ‘Miqdaad bin
Aswad, Abu Dzar Al Ghifariy dan Salman Al Farisiy [semoga Allah
memberikan rahmat dan barakah kepada mereka]</span></span>. Kemudian
orang-orang mengetahui sesudah itu. Beliau berkata mereka itulah yang
menghadapi segala kesulitan dan tidak memberikan ba’iat sampai mereka
mendatangi Amirul Mukminin [‘alaihissalaam] yang dipaksa mereka memberi
ba’iat. Demikianlah yang difirmankan Allah SWT “Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang
Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang,
barang siapa yang berbalik ke belakang maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi balasan kepada
orang yang bersyukur [Al Kafiy Al Kulainiy 8/246 no 341]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagian orang mendhaifkan sanad ini
dengan mengatakan bahwa riwayat Al Kulainiy terputus Antara Al Kulainiy
dan Hanaan bin Sadiir. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nampaknya hal ini tidak benar berdasarkan
penjelasan berikut</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat di atas juga disebutkan Al Kasyiy dalam kitab Rijal-nya dengan sanad <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">Dari Hamdawaih dan Ibrahim bin Nashiir dari Muhammad bin ‘Utsman dari Hannan dari Ayahnya dari Abu Ja’far</span></span>
[Rijal Al Kasyiy 1/26 no 12]. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al Majlisiy dalam kitabnya Bihar Al Anwar
mengutip hadis Al Kasyiy tersebut kemudian mengutip sanad Al Kafiy
dengan perkataan berikut</div>
<h3 style="text-align: right;">
الكافي: علي عن أبيه عن حنان مثله</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Al Kafiy : Aliy [bin Ibrahim] dari Ayahnya dari Hanaan seperti di atas [Bihar Al Anwar 28/237]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al Kulainiy menyebutkan dalam Al Kafiy pada riwayat sebelumnya sanad yang sama yaitu nampak dalam riwayat berikut</div>
<h3 style="text-align: right;">
علي بن ابراهيم، عن أبيه، عن حنان بن سدير،
ومحمد بن يحيى، عن أحمد بن محمد عن محمد بن إسماعيل، عن حنان بن سدير، عن
أبيه قال: سألت أبا جعفر</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Aliy bin Ibrahim dari Ayahnya dari
Hanaan bin Sadiir dan Muhammad bin Yahya dari Ahmad bin Muhammad dari
Muhammad bin Isma’iil dari Hanaan bin Sudair dari Ayahnya yang berkata
aku bertanya kepada Abu Ja’far [‘alaihis salaam]… [Al Kafiy Al Kulainiy
8/246 no 340]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka disini dapat dipahami bahwa dalam pandangan Al Majlisiy sanad utuh riwayat tersebut adalah <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">Aliy bin Ibrahim dari Ayahnya dari Hanaan dari Ayahnya dari Abu Ja’far [‘alaihis salaam]</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sanad ini para perawinya tsiqat selain <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">Sadiir bin Hakiim Ash Shairaafiy</span></span>,
ia tidak dikenal tautsiq-nya dari kalangan ulama mutaqaddimin Syi’ah
tetapi Allamah Al Hilliy telah menyebutkannya dalam bagian pertama
kitabnya yang memuat perawi yang terpuji dan diterima di sisi-nya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam
kitabnya tersebut Al Hilliy juga menukil Sayyid Aliy bin Ahmad Al
Aqiiqiy yang berkata tentang Sadiir bahwa ia seorang yang mukhalith
[kacau atau tercampur] [Khulashah Al Aqwaal hal 165 no 3]. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pentahqiq
kitab Khulashah Al Aqwal berkata bahwa lafaz mukhalith tersebut bermakna
riwayatnya ma’ruf dan mungkar</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan
Allamah Al Hilliy, Sadiir bin Hakiim termasuk perawi yang diterima hanya
saja dalam sebagian riwayatnya kacau sehingga diingkari. Kedudukan
perawi seperti ini tidak bisa dijadikan hujjah jika tafarrud dan tidak
diterima hadisnya jika bertentangan dengan riwayat perawi tsiqat.
Berikut riwayat shahih dari Abu Ja’far [‘alaihis salaam] yang
membuktikan keislaman para sahabat pada saat itu<br />
</div>
<h3 style="text-align: right;">
أبى رحمه الله قال: حدثنا سعد بن عبد الله
قال: حدثنا أحمد بن محمد ابن عيسى، عن العباس بن معروف، عن حماد بن عيسى،
عن حريز، عن بريد بن معاوية، عن أبي جعفر ” ع ” قال: إن عليا ” ع ” لم
يمنعه من أن يدعو الناس إلى نفسه إلا انهم ان يكونوا ضلالا لا يرجعون عن
الاسلام أحب إليه من أن يدعوهم فيأبوا عليه فيصيرون كفارا كلهم</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Ayahku [rahimahullah] berkata telah
menceritakan kepada kami Sa’d bin ‘Abdullah yang berkata telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Iisa dari ‘Abbaas bin
Ma’ruuf dari Hammad bin Iisa dari Hariiz dari Buraid bin Mu’awiyah dari
Abi Ja’far [‘alaihis salaam] yang berkata sesungguhnya Aliy [‘alaihis
salaam], tidak ada yang mencegahnya mengajak manusia kepadanya kecuali
bahwa <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">mereka dalam keadaan tersesat tetapi tidak keluar dari Islam</span></span>
lebih ia sukai daripada ia mengajak mereka dan mereka menolaknya maka
mereka menjadi kafir seluruhnya [Ilal Asy Syara’i Syaikh Ash Shaduq
1/150 no 10]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat Syaikh Ash Shaduq di atas sanadnya shahih berdasarkan standar Ilmu Rijal Syi’ah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat Syaikh Ash Shaduq dengan jelas
menyatakan bahwa para sahabat yang tidak membaiat Imam Aliy [‘alaihis
salaam] pada saat itu memang dalam keadaan tersesat tetapi tidak keluar
dari Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span><br />
<b>Hadis Yang Tidak Ada Lafaz Murtad</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada dua hadis yang tidak mengandung lafaz
“murtad” hanya menunjukkan bahwa mereka para sahabat meninggalkan baiat
atau telah tersesat dan celaka kecuali tiga orang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan berdasarkan
hadis shahih sebelumnya [riwayat Syaikh Ash Shaduq] mereka para sahabat
yang tidak membaiat Imam Aliy adalah orang-orang yang tersesat tetapi
tidak keluar dari Islam</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Riwayat Pertama</b></div>
<h3 style="text-align: right;">
محمد بن مسعود، قال حدثني علي بن الحسن بن
فضال، قال حدثني العباس ابن عامر، وجعفر بن محمد بن حكيم، عن أبان بن
عثمان، عن الحارث النصري بن المغيرة، قال سمعت عبد الملك بن أعين، يسأل أبا
عبد الله عليه السلام قال فلم يزل يسأله حتى قال له: فهلك الناس إذا؟ قال:
أي والله يا ابن أعين هلك الناس أجمعون قلت من في الشرق ومن في الغرب؟
قال، فقال: انها فتحت على الضلال أي والله هلكوا الا ثلاثة ثم لحق أبو
ساسان وعمار وشتيرة وأبو عمرة فصاروا سبعة</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Muhammad bin Mas’ud berkata telah
menceritakan kepadaku Aliy bin Hasan bin Fadhl yang berkata telah
menceritakan kepadaku ‘Abbas Ibnu ‘Aamir dan Ja’far bin Muhammad bin
Hukaim dari Aban bin ‘Utsman dari Al Harits An Nashriy bin Mughiirah
yang berkata aku mendengar ‘Abdul Malik bin ‘A’yun bertanya kepada Abu
‘Abdullah [‘alaihis salaam], ia tidak henti-hentinya bertanya kepadanya
sampai ia berkata kepadanya “maka orang-orang telah celaka?”. Beliau
berkata “demi Allah, wahai Ibnu A’yun orang-orang telah celaka
seluruhnya”. Aku berkata “orang-orang yang di Timur dan orang-orang yang
di Barat?”. Beliau berkata <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">“sesungguhnya
mereka berada dalam kesesatan, demi Allah mereka celaka kecuali tiga
kemudian diikuti Abu Saasaan, ‘Ammar, Syutairah dan Abu ‘Amrah hingga
mereka jadi bertujuh</span></span> [Rijal Al Kasyiy 1/34-35 no 14]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat Al Kasyiy di atas sanadnya
muwatstsaq para perawinya tsiqat hanya saja Aliy bin Hasan bin Fadhl
disebutkan bahwa ia bermazhab Fathahiy dan Aban bin ‘Utsman bermazhab
menyimpang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat Al Kasyiy di atas tidak bisa
dijadikan hujjah untuk mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi karena dalam
lafaz riwayat-nya memang tidak terdapat kata-kata kafir atau murtad.
Riwayat diatas menjelaskan bahwa para sahabat telah celaka dan mengalami
kesesatan [karena perkara wilayah] tetapi hal ini tidaklah mengeluarkan
mereka dari Islam sebagaimana telah ditunjukkan riwayat shahih
sebelumnya.<br />
<span style="color: white;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Riwayat Kedua</b></div>
<h3 style="text-align: right;">
حمدويه، قال حدثنا أيوب عن محمد بن الفضل
وصفوان، عن أبي خالد القماط، عن حمران، قال: قلت لأبي جعفر عليه السلام ما
أقلنا لو اجتمعنا على شاة ما أفنيناها! قال، فقال: الا أخبرك بأعجب من ذلك؟
قال، فقلت: بلي. قال: المهاجرون والأنصار ذهبوا (وأشار بيده) الا ثلاثة</h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Hamdawaih berkata telah menceritakan
kepada kami Ayuub dari Muhammad bin Fadhl dan Shafwaan dari Abi Khalid
Al Qamaath dari Hamran yang berkata aku berkata kepada Abu Ja’far
[‘alaihis salaam] “betapa sedikitnya jumlah kita, seandainya kita
berkumpul pada hidangan kambing maka kita tidak akan menghabiskannya”.
Maka Beliau berkata “maukah aku kabarkan kepadamu hal yang lebih
mengherankan daripada itu?”. Aku berkata “ya”. Beliau berkata <span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue; text-decoration: underline;">“Muhajirin dan Anshar meninggalkan (pergi meninggalkan kita - tambahan dari kami) [dan ia berisyarat dengan tangannya] kecuali tiga</span></span> [Rijal Al Kasyiy 1/37 no 15]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat Al Kasyiy di atas sanadnya shahih berdasarkan standar ilmu Rijal Syi’a. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat Al Kasyiy di atas juga tidak bisa
dijadikan hujjah untuk mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi karena tidak
ada dalam riwayat tersebut lafaz kafir atau murtad. Riwayat ini
menunjukkan bahwa para sahabat meninggalkan Imam Aliy dan membaiat
khalifah Abu Bakar [radiallahu ‘anhu] sepeninggal Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam]. Dan sebagaimana disebutkan dalam riwayat shahih
sebelumnya bahwa mereka telah tersesat tetapi hal itu tidak mengeluarkan
mereka dari Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kesimpulan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Dalam mazhab Syi’ah, Para sahabat Nabi
yang tidak membaiat Imam Aliy [‘alaihis salaam] telah tersesat [kecuali
tiga orang] karena menurut mazhab Syi’ah, Imamah Aliy bin Abi Thalib
telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Tetapi walaupun begitu
disebutkan juga dalam hadis shahih mazhab Syi’ah bahwa kesesatan para
sahabat tersebut tidaklah mengeluarkan mereka dari islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai perkataan secondprince .....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>TANGGAPAN DARI KAMI.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mudah-mudahan Secondprince tidak sedang bertaqiyah, atau ingin melakukan tasykik (meragukan) atas pengkafiran orang-orang syi'ah terhadap shahabat Rasulullah saw.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita cermati riwayat-riwayat tentang MURTADNYA SHAHABAT, kalau kita kumpulkan maka akan menjadi riwayat yang shahih (lighirihi)<br />
<br />
Perhatikan jalur sanad yang diriwayatkan oleh Syaikh Mufid, ia mendengar dari 3 orang : Ali bin Husain, Muhammad bin Hassan, dan dari sekelompok sahabat Syaikh Mufid.<br />
<br />
Diterangkan bahwa Ali bin Husain adalah seorang yang majhul, dan Ali bin Husain menerima riwayat tersebut dari Muhammad bin Hassan, padahal dalam sanad yang lain terbukti bahwa Syaikh Mufid juga menerima riwayat tersebut langsung dari Muhammad bin Hassan, sehingga tidak berpengaruh status majhulnya Ali bin Husain.<br />
<br />
Sama seperti kasus diatas, bahwa Syaikh Mufid menerima riwayat tersebut dari sekelompok shahabat beliau, dan kelompok shahabat beliau tadi menerima dari Muhammad bin Hassan, padahal dalam sanad yang lain terbukti bahwa Syaikh Mufid juga menerima
riwayat tersebut langsung dari Muhammad bin Hassan, sehingga tidak
berpengaruh status mubhamnya sekelompok shahabat Syaikh Mufid tadi.<br />
<br />
Sehingga jalur riwayat yang menggunakan lafaz MURTAD dalam riwayat ketiga berstatus <b><span style="color: red;">SHAHIH</span><span style="color: red;">,</span></b> dan berakibat terangkatnya ke-4 riwayat yang lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perhatikan pula riwayat yang ke-5 : di situ dhaif karena Shadiir, dan telah dijelaskan bahwa Shadiir dinyatakan tsiqat tapi mengalami ikhtilath, oleh karena itu riwayatnya akan menjadi <b><span style="color: red;">SHAHIH</span></b> kecuali kalau ada riwayat lain yang menyelisihi riwayat tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seandainya riwayat ke-5 tersebut adalah Shahih, maka akan mengangkat ke-4 riwayat yang lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau diperhatikan sungguh-sungguh riwayat Ash Shaduq diatas tidak menyelesihi riwayat Shadiir.<b> </b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perhatikan matan kalimat dalam riwayat Ash Shaduq diatas :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b>"sesungguhnya Aliy [‘alaihis salaam], tidak ada yang mencegahnya mengajak manusia (berbai'at) kepadanya kecuali bahwa mereka dalam keadaan tersesat tetapi tidak keluar dari Islam lebih ia sukai daripada ia mengajak mereka dan mereka MENOLAKNYA maka mereka menjadi kafir seluruhnya."</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b><span style="color: black;">Artinya, Ali ra membiarkan mereka (tidak mau mengajak mereka) untuk membai'at dirinya sehingga ketika mereka tidak membai'at disebabkan ketidaktahuannya, maka mereka tidak kafir. Akan tetapi apabila mereka diajak lalu mereka menolak, maka mereka menjadi kafir.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Jadi kalau Ali membiarkan mereka lalu mereka tidak berbai'at, mereka tidak kafir, kalau Ali mengajak berbai'at lalu mereka menolak, maka mereka kafir.</span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Lalu apakah Ali mengajak mereka atau tidak ?</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Maka perhatikan riwayat ke-4 diatas, dimana Ali ra mengajak mereka berkumpul, lalu tidak ada yang datang kecuali tiga orang.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Sehingga menjadi terang benderanglah pemahaman ke-5 riwayat diatas, bahwa menurut Abu Abdullah, bahwa para shahabat menolak untuk berbai'at kepada Ali ra yang berkonsekwnsi ke-KAFIRAN atas mereka.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Apalagi antara kewafatan Nabi saw telah terjadi tiga kali pembai'atan kepada selain Ali, apakah mereka tidak tahu, atau lupa atau menolak ? Rentang waktu yang begitu lama memberikan jawaban yang pasti bahwa mereka MENOLAK untuk berbai'at kepada Ali ra. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Apalagi wasiat Imamah Ali disampaikan pada waktu sepulang dari haji Wada', 4 bulan sebelum wafatnya Nabi, yang mustahil seluruh shahabat lupa dan tidak ada yang mengingatkan, hal ini lebih meng-kokoh-kan bahwa mereka MENOLAK untuk berbai'at.</span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Terdapat pula riwayat shahih di sisi syi'ah bahwa orang yang menolak wilayah (imamah) adalah KAFIR.</span></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Syaikh Al Hurr Al Amiliy dalam kitabnya Wasa’il Syi’ah </span></span><br />
<br />
<h3 style="text-align: right;">
وعن علي بن إبراهيم، عن أبيه، وعبد الله بن
الصلت جميعا، عن حماد بن عيسى، عن حريز، عن زرارة، عن أبي جعفر
(عليهالسلام) – في حديث في الإمامة – قال: أما لو أن رجلا قام ليله وصام
نهاره وتصدق بجميع ماله وحج جميع دهره ولم يعرف ولاية ولي الله فيواليه
ويكون جميع أعماله بدلالته إليه ما كان له على الله حق في ثوابه ولا كان من
أهل الايمان</h3>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dan dari Aliy Ibrahim dari Ayahnya
dan ‘Abdullah bin Ash Shalt keduanya dari Hammaad bin Iisa dari Hariiz
dari Zuraarah dari Abi Ja’far [‘alaihis salaam] hadis tentang Imamah,
Beliau berkata <span style="color: blue;">“adapun seandainya seseorang
menegakkan shalat di waktu malam, puasa di waktu siang, bersedekah
dengan seluruh hartanya, haji dengan seluruh umurnya tetapi ia tidak
mengenal wilayah waliy Allah, berwala’ kepadanya, dan menjadikan seluruh
amalnya atas petunjuknya maka ia tidak berhak atas Allah tentang pahala
amalnya dan </span></i><b><span style="color: blue;"><span style="color: red;">bukanlah ia termasuk ahlul Iman</span></span><span style="color: red;"> </span></b><i>[Wasa’il Syi’ah Syaikh Al Hurr Al Aamiliy 27/65-66]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayat di atas sanadnya shahih berdasarkan standar ilmu Rijal Syi’ah (tulisan SP dalam https://secondprince.wordpress.com/2014/05/26/shahih-riwayat-syiah-pengakuan-keislaman-ahlus-sunnah).</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Selain itu, keterangan secondprince diatas bertentangan dengan ijma' syi'ah imamiyah tentang KEKAFIRAN mereka yang tidak mengakui imamah.</span></span><br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Al-Mufiid berkata :</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">اتّفقت
الإماميّة على أنّ من أنكر إمامة أحد من الأئمّة وجحد ما أوجبه الله تعالى
له من فرض الطّاعة فهو كافر ضالّ مُستحقّ للخلود في النّار</span></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">“Madzhab
Imaamiyyah telah BERSEPAKAT bahwasannya siapa saja yang mengingkari
imaamah salah seorang di antara para imam, dan mengingkari apa yang
telah Allah <i>ta’ala </i>wajibkan padanya tentang kewajiban taat, maka ia <b><span style="color: red;">kafir lagi sesat berhak atas kekekalan neraka</span></b>” [<i>Awaailul-Maqaalaat</i>, hal 44 – sumber : <a href="http://www.al-shia.org/html/ara/books/lib-aqaed/avael-maqalat/a01.htm">http://www.al-shia.org/html/ara/books/lib-aqaed/avael-maqalat/a01.htm</a>].</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Oleh karena itu benarlah akidah syi'ah bahwa para shahabat telah MURTAD, kecuali .....</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">Semoga Second, tidak bertaqiyah...... </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<br /><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-54328174822833568032015-06-12T11:21:00.000-07:002015-06-12T11:30:02.997-07:0021. SECONDPRINCE MENGKABURKAN MAKNA RAFIDHAH TERHADAP PERAWI BUKHARISP menulis : (dengan sedikit peringkasan dari kami)<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu isu yang sering dilontarkan
penganut Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah adalah ulama Ahlus Sunnah
diantaranya Imam Bukhariy juga meriwayatkan dari perawi Syi’ah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan jawaban dari sebagian Ahlus Sunnah
biasanya berupa bantahan yaitu Imam Bukhariy memang meriwayatkan dari
Syi’ah tetapi Syi’ah yang dimaksud bukan Syi’ah Rafidhah tetapi Syi’ah
dalam arti lebih mengutamakan Aliy bin Abi Thalib dari Utsman atau
sahabat lainnya, Syi’ah yang tetap memuliakan para sahabat bukan seperti
Syi’ah Rafidhah yang mencela para sahabat. Salah satu bantahan yang
dimaksud dapat para pembaca lihat<a href="http://www.alamiry.net/2014/08/benarkah-imam-bukhari-mengambil-riwayat.html"> disini</a>.<span id="more-3591"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Benarkah demikian?. Tentu saja cara
sederhana untuk membuktikan hal itu adalah tinggal menunjukkan adakah
perawi Bukhariy yang dikatakan Rafidhah atau dituduh Syiah yang mencela
sahabat Nabi. Akan diambil beberapa perawi Bukhariy sebagai contoh yaitu :<br />
<ol style="text-align: justify;">
<li>‘Abdul Malik bin A’yan Al Kuufiy (Sufyaan berkata : telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Malik bin A’yan, <span style="color: blue;">seorang syi’ah ia di sisi kami rafidhah</span> shaahib ra’yu)</li>
<li>‘Abbaad bin Ya’qub Ar Rawajiniy. <div style="text-align: justify;">
Ibnu Hibban dalam kitabnya Al Majruuhin
2/163 no 794 [tahqiiq Hamdiy bin ‘Abdul Majiid] menyatakan dengan jelas
bahwa ia rafidhah.</div>
<div style="text-align: justify;">
‘Abbaad bin Ya’qub Ar Rawaajiniy Abu
Sa’iid termasuk penduduk Kuufah, meriwayatkan dari Syariik, telah
meriwayatkan darinya guru-guru kami, wafat pada tahun 250 H di bulan
syawal, <span style="color: blue;">ia seorang Rafidhah yang mengajak ke paham rafadh</span>, dan bersamaan dengan itu ia meriwayatkan hadis-hadis mungkar dari para perawi masyhur maka selayaknya ditinggalkan</div>
</li>
<li>Auf bin Abi Jamiilah Al Arabiy <br /><div style="text-align: justify;">
Ibnu
Hajar menyebutkan salah satu perawi Bukhariy dalam Taqrib At Tahdzib
hal 757 no 5250 [tahqiiq Abul ‘Asybal Al Baakistaaniy] :</div>
<div style="text-align: justify;">
[perawi kutubus sittah] Auf bin Abi
Jamiilah [dengan fathah pada huruf jiim] Al A’rabiy, Al ‘Abdiy, Al
Bashriy, seorang yang tsiqat <b><span style="color: red;">dituduh</span></b> dengan faham qadariy dan tasyayyu’
termasuk thabaqat keenam wafat pada tahun 146 atau 147 H pada umur 86
tahun. </div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimanakah tuduhan tasyayyu’ yang
dimaksud?. Adz Dzahabiy menukil dalam kitabnya Mizan Al I’tidal 5/368 no
6536 [tahqiq Syaikh ‘Aliy Al Mu’awwadh, Syaikh ‘Adil Ahmad dan Ustadz
Dr ‘Abdul Fattah] :</div>
<div style="text-align: justify;">
Muhammad bin ‘Abdullah Al Anshaariy
berkata aku melihat Dawud bin Abi Hind memukul Auf Al Arabiy dan
mengatakan “celaka engkau wahai qadariy”. Dan Bundaar berkata dan ia
membacakan kepada mereka hadis Auf “demi Allah sungguh Auf seorang
qadariy rafidhah syaithan”</div>
</li>
<li>Aliy bin Ja’d Al Baghdadiy .<br /><div style="text-align: justify;">
Ibnu
Hajar menyebutkan salah satu perawi Bukhariy dalam Taqrib At Tahdzib
hal 691 no 4732 [tahqiiq Abul ‘Asybal Al Baakistaaniy]:</div>
<div style="text-align: justify;">
[perawi Bukhariy dan Abu Dawud] Aliy
bin Ja’d bin Ubaid Al Jauhariy, Al Baghdadiy seorang tsiqat tsabit
<b><span style="color: red;">dituduh</span></b> dengan tasyyayyu’, termasuk thabaqat kesembilan dari kalangan
sighar, wafat pada tahun 230 H</div>
<div style="text-align: justify;">
Aliy bin Ja’d termasuk salah satu guru
Bukhariy, tidak ada yang menuduhnya rafidhah tetapi ia pernah menyatakan
Mu’awiyah mati tidak dalam agama islam. Dalam Masa’il Ahmad bin Hanbal
riwayat Ishaaq bin Ibrahim bin Haani’ An Naisaburiy 2/154 no 1866
[tahqiiq Zuhair Asy Syaawiisy], ia [Ishaaq] berkata :</div>
Dan aku mendengar Abu ‘Abdullah
[Ahmad bin Hanbal], telah berkata kepadanya Dalluwaih “aku mendengar
Aliy bin Ja’d mengatakan demi Allah, Mu’awiyah mati tidak dalam agama
islam” </li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ulasan Singkat</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Fakta-fakta di atas adalah bukti yang
cukup untuk membatalkan pernyataan bahwa Bukhariy tidak mengambil hadis
dari perawi Rafidhah atau perawi Syi’ah yang mencela sahabat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang kami sajikan disini hanyalah apa
yang tertera dan ternukil dalam kitab Rijal Ahlus Sunnah, kami sendiri
pada akhirnya [setelah mempelajari lebih dalam] memutuskan untuk tidak
mempermasalahkan hal ini. Pengalaman kami dalam menelaah kitab Rijal
menunjukkan bahwa perawi dengan mazhab menyimpang [di sisi ahlus sunnah]
seperti khawarij, syiah, qadariy, bahkan nashibiy tetap ada yang
dikatakan tsiqat atau shaduq sehingga mazhab-mazhab menyimpang tersebut
tidak otomatis menjadi hujjah yang membatalkan keadilan perawi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini adalah fenomena yang sudah
dikenal dalam mazhab Ahlus Sunnah dan tidak ada yang bisa diperbuat
dengan itu, memang kalau dipikirkan secara kritis bisa saja
dipermasalahkan [sebagaimana kami dulu pernah mempermasalahkannya]
tetapi sekeras apapun dipikirkan tidak akan ada solusinya, tidak ada
gunanya berkutat pada masalah yang tidak ada solusinya. Lebih baik
menerima kenyataan bahwa memang begitulah adanya.</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Silakan dipikirkan berapa banyak hadis shahih Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam] yang mencela khawarij tetapi tetap saja dalam kitab
Rijal ditemukan para perawi yang dikatakan khawarij tetapi tsiqat dan
shaduq.</li>
<li>Atau jika ada orang yang mau mengatakan bahwa mencela sahabat dapat
menjatuhkan keadilan perawi maka ia akan terbentur dengan para perawi
tsiqat dari golongan rafidhah yang mencela sahabat tertentu seperti
Utsman dan dari golongan nashibiy yang mencela Aliy bin Abi Thalib.</li>
<li>Bukankah ada hadis shahih bahwa tidak membenci Aliy kecuali munafik
tetapi dalam kitab Rijal banyak perawi nashibiy yang tetap dinyatakan
tsiqat.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin akan ada yang berpikir, bisa saja
perawi yang dikatakan atau dituduh bermazhab menyimpang [rafidhah,
nashibiy, qadariy, khawarij] tidak mesti memang benar seperti yang
dituduhkan. Jawabannya ya memang mungkin, tetapi apa gunanya
berandai-andai, kalau memang begitu maka silakan dipikirkan bagaimana
memastikan tuduhan tersebut benar atau keliru. Dalam kitab Rijal secara
umum hanya ternukil ucapan ulama yang menyatakan perawi tertentu sebagai
rafidhah, nashibiy, qadariy, khawarij tanpa membawakan bukti atau
hujjah. Perkara ini sama halnya dengan pernyataan tautsiq terhadap
perawi. Kita tidak memiliki cara untuk membuktikan benarkah ucapan ulama
bahwa perawi tertentu tsiqat atau shaduq atau dhaif. Yang bisa
dilakukan hanyalah menerimanya atau merajihkan atau mengkompromikan
perkataan berbagai ulama tentang perawi tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lantas mengapa isu ini dibahas kembali
disini?. Isu ini menjadi penting ketika ada sebagian pihak yang
mengkafirkan orang-orang Syi’ah maka orang-orang Syi’ah melontarkan
syubhat bahwa dalam kitab Ahlus Sunnah termasuk kitab Bukhariy banyak
terdapat perawi Syi’ah. Kemudian pihak yang mengkafirkan itu membuat
bantahan yang mengandung syubhat pula bahwa perawi Syi’ah dalam kitab
Shahih bukanlah Rafidhah. Kami katakan bantahan ini mengandung syubhat
karena faktanya terdapat sebagian perawi syiah dalam kitab Shahih yang
ternyata dikatakan Rafidhah [contohnya sudah disebutkan di atas].</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai tulisan secondprince ......</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>TANGGAPAN KAMI :</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari tulisan second diatas, dapat kita lihat alur kronologinya, yaitu : pertama kali Ahlussunnah meng-KAFIR-kan syi'ah, lalu syi'ah membantah bahwa ada dalam riwayat Bukhori para perawi syi'ah sehingga tidak benar bahwa syi'ah itu kafir, lalu dibantah lagi oleh Ahlussunnah bahwa perawi syi'ah dalam Bukhori bukanlah rafidhah, lalu datang secondprince membantah bantahan Ahlussunnah tersebut dengan fakta-fakta yang ada dalam tulisannya di atas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sini perlu diluruskan beberapa hal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para ulama salaf membedakan antara syi'ah - syi'ah ghuluw atau disebut juga dengan rafidhah - rafidhah ghuluw - rafidhah super ghuluw.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-spacerun: yes;"></span>Hal ini bisa difahami dari penjelasan Ibnu
Hajar dlm Muqaddimah Fathul Baarinya (1/459) sbb:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">والتشيع</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> محبة عليٍّ وتقديمه على الصحابة. <u>فمن قدمه على
أبي بكر وعمر فهو غال في تشيعه، ويطلق عليه رافضي</u>؛ وإلا فشيعي، <u>فإن
انضاف إلى ذلك السب أو التصريح بالبغض فغال في الرفض</u>. وإن اعتقد الرجعة إلى
الدنيا فأشد في الغلو.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tasyayyu’
artinya mencintai Ali dan mendahulukannya di atas para sahabat. <span style="color: red;"><u>Barang
siapa mendahulukan Ali di atas Abu Bakar dan Umar, maka dia ghuluw dalam
tasyayyu’nya, dan disebut juga Rafidhi</u>.</span> Namun bila tidak demikian, maka
disebut Syi’i. Bila disamping itu dia juga mencaci dan menyatakan kebenciannya, maka dia ghuluw dalam kerafidhahannya. Dan bila ia
meyakini raj’ah (hidup kembalinya para imam utk melampiaskan dendam kpd
musuh2-nya), berarti ia lebih ghuluw lagi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari
sini bisa kita simpulkan bahwa perawi yg tergolong syi’ah ada 4 macam:</span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syi’ah biasa: yaitu yg sekedar
melebihkan Ali di atas para sahabat, tanpa mencaci maki seorang pun dari
mereka.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syi’ah ghuluw/<span style="color: red;"><b>Rafidhah </b></span>: yaitu
yg melebihkan Ali di atas Abu Bakar dan Umar, tanpa mencaci maki mereka
berdua.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rafidhah ghuluw : yaitu yg
melebihkan Ali di atas mereka berdua dan mencaci maki mereka berdua. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rafidhah super ghuluw : yang
meyakini Ali akan kembali hidup untuk melampiaskan dendam kpd
musuh-musuhnya, seperti Abu Bakar, Umar, Aisyah, dan Hafshah. </span></li>
</ol>
</div>
<br />
Dan yang dikafirkan oleh para ulama adalah RAFIDHAH dengan makna no. 3 dan 4.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Di sini terlihat meng-kabur-an secondprince secara halus, ia meng-generalisir makna syi'ah dan rafidhah, sehingga seakan-akan bahwa syi'ah tidak kafir, sedangkan syi'ah yang ia maksudkan adalah syi'ah yang hidup pada hari ini, padahal syi'ah yang hidup pada hari ini adalah sama dengan syi'ah rafidhah yang ghuluw dan super ghuluw yang hidup pada masa salaf dahulu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sehingga ketika para ulama men-jarh perawi dalam Bukhori dan jarh rafidhah, maka yang dimaksud adalah rafidhah dengan makna no.2, yaitu melebihkan Ali atas Abu Bakar dan Umar tanpa mencaci mereka berdua, walaupun shahabat selain mereka tetap mereka caci (misalnya mencaci Utsman, Muawiyah dll).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah perawi seperti ini, ketika ada sifat tsiqatnya, maka periwayatannya diterima.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun rafidhah dengan makna no. 3 dan 4, periwayatannya ditolak, dan tidak ada dalam shahih Bukhori perawi yang seperti itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<ol style="text-align: justify;">
</ol>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-34820629603728787642015-06-06T11:08:00.004-07:002015-06-10T23:53:07.794-07:0020. SECONDPRINCE MELEMAHKAN KE-SHAHIH-AN RIWAYAT DOA NABI UNTUK MUAWIYAH SEBAGAI PEMBERI PETUNJUK<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/09/takhrij-hadits-ya-allah-jadikanlah.html"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Takhrij
Hadits : "Ya Allah, jadikanlah Mu’awiyah pembawa petunjuk yang memberikan
petunjuk".</span></a> </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah bersabda Nabi <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللهم اجْعَلْه هادياً مَهْدياً،
واهْدِ به</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Ya Allah, jadikanlah
Mu’awiyah pembawa petunjuk yang memberikan petunjuk. Berikanlah petunjuk
padanya dan petunjuk (bagi umat) dengan keberadaannya”</span></i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat Abu Mushir
-> Sa’id->Rabi’ah->Abdurrahman </span></b></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abu Zur’ah
sebagaimana disebutkan dalam Mu’jam Asy Syamiyin Thabraniy no. 334; juga
disebutkan Abu Nu’aim dalam Ma’rifat Ash Shahabah no 4129, dan Ibnu Asakir
dalam Tarikh Dimasyq 59/81-82. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad bin ‘Auf Al
Himshiy sebagaimana disebutkan Ibnu Abi ‘Aashim dalam Al Ahad Al Matsaaniy
2/358 no 1129</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad bin Sahl bin
Askar sebagaimana disebutkan Al Baghaawiy dalam Mu’jam Ash Shahabah 4/491 dan
Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyiq 6/61 dan Tarikh Dimasyiq 59/82.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘Abbas bin ‘Abdullah
At Tarqufiy sebagaimana disebutkan dalam Juz At Tarqufiy no 46, Al Khatib dalam
Tarikh Baghdad 1/207, Al Jurqaaniy dalam Abaathiil Wal Manakiir no 182,
Aajurriy dalam Asy Syari’ah no 1917, Al Lalkaa’iy dalam Syarh Ushul I’tiqaad no
2288 dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyiq 59/82.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yahya bin Ma’in
sebagaimana disebutkan Al Aajurriy dalam Asy Syari’ah no 1914 & 1916 dan
Ibnu Jauziy dalam Al Ilal Al Mutanaahiyah 1/275 no 442</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad bin
Rizqullah Al Kaluudzaaniy sebagaimana disebutkan Al Aajurriy dalam Asy Syari’ah
no 1915</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad bin Yahya
Adz Dzuhliy sebagaimana disebutkan At Tirmidzi dalam Sunan-nya no 3842.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al Bukhari
sebagaimana yang disebutkannya dalam kitabnya Tarikh Al Kabir 5/240</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ibnu Sa’ad
sebagaimana yang disebutkannya dalam kitabnya Thabaqat Al Kubra 7/418</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad bin
Mughiirah sebagaimana disebutkan Al Khatib dalam Talkhis Al Mutasyaabih
1/405-406</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mereka semua meriwayatkan dari Abu
Mus-hir dari Sa’id bin ‘Abdul Aziz dari Rabi’ah bin Yazid dari ‘Abdurrahman bin
Abi ‘Amiirah secara marfu’</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat Marwan bin
Muhammad->Sa’id->Rabi’ah->Abdurrahman <b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(dengan lafaz sima’)</span></b></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abul Azhar
sebagaimana dalam Tarikh Al Kabir Bukhari juz 7 no.1405, juga disebutkan Ibnu
Asakir dalam kitabnya Tarikh Dimasyiq 59/80. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad bin ‘Auf Al
Himshiy sebagaimana disebutkan Ibnu Abi ‘Aashim dalam Al Ahad Al Matsaaniy
2/358 no 1129</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salamah bin Syabiib
sebagaimana disebutkan Al Baghawiy dalam Mu’jam Ash Shahabah 4/490 dan Ibnu
Asakir dalam Tarikh Dimasyiq 59/80</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ibrahiim bin Iisa
sebagaimana disebutkan Abu Syaikh Al Ashbahan dalam Thabaqat Al Muhadditsin
2/343 dan Abu Nu’aim dalam Akhbaru Ashbahaan 1/180</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iisa bin Hilaal As
Saaliihiy sebagaimana disebutkan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyiq 59/80 dan Al
Mizziy dalam Tahdzib Al Kamal 17/321</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Shafwan bin Shalih
sebagaimana disebutkan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyiq 59/81</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 4.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mereka semua
meriwayatkan dari Marwan bin Muhammad dari Sa’id bin ‘Abdul Aziz dari Rabi’ah
bin Yazid dari ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah secara marfu’</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 4.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat
Marwan bin Muhammad->Said->Rabi’ah->Abu Idris->Abdurrahman</span></b></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad bin
Mushaffaa : Telah mengkhabarkan kepada kami Marwaan bin Muhammad : Telah
menceritakan kepadaku : Sa’iid bin ‘Abdul-‘Aziiz, dari Rabii’ah bin Yaziid,
dari <b>Abu Idriis</b>, dari ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah secara <i>marfu’.</i><span style="mso-bidi-font-style: italic;"> (</span>Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asaakir
59/80)</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sanad hadits ini <i>munkar</i>, karena
adanya tambahan Abu Idriis antara Rabii’ah bin Yaziid dan ‘Abdurrahman bin Abi
‘Amiirah. Kekeliruan ini berasal dari Muhammad bin Mushaffaa. Ia, walaupun
seorang yang jujur, tapi mempunyai kekeliruan dan riwayat-riwayat yang
diingkari</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Riwayat Umar bin ‘Abdul
Wahiid->Said->Rabi’ah->Abdurrahman</span></b></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah menceritakan
kepada kami Ishaaq bin Ibrahim Al-Anmaathiy : Telah mengkhabarkan kepada kami
<span style="color: red;">Mahmuud bin Khaalid </span>: Telah mengkhabarkan kepada kami <b>‘Umar
bin ‘Abdil-Waahid </b>: Telah mengkhabarkan kepada kami Sa’iid bin
‘Abdil-‘Aziiz, dari Rabii’ah bin Yaziid, dari ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah,
dari Nabi. Diriwayatkan oleh Ibnu Qaani’ dalam <i>Mu’jamush-Shahaabah </i>(2/146)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah mengkhabarkan
kepada kami Ya’quub bin Sufyaan Abu Yusuf Al-Faarisiy, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami <span style="color: red;">Mahmuud bin Khaalid Al-Azruq</span>, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami <b>‘Umar bin ‘Abdil-Waahid</b>,
ia berkata : Telah menceritakan kepada kami sa’iid bin ‘Abdil-‘Aziiz, dari
Rabii’ah bin Yaziid, dari ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah Al-Muzanniy, ia berkata
: Aku mendengar Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda
(berdoa) untuk Mu’awiyyah. Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam <i>As-Sunnah</i>
(2/450 no. 697)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah mengkhabarkan
kepada kami Abu Muhammad bin Al-Akfaaniy : Telah menceritakan kepada kami Abu
Muhammad Al-Kattaaniy : Telah mengkhabarkan kepada kami Tammaam bin Muhammad
Abu ‘Abdillah bin Marwaan : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Bakr Ahmad bin
Al-Mu’allaa : Telah memberitakan kepada kami <span style="color: red;">Mahmuud</span> : Telah mengkhabarkan
kepada kami <b>‘Umar bin ‘Abdil-Waahid</b>, dari sa’iid – yaitu Ibnu ‘Abdil-‘Aziiz - ,
dari Rabii’ah bin Yaziid, dari ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah Al-Muzanniy, ia
berkata : Aku mendengar Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda
(berdoa) untuk Mu’awiyyah. Diriwayatkan Ibnu ‘Asaakir (59/82-83<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5569658362165534865" name="_ftnref25">)</a></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat Umar bin
Abdil Wahid->Said->Rabi’ah->Abu Idris -> Abdurrahman</span></b></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; font-style: normal; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic;">Telah mengabarkan kepada kami Abu
Hafsh bin Syaahiin yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin
Sulaiman yang berkata telah menceritakan kepada kami <span style="color: red;">Mahmuud bin Khaalid</span> yakni
Ad Dimasyiqiy yang berkata telah menceritakan kepada kami <b>‘Umar bin ‘Abdul
Waahid</b> dari Sa’id bin ‘Abdul ‘Aziiz dari Rabii’ah bin Yaziid dari Abu Idriis Al
Khawlaniy dari ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah [Juz Abu Dzar Al Haraawiy no 34]</span></i></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; font-style: normal; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic;">Riwayat ini syadz karena berbeda
dengan 3 perawi Mahmud yang lain (Abu Bakar bin Al Mualla, </span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya’quub
bin Sufyaan Abu Yusuf Al-Faarisiy, dan Ishaaq bin Ibrahim Al-Anmaathiy)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat Muhammad bin
Sulaiman bin Abi Dawud ->Said->Rabi’ah->Abdurrahman.</span></b></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah mengkhabarkan
kepada kami Abul-Qaasim Zaahir dan Abu Bakr Wajiih – yang keduanya anak dari
Thaahir bin Muhammad, serta Abul-Futuuh ‘Abdul-Wahhaab bin Syaah bin Ahmad;
mereka bertiga berkata : Telah memberitakan kepada kami Ahmad bin Al-Hasan bin
Muhammad Al-Azhariy : Telah memberitakan kepada kami Al-Hasan bin Ahmad
Al-Makhladiy : Telah memberitakan kepada kami Abu Bakr ‘Abdullah bin Muhammad
bin Muslim Al-Isfiraayiniy : Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin
Ghaalib Al-Anthaaqiy : Telah mengkhabarkan kepada kami <span style="color: red;">Muhammad
bin Sulaiman</span> : Telah mengkhabarkan kepada kami Sa’iid bin ‘Abdil-‘Aziiz,
dari Rabii’ah bin Yaziid, dari ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amirah Al-Muzanniy – dan
ia termasuk shahabat Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i> - : Bahwasannya
ia mendengar Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda.
Diriwayatkan pula oleh Ibnu ‘Asaakir (59/83)</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat Al Walid bin
Muslim->Said->Rabi’ah->Abdurrahman.</span></b></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ali bin Bahr dalam Ahmad
(4/216) dan dari jalannya Ibnu ‘Asaakir (59/83)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad bin Jariir
Ath-Thabariy : Telah mengkhabarkan kepada kami Ahmad bin Al-Waliid : Telah
mengkhabarkan kepada kami Hisyaam bin ‘Ammaar: Telah mengkhabarkan kepada kami
Al-Waliid bin Muslim : Telah mengkhabarkan kepada kami Sa’iid – sebagaimana
riwayat jama’ah. (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asaakir 6/61-62)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad bin Jariir
Ath-Thabariy : Telah mengkhabarkan kepada kami Ahmad bin Al-Waliid : Telah
mengkhabarkan kepada kami Shafwaan bin Shaalih, mereka berdua berkata : Telah
mengkhabarkan kepada kami Al-Waliid bin Muslim : Telah mengkhabarkan kepada
kami Sa’iid – sebagaimana riwayat jama’ah. (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asaakir
6/61-62)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">As-Saajiy : Telah
mengkhabarkan kepada kami Shafwaan bin Shaalih : Telah mengkhabarkan kepada
kami Al-Waliid bin Muslim. Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asaakir (59/81)<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 50.25pt center 3.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 50.25pt center 3.25in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Riwayat
Al Walid bin Muslim->Said->Rabiah->Abu Idris->Abdurahman</span></b></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; font-style: normal; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic;">Telah mengabarkan kepada kami Abu
Hafsh bin Syaahiin yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin
Sulaiman yang berkata telah menceritakan kepada kami <span style="color: red;">Mahmuud bin Khaalid</span> yakni
Ad Dimasyiqiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Walid yakni Ibnu
Muslim dari Sa’id bin ‘Abdul ‘Aziiz dari Rabii’ah bin Yaziid dari Abu Idriis Al
Khawlaniy dari ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah [Juz Abu Dzar Al Haraawiy no 34]</span></i></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; font-style: normal; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic;">Riwayat ini syadz karena berbeda
dengan 3 perawi Mahmud yang lain (Abu Bakar bin Al Mualla,</span><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; font-style: normal; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic;"> </span></i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya’quub
bin Sufyaan Abu Yusuf Al-Faarisiy, dan Ishaaq bin Ibrahim Al-Anmaathiy) serta
berbeda dengan para perawi dari Al Walid bin Muslim yang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat Al-Waliid bin
Muslim->Sa’iid-><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Yunus bin
Maisarah</span>->‘Abdurrahman </span></b></div>
<ol style="text-align: justify;">
<li><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diriwayatkan oleh
Al-Khallaal dalam <i>As-Sunnah </i>(2/451-452 no. 699), Ibnu Qaani’
(2/146),<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ath-Thabaraniy dalam <i>Al-Ausath</i>
(no. 656), Abu Nu’aim dalam <i>Al-Hilyah</i> (8/358), dan Al-Ashbahaaniy dalam <i>Al-Hujjah</i>
(2/377-378), dari jalan Zaid bin Abiz-Zarqaa’ (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Verdana;">ح</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">).</span></li>
<li><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diriwayatkan oleh
Ath-Thabaraniy dalam <i>Musnad Asy-Syaamiyyiin</i> (1/181, 3/254) dan Abu
Nu’aim dalam <i>Al-Hilyah </i>(8/358) – dari jalan keduanya (Ath-Thabaraniy dan
Abu Nu’aim) Ibnu ‘Asaakir (59/83) dan Adz-Dzahabiy dalam <i>As-Siyar</i>
(8/37-38), meriwayatkan dari jalan ‘Aliy bin Sahl.</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keterangan para
perawi :</span></b></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abu
Mus-hir </span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ia adalah ‘Abdul-‘A’laa bin Mus-hir Al-Ghassaaniy
Ad-Dimasyqiy, seorang yang <i>tsiqah </i>lagi mempunyai keutamaan. Wafat pada
tahun 219 H.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Marwaan
bin Muhammad</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> bin Hassaan Al-Asadiy Ath-Thaathariy
Ad-Dimasyqiy. Seorang yang <i>tsiqah</i>. Wafat pada tahun 210 H. Muslim dan <i>Ashaabus-Sunan
</i>meriwayat darinya. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Umar
bin ‘Abdil-Waahid</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> bin Qais As-Sulamiy Ad-Dimasyqiy,
seorang yang <i>tsiqah</i>. Wafat pada tahun 200 H – ada yang mengatakan
setelahnya.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad
bin Sulaiman</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> bin Abi Dawud Al-Harraaniy,<i>shaduuq</i>
(jujur).Wafat th. 213 H.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sa’iid
bin ‘Abdil-‘Aziiz</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> At-Tanuukhiy Ad-Dimasyqiy, seorang
yang <i>tsiqah </i>lagi imam. Ahmad menyamakan kedudukannya dengan Al-Auza’iy.
Wafat pada tahun 167 H – ada yang mengatakan setelahnya. Al-Bukhari meriwayat
haditsnya dalam <i>Al-Adabul-Mufrad</i>, Muslim dalam <i>Shahih</i>-nya, dan <i>Ashhaabus-Sunan</i>.
</span></li>
<li style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rabii’ah
bin Yaziid</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Ad-Dimasyqiy, seorang yang <i>tsiqah </i>dan <i>‘aabid </i>(ahli
ibadah). Wafat pada tahun 121 H. Jama’ah ahli hadits meriwayatkan darinya. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yunus
bin Maisarah, </span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ia adalah Abu Halbas. Dikatakan juga
Abu ‘Abdillah Ad-Dimasyqiy. Seorang <i>tsiqah </i>lagi ahli ibadah. Wafat pada
tahun 132 H.</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kajian Riwayat </span></b></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nampaklah jalur yang shahih dari Sa’iid
bin ‘Abdil-‘Aziiz, dari Rabii’ah bin Yaziid, dari ‘Abdurrahman secara <i>marfu’
</i>– yang merupakan riwayat jama’ah. </span></li>
<li><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Juga shahih dari jalan Sa’iid bin
‘Abdil-‘Aziiz, dari Yunus bin Maisarah, dari ‘Abdurrahman secara <i>marfu</i>’.
</span></li>
<li><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Inilah yang shahih,<i> </i>sebagaimana
telah dituliskan. </span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syubhat
Secondprince</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seperti biasa orang majhul ini membuat
masalah pada pembahasan riwayat ini dengan mengatakan :</span></div>
<ul>
<li><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terdapat idhthirab pada jalur sanadnya dan matannya.</span></span></li>
<li><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat ini terputus akibat Rabiah tidak menemui peristiwa tersebut.</span></span></li>
<li><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diperselisihkan status kashahabatan Abdurrahman bin Abi Amirah.</span></span></li>
<li><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diperselisihkan nama Abdurrahman bin Abi Amirah.</span></span></li>
<li><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terdapat ikhtilath bagi Said bin Abdil Aziz.</span></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jawaban </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam Bukhariy dalam </span><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">At-Taariikh</span></i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
(7/327)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah berkata
kepadaku Ibnu Azhar, yaitu Abul-Azhar : Telah mengkhabarkan kepada kami <span style="color: red;">Marwaan bin Muhammad Ad-Dimasyqiy</span> : Telah
mengkhabarkan kepada kami Sa’iid : Telah mengkhabarkan kepada kami Rabii’ah bin
Yaziid : Aku mendengar ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah Al-Muzanniy berkata : Aku
mendengar Nabi <i>shalallaahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda tentang Mu’awiyyah
bin Abi Sufyaan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perhatikan
!!! seluruh jalur sanad riwayat diatas menggunakan lafaz sima’ pada
masing-masing thabaqah perawi, yang menandakan bahwa masing-masing perawi
benar-benar mendengar langsung atas riwayat tersebut, sehingga hilanglah
idhthirab sanadnya sekaligus inqitha’nya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adapun idhthirab pada matan, yaitu pada riwayat "Ya Allah ajarkan Muawiyah al kitab ..." dengan riwayat ini, maka penjelasannya adalah sbb :</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah shahih dalam riwayat ini lafaz sima' pada tiap thabaqahnya, dan para perawinya adalah para perawi tsiqah yang tidak jarhnya, maka ke-shahih-an riwayat ini berdiri dengan kokoh, adapun riwayat kedua telah diriwayatkan pula dengan sanad ini dan telah ada mutaba'ahnya yaitu Irbadh bin Sariyah, sehingga dapat diketahui bahwa 2 riwayat tersebut adalah 2 riwayat yang berdiri sendiri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adapun perkataan Secondprince dengan
mempermasalahkan status pershahabatannya ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah adalah
hal yang sangat mengherankan !! </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertama</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">,
pada sebagian riwayat disebutkan ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah telah
menggunakan lafadh yang jelas (<i>tashrih</i>) penyimakan riwayat dari Nabi <i>shallllaahu
‘alaihi wa sallam</i> seperti sanad Ath-Thabaraniy dalam <i>Musnad
Asy-Syaamiyyiin </i>(1/190-191 no. 334)<i> </i>:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Telah menceritakan kepada kami Abu Zur’ah :
Telah menceritakan kepada kami Abu Mus-hir : Telah menceritakan kepada kami
Sa’iid bin ‘Abdil-‘Aziiz, dari Rabii’ah bin Yaziid, dari ‘Abdurrahman bin Abi
‘Amiirah Al-Muzanniy, ia berkata : “<span style="color: red;">Aku telah mendengar Rasulullah <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam </i>bersabda kepada Mu’awiyyah”.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tentu saja, orang yang telah melihat,
mendengar, dan meriwayatkan hadits dari beliau <i>shallallaahu ‘alaihi wa
sallam </i>adalah dari kalangan shahabat.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedua</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">,
perawi yang membawakan riwayat (yaitu Sa’iid bin ‘Abdil-‘Aziiz) telah
menegaskan bahwa ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah adalah shahabat Nabi <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i>. Misalnya sanad Al-Khathiib dalam <i>Taariikh</i>-nya
(1/207) : “Telah mengkhabarkan kepada kami Al-Husain bin ‘Umar bin Bazhaan
Al-Ghazzaaliy, ia berkata : Telah memberitakan kepada kami Isma’il bin Muhammad
Ash-Shaffaar, ia berkata : Telah memberitakan kepada kami ‘Abbaas bin ‘Abdillah
At-Tarqufiy, ia berkata : Telah memberitakan kepada kami Abu Mus-hir, ia
berkata : Telah memberitakan kepada kami Sa’iid bin ‘Abdil-‘Aziiz, dari
Rabii’ah bin Yaziid, dari ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah Al-Muzanniy – Sa’iid
berkata : <span style="color: red;">‘Ia termasuk shahabat Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>
</span>– , dari Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i> : Bahwasannya beliau
bersabda tentang diri Mu’awiyyah”.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perawi lebih mengetahui tentang apa
yang diriwayatkannya dibanding selainnya. Dan kami tidak memandang dalam hal
ini Ibnu ‘Abdil-Barr yang juga diikuti oleh Ibnul-Atsiir lebih mengetahui
tentang diri ‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah dibanding Sa’iid. Apalagi beliau
tidak mempunyai pendahulu dan telah menyelisihi jumhur ahli hadits yang
menegaskan ‘Abdurrahman termasuk shahabat Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa
sallam</i>.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dua alasan di atas sekaligus menjawab <i>syubhat
</i>adanya <i>inqitha’ </i>bahwa ‘Abdurrahman tidak mendengar riwayat/hadits
ini dari Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalaupun kita terima alasan mereka
bahwa ‘Abdurrahman tidak mendengar hadits ini dari Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi
wa sallam </i>– setelah tetapnya pershahabatnya dengan beliau <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i> – maka <i>mursal shahabiy </i>adalah <i>hujjah </i>menurut
<i>muhadditsiin</i>.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para ulama berselisih pendapat tentang
nama ‘Abdurrahman dan penisbatannya. Ada yang mengatakan Ibnu ‘Amiirah, Ibnu
‘Amiir, dan Ibnu Abi ‘Amiirah. Yang benar adalah yang terakhir (Ibnu Abi
‘Amiirah) dimana ini merupakan pendapat jumhur ulama membawakan riwayat bahwa
ia adalah Ibnu Abi ‘Amiirah, dengan <i>fat-hah</i> pada huruf <i>‘ain</i> dan <i>kasrah
</i>pada huruf <i>miim</i>, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Maakulaa dalam <i>Al-Ikmaal
</i>(6/276, 279). Ibnu ‘Asaakir telah berpanjang lebar dalam menjelaskan
biografinya dalam <i>Taariikh Dimasyq</i> (35/231-dst.). Abu Haatim menegaskan
kebenaran nama ini dalam <i>Al-‘Ilal </i>(6/382). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tentang penisbatannya, ada
yang mengatakan Al-Murriy, Al-Azdiy, dan Al-Muzanniy. Yang benar adalah nisbah
ketiga yang merupakan pendapat jumhur dalam sebagian besar riwayat. Perbedaan
nama ‘Abdurrahman dan penisbatannya ini tidaklah mempengaruhi keshahihan
hadits, karena yang ditunjukkan oleh nama-nama tersebut tertuju satu orang yang
sama, sebagaimana dalam kitab-kitab biografi. Selain itu, perbedaan tersebut
tetap dapat di-<i>tarjih</i> berdasarkan riwayat mayoritas dari jalur yang
shahih, sebagaimana terlihat. </span></div>
</div>
<br />
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tentang dakwaan Sa’iid bin
‘Abdil-‘Aziiz bahwa ia telah berubah hapalannya (secara mutlak sehingga harus
ditolak periwayatannya), maka ini merupakan pencacatan yang berlebihan. </span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tidak ada satupun ulama <i>mutaqaddimiin
</i>yang mendakwa Sa’iid telah bercampur hapalannya (<i>ikhtilaath</i>)<i> </i>secara
asal. Ia termasuk orang Syaam yang paling teguh/<i>tsabt</i> (<i>atsbatusy-Syaamiyyiin</i>)
dan yang paling shahih haditsnya – sebagaimana dikatakan oleh Ahmad bin Hanbal
dan yang lainnya. Bahkan beliau (Ahmad) menyamakannya dengan Al-Auza’iy. Bahkan
Abu Mus-hir mendahulukan Sa’iid daripada Al-Auza’iy. </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perkataan bahwa Sa’id telah
berubah/tercampur hapalannya sebelum wafatnya adalah berasal dari Abu Mus-hir
yang notabene merupakan muridnya [lihat <i>Tahdziibut-Tahdziib</i> 4/60. Lihat
juga <i>Taariikh Ibnu Ma’iin – riwayat Ad-Duuriy</i> no. 5377]. <span style="color: red;">Padahal
hadits keutamaan Mu’awiyyah di sini dibawakan oleh Abu Mus-hir </span>– dan ia merupakan
riwayat <i>jam’ah </i>(bersama Abu Mus-hir, Marwaan bin Muhammad
Ath-Thaathariy, ‘Umar bin ‘Abdil-Waahid, Muhammad bin Sulaimaan Al-Harraaniy,
dan Al-Waliid bin Muslim) !!!. Lantas, bagaimana bisa dikatakan bahwa Abu
Mus-hir mengambil riwayat Sa’iid bin ‘Abdil-‘Aziiz setelah tercampur/berubah
hapalannya ?! padahal Abu Mus-hir telah mengunggulkan riwayat Sa’’id daripada
Al-Auza’iy……</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muslim dalam <i>Shahih</i>-nya<i> </i>telah
menggunakan riwayat Abu Mus-hir, Al-Waliid bin Muslim, dan Marwaan bin Muhammad
dari Sa’iid bin ‘Abdil-‘Aziiz. Tentu saja mereka semua mengambil riwayat Sa’iid
bin ‘Abdil-‘Aziiz sebelum tercampur hapalannya di akhir hayatnya. </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan Al-Waliid bin Muslim di sini
mempunyai dua jalan periwayatan Sa’iid bin ‘Abdil-‘Aziiz sampai pada
‘Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah yang shahih, yaitu melalui perantaraan Rabii’ah
bin Yaziid dan Yunus bin Maisarah. </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh karena itu, <i>ta’lil </i>(pencacatan)
mereka atas diri Sa’iid dalam hadits ini sangat tidak bisa diterima. </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sedikit tambahan :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adapun <i>ta’lil </i>Ibnul-Jauziy yang
mengatakan bahwa hadits di atas berporos pada Muhammad bin Ishaaq, dan ia
adalah Ibnu Harb Al-Balkhiy, bukan seorang yang <i>tsiqah</i> – maka ini adalah
kekeliruan dan kealpaan beliau yang sangat jelas. Muhammad bin Ishaaq di sini
adalah Ash-Shaaghaaniy, seorang yang <i>tsiqah </i>sebagaimana dijelaskan oleh
Adz-Dzahabiy <i>Talkhiish Al-‘Ilal Al-Mutanaahiyyah</i> (225). Kesalahan ini
serupa dengan penyandaran pelemahan riwayat dikarenakan perawi yang bernama
Isma’il bin Muhammad. </span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beliau katakan bahwa ia adalah perawi yang telah
didustakan Ad-Daaruquthniy. Lagi-lagi ini keliru, sebab Isma’il di sini adalah
Ash-Shaffaar, seorang yang <i>tsiqah</i>; sedangkan yang didustakan oleh
Ad-Daaruquthniy adalah Al-Muzanniy yang meriwayatkan dari Abu Nu’aim. </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesimpulannya : Riwayat keutamaan
Muawiyah akibat doa Rasulullah saw berderajat SHAHIH.</span></b></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569658362165534865.post-91440889111706355682015-06-02T02:36:00.001-07:002015-06-06T10:37:03.001-07:0019. CATATAN KECIL BUAT SECOND, MUAWIYAH TIDAK BERNIAT MENGGULINGKAN KEKUASAAN ALI<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Telah tersyubhat mengenai persoalan niat Muawiyah menggulingkan kekuasaan Ali oleh secondprince dengan tiga riwayat yang secara halus telah disamarkan kedudukannya.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Mari kita lihat.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Second menulis :</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<br />
<h3 style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">ثم قال الجعفي : حدثنا يعلى بن عبيد ، عن
أبيه ، قال : جاء أبو مسلم الخولاني وأناس إلى معاوية ، وقالوا : أنت تنازع
عليا أم أنت مثله ؟ فقال : لا والله ، إني لأعلم أنه أفضل مني وأحق بالأمر
مني ، ولكن ألستم تعلمون أن عثمان قتل مظلوما ، وأنا ابن عمه والطالب بدمه
، فائتوه فقولوا له ، فليدفع إلي قتلة عثمان ، وأسلم له . فأتوا عليا ،
فكلموه ، فلم يدفعهم إليه</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Kemudian Al Ju’fiy [Yahya bin
Sulaiman dalam kitab Ash Shiffin] berkata telah menceritakan kepada kami
Ya’la bin Ubaid dari Ayahnya yang berkata <span style="color: blue;">Abu Muslim Al Khawlaaniy dan orang-orang datang kepada Mu’awiyah</span>, mereka berkata “apakah engkau menentang Aliy atau engkau menyamakan dirimu dengan Aliy? Mu’awiyah berkata <span style="color: blue;">“tidak,
demi Allah aku mengetahui bahwa ia lebih utama dariku dan lebih berhak
atas perkara ini daripada aku, tetapi bukankah kalian mengetahui bahwa
Utsman telah dibunuh secara zalim, dan aku adalah sepupunya dan akan
menuntut balas atas darahnya</span>. Maka pergilah kalian kepadanya
[Aliy] dan katakan padanya untuk menyerahkan kepadaku pembunuh Utsman
maka aku akan berdamai dengannya. Mereka datang kepada Aliy dan
mengatakan hal itu maka Aliy tidak menyerahkan [pembunuh Utsman]
kepadanya” [Siyaar A’laam An Nubalaa’ Adz Dzahabiy 3/140]</i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i> </i></span></span></div>
<h3 style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">وقد ذكر يحيى بن سليمان الجعفي أحد شيوخ
البخاري في ” كتاب صفين ” في تأليفه بسند جيد عن أبي مسلم الخولاني أنه قال
لمعاوية : أنت تنازع عليا في الخلافة أو أنت مثله ؟ قال : لا ، وإني لأعلم
أنه أفضل مني وأحق بالأمر ، ولكن ألستم تعلمون أن عثمان قتل مظلوما وأنا
ابن عمه ووليه أطلب بدمه ؟ فأتوا عليا فقولوا له يدفع لنا قتلة عثمان ،
فأتوه فكلموه فقال : يدخل في البيعة ويحاكمهم إلي</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Dan sungguh telah disebutkan oleh
Yahya bin Sulaiman Al Ju’fiy, salah seorang Syaikh Bukhariy dalam kitab
Ash Shiffin dalam tulisannya dengan <span style="color: blue;">sanad yang jayyid dari Abu Muslim Al Khawlaaniy</span>
bahwa ia berkata kepada Mu’awiyah “Apakah engkau menentang Aliy dalam
Khilafah atau engkau menyamakan diri dengannya?. Mu’awiyah berkata <span style="color: blue;">“tidak,
aku mengetahui bahwa ia lebih utama dariku dan lebih berhak dalam
perkara ini, tetapi bukankah kalian mengetahui bahwa Utsman telah
dibunuh secara zalim, dan aku adalah sepupunya dan walinya yang akan
menuntut balas atas darahnya.</span> Maka pergilah kalian kepada Aliy
dan katakan padanya untuk menyerahkan kepada kami pembunuh Utsman. Maka
mereka datang kepada Aliy dan mengatakan hal itu, Aliy kemudian berkata
“hendaklah dia berbaiat dan menyerahkan penghakiman mereka kepadaku”
[Fath Al Baariy Ibnu Hajar 13/92]</i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h3 style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">قال ونا إبراهيم نا يحيى قال حدثني يعلى بن
عبيد الحنفي نا أبي قال جاء أبو مسلم الخولاني وأناس معه إلى معاوية فقالوا
له أنت تنازع عليا أم أنت مثله فقال معاوية لا والله إني لأعلم أن عليا
أفضل مني وأنه لأحق بالأمر مني ولكن ألستم تعلمون أن عثمان قتل مظلوما وأنا
ابن عمه وإنما أطلب بدم عثمان فائتوه فقولوا له فليدفع إلي قتلة عثمان
وأسلم له فأتوا عليا فكلموه بذلك فلم يدفعهم إليه</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Dan telah menceritakan kepada kami
Ibrahim yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya [bin Sulaiman
Al Ju’fiy] yang berkata telah menceritakan kepadaku Ya’la bin Ubaid Al
Hanafiy yang berkata telah menceritakan kepada kami ayahku yang berkata <span style="color: blue;">Abu Muslim Al Khawlaaniy dan orang-orang yang bersamanya datang kepada Mu’awiyah</span>, mereka berkata kepadanya “apakah engkau menentang Aliy atau engkau menyamakan diri dengannya?” Mu’awiyah berkata <span style="color: blue;">“tidak,
demi Allah aku mengetahui bahwa ia lebih utama dariku dan lebih berhak
atas perkara ini daripada aku, tetapi bukankah kalian mengetahui bahwa
Utsman telah dibunuh secara zalim, dan aku adalah sepupunya dan aku
hanyalah menuntut balas atas darahnya</span>. Maka pergilah kalian
kepadanya [Aliy] dan katakan padanya untuk menyerahkan kepadaku pembunuh
Utsman maka aku akan berdamai dengannya. Mereka datang kepada Aliy dan
mengatakan hal itu maka Aliy tidak menyerahkan [pembunuh Utsman]
kepadanya” [Tarikh Ibnu Asakir 59/132]</i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>Kedudukan Riwayat</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Bagaimana kedudukan riwayat tersebut?. Ibnu Hajar mengatakan bahwa <span style="color: blue;">sanadnya jayyid</span> [Fath Al Bariy Ibnu Hajar 13/92]. Syaikh Syu’aib Al Arnauth pentahqiq kitab Siyaar A’laam An Nubalaa’ berkata <span style="color: blue;">“para perawinya tsiqat”.</span> [As Siyaar Adz Dzahabiy 3/140 tahqiq Syu’aib Al Arnauth catatan kaki no 4]. Syaikh Utsman Al Khamiis berkata <span style="color: blue;">“sanadnya shahih”</span> [Huqbah Min At Tariikh Syaikh Utsman Al Khamiis hal 120 catatan kaki no 1]</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Para perawi dalam sanad riwayat ini
memang tsiqat tetapi riwayat ini tidak shahih karena mengandung illat
[cacat] yang tersembunyi yaitu inqitha’ [terputus sanadnya].</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ibnu Hajar menukil dengan lafaz <span style="color: blue;">“dengan sanad yang jayyid dari Abu Muslim Al Khawlaaniy”</span>. <b><span style="color: red;">Lafaz ini keliru </span></b>karena sanad riwayat tersebut berakhir pada Ayah dari Ya’laa bin Ubaid Al Hanafiy yaitu <span style="color: blue;">Ubaid bin Abi Umayyah</span>
bukan berhenti pada Abu Muslim Al Khawlaaniy. Nama Abu Muslim Al
Khawlaaniy adalah bagian dari matan riwayat bukan bagian dari sanad
riwayat. Hal ini dapat dilihat dari apa yang dinukil Adz Dzahabiy dan
riwayat dengan sanad lengkap dari Ibnu Asakir yaitu lafaz <span style="color: blue;">“Abu Muslim Al Khawlaaniy dan orang-orang yang bersamanya datang kepada Mu’awiyah”<span style="color: black;"> ...selesai disini tulisan secondprince.</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;"><br /></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;"><b>Saya katakan :</b></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;">Sedikit koreksi, dalam riwayat Adz Dzahabi tidak ada kalimat "dalam kitab Siffiin".</span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;">Inti tulisan dia adalah menyamakan tiga riwayat tersebut, lalu meng-keliru-kan riwayat Ibnu Hajar, sehingga tampaklah inqitha' (terputusnya) Ubaid bin Abi Umayyah dengan Muawiyah bin Abi Sufyan.</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;"><b> </b></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;">Padahal kalau kita cermati, bahwa sumber nukilan dari Ibnu Hajar adalah jelas yaitu dari kitab Siffiin tulisan dari Yahya bin Sulaiman sendiri, dan lagi terdapat perbedaan antara riwayat Ibnu Hajar dengan riwayat keduanya (Adz Dzahabi dan Ibnu Asakir), dimana dalam akhir riwayat Ibnu Hajar terdapat perkataan Ali ra, sedangkan dalam riwayat keduanya tidak ada perkataan Ali ra.</span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;">Dan juga kalau kita cermati, riwayat Imam Dzahabi dengan riwayat Imam Ibnu Asakir juga berbeda, anda perhatikan sighat lafaz riwayat Imam Dzahabi "dari ayahnya" sedangkan sighat lafaz riwayat Imam Ibnu Asakir "telah menceritakan kepada kami ayahku".</span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;"><br /></span></span></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;">Sehingga dapat disimpulkan, bahwa ke-3 riwayat diatas berbeda satu sama lain.</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;"><br /></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;">Oleh karena itu riwayat Ibnu Hajar ini terbebas dari cacat keterputusan antara Ubaid bin Abi Umayyah dengan Muawiyah, karena memang beliau tidak meriwayatkan peristiwa itu kecuali melalui Abu Muslim Al Khawlani.</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span style="color: black;">Sehingga tetap tsabitlah penilaian para Imam, bahwa riwayat ini sah, Muawiyah tidak berniat menggulinggkan kekuasaan Ali ra.</span></span></span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0