Rabu, 29 April 2015

12. KESALAHAN FATAL KEDUA SECONDPRINCE AKIBAT KESALAHAN FATAL YANG PERTAMA : KESALAHAN MEMAHAMI PERKATAAN IBNU ASAKIR


 Ibnu Asakir berkata :

Saalim tidak mendengarnya [hadis itu] dari ‘Aliy, sesungguhnya ia hanyalah meriwayatkannya [hadis itu] dari ‘Abdullah bin Sabu’.

Telah mengabarkan kepada kami Abu ‘Aliy Hasan bin Muzhaffar yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Muhammad. Dan telah mengabarkan kepada kami Abu Qaasim bin Hushain yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu ‘Aliy. Keduanya [Abu Muhammad dan Abu ‘Aliy] berkata telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ja’far yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Wakii’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Al A’masy dari Salim bin Abil Ja’d dari ‘Abdullah bin Sabu’ yang berkata aku mendengar Aliy…[Tarikh Ibnu Asakir 42/538]

Telah diketahui bersama bahwa riwayat mudallis dapat dijadikan penguat.

Setelah melalui metode tarjih maka jalur yang asli adalah riwayat Wakie'.

Riwayat Waqi' --> A'masy --> Salim --> Abdullah bin Sabu --> tidak termasuk riwayat yang mudhtharib hanya termasuk riwayat mudallisnya A'masy.

Perkataan SP dibawah ini menunjukkan bahwa ia keliru memahami perkataan Ibnu asakir, akibat meng-idhthirab-kan riwayat Waqi', SP berkata :

"Jadi sebenarnya Ibnu Asakir menjadikan riwayat A’masy sebagai hujjah untuk menutup cacat riwayat Bakr bin Bakkaar. Padahal sebenarnya riwayat A’masy itu sendiri mudhtharib." ... selesai perkataan SP.

Setelah kamu tahu bahwa riwayat Waqi' diatas tidak mudhtharib, maka perkataan Ibnu Asakir menjadi bumerang bagimu, bahwa riwayat Bakr tersebut dapat dikuatkan oleh riwayat Waqi', artinya 2 jalur riwayat tersebut saling menguatkan, sebagaimana kamu ketahui pula bahwa riwayat mudallis dapat dijadikan penguat, sebagaimana kamu ketahui pula bahwa riwayat perawi yang buruk hafalannya disamping ketsiqatannya (bakr) dan perawi yang mungkarul hadits disamping ke-shaduqannya (Hakim) dapat dijadikan penguat walau-pun dalam satu jalur terdapat mereka berdua, dan ini merupakan hujjah keilmuan yang dimiliki Ibnu Asakir, dan ini dipahami bahwa Ibnu Asakir menguatkan riwayat tidak adanya wasiat kepemimpinan kepada Ali ra.

Dari hal diatas, tidak salah kalau difahami bahwa kedua riwayat tersebut saling kuat menguatkan.

Riwayat Bakr dapat dijadikan qarinah untuk menghilangkan tadlisnya A'masy akibat jalur tersebut diluar jalur A'masy, dan riwayat A'masy dapat dijadikan qarinah memausulkan riwayat Bakr yang tidak menyebutkan Abdullah bin Sabu'.

(bersambung di sini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar